Abad Pertengahan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(870 revisi perantara oleh 83 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{About|Abad Pertengahan di Eropa|sejarah dunia antara abad ke-5 sampai abad ke-15|Sejarah pascaklasik}}
{{Infobox historical era
| name = Abad Pertengahan
| location =
| start = Sekitar tahun 500
| end = Tahun 1500 tarikh Masehi
| image = [[File:Canterbury Cathedral, window nXV detail (46220634195).jpg|290px]]
| caption = Penggambaran [[Perumpamaan seorang penabur|perumpamaan tentang seorang penabur]] yang termaktub di dalam [[Alkitab]], karya seni [[kaca patri]] pada salah satu daun jendela [[Katedral Canterbury]], sekitar tahun 1175–1180
| before = {{unbulleted list||[[Sejarah kuno|Abad Kuno]]|[[Abad Kuno Akhir|Akhir Abad Kuno]]}}
| after = {{unbulleted list|[[periode modern awal|Awal Zaman Modern]]|[[Renaisans]]|[[Abad Penjelajahan|Abad Penjelajahan Samudra]]}}
| including = {{hlist|[[Awal Abad Pertengahan]]|[[Puncak Abad Pertengahan]]|[[Akhir Abad Pertengahan]]}}
| key_events = {{hlist|[[Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat|Runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat]]|[[Penyebaran Islam]]|[[Perjanjian Verdun]]|[[Skisma Timur–Barat]]|[[Perang Salib]]|[[Magna Carta]]|[[Perang Seratus Tahun]]|[[Wabah Hitam (pandemi)|Maut Hitam]]|[[Kejatuhan Konstantinopel|Jatuhnya Konstantinopel]]|[[Penjelajahan Amerika Utara]]}}
}}
Di dalam [[sejarah Eropa]], '''Abad Pertengahan''' adalah kurun waktu yang bermula sekitar tahun 500 dan berakhir pada tahun 1500 tarikh Masehi. Kurun waktu tersebut merupakan penggal kedua dari pembagian tradisional sejarah Eropa menjadi [[Era Klasik|Abad Kuno]], Abad Pertengahan, dan [[zaman modern|Zaman Modern]]. Perkembangan-perkembangan utama pada kurun waktu ini adalah predominansi sektor pertanian di bidang ekonomi, eksploitasi rakyat tani, komunikasi interregional yang lamban, pentingnya [[hubungan pribadi]] dalam struktur kekuasaan, dan tata negara yang lemah. Kurun waktu ini adakalanya dibagi lagi menjadi [[Awal Abad Pertengahan]], [[Puncak Abad Pertengahan]], dan [[Akhir Abad Pertengahan]]. Sebutan alternatif untuk Awal Abad Pertengahan adalah [[zaman Kegelapan (historiografi)|Abad Kegelapan]].
[[Penurunan jumlah penduduk|Penurunan populasi]], [[kontraurbanisasi]], tumbangnya kekuasaan terpusat, perpindahan [[suku]]-suku (terutama suku-[[suku bangsa Jermanik|suku bangsa Jermani]]), dan [[Kristenisasi]], yang dimulai pada [[Abad Kuno Akhir|Akhir Abad Kuno]], terus berlanjut sampai ke Awal Abad Pertengahan. Perpindahan suku-suku tersebut bermuara pada [[Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat|disintegrasi]] [[Kekaisaran Romawi Barat]] dan kemunculan [[kerajaan-kerajaan barbar|kerajaan-kerajaan baru]]. Di Eropa pasca-Romawi, penurunan pajak, pembiayaan angkatan bersenjata melalui anugerah tanah lungguh, dan pembauran peradaban [[Kekaisaran Romawi Akhir|Romawi Akhir]] dengan tradisi-tradisi para penginvasi terdokumentasi dengan baik. [[Kekaisaran Romawi Timur]] masih berdiri kukuh, tetapi kedaulatannya atas [[Timur Tengah]] dan [[Afrika Utara]] hilang direnggut [[penaklukan Muslim Awal|bala tentara Muslim]] pada abad ke-7. Sekalipun [[wangsa Karoling]] yang berasal dari [[suku Franka]] berhasil mempersatukan kembali banyak daerah peninggalan Kekaisaran Romawi Barat pada awal abad ke-9, negara [[Kekaisaran Karoling]] dengan cepat pecah menjadi kerajaan-kerajaan yang saling bersaing, yang kemudian hari tercerai-berai menjadi kadipaten-kadipaten dan daerah-daerah ketuanan swatantra.
Pada Puncak Abad Pertengahan, yang bermula selepas tahun 1000, populasi Eropa melonjak pesat ketika [[periode Suhu Hangat Abad Pertengahan]] membuka peluang untuk meningkatkan hasil panen, dan inovasi-inovasi di bidang teknologi maupun [[pertanian pada Abad Pertengahan#inovasi teknologi|pertanian]] menghadirkan suatu "[[revolusi niaga]]". [[perbudakan di Eropa pada Abad Pertengahan|Perbudakan]] nyaris hilang, dan rakyat tani dapat mengangkat derajatnya dengan cara [[penjajahan|mendaulat]] daerah-daerah yang jauh demi mendapatkan konsesi ekonomi dan hukum. Pusat-pusat niaga lokal tumbuh menjadi kota-kota baru, dan para pengrajin perkotaan bergabung membentuk serikat-[[gilda (perhimpunan)|serikat usaha]] lokal demi melindungi kepentingan bersama. Para petinggi Gereja Barat menerima [[supremasi kepausan|supremasi paus]] demi [[Libertas ecclesiae|menangkis]] campur tangan [[kaum awam|awam]] dalam urusan gerejawi, yang justru mengakselerasi keterpisahan [[Gereja Katolik]] di barat dari [[Gereja Ortodoks Timur|Gereja Ortodoks]] di timur, serta memicu [[kontroversi Penobatan|sengketa Investitur]] antara lembaga kepausan dan kuasa-kuasa sekuler. Dengan menyebarnya [[kavaleri berat|aswasada berat]], muncul golongan ningrat baru yang mengukuhkan kedudukannya melalui adat pewarisan yang ketat. Di dalam sistem [[feodalisme]] para [[knight|kesatria berkuda]] ningrat berutang bakti kepada tuan-tuan mereka sebagai ganti anugerah [[fief|tanah lungguh]] yang mereka terima. Puri-puri batu dibangun di daerah-daerah tempat kekuasaan terpusat tidak begitu kuat, tetapi kekuasaan negara meningkat menjelang akhir kurun waktu ini. Pemukiman rakyat tani dan kaum ningrat Eropa Barat ke kawasan timur dan selatan Eropa, yang kerap dipicu oleh perang-[[perang Salib]], bermuara kepada ekspansi [[Gereja Latin|Dunia Kristen Latin]]. Penyebaran sekolah-[[sekolah katedral]] dan [[universitas abad pertengahan|universitas]]-universitas mendorong munculnya metode diskusi ilmiah baru dengan penekanan pada argumentasi rasional yang dikenal dengan sebutan [[skolatisisme]]. [[peziarahan Kristen|Ziarah]]-ziarah yang dilakukan secara besar-besaran mendorong dibangunnya gereja-gereja raksasa ber[[arsitektur Romanesque|arsitektur Romanik]] yang kukuh, sementara inovasi-inovasi di bidang pengerjaan bangunan mendorong dikembangkannya [[arsitektur Gothik]] yang lebih anggun.
Berbagai musibah, antara lain [[Bencana Kelaparan Besar 1315–1317|bencana Kelaparan Besar]] dan [[Maut Hitam|wabah Maut Hitam]] yang menyusutkan populasi sampai 50 persen pada abad ke-14, menjadi pembuka kurun waktu Akhir Abad Pertengahan. Konflik-konflik antaretnis dan antar golongan masyarakat [[Pemberontakan masyarakat di Eropa abad pertengahan akhir|kian memanas]], dan konflik-konflik lokal kerap meningkat menjadi perang besar, misalnya [[Perang Seratus Tahun]]. Menjelang akhir kurun waktu ini, Kekaisaran Romawi Timur dan negara-negara [[Balkan]] [[kebangkitan Kesultanan Utsmaniyah|ditaklukkan]] kekuatan Muslim yang baru, yakni [[Kesultanan Utsmaniyah|Kemaharajaan Usmani]]; sementara di [[semenanjung Iberia|Jazirah Iberia]], kerajaan-kerajaan Kristen memenangkan [[Reconquista|perang berabad-abad]] melawan tetangga-tetangga Muslim mereka. Pementingan keimanan pribadi terdokumentasi dengan baik, tetapi [[Skisma Barat]] dan gerakan-gerakan pembangkangan yang di[[bidaah dalam Kekristenan|bidat]]kan memunculkan penting terhadap struktur kekuasaan tradisional di dalam Gereja Barat. Para sarjana [[humanisme Renaisans|humanis]] mulai menitikberatkan keluhuran martabat manusia, dan para arsitek dan seniman [[seni rupa Renaisans|Renaisans Awal]] menghidupkan kembali beberapa unsur budaya klasik di Italia. Dalam seratus tahun terakhir Abad Pertengahan, usaha-usaha meneroka samudra dalam rangka mencari jalur-[[jalur perdagangan|jalur dagang]] baru melahirkan [[Abad Penjelajahan|Abad Penjelajahan Samudra]].
== Terminologi dan periodisasi ==
[[File:Avignon, Palais des Papes by JM Rosier.jpg|thumb|upright=1.5|[[Palais des Papes]] ([[Avignon]], Prancis)]]
Abad Pertengahan adalah salah satu dari tiga kurun waktu utama dalam skema terlama yang digunakan dalam kajian [[Sejarah Eropa]], yakni [[Era Klasik|Zaman Klasik]] atau [[Sejarah kuno|Abad Kuno]], Abad Pertengahan, dan [[Zaman modern|Zaman Modern]].<ref name=Power304>Power ''Central Middle Ages'' hlm. 304</ref>
Para pujangga Abad Pertengahan membagi sejarah menjadi beberapa kurun waktu, misalnya "[[Enam Zaman Dunia|Enam Zaman]]" atau "[[Empat kerajaan Daniel|Empat Kekaisaran]]", dan menganggap zaman hidup mereka sebagai zaman akhir menjelang kiamat.<ref name=mommsen236>Mommsen "Petrarch's Conception of the 'Dark Ages'" ''Speculum'' hlmn. 236–237</ref> Bilamana mengulas zaman hidup mereka, maka zaman itu akan mereka sebut sebagai "zaman modern".<ref name=Dailyx>Singman ''Daily Life'' hlm. x</ref> Pada dasawarsa 1330-an, humanis sekaligus penyair Italia, [[Petrarca|Petrarka]], menyebut kurun waktu pra-Kristen sebagai zaman ''antiqua'' (kuno) dan kurun waktu Kristen sebagai sebagai zaman ''nova'' (baru).<ref name=idea>Knox "[https://web.archive.org/web/20120203005134/http://www.boisestate.edu/courses/latemiddleages/renaissance/historyren.shtml Sejarah Gagasan Abad Pembaharuan]"</ref> [[Leonardo Bruni]] adalah sejarawan pertama yang menggunakan [[Abad Pertengahan Akhir#Historiografi dan periodisasi|pembabakan ''tripartitus'']] (pembabakan tiga penggal) dalam karya tulisnya, ''Sejarah Orang Firenze'' (1442).<ref name=Brunixvii>Bruni ''History of the Florentine people'' hlm. xvii</ref> Leonardo Bruni dan para sejarawan sesudahnya berpendapat bahwa Italia telah banyak berubah semenjak masa hidup Petrarka, dan oleh karena itu menambahkan kurun waktu ketiga pada dua kurun waktu yang telah ditetapkan oleh Petrarka. Istilah "Abad Pertengahan" pertama kali muncul dalam bahasa Latin pada 1469 sebagai ''media tempestas'' (masa pertengahan).<ref name=Miglio112>Miglio "Curial Humanism" ''Interpretations of Renaissance Humanism'' hlm. 112</ref> Mula-mula ada banyak variasi dalam pemakaian istilah ini, antara lain, ''medium aevum'' (abad pertengahan) yang pertama kali tercatat pada 1604,<ref name=Albrow205>Albrow ''Global Age'' hlm. 205</ref> dan ''media saecula'' (zaman pertengahan) yang pertama kali tercatat pada 1625.<ref name=Murray4/> Istilah "Abad Pertengahan" adalah terjemahan dari frasa ''medium aevum''.<ref name=Random1194>Flexner (ed.) ''Random House Dictionary'' hlm. 1194</ref> [[Periodisasi|pembabakan]] ''tripartitus'' menjadi pembabakan standar setelah sejarawan Jerman abad ke-17, [[Christophorus Cellarius|Christoph Keller]], membagi sejarah menjadi tiga kurun waktu: Kuno, Pertengahan, dan Modern.<ref name=Murray4>Murray "Should the Middle Ages Be Abolished?" ''Essays in Medieval Studies'' hlm. 4</ref>
Tarikh yang paling umum digunakan sebagai tarikh permulaan Abad Pertengahan adalah tarikh 476 M,<ref>"[http://dictionary.reference.com/browse/Middle%20Ages Middle Ages]" Dictionary.com</ref> yang pertama kali digunakan oleh Leonardo Bruni.<ref name="Brunixvii" />{{efn-ua|Inilah tahun ketika para Kaisar Romawi Barat yang terakhir tersingkir dari Italia.<ref name=Wickham86/>}} Bagi Eropa secara keseluruhan, tarikh 1500 M sering kali dijadikan tarikh penutup Abad Pertengahan,<ref>Lihat Watts, ''Making of Polities Europe 1300–1500'', atau Epstein, ''Economic History of Later Medieval Europe 1000–1500'', atau tarikh penutup yang digunakan dalam Holmes (penyunting), ''Oxford History of Medieval Europe''</ref> akan tetapi tidak ada kesepakatan sejagat mengenai tarikh penutup Abad Pertengahan. Tergantung pada konteksnya, tarikh peristiwa-peristiwa penting seperti tarikh pelayaran perdana [[Kristoforus Kolumbus]] ke [[Benua Amerika]] (1492), tarikh [[Kejatuhan Konstantinopel|penaklukan Konstantinopel]] oleh orang Turki (1453), atau tarikh [[Reformasi Protestan]] (1517), kadang-kadang pula digunakan.<ref name=Davies291/> Para sejarawan Inggris sering kali menggunakan tarikh [[Pertempuran Bosworth]] (1485) sebagai tarikh penutup Abad Pertengahan.<ref>Lihat ''Companion to Medieval England 1066–1485'' oleh Saul</ref> Tarikh-tarikh yang umum digunakan di Spanyol adalah tarikh kemangkatan [[Fernando II dari Aragon|Raja Fernando II]] (1516), tarikh kemangkatan [[Isabel dari Kastila|Ratu Isabel I]] (1504), atau tarikh [[Perang Granada|penaklukan Granada]] (1492).<ref>Kamen ''Spain 1469–1714'' hlm. 29</ref> Para sejarawan dari negara-negara [[Rumpun bahasa Roman|penutur rumpun bahasa Romawi]] cenderung membagi Abad Pertengahan menjadi dua kurun waktu, yakni kurun waktu "Tinggi" sebagai kurun waktu yang "terdahulu", dan kurun waktu "Rendah" sebagai kurun waktu yang "terkemudian". Para sejarawan penutur bahasa Inggris, mengikuti jejak rekan-rekan mereka di Jerman, umumnya membagi Abad Pertengahan menjadi tiga kurun waktu, yakni kurun waktu "Awal", kurun waktu "Puncak", dan kurun waktu "Akhir".<ref name=Power304/> Pada abad ke-19, seluruh Abad Pertengahan kerap dijuluki "[[Zaman Kegelapan|Abad Kegelapan]]",<ref name=mommsen226>Mommsen "Petrarch's Conception of the 'Dark Ages'" ''Speculum'' hlm. 226</ref>{{efn-ua|Sebuah buku rujukan yang diterbitkan pada 1883 menyamakan Abad Kegelapan dengan Abad Pertengahan, tetapi sejak 1904, dipelopori oleh [[William Paton Ker]], istilah "Abad Kegelapan" pada umumnya dibatasi untuk bagian permulaan dari Abad Pertengahan. Sebagai contoh, ''[[Encyclopædia Britannica]]'' edisi tahun 1911 memberikan definisi Abad Kegelapan dengan cara yang sama. Lihat [[Zaman Kegelapan|Abad Kegelapan]] untuk uraian sejarah selengkapnya mengenai istilah ini.}} tetapi semenjak Abad Pertengahan dibagi menjadi tiga kurun waktu, pemakaian istilah ini pun dibatasi untuk kurun waktu Awal Abad Pertengahan saja, setidaknya di kalangan sejarawan.<ref name=mommsen236/>
== Penghujung Zaman Kekaisaran Romawi ==
{{further|Akhir Abad Kuno|Kekaisaran Romawi|Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat|Romawi Timur pada zaman wangsa Konstantinus dan Valentinianus}}
[[Berkas:Venice – The Tetrarchs 04.jpg|ka|jmpl|[[Patung empat tetrarka]] dari penghujung zaman Kekaisaran Romawi, sekarang di [[Venesia]]<ref name=Tansey242>Tansey, dkk. ''Gardner's Art Through the Ages'' hlm. 242</ref>]]
Luas wilayah [[Kekaisaran Romawi]] mencapai puncaknya pada abad ke-2 Masehi; dalam dua abad berikutnya, Kekaisaran Romawi lambat laun kehilangan kendali atas daerah-daerah di tapal batas wilayahnya.<ref name=Cunliffe391>Cunliffe ''Europe Between the Oceans'' hlmn. 391–393</ref> Permasalahan-permasalahan ekonomi, termasuk inflasi, dan tekanan asing di tapal batas wilayah kekaisaran adalah penyebab timbulnya [[Krisis Abad Ketiga|krisis pada abad ke-3]]. Selama masa krisis ini, kaisar demi kaisar dinobatkan hanya untuk dimakzulkan dengan segera oleh perampas takhta berikutnya.<ref name=Collins3>Collins ''Early Medieval Europe'' hlm. 3–5</ref> Belanja militer terus meningkat sepanjang abad ke-3, terutama untuk membiayai [[Perang Romawi-Persia#Perang Romawi–Sasaniyah|perang]] melawan [[Kekaisaran Sasaniyah|Kekaisaran Sasani]] yang kembali berkobar pada pertengahan abad ke-3.<ref name=Heather111/> Bala tentara dilipatgandakan, dan pasukan aswasada serta satuan-satuan ketentaraan yang lebih kecil mengambil alih fungsi [[legiun Romawi]] sebagai satuan taktis utama.<ref name=Brown24-25>Brown ''World of Late Antiquity'' hlmn. 24–25</ref> Kebutuhan akan pendapatan mengakibatkan kenaikan pajak dan penurunan jumlah ''[[curialis]]'', atau golongan tuan-tuan tanah, serta penurunan jumlah tuan-tuan tanah yang bersedia memikul beban selaku pejabat di kota asalnya.<ref name=Heather111>Heather ''Fall of the Roman Empire'' hlm. 111</ref> Meningkatnya kebutuhan akan tenaga birokrat dalam administrasi pemerintah pusat untuk menangani kebutuhan-kebutuhan tentara mengakibatkan munculnya keluhan-keluhan dari masyarakat bahwasanya jumlah pemungut pajak di dalam wilayah kekaisaran lebih besar daripada jumlah pembayar pajak.<ref name=Brown24-25/>
Pada 286, Kaisar [[Diokletianus|Dioklesianus]] (memerintah 284–305) membagi wilayah kekaisaran menjadi [[Kekaisaran Romawi Timur|wilayah timur]] dan [[Kekaisaran Romawi Barat|wilayah barat]], masing-masing dengan administrasi pemerintahan sendiri; Kekaisaran Romawi tidak dianggap telah terbagi dua, baik oleh rakyat maupun penguasanya, karena keputusan-keputusan hukum dan administrasi yang dikeluarkan oleh salah satu wilayah juga dianggap sah oleh wilayah yang lain.<ref name=Collins9>Collins ''Early Medieval Europe'' hlm. 9</ref>{{efn-ua|Tatanan yang pada akhirnya terdiri atas dua kaisar bersama senior dan dua kaisar bersama junior ini disebut [[Tetrarki]].<ref name=Collins9/>}} Pada 330, setelah masa perang saudara berakhir, [[Konstantinus Agung]] (memerintah 306–337) membangun kembali kota [[Bizantium]] sebagai ibu kota wilayah timur yang baru, dan menamainya [[Konstantinopel]].<ref name=Collins24>Collins ''Early Medieval Europe'' hlm. 24</ref> Upaya-upaya pembaharuan yang dilakukan Kaisar Dioklesianus berhasil memperkukuh birokrasi pemerintahan, menata ulang sistem perpajakan, dan memperkuat angkatan bersenjata. Langkah ini berhasil menyelamatkan kekaisaran tetapi tidak menuntaskan masalah-masalah yang dihadapinya, antara lain pajak yang terlampau tinggi, penurunan angka kelahiran, dan rongrongan bangsa-bangsa asing di tapal batas wilayah.<ref name=Cunliffe405>Cunliffe ''Europe Between the Oceans'' hlmn. 405–406</ref> Perang saudara antarkaisar menjadi hal yang lumrah pada pertengahan abad ke-4. Perang-perang saudara ini menguras kekuatan angkatan bersenjata yang menjaga tapal batas wilayah sehingga memudahkan para [[orang Barbar|bangsa-bangsa asing]] menerobos masuk ke dalam wilayah kekaisaran.<ref name=Collins31>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 31–33</ref> Hampir sepanjang abad ke-4, masyarakat Romawi menjadi terbiasa hidup dalam suatu tatanan baru yang berbeda dari tatanan kemasyarakatan Romawi pada [[Kebudayaan Romawi kuno|Abad Kuno]], dengan melebarnya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin, serta meredupnya gairah hidup kota-kota kecil.<ref name=Brown34>Brown ''World of Late Antiquity'' hlm. 34</ref> Perkembangan baru lainnya adalah [[penyebaran Kristen]], atau peralihan keyakinan warga kekaisaran ke [[Kekristenan|agama Kristen]], suatu proses yang berjalan sedikit demi sedikit sejak abad ke-2 sampai abad ke-5.<ref name=Brown65>Brown ''World of Late Antiquity'' hlmn. 65–68</ref><ref name=Brown82>Brown ''World of Late Antiquity'' hlmn. 82–94</ref>
[[Berkas:Europe map 450.PNG|jmpl|upright=1.6|kiri|Peta perkiraan batas-batas wilayah politik di Eropa sekitar 450 Masehi]]
Pada 376, [[Goth|orang Goth]] yang sedang meluputkan diri dari kejaran [[Hun|orang Hun]], mendapatkan izin dari Kaisar [[Valens]] (memerintah 364–378) untuk menetap di Provinsi [[Trako-Romawi|Trakia]] ({{lang-lat|Provincia Thracia}}), wilayah Kekaisaran Romawi di [[Balkan|Jazirah Balkan]]. Proses pemasyarakatan orang Goth di Provinsi Trakia tidak berjalan mulus, dan manakala para pejabat Romawi mengambil tindakan yang keliru, orang-orang Goth mulai melancarkan aksi-aksi penyerbuan dan penjarahan.{{efn-ua|Para kepala pasukan Romawi di daerah itu agaknya menahan bahan pangan dan perlengkapan yang semestinya disalurkan dengan cuma-cuma kepada orang Goth dan malah menjualnya kepada mereka. Pemberontakan dipicu oleh tindakan salah seorang kepala pasukan Romawi yang mencoba menyandera para pemimpin Goth tetapi gagal meringkus semuanya.<ref name=Collins51>Collins ''Early Medieval Europe'' hlm. 51</ref>}} Kaisar Valens, yang berusaha meredakan kekacauan, gugur dalam [[Pertempuran Adrianopel]] melawan orang Goth pada 9 Agustus 378.<ref name=Bauer47>Bauer ''History of the Medieval World'' hlmn. 47–49</ref> Selain ancaman-ancaman dari konfederasi-konfederasi kesukuan semacam itu yang mendesak dari utara, Kekaisaran Romawi juga harus menghadapi masalah-masalah yang diakibatkan oleh perpecahan di dalam negeri, khususnya perpecahan di kalangan umat Kristen.<ref name=Bauer56>Bauer ''History of the Medieval World'' hlmn. 56–59</ref> Pada 400, [[Visigoth|orang Visigoth]] menginvasi Kekaisaran Romawi Barat, dan meskipun sempat terpukul mundur dari Italia, akhirnya berhasil [[Penjarahan Roma (410)|menduduki dan menjarah kota Roma]] pada 410.<ref name=Bauer80>Bauer ''History of the Medieval World'' hlmn. 80–83</ref> Pada 406, [[suku Alan|orang Alan]], [[Vandal|orang Vandal]], dan [[Suebi|orang Suevi]] memasuki [[Galia]]; selama tiga tahun berikutnya mereka menyebar ke seluruh pelosok Galia, melintasi [[Pirenia|Pegunungan Pirenia]], dan masuk ke wilayah yang kini menjadi negeri Spanyol pada 409.<ref name=Collins59>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 59–60</ref> [[Masa Migrasi|Zaman Migrasi]] bermula ketika berbagai suku bangsa, mula-mula sebagian besar adalah [[Suku Jermanik|suku-suku Jermanik]], berpindah dari satu tempat ke tempat lain di seluruh Eropa. [[Suku Franka|Orang Franka]], [[suku Alemanni|orang Alemani]], dan [[Burgundian|orang Burgundi]] pindah dan bermukim di kawasan utara Galia; [[Angles|orang Angli]], [[bangsa Sachsen|orang Saksen]], dan [[orang Yuti]] [[Pemukiman Anglo-Sachsen di Britania|menetap di Britania]];<ref name=Cunliffe417/> sementara orang Vandal menyeberangi Selat Gibraltar dan mendaulat [[Afrika (Provinsi Romawi)|Provinsi Afrika]] ({{lang-lat|Provincia Africa}}).<ref name=Collins80>Collins ''Early Medieval Europe'' hlm. 80</ref> Pada dasawarsa 430-an, orang Hun mulai menginvasi Kekaisaran Romawi; Raja orang Hun, [[Attila]] (memerintah 434–453), memimpin invasi-invasi ke Jazirah Balkan pada 442 dan 447, ke Galia pada 451, dan ke Italia pada 452.<ref name=James67>James ''Europe's Barbarians'' hlmn. 67–68</ref> Ancaman orang Hun terus membayang-bayangi Kekaisaran Romawi sampai [[Hun|konfederasi suku-suku Hun]] pecah kongsi sepeninggal Attila wafat pada 453.<ref name=Bauer117>Bauer ''History of the Medieval World'' hlmn. 117–118</ref> Invasi-invasi yang dilancarkan suku-suku asing ini sepenuhnya merombak tatanan politik dan kemasyarakatan di Kekaisaran Romawi Barat pada masa itu.<ref name=Cunliffe417>Cunliffe ''Europe Between the Oceans'' hlm. 417</ref>
Menjelang akhir abad ke-5, wilayah barat Kekaisaran Romawi sudah terpecah menjadi banyak negara kecil, masing-masing dikuasai oleh suku yang menginvasinya pada permulaan abad itu.<ref name=Wickham79>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlm. 79</ref> Pemakzulan kaisar wilayah barat yang terakhir, [[Romulus Augustulus|Romulus Agustulus]], pada 476 sudah lama dijadikan tonggak sejarah yang menandai tamatnya riwayat Kekaisaran Romawi Barat.<ref name=Wickham86>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlm. 86</ref>{{efn-ua|Kadang-kadang tahun 480 Masehi dijadikan sebagai tarikh alternatif, yakni tahun kemangkatan [[Julius Nepos|Yulius Nepos]], pengganti Romulus Agustulus; Yulius Nepos tetap menyatakan diri sebagai kaisar wilayah barat meskipun hanya berdaulat di [[Dalmatia]].<ref name=Wickham86/>}} Pada 493, Jazirah Italia ditaklukkan oleh [[Ostrogoth|orang Ostrogoth]].<ref name=Collins107>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 107–109</ref> Kekaisaran Romawi Timur, yang kerap disebut Kekaisaran Romawi Timur setelah tumbangnya pemerintah wilayah barat, tidak mampu berbuat banyak untuk menegakkan kembali kedaulatannya atas daerah-daerah wilayah barat yang sudah lepas dari genggamannya. [[Daftar Kaisar Romawi Timur|Para Kaisar Romawi Timur]] tetap mendaku sebagai penguasa atas daerah-daerah itu, tetapi kendati tak seorang pun dari raja-raja baru di wilayah barat berani meninggikan diri menjadi kaisar wilayah barat, kendali Romawi Timur atas sebagian besar wilayah barat Kekaisaran Romawi tidak dapat dipertahankan; penaklukan kembali daerah-daerah di sepanjang pesisir Laut Tengah dan di [[Semenanjung Italia|Jazirah Italia]] ([[Perang Goth (535–554)|Perang Goth]]) pada masa pemerintahan [[Yustinianus I|Kaisar Yustinianus]] (memerintah 527–565) adalah satu-satunya pengecualian, meskipun tidak bertahan lama.<ref name=Collins116>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 116–134</ref>
== Awal Abad Pertengahan ==
{{utama|Awal Abad Pertengahan}}
=== Masyarakat-masyarakat baru ===
{{utama|Masa Migrasi|Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat}}
Tatanan politik Eropa Barat berubah seiring tamatnya riwayat Kekaisaran Romawi bersatu. Meskipun pergerakan suku-suku bangsa yang terjadi kala itu lazimnya digambarkan sebagai "invasi", pergerakan-pergerakan ini bukan semata-mata merupakan pergerakan militer melainkan juga gerak perpindahan seluruh warga suku-suku bangsa itu ke dalam wilayah kekaisaran. Pergerakan-pergerakan semacam ini dileluasakan oleh penolakan para petinggi Romawi di wilayah barat untuk menyokong angkatan bersenjata maupun untuk membayar pajak-pajak yang mampu memberdayakan angkatan bersenjata guna membendung arus migrasi.<ref name=Brown122>Brown, ''World of Late Antiquity'', hlmn. 122–124</ref> Para kaisar abad ke-5 kerap dikendalikan oleh orang-orang kuat dari kalangan militer seperti [[Stiliko]] (wafat 408), [[Flavius Aetius|Esius]] (wafat 454), [[Aspar]] (wafat 471), [[Ricimer]] (wafat 472), dan [[Gundobad]] (wafat 516), yakni orang-orang peranakan Romawi atau orang-orang yang sama sekali tidak berdarah Romawi. Meskipun wilayah barat tidak lagi diperintah kaisar-kaisar, banyak di antara raja-raja yang memerintah di wilayah itu masih terhitung kerabat mereka. Kawin campur antara wangsa-wangsa penguasa yang baru dengan kaum bangsawan Romawi sudah lumrah terjadi.<ref name=Wickham95>Wickham, ''Inheritance of Rome'', hlmn. 95–98</ref> Akibatnya, budaya asli Romawi pun mulai bercampur dengan adat istiadat suku-suku yang menduduki wilayah barat, termasuk penyelenggaraan sidang-sidang rakyat yang semakin memberi ruang bagi warga suku laki-laki yang merdeka untuk urun rembuk dalam perkara-perkara politik, berbeda dari kebiasaan yang dulu berlaku di negeri Romawi.<ref name=Wickham100>Wickham, ''Inheritance of Rome'', hlmn. 100–101</ref> Barang-barang peninggalan orang Romawi sering kali serupa dengan barang-barang peninggalan suku-suku yang menduduki wilayah barat, dan barang-barang buatan suku-suku itu sering kali dibuat dengan cara meniru bentuk barang-barang buatan Romawi.<ref name=Collins100>Collins, ''Early Medieval Europe'', hlm. 100</ref> Sebagian besar budaya tulis dan ilmiah di kerajaan-kerajaan baru itu juga didasarkan pada tradisi-tradisi intelektual Romawi.<ref name=Collins96>Collins, ''Early Medieval Europe'', hlmn. 96–97</ref> Salah satu perbedaan penting kerajaan-kerajaan baru ini dari Kekaisaran Romawi adalah kian susutnya penerimaan pajak sebagai sumber pendapatan pemerintah. Banyak dari kerajaan-kerajaan baru ini tidak lagi menafkahi angkatan bersenjata mereka dengan menggunakan dana penerimaan pajak, tetapi dengan anugerah lahan atau hak sewa lahan. Dengan demikian, penerimaan pajak dalam jumlah besar sudah tidak diperlukan lagi, sehingga [[Kekaisaran Romawi#Perpajakan|tatanan perpajakan]] Romawi akhirnya ditinggalkan.<ref name=Wickham102>Wickham, ''Inheritance of Rome'', hlmn. 102–103</ref> Perang menjadi hal yang lumrah, baik perang antarkerajaan maupun perang di dalam suatu kerajaan. Angka perbudakan menurun karena pasokan berkurang, dan masyarakat pun semakin bercorak pedesaan.<ref name=Backman86>Backman, ''Worlds of Medieval Europe'', pp. 86–91</ref>{{efn-ua|Kata "''slave''" (budak belian) dalam bahasa Inggris berasal dari sebutan bagi orang Slav dalam bahasa Latin, yakni ''slavicus''.<ref name=Dict261>Coredon ''Dictionary of Medieval Terms'' hlm. 261</ref>}}
[[Berkas:Theoderic Quarter Siliqua 80000847.jpg|jmpl|Sekeping uang logam yang diterbitkan oleh [[Theodoric yang Agung|Teodorik Agung]], pemimpin orang [[Ostrogoth]], dicetak di Milan sekitar 491–501 Masehi]]
Antara abad ke-5 dan abad ke-8, suku-suku bangsa dan tokoh-tokoh baru mengisi kekosongan politik selepas tumbangnya pemerintahan terpusat bangsa Romawi.<ref name=Collins96/> Orang Ostrogoth, salah satu suku Goth, menetap di [[Italia Romawi]] pada penghujung abad ke-5, di bawah pimpinan [[Theodoric yang Agung|Teodorik Agung]] (wafat 526). Orang Ostrogoth mendirikan sebuah [[Kerajaan Ostrogoth|kerajaan]] di daerah itu dan hidup rukun bersama orang-orang Italia, setidaknya sampai masa pemerintahan Teodorik berakhir.<ref name=James82>James ''Europe's Barbarians'' hlmn. 82–88</ref> Orang-orang Burgundi menetap di Galia, dan setelah kerajaannya dibinasakan oleh orang Hun pada 436, mereka mendirikan sebuah kerajaan baru pada dasawarsa 440-an. Kerajaan di daerah yang kini berada di antara kota [[Jenewa]] dan kota [[Lyon]] ini berkembang menjadi [[Kerajaan Bourgogne#Kerajaan Bourgogne (abad ke-4 – 534 M)|Kerajaan Burgundia]] pada penghujung abad ke-5 dan permulaan abad ke-6.<ref name=James77>James ''Europe's Barbarians'' hlmn. 77–78</ref> Daerah-daerah lain di Galia diduduki oleh orang Franka dan [[Suku Briton|orang Briton Kelt]] yang mendirikan kerajaan-kerajaan kecil. [[Kerajaan Franka]] berpusat di kawasan utara Galia, dan raja pertamanya diketahui bernama [[Kilderik I|Kilderik]] (wafat 481). Di makam Kilderik yang ditemukan kembali pada 1653, didapati barang-barang [[bekal kubur]] yang menakjubkan, yakni senjata-senjata dan sejumlah besar emas.<ref name=James79>James ''Europe's Barbarians'' hlmn. 79–80</ref>
Pada masa pemerintahan putra Kilderik, [[Clovis I|Klovis I]] (memerintah 509–511), pendiri [[Dinasti Meroving|wangsa Meroving]], Kerajaan Franka meluaskan wilayahnya dan menerima agama Kristen. Orang Briton, yang masih berkerabat dengan pribumi Pulau [[Britannia|Pretanī]] ({{lang-lat|Britannia}}) – Pulau Britania Raya sekarang ini – menetap di daerah yang sekarang disebut [[Bretagne]].<ref name=James78>James ''Europe's Barbarians'' hlmn. 78–81</ref>{{efn-ua|Nama Britania berasal dari nama pemukiman orang Briton ini.<ref name=James78/>}} Orang [[Kerajaan Visigoth|Visigoth]] mendirikan kerajaan di [[Semenanjung Iberia|Jazirah Iberia]], orang Suevi mendirikan kerajaan di kawasan barat laut Iberia, dan orang [[Kerajaan Vandal|Vandal]] mendirikan kerajaan di [[Afrika Utara]].<ref name=James77/> Pada abad ke-6, [[Langobardi|orang Lombardi]] menetap di [[Italia Utara]], menggantikan Kerajaan Ostrogoth dengan sekelompok kadipaten yang sesekali memilih seorang raja untuk memerintah semuanya. Pada akhir abad ke-6, tatanan pemerintahan ini tergantikan oleh sebuah monarki yang bersifat tetap, yakni [[Kerajaan Langobardi|Kerajaan Orang Lombardi]].<ref name=Collins196>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 196–208</ref>
Invasi-invasi membawa masuk suku-suku bangsa baru ke Eropa, meskipun beberapa kawasan dibanjiri lebih banyak suku bangsa baru dibandingkan dengan kawasan-kawasan lain. Sebagai contoh, suku-suku bangsa yang menginvasi Galia lebih banyak menetap di daerah timur laut daripada di daerah barat daya. [[Bangsa Slavia|Orang Slav]] menetap di kawasan tengah dan kawasan timur Eropa, serta di Jazirah Balkan. Menetapnya suku-suku bangsa di suatu kawasan menyebabkan pula perubahan bahasa-bahasa di kawasan itu. [[Bahasa Latin]], bahasa Kekaisaran Romawi Barat, lambat laun tergantikan oleh bahasa-bahasa turunan bahasa Latin tetapi berbeda dari bahasa Latin, yakni bahasa-bahasa yang kini tergolong dalam [[rumpun bahasa Roman|rumpun bahasa Romawi]]. Peralihan dari bahasa Latin ke bahasa-bahasa baru ini berjalan selama berabad-abad. Bahasa Yunani masih tetap menjadi bahasa Kekaisaran Romawi Timur, akan tetapi migrasi-migrasi orang Slav ke Eropa Timur membawa serta [[rumpun bahasa Slavia|bahasa-bahasa rumpun Slav]] yang menambah keanekaragaman bahasa di wilayah kekaisaran itu.<ref name=Davies235>Davies ''Europe'' hlmn. 235–238</ref>
=== Sintasnya Kekaisaran Romawi Timur ===
{{utama|Kekaisaran Romawi Timur pada zaman wangsa Yustinus|Kekaisaran Romawi Timur pada zaman wangsa Heraklius}}
[[Berkas:Meister von San Vitale in Ravenna 003.jpg|[[Mosaik]] yang menampilkan gambar [[Yustinianus I|Kaisar Yustinianus]] bersama [[Maksimianus dari Ravena|Uskup]] [[Ravenna|Ravena]], para pengawal, dan para bentara.<ref name=Adams158>Adams ''History of Western Art'' hlmn. 158–159</ref>|jmpl|ka]]
Tatkala kerajaan-kerajaan baru bertumbuh di Eropa Barat, Kekaisaran Romawi Timur justru tetap utuh dan mengalami kebangkitan perekonomian yang bertahan sampai dengan abad ke-7. Wilayah timur Kekaisaran Romawi ini juga didera invasi, tetapi dalam jumlah yang lebih kecil; sebagian besar terjadi di kawasan Balkan. Perdamaian dengan [[Kekaisaran Sasaniyah|Kekaisaran Sasani]], musuh bebuyutan Roma, bertahan hampir sepanjang abad ke-5. Di Kekaisaran Romawi Timur ini pula hubungan negara dan Gereja menjadi semakin akrab, sampai-sampai perkara doktrin Gereja pun menjadi urusan politik negara. Keadaan semacam ini tidak pernah terjadi di Eropa Barat. Salah satu kemajuan yang dicapai di bidang hukum adalah kodifikasi [[hukum Romawi]]; upaya kodifikasi yang pertama, yakni penyusunan [[Kodeks Theodosianus|Kitab Undang-Undang Teodosius]] ({{lang-lat|Codex Theodosianus}}), rampung pada 438.<ref name=Wickham81>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlmn. 81–83</ref> Pada masa pemerintahan Kaisar Yustinianus (memerintah 527–565), upaya kodifikasi lainnya dilakukan, yakni penyusunan [[Corpus Juris Civilis|Kumpulan Hukum Sipil]] ({{lang-lat|Corpus Juris Civilis}}).<ref name=Bauer200>Bauer ''History of the Medieval World'' hlmn. 200–202</ref> Kaisar Yustinianus juga menitahkan pembangunan [[Hagia Sophia|Hagia Sofia]] di Konstantinopel, serta mengerahkan bala tentara Romawi di bawah pimpinan [[Belisarius]] (wafat 565)<ref name=Collins126>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 126, 130</ref> untuk merebut kembali Afrika Utara dari orang Vandal, dan merebut kembali Italia dari orang Ostrogoth.<ref name=Bauer206/> Penaklukan Italia tidak kunjung tuntas akibat merebaknya [[Wabah Yustinianus|wabah maut pada 542]] yang mendorong Kaisar Yustinianus untuk mengerahkan seluruh kekuatan militer bagi kepentingan pertahanan negara ketimbang bagi usaha-usaha penaklukan sampai masa pemerintahannya berakhir.<ref name=Bauer206>Bauer ''History of the Medieval World'' hlmn. 206–213</ref>
Ketika Kaisar Yustinianus mangkat, orang-orang Romawi Timur telah menguasai sebagian besar wilayah Italia, Afrika Utara, dan sejumlah kecil daerah tempat berpijak di kawasan selatan Spanyol. Upaya Kaisar Yustinianus untuk merebut kembali wilayah-wilayah itu dicela oleh para sejarawan sebagai suatu usaha perluasan wilayah yang melebihi kesanggupan dan membuat Kekaisaran Romawi Timur menjadi rentan terhadap [[Penaklukan Islam|aksi-aksi penaklukan perdana kaum Muslim]]. Meskipun demikian, banyak dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para pengganti Yustinianus bukan semata-mata disebabkan oleh pengenaan pajak secara berlebihan guna mendanai perang-perang pada masa pemerintahan Yustinianus, melainkan juga disebabkan oleh sifat sipil yang merupakan sifat asasi kekaisaran itu, sehingga kekaisaran sukar untuk merekrut rakyat menjadi prajurit.<ref name=Brown8>Brown "Transformation of the Roman Mediterranean" ''Oxford Illustrated History of Medieval Europe'' hlmn. 8–9</ref>
Di wilayah timur Kekaisaran Romawi, penyusupan orang Slav secara perlahan-lahan ke kawasan Balkan menambah jumlah masalah yang harus dihadapi para kaisar pengganti Yustinianus. Proses penyusupan ini berlangsung sedikit demi sedikit, tetapi pada penghujung dasawarsa 540-an, suku-suku Slav sudah menduduki [[Trakia]] dan [[Ilirikum|Iliria]] ({{lang-lat|Illyricum}}), setelah mengalahkan bala tentara kekaisaran di dekat [[Edirne|Adrianopel]] pada 551. Pada dasawarsa 560-an, [[Avar Eurasia|orang Avar]] mulai meluaskan wilayah kedaulatan dari pangkalan mereka di tepi utara [[Sungai Donau]]; pada penghujung abad ke-6, orang Avar sudah merajalela di Eropa Tengah dan mampu secara rutin memaksa kaisar-kaisar wilayah timur untuk mempersembahkan upeti. Orang Avar terus merajalela sampai 796.<ref name=James95>James ''Europe's Barbarians'' hlmn. 95–99</ref>
Masalah lain yang harus dihadapi kekaisaran muncul sebagai akibat dari campur tangan Kaisar [[Maurice (kaisar)|Maurisius]] (memerintah 582–602) dalam [[Khosrau II|sengketa alih kepemimpinan]] di Persia. Campur tangan Kaisar Maurisius dalam urusan politik Persia ini memang membuahkan hubungan damai antara kedua kekaisaran, tetapi ketika Kaisar Maurisius digulingkan dari takhta, [[Perang Romawi Timur-Sassaniyah 602-628|orang-orang Persia]] kembali menyerang. Pada masa pemerintahan Kaisar [[Heraklius]] (memerintah 610–641), orang-orang Persia telah menguasai sebagian besar wilayah Kekaisaran Romawi Timur, termasuk Mesir, Suriah, dan [[Anatolia]], sebelum akhirnya dapat dipukul mundur oleh Kaisar Heraklius. Pada 628, Kekaisaran Romawi Timur berhasil mengikat perjanjian damai dengan Persia dan menguasai kembali seluruh wilayahnya yang pernah direbut.<ref name=Collins140>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 140–143</ref>
=== Masyarakat Eropa Barat ===
{{Lihat pula|Busana Eropa Awal Abad Pertengahan|Masakan Abad Pertengahan}}
Di Eropa Barat, sejumlah keluarga bangsawan lama Romawi mengalami kepunahan, sementara keluarga-keluarga bangsawan Romawi yang tersisa memilih untuk mendalami agama ketimbang menceburi urusan-urusan duniawi. Penghargaan yang tinggi terhadap [[Sastra Latin|karya tulis ilmiah]] dan [[Pendidikan di Roma kuno|pendidikan Romawi]] nyaris lenyap, dan meskipun baca tulis masih dianggap penting, kemampuan ini lebih dianggap sebagai suatu keterampilan praktis daripada sebagai lambang status mulia. Pada abad ke-4, [[Hieronimus]] (wafat 420) bermimpi ditegur Allah karena lebih sering membaca karya-karya tulis [[Cicero|Sisero]] daripada [[Alkitab]]. Pada abad ke-6, [[Gregorius dari Tours]] juga bermimpi ditegur Allah, tetapi bukan karena lebih sering membaca karya-karya tulis Sisero, melainkan karena mempelajari [[stenografi]].<ref name=Brown174>Brown ''World of Late Antiquity'' hlmn. 174–175</ref> Pada penghujung abad ke-6, sarana utama dalam pengajaran agama di Gereja adalah musik dan seni rupa, bukan lagi buku.<ref name=Brown181>Brown ''World of Late Antiquity'' hlm. 181</ref> Sebagian besar karya-karya tulis ilmiah yang dihasilkan kala itu hanya berupa salinan dari karya-karya tulis ilmiah peninggalan Abad Kuno, tetapi ada pula sejumlah [[Sastra Awal Abad Pertengahan|karya tulis baru]] yang dihasilkan bersama sejumlah gubahan sastra lisan yang kini tidak lagi diketahui. Karya-karya tulis [[Sidonius Apollinaris|Sidonius Apolinaris]] (wafat 489), [[Cassiodorus|Kasiodorus]] (wafat sekitar 585), dan [[Boethius|Boëtius]] (wafat sekitar 525) adalah karya-karya tulis khas dari masa ini.<ref name=Brown45>Brown "Transformation of the Roman Mediterranean" ''Oxford Illustrated History of Medieval Europe'' hlmn. 45–49</ref>
Kehidupan rakyat jelata juga mengalami perubahan, manakala budaya kaum bangsawan lebih berpusat pada penyelenggaraan pesta-pesta pora di balai-balai perjamuan daripada berkarya di bidang sastra. Busana kaum bangsawan disarati hiasan emas permata. Para penguasa dan raja-raja mendanai rombongan-rombongan pengiring yang terdiri atas para jawara yang menjadi tulang punggung pasukan-pasukan angkatan bersenjata.{{efn-ua|Rombongan-rombongan pengiring semacam ini disebut ''[[Comitatus (arti klasik)|comitatus]]'' oleh para sejarawan, meskipun bukan sebutan yang berasal dari zaman itu. Sebutan ini diadaptasi pada abad ke-19 dari sebuah kata yang digunakan oleh [[Tacitus]], sejarawan abad ke-2, sebagai sebutan bagi kawan-kawan akrab penguasa atau raja.<ref name=Dict80>Coredon ''Dictionary of Medieval Terms'' hlm. 80</ref> ''Comitatus'' terdiri atas para pemuda yang mengabdikan diri kepada penguasa mereka. Jika majikan mereka mangkat, mereka diharapkan untuk bertempur sampai mati menyusul majikannya.<ref name=Geary56>Geary ''Before France and Germany'' hlmn. 56–57</ref>}} Ikatan kekerabatan di kalangan bangsawan sangat dijunjung tinggi, demikian pula ikatan kesetiaan, keberanian, dan kehormatan. Ikatan-ikatan ini menjadi penyebab sengketa berlarut-larut yang sering kali timbul di kalangan bangsawan, misalnya sengketa berlarut-larut di Galia pada zaman wangsa Meroving sebagaimana diriwayatkan oleh Gregorius dari Tours. Sebagian besar sengketa berlarut-larut ini diakhiri dalam waktu singkat dengan pembayaran semacam [[weregild|uang ganti rugi]].<ref name=Wickham189>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlmn. 189–193</ref> Peran utama kaum perempuan di kalangan bangsawan adalah sebagai istri dan ibu dari kaum lelaki. Peranan perempuan sebagai ibu seorang penguasa sangat dihargai di Galia pada zaman wangsa Meroving. Dalam masyarakat [[Anglo-Saxon|Saksen-Inggris]], langkanya penguasa kanak-kanak menyebabkan peran perempuan sebagai ibu suri menjadi kurang menonjol, tetapi kekurangan ini diimbangi oleh peran para [[abdis]] biara yang kian lama kian menonjol. Tampaknya di Italia sajalah kaum perempuan senantiasa dianggap bernaung di bawah perlindungan dan kendali seorang kerabat laki-laki.<ref name=Wickham195>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlmn. 195–199</ref>
[[Berkas:Frühmittelalterliches Dorf.jpg|Hasil rekonstruksi sebuah desa rakyat jelata pada awal Abad Pertengahan di Bayern|jmpl|kiri]]
Dibanding kaum bangsawan, hal-ihwal kehidupan rakyat jelata lebih jarang diabadikan dalam karya-karya tulis. Sebagian besar informasi mengenai rakyat jelata yang sintas sampai ke tangan para sejarawan berasal dari bidang ilmu [[arkeologi]]; segelintir peninggalan tertulis yang menggambarkan peri kehidupan rakyat jelata masih berasal dari kurun waktu sebelum abad ke-9. Sebagian besar penggambaran mengenai masyarakat kelas bawah berasal dari [[undang-undang|kitab-kitab hukum]] atau karya-karya tulis para pujangga dari kalangan masyarakat kelas atas.<ref name=Wickham204>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlm. 204</ref> Pola-pola kepemilikan tanah di Eropa Barat tidaklah seragam; di beberapa kawasan, persil-persil tanah milik letaknya sangat terserak dan saling berjauhan, sementara di kawasan-kawasan lain, sudah menjadi kaidah bahwa persil-persil tanah milik terletak berdempetan satu sama lain. Perbedaan-perbedaan ini memunculkan bermacam-macam masyarakat jelata; beberapa di antara masyarakat-masyarakat jelata ini tunduk di bawah kekuasaan tuan-tuan tanah bangsawan, sementara masyarakat-masyarakat jelata lainnya justru sangat mandiri.<ref name=Wickham205>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlmn. 205–210</ref> Cara menempati tanah juga berbeda-beda. Beberapa rakyat jelata menempati permukiman-permukiman dengan jumlah warga mencapai 700 jiwa, sementara yang lain hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas beberapa keluarga; selain itu masih ada lagi yang hidup sendiri-sendiri di lahan garapan masing-masing di pinggiran desa-desa. Ada pula daerah-daerah yang memiliki pola campuran antara dua atau lebih dari tatanan-tatanan tersebut.<ref name=Wickham211>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlmn. 211–212</ref> Tidak seperti pada penghujung zaman Romawi, tidak ada perbedaan yang tajam antara status hukum dari rakyat jelata yang merdeka dan kaum bangsawan, malah sebuah keluarga rakyat jelata yang merdeka mungkin saja naik status menjadi bangsawan setelah melewati beberapa generasi dengan cara mengabdi sebagai prajurit pada seorang penguasa besar.<ref name=Wickham215>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlm. 215</ref>
Budaya dan kehidupan perkotaan Romawi benar-benar berubah pada awal Abad pertengahan. Meskipun kota-kota Italia masih tetap dihuni orang, jumlah warganya sangat menyusut. Contohnya Roma yang jumlah warganya menyusut dari ratusan ribu jiwa menjadi sekitar 30.000 jiwa pada penghujung abad ke-6. [[Kuil Romawi|Kuil-kuil Romawi]] dialihgunakan menjadi [[Situs yang dikristenisasi|gedung-gedung Gereja]], dan tembok-tembok kota masih tetap difungsikan seperti sediakala.<ref name=Brown24-26>Brown "Transformation of the Roman Mediterranean" ''Oxford Illustrated History of Medieval Europe'' hlmn. 24–26</ref> Di Eropa Utara, kota-kota juga mengalami penyusutan jumlah warga, sementara monumen-monumen dan bangunan-bangunan publik lainnya di kota-kota dijarah rayah untuk dijadikan bahan bangunan. Berdirinya kerajaan-kerajaan baru sering kali menyebabkan kota-kota yang dijadikan ibu kota mengalami sedikit banyak kemajuan.<ref name=City3>Gies and Gies ''Life in a Medieval City'' hlmn. 3–4</ref> Meskipun sudah sejak lama [[Sejarah orang Yahudi di Kekaisaran Romawi|membentuk paguyuban-paguyuban di banyak kota Romawi]], [[Yahudi|orang-orang Yahudi]] selama beberapa waktu menderita aniaya setelah Kekaisaran Romawi beralih keyakinan ke agama Kristen. Keberadaan orang-orang Yahudi secara resmi ditoleransi, jika bersedia didakwahi agama Kristen, bahkan adakalanya mereka dianjurkan untuk pindah dan menetap di daerah-daerah baru.<ref name=Jews191>Loyn "Jews" ''Middle Ages'' hlm. 191</ref>
=== Munculnya Islam ===
{{utama|Penaklukan Islam}}
[[Berkas:Map of expansion of Caliphate.svg|upright=1.3|jmpl|[[Penaklukan Islam|Penaklukan-penaklukan perdana kaum Muslim]]
{{legend|#a1584e|Perluasan wilayah di bawah pimpinan Muhammad, 622–632}}
{{legend|#ef9070|Perluasan wilayah pada zaman Khilafah Rasyidin, 632–661}}
{{legend|#fad07d|Perluasan wilayah pada zaman Khilafah Bani Umayyah, 661–750}}]]
Agama dan kepercayaan di Kekaisaran Romawi Timur dan Persia senantiasa berubah-ubah pada penghujung abad ke-6 dan permulaan abad ke-7. [[Yudaisme|Agama Yahudi]] adalah agama yang gencar menarik pemeluk baru, dan sekurang-kurangnya ada satu pemimpin politik [[bangsa Arab|Arab]] yang menjadi pemeluknya.{{efn-ua|[[Dzu Nawas]], penguasa wilayah yang kini disebut [[Yaman]], menjadi pemeluk agama Yahudi pada 525 dan oleh karena itu mulai memersekusi umat Kristen sehingga mengakibatkan kerajaannya diserang dan ditaklukkan oleh [[Kekaisaran Aksum|Kerajaan Aksum]] yang berpusat di [[Ethiopia]].<ref name=Collins138>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 138–139</ref>}} Agama Kristen aktif bersaing dengan [[Zoroastrianisme|agama Majusi]] dari Persia dalam menarik pemeluk baru, khususnya di kalangan penduduk [[Semenanjung Arab|Jazirah Arab]]. Semua perkembangan ini dihubungkan menjadi satu oleh kemunculan [[agama Islam]] di Arab pada masa hidup [[Muhammad]] (wafat 632).<ref name=Collins143>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 143–145</ref> Sesudah Muhammad wafat, bala tentara Muslim maju menaklukkan banyak tempat di wilayah Kekaisaran Romawi Timur dan Persia. Setelah mula-mula menaklukkan [[Penaklukan Suriah oleh Muslim|Negeri Syam]] pada 634–635, kaum Muslim kemudian menaklukkan [[Penaklukan Mesir oleh Muslim|Mesir]] pada 640–641, [[Penaklukan Persia oleh Muslim|Persia]] antara 637–642, [[Penaklukan Maghreb oleh Muslim|Afrika Utara]] pada abad ke-7, dan [[Penaklukan Hispania oleh Umayyah|Jazirah Iberia]] pada 711.<ref name=Collins149>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 149–151</ref> Pada 714, bala tentara Muslim menguasai sebagian besar daratan Jazirah Iberia yang mereka namakan [[Al-Andalus]].<ref name=Reilly52>Reilly ''Medieval Spains'' hlmn. 52–53</ref>
Aksi-aksi penaklukan kaum Muslim mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-8. Kekalahan bala tentara Muslim dalam [[Pertempuran Tours]] pada 732 memberi peluang kepada orang Franka untuk merebut kembali kawasan selatan Prancis, tetapi kendala utama yang membendung gerak langkah Islam di Eropa adalah tumbangnya [[Kekhalifahan Umayyah|Khilafah Bani Umayyah]] dan berkuasanya [[Kekhalifahan Abbasiyah|Khilafah Bani Abbas]]. Bani Abbas memindahkan pusat pemerintahan ke [[Bagdad]] dan lebih banyak mencurahkan perhatian ke kawasan Timur Tengah daripada ke Eropa, manakala kehilangan kedaulatan atas sejumlah daerah kekuasaan muslim. Keturunan Bani Umayah mengambil alih Jazirah Iberia, kaum [[Aghlabiyyah|Aglabi]] mendaulat Afrika Utara, dan kaum [[Dinasti Thuluniyah|Tuluni]] mengangkangi Mesir.<ref name=Brown15>Brown "Transformation of the Roman Mediterranean" ''Oxford Illustrated History of Medieval Europe'' hlm. 15</ref> Pada pertengahan abad ke-8, muncul tatanan niaga baru di Laut Tengah; hubungan niaga antara orang Franka dan orang Arab menggantikan tatanan [[Ekonomi Romawi|perekonomian Romawi]] yang lama. Orang Franka menawarkan kayu, kulit bulu binatang, pedang, dan budak belian sebagai ganti sutra dan bahan-bahan sandang lainnya, rempah-rempah, serta logam-logam mulia dari orang Arab.<ref name=Cunliffe427>Cunliffe ''Europe Between the Oceans'' hlmn. 427–428</ref>
=== Dunia usaha dan ekonomi ===
{{utama|Sejarah ekonomi Abad Pertengahan}}
Migrasi dan invasi pada abad ke-4 dan abad ke-5 mengganggu jaringan niaga di sekeliling Laut Tengah. Barang-barang dagangan dari Afrika, yang tak lagi memasuki Eropa, mula-mula menghilang dari pasaran di kawasan pedalaman Eropa, dan pada abad ke-7 hanya dapat dijumpai di segelintir kota seperti Roma atau [[Napoli]]. Pada penghujung abad ke-7, sebagai akibat dari aksi-aksi penaklukan kaum Muslim, barang-barang dagangan dari Afrika tidak dapat lagi dijumpai di Eropa Barat. Penggantian barang-barang dagangan dari negeri-negeri seberang dengan barang-barang buatan negeri sendiri menjadi lazim terjadi di seluruh negeri bekas jajahan Romawi pada Awal Abad Pertengahan, terutama di negeri-negeri yang tidak terletak di pesisir Laut Tengah, misalnya kawasan utara Galia atau Britania. Barang-barang buatan luar negeri yang disebut-sebut dalam peninggalan-peninggalan tertulis biasanya adalah barang-barang mewah. Di kawasan utara benua Eropa, tidak saja jaringan niaganya yang bersifat lokal, malah barang-barang yang diperjualbelikan pun sederhana, hanya ada sedikit tembikar atau barang-barang lain yang rumit pembuatannya. Di kawasan pesisir Laut Tengah, tembikar masih mudah didapatkan dan tampaknya diperjualbelikan dalam jaringan-jaringan niaga taraf menengah, tidak sekadar dibuat sendiri di dalam negeri.<ref name=Wickham218>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlmn. 218–219</ref>
Semua negara Jermanik di Eropa Barat mengeluarkan [[uang logam]] sendiri dengan meniru bentuk uang-uang logam Romawi dan Romawi Timur yang beredar kala itu. Uang emas terus-menerus dicetak sampai akhirnya tergantikan oleh uang-uang perak pada penghujung abad ke-7. Satuan dasar uang perak Franka adalah [[Denarius]] atau ''[[denier Prancis|Denier]]'', sementara satuan dasar uang perak Saksen-Inggris yang setara ''Denier'' disebut ''[[Penny]]''. Dari wilayah-wilayah inilah ''Denier'' atau ''Penny'' beredar ke seluruh Eropa selama berabad-abad, sejak 700 sampai 1000 Masehi. Uang tembaga dan perunggu tidak dicetak, demikian pula uang emas, kecuali di kawasan selatan Eropa. Tidak ada pencetakan uang perak dalam pecahan-pecahan yang lebih besar daripada ''Denier'' atau ''Penny''.<ref name=Coin>Grierson "Coinage and currency" ''Middle Ages''</ref>
=== Gereja dan biara ===
[[Berkas:Gregory I - Antiphonary of Hartker of Sankt Gallen.jpg|jmpl|ka|lurus|kiri|[[Paus Gregorius I|Gregorius Agung]] mendiktekan surat kepada juru tulis, ilustrasi abad ke-11.]]
Agama Kristen adalah faktor utama yang mempersatukan Eropa Timur dan Eropa Barat sebelum penaklukan-penaklukan yang dilakukan orang Arab, tetapi penaklukan Afrika Utara meretas hubungan yang terjalin antara kedua kawasan itu. Gereja Romawi Timur semakin lama semakin berbeda dari Gereja Barat dalam bidang bahasa, adat istiadat, maupun liturgi. Gereja Timur menggunakan bahasa Yunani, bukan bahasa Latin seperti Gereja Barat. Perbedaan-perbedaan teologi dan politik pun mengemuka, dan pada permulaan serta pertengahan abad ke-8, perkara-perkara seperti [[Ikonoklasme Bizantium|ikonoklasme]], [[pernikahan rohaniwan|rohaniwan beristri]], dan [[Kaesaropapisme|kendali negara atas Gereja]] semakin memperlebar kesenjangan sehingga pada akhirnya perbedaan-perbedaan budaya dan keagamaan menjadi jauh lebih besar daripada persamaan-persamaannya.<ref name=Collins218>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 218–233</ref> Perpecahan resmi, yang disebut [[Skisma Timur-Barat]], terjadi pada 1054, manakala [[Paus (Gereja Katolik)|lembaga kepausan]] dan [[Patriark Konstantinopel|kebatrikan Konstantinopel]] mempertentangkan [[supremasi kepausan|supremasi Sri Paus]] dan akhirnya saling [[ekskomunikasi|mengucilkan]], sehingga memecah agama Kristen menjadi dua Gereja—pecahan barat menjadi [[Gereja Katolik Roma]] dan pecahan timur menjadi [[Gereja Ortodoks Timur]].<ref name=Davies328>Davies ''Europe'' hlmn. 328–332</ref>
[[Hierarki Gereja Katolik|Tatanan kepengurusan Gereja]] di Kekaisaran Romawi nyaris tetap utuh di tengah-tengah pergerakan dan invasi yang melanda wilayah barat, akan tetapi lembaga kepausan tidak begitu dihargai, dan hanya segelintir [[uskup]] di wilayah barat yang menghormati Uskup Roma selaku pemimpin agama atau pemimpin politik. [[Kepausan Bizantin|Banyak di antara para paus]] yang menjabat sebelum tahun 750 lebih memperhatikan urusan-urusan Kekaisaran Romawi Timur dan sengketa-sengketa teologi di wilayah timur. Register, atau arsip salinan surat-surat, yang ditulis oleh [[Paus Gregorius I|Paus Gregorius Agung]] (masa kepausan 590–604) masih lestari hingga sekarang, lebih dari 850 pucuk surat, sebagian besar di antaranya berkaitan dengan perkara-perkara di Italia atau Konstantinopel. Satu-satunya negeri di Eropa Barat yang tunduk pada wibawa lembaga kepausan adalah Britania, yakni negeri yang didatangi [[Misi Gregorius|rombongan misionaris]] utusan Paus Gregorius pada 597 untuk mengajak orang-orang Saksen-Inggris memeluk agama Kristen.<ref name=WIckham170>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlmn. 170–172</ref> [[Misi Hiberno-Skotlandia|Para misionaris Irlandia]] gencar berdakwah di Eropa Barat antara abad ke-5 dan abad ke-7, pertama-tama di Inggris dan Skotlandia, kemudian ke daratan Eropa. Di bawah pimpinan rahib-rahib seperti [[Kolumba]] (wafat 597) dan [[Kolumbanus]] (wafat 615), para misionaris Irlandia membangun biara-biara, mengajar dalam bahasa Latin dan bahasa Yunani, serta menghasilkan karya-karya tulis sekuler maupun keagamaan.<ref name=Colish62>Colish ''Medieval Foundations'' hlmn. 62–63</ref>
Pada Awal Abad Pertengahan, terjadi pertumbuhan [[monastisisme Kristen|monastisisme]] di Eropa Barat. Bentuk monastisisme dipengaruhi oleh tradisi-tradisi dan gagasan-gagasan yang berasal dari [[Bapa Gurun|Bapa-Bapa Gurun]] di [[Mesir]] dan [[Suriah]]. Sebagian besar biara Eropa adalah jenis biara yang mengutamakan pendalaman rohani dalam kehidupan berguyub. Monastisisme semacam ini disebut [[monastisisme senobitik|senobitisme]], dirintis oleh [[Pakomius Agung|Pakomius]] (wafat 348) pada abad ke-4. Cita-cita mulia monastisisme menyebar dari Mesir ke Eropa Barat pada abad ke-5 dan abad ke-6 melalui [[Hagiografi|sastra hagiografi]] semisal [[Antonius Agung|Riwayat Antonius]] ({{lang-lat|Vita Antonii}}).<ref name=Lawrence10>Lawrence ''Medieval Monasticism'' hlmn. 10–13</ref> [[Benediktus dari Nursia]] (wafat 547) menyusun [[Peraturan Santo Benediktus|Peraturan Benediktus]] ({{lang-lat|Regulae Benedicti}}) bagi monastisisme Gereja Barat pada abad ke-6. Peraturan ini berisi perincian kewajiban administratif dan rohani yang harus dilaksanakan oleh suatu paguyuban para rahib yang dipimpin oleh seorang [[abbas|abas]].<ref name=Lawrence18>Lawrence ''Medieval Monasticism'' hlmn. 18–24</ref> Para [[rahib]] dan biara-biara sangat mempengaruhi kehidupan beragama dan perpolitikan pada Awal Abad Pertengahan. Biara-biara sering kali menjadi lembaga-lembaga perwalian pemilik tanah bagi keluarga-keluarga yang memiliki kekuasaan besar, menjadi pusat-pusat propaganda dan dukungan bagi kerajaan di wilayah yang baru direbut, dan menjadi pangkalan-pangkalan bagi misi dakwah dan penyebaran agama Kristen.<ref name=Wickham185>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlmn. 185–187</ref> Biara-biara merupakan lembaga utama, bahkan adakalanya merupakan satu-satunya lembaga, yang menyelenggarakan pendidikan dan pemberantasan buta aksara di suatu kawasan. Banyak dari naskah Latin [[Klasika|klasik]] yang sintas sampai sekarang adalah naskah-naskah salinan yang dibuat di biara-biara pada Awal Abad Pertengahan.<ref name=Hamilton43>Hamilton ''Religion in the Medieval West'' hlmn. 43–44</ref> Para rahib juga menghasilkan karya-karya tulis baru di bidang sejarah, teologi, dan bidang-bidang lain, misalnya [[Beda Venerabilis|Beda]] (wafat 735), pujangga asal kawasan utara Inggris yang berkarya pada penghujung abad ke-7 dan permulaan abad ke-8.<ref name=Colish64>Colish ''Medieval Foundations'' hlmn. 64–65</ref>
=== Eropa pada zaman wangsa Karoling ===
{{utama|Negeri Franka|Kekaisaran Karoling}}
[[Berkas:Frankish Empire 481 to 814-id.svg|jmpl|ka|upright= 1.5|Peta perkembangan kekuasaan orang Franka sejak 481 sampai 814]]
Kerajaan Franka di kawasan utara Galia terpecah menjadi [[Austrasia|Kerajaan Austrasia]], [[Neustria|Kerajaan Neustria]], dan [[Kerajaan Bourgogne|Kerajaan Burgundia]] pada abad ke-6 dan abad ke-7, ketiga-tiganya diperintah oleh raja-raja dari wangsa Meroving, anak cucu Raja Klovis. Abad ke-7 adalah kurun waktu yang dipenuhi gejolak peperangan antara Kerajaan Austrasia dan Kerajaan Neustria.<ref name=Bauer246>Bauer ''History of the Medieval World'' hlmn. 246–253</ref> Perang antara kedua kerajaan ini dimanfaatkan oleh [[Pippin I|Pipin]] (wafat 640), [[Pembesar istana|Pembesar Istana Kerajaan]] Austrasia yang merupakan orang kuat di belakang penguasa Austrasia. Anggota-anggota keluarganya kemudian hari mewarisi jabatan ini, dan bertugas selaku penasihat dan wali raja. Cicit Pipin yang bernama [[Karl Martell|Karel Martel]] (wafat 741) memenangkan Pertempuran Poitiers pada 732, yang menghambat pergerakan bala tentara Muslim sehingga tidak melampaui batas [[Pegunungan Pirenia]].<ref name=Bauer347>Bauer ''History of the Medieval World'' hlmn. 347–349</ref>{{efn-ua|Bala tentara Muslim telah berhasil [[penaklukan Hispania oleh Umayyah|merebut kerajaan orang Visigoth]] di Spanyol, dengan mengalahkan Raja Orang Visigoth yang terakhir, [[Ruderic|Ruderik]] (wafat 711 atau 712), dalam [[Pertempuran Guadalete]] pada 711, dan merampungkan usaha penaklukan kerajaan itu pada 719.<ref name=Bauer344>Bauer ''History of the Medieval World'' hlm. 344</ref>}} Wilayah Britania Raya terbagi-bagi menjadi negara-negara kecil yang dikuasai oleh Kerajaan [[Northumbria]], Kerajaan [[Mercia]], Kerajaan [[Wessex]], dan Kerajaan [[Anglia Timur]], yang didirikan oleh orang-orang Saksen-Inggris dari Eropa Daratan. Kerajaan-kerajaan yang lebih kecil di wilayah yang kini disebut Wales dan Skotlandia masih dikuasai oleh suku-suku pribumi, yakni orang Britani dan [[Pict|orang Pikti]].<ref name=Wickham158>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlmn. 158–159</ref> Wilayah Irlandia terbagi-bagi menjadi satuan-satuan politik yang lebih kecil lagi dan diperintah oleh raja-raja. Satuan-satuan politik di Irlandia ini dikenal dengan sebutan kerajaan-kerajaan kesukuan. Diperkirakan kala itu ada [[daftar kerajaan Irlandia|150 raja pribumi]] di Irlandia, dengan bobot kekuasaan yang berbeda-beda.<ref name=Wickham164>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlm. 164–165</ref>
[[Berkas:Aachener Dom Pfalzkapelle vom Münsterplatz 2014.jpg|jmpl|lurus|[[Kapel Istana, Aachen|Kapel istana Karel Agung]] di [[Aachen]], rampung dibangun pada 805.<ref name=Stalley73>Stalley ''Early Medieval Architecture'' hlm. 73</ref>]]
Keturunan Karel Martel, yakni [[wangsa Karoling]], mengambil alih pemerintahan Kerajaan Austrasia dan Kerajaan Neustria melalui suatu usaha kudeta pada 753 yang dipimpin oleh [[Pepin yang Pendek|Pipin III]] (memerintah 752–768). Menurut keterangan dari sebuah naskah [[kronik|tawarikh]] yang ditulis pada masa itu, Pipin meminta dan mendapatkan wewenang untuk melakukan kudeta dari [[Paus Stefanus II]] (menjabat 752–757). Kudeta yang dilakukan Pipin disokong dengan kegiatan propaganda yang mencitrakan raja-raja wangsa Meroving sebagai penguasa-penguasa yang tidak cakap memerintah bahkan lalim, menggembar-gemborkan segala prestasi yang pernah diraih oleh Karel Martel, dan menyebarluaskan kisah-kisah tentang betapa salehnya keluarga Pipin. Di akhir hayatnya pada 768, Pipin mewariskan kerajaannya kepada kedua putranya, Karel (memerintah 768–814) dan [[Karlmann I|Karloman]] (memerintah 768–771). Ketika Karloman mangkat secara wajar, Karel menghalangi penobatan putra Karloman yang masih belia, dan malah menobatkan dirinya sendiri menjadi raja atas wilayah gabungan Austrasia dan Neustria. Karel, yang lebih dikenal dengan nama Karel Agung ({{lang-lat|Carolus Magnus}}, {{lang-fr|Charlemagne}}), melancarkan serangkaian upaya sistematis untuk meluaskan wilayah pada 774 dengan mempersatukan sebagian besar negeri di Eropa, dan pada akhirnya berhasil menguasai wilayah-wilayah yang kini menjadi wilayah negara Prancis, kawasan utara Italia, dan wilayah [[Perang Saksen|Sachsen]]. Dalam perang yang baru berakhir selepas tahun 800 ini, Karel Agung mengganjari sekutu-sekutunya dengan harta pampasan perang dan kekuasaan atas berbidang-bidang tanah lungguh.<ref name=Bauer371>Bauer ''History of the Medieval World'' hlm. 371–378</ref> Pada 774, Karel Agung menaklukkan orang Lombardi, sehingga lembaga kepausan terbebas dari ancaman penaklukan oleh orang Lombardi dan mulai mendirikan [[Negara Gereja]].<ref name=Brown20>Brown "Transformation of the Roman Mediterranean" ''Oxford Illustrated History of Medieval Europe'' hlm. 20</ref>{{efn-ua|Negara Gereja bertahan sampai sebagian besar di antaranya direbut oleh [[Kerajaan Italia]] pada 1870.<ref name=Davies824>Davies ''Europe'' hlm. 824</ref>}}
Penobatan Karel Agung menjadi kaisar pada hari Natal tahun 800 dianggap sebagai titik balik dalam sejarah Abad Pertengahan. Penobatan ini menandai kebangkitan kembali Kekaisaran Romawi Barat, karena kaisar yang baru ini memerintah atas sebagian besar wilayah yang dahulu kala dikuasai oleh para Kaisar Romawi Barat.<ref name=Backman109>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlm. 109</ref> Penobatan ini juga menjadi awal perubahan sifat hubungan antara Karel Agung dan [[kekaisaran Romawi Timur]], karena dengan menyandang gelar kaisar, raja-raja wangsa Karoling menyatakan diri setara dengan para penguasa Romawi Timur.<ref name=Backman117>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 117–120</ref> Kekaisaran Karoling yang baru berdiri ini memiliki sejumlah perbedaan dengan Kekaisaran Romawi lama maupun dengan Kekaisaran Romawi Timur kala itu. Wilayah kedaulatan orang Franka bercorak pedesaan dan hanya memiliki beberapa kota kecil. Rata-rata warganya adalah petani yang menetap di lahan-lahan kecil. Kegiatan dagang hanya berskala kecil, dan sebagian besar dilakukan dengan kepulauan Inggris dan Skandinavia, jauh berbeda dari jaringan niaga Kekaisaran Romawi lama yang berpusat di Laut Tengah.<ref name=Backman109/> Pemerintahan Kekaisaran Karoling diselenggarakan oleh suatu majelis keliling yang senantiasa berpindah-pindah mengikuti perjalanan jelajah kaisar, serta kurang lebih 300 pegawai kekaisaran yang disebut [[bupati]] ({{lang-la|comes}}, {{lang-fr|comte}}, {{lang-de|graf}}), yang menyelenggarakan pemerintahan [[kabupaten]] ({{lang-la|comitatus}}, {{lang-fr|comitat}}, {{lang-de|grafschaft}}), yakni satuan wilayah pemerintahan di Kekaisaran Karoling. Rohaniwan dan uskup-uskup setempat dikaryakan sebagai pamong praja maupun pegawai kekaisaran yang disebut para ''[[Missus dominicus|missi dominici]]''. Para ''missi dominici'' bekerja sebagai penilik keliling dan petugas penanggulangan masalah.<ref name=Davies302>Davies ''Europe'' hlm. 302</ref>
=== Abad Pembaharuan Karoling ===
{{utama|Abad Pembaharuan Karoling}}
Istana Karel Agung di [[Aachen]] menjadi pusat kebangkitan budaya yang adakalanya disebut "[[Abad Pembaharuan Karoling]]". Angka melek aksara meningkat, seiring berkembangnya seni rupa, arsitektur, dan tatanan hukum, demikian pula dengan kajian-kajian mengenai liturgi dan kitab suci. [[Alcuin]] (wafat 804), rahib Inggris yang diundang ke Aachen, datang membawa [[Abad Keemasan Northumbria|pendidikan]] ala biara-biara Northumbria. ''[[Cancellaria]]'', yakni jawatan setia usaha atau kepaniteraan pada masa pemerintahan Karel Agung, menggunakan ragam [[sistem penulisan|aksara]] baru yang kini disebut [[minuskul Karoling|ragam huruf kecil Karoling]].{{efn-ua|[[Minuskul Karoling|Ragam huruf kecil (minuskul) Karoling]] adalah hasil pengembangan [[aksara unksial]] buatan Akhir Abad Kuno, yang merupakan ragam penulisan [[abjad Latin|aksara Latin]] dalam ukuran yang lebih kecil dan bentuk yang lebih luwes daripada ukuran dan bentuk klasik.<ref name=Davies241>Davies ''Europe'' hlm. 241</ref>}} Kebijakan kepaniteraan Karel Agung ini telah memunculkan suatu ragam tulis umum yang mendorong kemajuan komunikasi di hampir seluruh Benua Eropa. Karel Agung mendukung perubahan-perubahan dalam [[liturgi Kristen|liturgi Gereja]], serta mewajibkan penerapan tata ibadat Gereja Roma dan penggunaan [[kidung Gregorian]] sebagai musik liturgi Gereja di wilayah kedaulatannya. Salah satu kegiatan utama para cendekiawan kala itu adalah menyalin, memperbaiki, dan menyebarluaskan karya-karya tulis lama, baik karya tulis keagamaan maupun karya tulis sekuler, demi kemajuan pendidikan. Mereka juga menghasilkan sejumlah karya tulis keagamaan dan buku-buku pelajaran yang baru.<ref name=Colish66>Colish ''Medieval Foundations'' hlm. 66–70</ref> [[Linguistik|Para ahli bahasa]] kala itu mengubah suai bahasa Latin dari [[Latin klasik|ragam klasik]] warisan Kekaisaran Romawi menjadi ragam yang lebih luwes agar selaras dengan kebutuhan Gereja dan pemerintah. Pada masa pemerintahan Karel Agung, bahasa Latin yang digunakan sudah sangat menyimpang dari ragam klasiknya sehingga kemudian hari disebut [[bahasa Latin Abad Pertengahan]].<ref name=Lang>Loyn "Language and dialect" ''Middle Ages'' hlm. 204</ref>
=== Retaknya Kekaisaran Karoling ===
{{utama|Kekaisaran Romawi Suci|Zaman Viking}}
{{multiple image
| footer = Pembagian wilayah [[Kekaisaran Karoling]] pada 843, 855, dan 870
| align=right
| direction = horizontal
| width = 135
| image1 = Carolingian territorial divisions, 843.png
| width1 = {{#expr: (120 * 497 / 594) round 0}}
| alt1 =
| caption1 =
| image2 = Carolingian territorial divisions, 855.png
| width2 = {{#expr: (120 * 497 / 594) round 0}}
| alt2 =
| caption2 =
| image3 = Carolingian territorial divisions, 870.png
| width3 = {{#expr: (120 * 497 / 594) round 0}}
| alt3 =
| caption3 =
}}
Karel Agung berniat meneruskan adat waris Franka dengan membagi wilayah kerajaannya kepada seluruh ahli warisnya, akan tetapi niatnya itu tidak terkabul karena hanya tinggal [[Ludwig yang Saleh|Ludwig Saleh]] (memerintah 814–840) yang masih hidup pada 813. Sebelum mangkat pada 814, Karel Agung menobatkan Ludwig menjadi penggantinya. Masa pemerintahan Ludwig sepanjang 26 tahun ditandai beberapa kali pembagi-bagian wilayah Kekaisaran Karoling di antara putra-putranya dan, setelah 829, pecah beberapa kali perang saudara memperebutkan kekuasaan atas berbagai bagian wilayah Kekaisaran Karoling. Selama berlangsungnya perang-perang saudara ini, Ludwig bersekutu dengan salah seorang putranya untuk melawan putranya yang lain. Ludwig akhirnya mengakui putra sulungnya yang bernama [[Lothair I|Lothar I]] (wafat 855) sebagai kaisar dan menyerahkan wilayah Italia kepadanya. Ludwig membagi wilayah kekaisaran selebihnya kepada Lothar dan [[Karl yang Botak|Karel Gundul]] (wafat 877), putra bungsunya. Lothar menguasai [[Francia Timur|Negeri Franka Timur]] yang terletak di kedua tepi Sungai Rhein dan membentang sampai ke sebelah timur, sementara Karel menguasai [[Francia Barat|Negeri Franka Barat]] beserta wilayah kekaisaran di sebelah barat daerah Rheinland dan Pegunungan Alpen. [[Ludwig si Jerman|Ludwig Jerman]] (wafat 876), anak tengah Karel yang tak kunjung jera memberontak, diizinkan menguasai daerah Bayern di bawah [[suzerenitas]] abangnya. Pembagian wilayah ini malah menimbulkan pertikaian. Cucu kaisar yang bernama [[Pippin II dari Aquitaine|Pipin II dari Aquitania]] (wafat sesudah 864), bangkit memberontak hendak mengusai [[Aquitaine|Aquitania]], sementara Ludwig Jerman berusaha menguasai seluruh Negeri Franka Timur. Ludwig Saleh mangkat pada 840, meninggalkan Kekaisaran Karoling dalam keadaan kacau balau.<ref name=Bauer427>Bauer ''History of the Medieval World'' hlmn. 427–431</ref>
Perang saudara selama tiga tahun pun berkecamuk setelah Ludwig Saleh mangkat. Dengan [[Perjanjian Verdun]] (843), diciptakan sebuah kerajaan baru bagi Lothar yang terletak di antara [[Rhein|Sungai Rhein]] dan [[Rhone|Sungai Rhone]] sebagai tambahan bagi wilayah Italia yang dikuasainya. Selain itu, Lothar juga diakui sebagai Kaisar. Ludwig Jerman menguasai Bayern dan daerah-daerah di kawasan timur Negeri Franka yang sekarang termasuk dalam wilayah negara Jerman. Karel Gundul mendapatkan daerah-daerah di kawasan barat Negeri Franka yang meliputi hampir seluruh wilayah negara Prancis sekarang ini.<ref name=Bauer427/> Cucu-cucu dan cicit-cicit Karel Agung membagi-bagi lagi wilayah kerajaan-kerajaan mereka kepada anak cucu mereka, sehingga keutuhan wilayah Kekaisaran Karoling pada akhirnya sirna.<ref name=Backman139>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlm. 139</ref>{{efn-ua|Wilayah Kekaisaran Karoling sempat dipersatukan kembali, meskipun tidak bertahan lama, oleh [[Karl yang Gemuk|Karel III]] yang dijuluki "Gemuk", pada 884. Meskipun demikian, kerajaan-kerajaan bagian dari Kekaisaran Karoling tidak digabung menjadi satu, dan tetap menyelenggarakan pemerintahan sendiri-sendiri. Karel Gemuk dimakzulkan pada 887, dan wafat pada bulan Januari 888.<ref name=Collins356>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 356–358</ref>}} Pada 987, [[wangsa Karoling]] tersingkir dari tampuk kekuasaan di Negeri Franka Barat, manakala [[Hugh Capet|Hugo Capet]] (memerintah 987–996) dinobatkan menjadi raja.{{efn-ua|Wangsa Karoling sempat digulingkan dari takhta oleh Raja [[Odo dari Prancis|Odo]] (memerintah 888–898) yang sebelumnya menjabat sebagai [[Comte de Paris|Bupati Paris]].<ref name=Collins358>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 358–359</ref> Meskipun putra-putra wangsa Karoling kembali menjadi raja di Negeri Franka Barat sepeninggal Odo, kaum keluarga Odo masih tetap menghasilkan raja-raja—saudara Odo yang bernama [[Robert I dari Prancis|Robert]] menjadi raja pada 922–923, dan menantu Robert yang bernama [[Rudolph dari Prancis|Raoul]] menjadi raja dari 929 sampai 936—sebelum takhta Negeri Franka Barat diklaim kembali oleh wangsa Karoling.<ref name=Collins360/>}}{{efn-ua|Hugo Capet adalah cucu Robert I, Raja Franka Barat yang pada kurun waktu sebelum wangsa Capet berkuasa.<ref name=Collins360/>}} Di Negeri Franka Timur, wangsa Karoling telah punah manakala [[Louis si Anak|Raja Ludwig Bocah]] mangkat pada 911,<ref name=Collins360>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 360–361</ref> dan [[Konrad I dari Jerman|Konrad I]] (memerintah 911–918), yang tidak memiliki pertalian apa-apa dengan wangsa Karoling, terpilih menjadi raja.<ref name=Collins397>Collins ''Early Medieval Europe'' hlm. 397</ref>
Perpecahan Kekaisaran Karoling terjadi bersamaan dengan invasi, migrasi, dan penyerangan oleh seteru dari luar. Kawasan pantai Samudra Atlantik dan pesisir utara dirongrong oleh [[bangsa Viking|orang Viking]], yang juga menyerbu serta mendiami Kepulauan Britania dan Islandia. Pada 911, Kepala Suku Viking yang bernama [[Rollo]] (wafat sekitar 931) mendapatkan izin dari Raja Orang Franka, [[Charles yang Sederhana|Karel Polos]] (memerintah 898–922) untuk bermukim di daerah yang kini bernama [[Normandie]] di negara Prancis.<ref name=Backman141>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 141–144</ref>{{efn-ua|Permukiman ini akhirnya bertambah luas dan mengerahkan pasukan untuk menaklukkan Inggris, Sisilia, dan kawasan selatan Italia.<ref name=Davies336>Davies ''Europe'' hlmn. 336–339</ref>}} Kawasan timur Negeri Franka, khususnya Jerman dan Italia, terus-menerus dirongrong oleh [[Suku-suku Magyar|orang Magyar]] yang baru dapat dikalahkan dalam [[Pertempuran Lechfeld (955)|Pertempuran Lechfeld]] pada 955.<ref name=Backman144>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 144–145</ref> Perpecahan Khilafah Bani Abbas mengakibatkan Dunia Islam terpecah-belah menjadi banyak negara kecil, beberapa di antaranya mulai berusaha meluaskan wilayah kedaulatan sampai ke Italia, Sisilia, dan melewati Pegunungan Pirenia sampai ke kawasan selatan Negeri Franka.<ref name=Bauer147>Bauer ''History of the Medieval World'' hlmn. 147–149</ref>
=== Kerajaan-kerajaan baru dan pulihnya Kekaisaran Romawi Timur ===
{{utama|Kekaisaran Romawi Timur di bawah dinasti Makedonia|Kekaisaran Romawi Timur pada zaman wangsa Isauria|Kekaisaran Bulgaria Pertama|Penyebaran Kristen di Bulgaria|Kerajaan Jerman|Penyebaran Kristen di Skandinavia|Penyebaran Kristen di Rus' Kiev}}
{{seealso|Perang Romawi Timur-Arab (780–1180)|Peperangan Romawi Timur-Bulgaria}}
[[Berkas:Europe in 814, Charlemagne, Krum, Nicephorus I.png|jmpl|290px|Eropa pada 814 M]]
Usaha raja-raja pribumi untuk melawan serangan kaum pendatang menghasilkan pembentukan entitas-entitas politik baru. Di [[Inggris Anglo-Saxon|Pulau Britania yang dihuni orang Saksen-Inggris]], [[Alfred yang Agung|Raja Alfred Agung]] (memerintah 871–899) menyepakati sebuah perjanjian dengan para penyerang Viking pada penghujung abad ke-9, yang menghasilkan pendirian [[Danelaw|permukiman-permukiman orang Dani]] di Northumbria, Mercia, dan sejumlah daerah di Anglia Timur.<ref name=Collins378>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 378–385</ref> Pada pertengahan abad ke-10, para pengganti Raja Alfred Agung berjaya menaklukkan Northumbria, dan memulihkan kekuasaan orang Saksen-Inggris atas sebagian besar kawasan selatan Pulau Britania.<ref name=Collins387>Collins ''Early Medieval Europe'' hlm. 387</ref> Di kawasan utara Pulau Britania, [[Cináed mac Ailpín]] (wafat sekitar 860) mempersatukan [[Pict|orang Pikti]] dan [[bangsa Skotlandia|orang Skoti]] ke dalam [[Kerajaan Alba]].<ref name=Davies309>Davies ''Europe'' hlm. 309</ref> Pada awal abad ke-10, [[wangsa Ottonian|wangsa Otto]] telah berhasil menjadi wangsa yang terkemuka di Jerman, dan memimpin perjuangan mengusir para penyerang Magyar. Perjuangan ini mencapai puncaknya dengan penobatan [[Otto I, Kaisar Romawi Suci|Otto I]] (memerintah 936–973) menjadi [[Kaisar Romawi Suci]] pada 962.<ref name=Collins394>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 394–404</ref> Pada 972, ia berhasil mendapatkan pengakuan atas gelar kaisarnya dari Kekaisaran Romawi Timur, yang ia kukuhkan melalui pernikahan putranya, [[Otto II, Kaisar Romawi Suci|Otto II]] (memerintah 967–983), dengan [[Theophano|Teofania]] (wafat 991), kemenakan dari Kaisar Romawi Timur yang sedang memerintah dan putri dari mendiang Kaisar Romawi Timur sebelumnya, [[Romanos II]] (memerintah 959–963).<ref name=Davies317>Davies ''Europe'' hlmn. 317</ref> Menjelang akhir abad ke-10, Italia telah berhasil dimasukkan ke dalam mandala kekuasaan wangsa Otto setelah negeri itu dilanda kekacauan.<ref name=Wickham435>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlmn. 435–439</ref> [[Otto III, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Otto III]] (memerintah 996–1002) kemudian hari bermastautin di Italia.<ref name=Whitton152>Whitton "Society of Northern Europe" ''Oxford Illustrated History of Medieval Europe'' hlm. 152</ref> Negeri Franka Barat kian terpecah-belah. Meskipun secara nominal masih diperintah oleh raja-raja, sebagian besar kuasa politik di negeri itu sudah berpindah ke tangan para kepala daerah.<ref name=Wickham439>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlmn. 439–444</ref>
[[Berkas:Christ Magdeburg Cathedral Met 41.100.157.jpg|Ukiran gading berlanggam seni [[seni rupa Ottonian|Ottonian]] buatan abad ke-10 menampilkan sosok Yesus yang sedang menerima persembahan sebuah gedung gereja dari [[Otto I, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Otto I]]|jmpl|kiri|150px]]
[[Penyebaran agama Kristen di Skandinavia|Usaha pengkristenan masyarakat Skandinavia]] pada abad ke-9 dan ke-10 membantu memperkuat pertumbuhan kerajaan-kerajaan di kawasan itu, misalnya [[Sejarah Swedia (800–1521)|Kerajaan Swedia]], [[Sejarah Denmark|Kerajaan Denmark]], dan [[Sejarah Norwegia|Kerajaan Norwegia]], yang lama-kelamaan semakin besar kekuatannya dan semakin luas pula wilayah kedaulatannya. Sejumlah raja beralih keyakinan menjadi pemeluk agama Kristen, meskipun tidak semuanya beralih keyakinan pada tahun 1000. Orang-orang Skandinavia juga melakukan perluasan wilayah dan melakukan kolonisasi di seluruh Eropa. Selain di Irlandia, Inggris, dan Normandia, orang-orang Skandinavia juga mendirikan permukiman di kawasan-kawasan yang kini menjadi wilayah negara [[Rus Kiev|Rusia]] dan wilayah negara [[Pemukiman Islandia|Islandia]]. Para pedagang dan penjarah dari Swedia menjelajahi sungai-sungai yang mengaliri stepa Rusia, bahkan pernah mencoba merebut Konstantinopel pada [[Perang Rus-Romawi Timur (860)|860]] dan [[Perang Rus-Romawi Timur (907)|907]].<ref name=Collins385>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 385–389</ref> Negeri Kristen Spanyol mula-mula hanya mencakup wilayah yang tak seberapa luas di kawasan utara Jazirah Iberia, tetapi lambat laun meluas ke kawasan selatan pada abad ke-9 dan ke-10, serta membentuk [[Kerajaan Asturias]] dan [[Kerajaan León]].<ref name=Wickham500>Wickham ''Inheritance of Rome'' hlmn. 500–505</ref>
Di Eropa Timur, Romawi Timur memulihkan kemakmurannya pada masa pemerintahan [[Basileios I Makedonia|Kaisar Basilius I]] (memerintah 867–886) dan para penggantinya, [[Leo VI si Bijak|Kaisar Leo VI]] (memerintah 886–912) dan [[Konstantinus VII|Kaisar Konstantinus VII]] (memerintah 913–959). Ketiga-tiganya berasal dari [[dinasti Makedonia|wangsa Makedonia]]. Perniagaan kembali bergairah, dan para kaisar berusaha menyeragamkan tata laksana administrasi pemerintahan di seluruh provinsi Kekaisaran Romawi Timur. Militer kekaisaran ditata kembali sehingga memungkinkan [[Ioannes I Tzimiskes|Kaisar Yohanes I]] (memerintah 969–976) dan [[Basileios II Boulgaroktonos|Kaisar Basilius II]] (memerintah 976–1025) menggeser maju seluruh tapal batas wilayah kekaisaran. Lingkungan istana Kekaisaran Romawi Timur menjadi pusat kebangkitan pendidikan klasik. Proses kebangkitan pendidikan klasik ini dikenal dengan sebutan [[Renaisans Makedonia|Abad Pembaharuan Makedonia]]. Para pujangga seperti [[Yohanes Geometres]] (aktif berkarya pada awal abad ke-10) menggubah madah-madah baru, syair-syair baru, dan menghasilkan karya-karya tulis baru dari ragam-ragam sastra lainnya.<ref name=Davies318>Davies ''Europe'' hlmn. 318–320</ref> Usaha penyebaran agama Kristen yang dilakukan rohaniwan-rohaniwan Gereja Timur maupun Gereja Barat berhasil membuat [[Moravia (kelompok etnis)|orang Moravia]], [[orang Bulgaria]], [[orang Bohemia]], [[orang Polandia]], orang Magyar, dan orang Slav dari [[Rus' Kiev]] berganti keyakinan menjadi pemeluk agama Kristen. Perpindahan agama ini turut berjasa dalam pembentukan negara politik di negeri-negeri kediaman suku-suku bangsa itu, yakni negara [[Moravia Raya|Moravia]], negara [[Kekaisaran Bulgaria Pertama|Bulgaria]], negara [[Bohemia]], negara [[Polandia pada Abad Pertengahan Awal|Polandia]], negara Hungaria, dan negara Rus' Kiev.<ref name=Davies321>Davies ''Europe'' hlmn. 321–326</ref> Wilayah negara Bulgaria, yang didirikan sekitar tahun 680, pada puncak kejayaannya membentang dari Budapest sampai ke Laut Hitam, dan dari Sungai Dnieper di Ukraina sekarang ini sampai ke Laut Adriatik.<ref name=Crampton12>Crampton ''Concise History of Bulgaria'' hlm. 12</ref> Pada 1018, bangsawan-bangsawan terakhir Bulgaria telah takluk di bawah Kekaisaran Romawi Timur.<ref name=Curta246>Curta ''Southeastern Europe'' hlmn. 246–247</ref>
=== Seni rupa dan arsitektur ===
{{utama|Seni rupa Abad Pertengahan|Arsitektur Abad Pertengahan}}
{{lihat pula|Seni rupa Zaman Migrasi|Seni rupa dan arsitektur Pra-Romanik|Seni rupa Karoling}}
[[Berkas:KellsFol032vChristEnthroned.jpg|jmpl|ka|lurus|Sebuah halaman dari [[Kitab Kells]], sebuah [[naskah]] [[kitab Injil]] [[naskah beriluminasi|beriluminasi]] yang dibuat di Kepulauan Britania pada akhir abad ke-8 atau awal abad ke-9<ref name=Nees145>Nees ''Early Medieval Art'' hlm. 145</ref>]]
Hanya segelintir gedung batu berukuran besar yang dibangun selepas pendirian [[basilika]]-basilika zaman Konstantinus pada abad ke-4 sampai dengan abad ke-8, tetapi ada banyak bangunan batu dalam ukuran yang lebih kecil dibangun antara abad ke-6 dan abad ke-7. Pada permulaan abad ke-8, Kekaisaran Karoling menghidupkan kembali arsitektur basilika.<ref name=Stalley29>Stalley ''Early Medieval Architecture'' hlmn. 29–35</ref> Salah satu tampilan dari basilika zaman Kekaisaran Karoling adalah penambahan [[transep]],<ref name=Stalley43>Stalley ''Early Medieval Architecture'' hlmn. 43–44</ref> yakni dua sayap bangunan yang dibangun berhadapan pada kedua sisi bangunan induk sehingga membentuk ruang melintang yang memisahkan [[panti umat]] dari [[panti imam]] sekaligus membuat keseluruhan bangunan tampak seperti sebuah salib raksasa.<ref name=Cosman247>Cosman ''Medieval Wordbook'' hlm. 247</ref> Tampilan-tampilan baru lainnya pada arsitektur rumah ibadat meliputi [[Persimpangan (arsitektur)|menara persimpangan]] dan [[Arsitektur katedral dan gereja besar#Façade|pintu masuk megah]] yang lazimnya dibangun pada sisi barat gedung gereja.<ref name=Stalley49>Stalley ''Early Medieval Architecture'' hlmn. 45, 49</ref>
Karya-karya [[seni rupa Karoling]] dibuat bagi segelintir tokoh di kalangan istana, dan bagi biara-biara maupun gereja-gereja yang mereka tunjangi. Geliat seni rupa Karoling didominasi oleh usaha-usaha untuk menghadirkan kembali keagungan dan ciri khas Yunani-Romawi dari [[seni rupa Romawi Timur]] dan Kekaisaran Romawi, tetapi dipengaruhi pula oleh [[seni rupa Insular|seni rupa Insuler]] dari Kepulauan Britania. Seni rupa insuler memadukan kekuatan langgam hias [[seni rupa Keltik|Kelt Irlandia]] dan [[seni rupa Anglo-Saxon|Jermanik Saksen-Inggris]] dengan hasil-hasil budaya khas Laut Tengah seperti buku, dan menciptakan banyak ciri khas seni rupa sepanjang Abad Pertengahan. Karya-karya seni rupa agamawi yang sintas dari kurun waktu Awal Abad Pertengahan kebanyakan berupa [[naskah beriluminasi|naskah beriluminasi]] dan karya seni ukir gading, yang mula-mula ditampilkan pada barang-barang hasil pengolahan logam yang semenjak saat itu sudah dilebur.<ref name=Kitzinger36>Kitzinger ''Early Medieval Art'' hlmn. 36–53, 61–64</ref><ref name=Henderson18>Henderson ''Early Medieval'' hlmn. 18–21, 63–71</ref> Benda-benda yang dibuat dari logam mulia merupakan wujud karya seni yang paling dihargai, tetapi hampir semuanya sudah musnah kecuali beberapa buah salib seperti [[Salib Lothair|Salib Raja Lothar]], beberapa buah [[relikuarium]], serta temuan-temuan seperti barang-barang bekal kubur buatan Saksen-Inggris di [[Sutton Hoo]], [[hoard|harta karun]] [[Harta karun Gourdon|Gourdon]] di Prancis dari zaman wangsa Meroving, [[harta karun Guarrazar]] di Spanyol dari zaman Visigoth, dan [[harta karun Nagyszentmiklós]] di dekat wilayah Kekaisaran Romawi Timur. Ada pula peninggalan [[bros|kerongsang]]-kerongsang berukuran besar dalam bentuk [[Fibula (bros)|fibula]] maupun [[Kerongsang Kelt|penanuler]] yang merupakan barang kelengkapan pribadi yang penting di kalangan elit, salah satu contohnya adalah [[Bros Tara|Kerongsang Tara]] dari Irlandia.<ref name=Henderson36>Henderson ''Early Medieval'' hlmn. 36–42, 49–55, 103, 143, 204–208</ref> Sebagian besar buku-buku yang disarati hiasan adalah [[kitab Injil|kitab-kitab Injil]]. [[daftar naskah beriluminasi|Banyak di antaranya]] yang masih lestari sampai sekarang, antara lain [[Kitab Kells]] yang khas Insuler, [[Injil-Injil Lindisfarne|Kitab Injil Lindisfarne]], dan [[Kodeks Aureus dari St. Emmeram|Kitab Emas Santo Emeranus]] yang merupakan salah satu kitab Injil dengan [[penjilidan perhiasan|sampul mewah]] dari emas bertatah permata yang masih utuh.<ref name=Benton41>Benton ''Art of the Middle Ages'' hlmn. 41–49</ref> Agaknya orang-orang di lingkungan istana Karel Agunglah yang berjasa membuat patung-patung [[pahatan monumental]] menyerupai makhluk hidup diterima ke dalam khazanah [[seni rupa Kristen]],<ref name=Lasko16>Lasko ''Ars Sacra'' hlm. 16–18</ref> dan menjelang akhir masa pemerintahan Karel Agung, patung-patung yang nyaris seukuran dengan manusia asli semisal [[Salib Gero]] sudah lumrah dijumpai di gedung-gedung gereja utama.<ref name=Henderson233>Henderson ''Early Medieval'' hlmn. 233–238</ref>
=== Militer dan perkembangan teknologi ===
Perkembangan-perkembangan utama di bidang militer pada kurun waktu akhir Kekaisaran Romawi meliputi usaha untuk membentuk pasukan-pasukan aswasada yang tangguh, dan usaha berkelanjutan untuk membentuk berbagai macam pasukan khusus. Pembentukan satuan-satuan prajurit bersenjata berat jenis [[katafrak]] (berbaju zirah lengkap) menjadi pasukan-pasukan aswasada adalah salah satu hasil reka cipta militer Romawi yang penting pada abad ke-5. Bermacam-macam suku yang menginvasi wilayah Kekaisaran Romawi menonjolkan jenis prajurit andalan yang berbeda-beda, mulai dari pasukan pejalan kaki andalan orang Saksen-Inggris yang menginvasi Britania sampai dengan pasukan-pasukan aswasada yang merupakan bagian terbesar dari bala tentara orang Vandal dan orang Visigoth.<ref name=NicolleWestern28>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlmn. 28–29</ref> Pada permulaan kurun waktu invasi, [[sanggurdi]] belum dikenal dan digunakan untuk berperang, sehingga membatasi pendayagunaan pasukan aswasada sebagai [[pasukan kejut|pasukan pembidas]], karena penunggang tidak mungkin dapat mengayunkan senjata dengan kekuatan penuh sambil berkuda tanpa sanggurdi.<ref name=NicolleWestern30>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 30</ref> Perkembangan terbesar di bidang militer pada kurun waktu invasi adalah peralihan ke pemakaian [[busur komposit|busur rakitan]] khas Hun sebagai pengganti busur rakitan khas [[Skithia|Skitia]] yang lebih lemah dan sebelumnya lazim digunakan.<ref name=NicolleWestern31>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlmn. 30–31</ref> Perkembangan lainnya adalah peningkatan pemakaian [[pedang panjang]],<ref name=NicolleWestern34>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 34</ref> dan peralihan bertahap dari pemakaian [[zirah sisik]] ke pemakaian [[zirah rantai]] dan [[zirah lamela|zirah keping]].<ref name=NicolleWestern39>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 39</ref>
Pasukan pejalan kaki dan aswasada semakin kurang diandalkan pada permulaan zaman Kekaisaran Karoling, seiring dengan kian diandalkannya pasukan aswasada khusus berperlengkapan berat. Pengerahan [[wajib militer|satuan-satuan wajib militer jenis milisi]] yang berasal dari warga berstatus merdeka (bukan budak belian) kian berkurang pada zaman Kekaisaran Karoling.<ref name=NicolleWestern58>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlmn. 58–59</ref> Meskipun terdiri atas sejumlah besar penunggang kuda, sebagian besar prajurit pada permulaan zaman Kekaisaran Karoling adalah [[infanteri penunggang|prajurit pejalan kaki yang menunggang kuda]], bukan aswasada yang sesungguhnya.<ref name=NicolleWestern76>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 76</ref> Berbeda dari bala tentara Saksen-Inggris yang masih terdiri atas pasukan-pasukan wajib militer daerah yang disebut ''[[fyrd]]'', di bawah pimpinan pembesar daerah masing-masing.<ref name=NicolleWestern67>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 67</ref> Salah satu perubahan utama di bidang teknologi militer adalah kemunculan kembali [[busur silang]], yang sudah dikenal pada zaman Kekaisaran Romawi dan digunakan kembali sebagai senjata militer pada penghujung kurun waktu Awal Abad Pertengahan.<ref name=NicolleWestern80>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 80</ref> Perubahan lainnya adalah pengenalan sanggurdi, yang meningkatkan daya guna pasukan aswasada sebagai pasukan pembidas. Salah satu kemajuan teknologi yang juga dirasakan manfaatnya di luar lingkungan militer adalah [[ladam]], yang memungkinkan orang memacu kuda di medan berbatu.<ref name=NicolleWestern88>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlmn. 88–91</ref>
== Puncak Abad Pertengahan ==
{{utama|Puncak Abad Pertengahan}}
=== Masyarakat dan perekonomian ===
[[Berkas:Cleric-Knight-Workman.jpg|[[naskah beriluminasi|Ilustrasi naskah]] Prancis dari Abad Pertengahan yang menampilkan ketiga [[kelas sosial|golongan]] masyarakat Abad Pertengahan: golongan yang berdoa ([[rohaniwan]]), golongan yang bertarung ([[knight|kesatria berkuda]]), dan golongan yang bekerja ([[petani]]).<ref name=Whitton134>Whitton "Society of Northern Europe" ''Oxford Illustrated History of Medieval Europe'' hlm. 134</ref> Hubungan di antara ketiga golongan ini diatur menurut tatanan [[feodalisme]] dan [[manorialisme]].<ref name=Gainty352>Gainty and Ward ''Sources of World Societies'' hlm. 352</ref> (''Li Livres dou Sante'', abad ke-13)|jmpl|kiri]]
Puncak Abad Pertengahan adalah kurun waktu terjadinya [[demografi abad pertengahan|lonjakan populasi]] secara besar-besaran. Populasi Eropa diperkirakan melonjak dari 35 juta jiwa menjadi 80 juta jiwa antara tahun 1000 dan 1347. Meskipun penyebabnya belum diketahui secara pasti, diduga lonjakan populasi ini disebabkan oleh semakin baiknya tata cara bercocok tanam, berkurangnya perbudakan, [[Periode Hangat Abad Pertengahan|iklim yang lebih baik]], maupun ketiadaan invasi.<ref name=Jordan5>Jordan ''Europe in the High Middle Ages'' hlmn. 5–12</ref><ref name=Backman156>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlm. 156</ref> Sebanyak-banyaknya 90% populasi Eropa masih terdiri atas kaum tani yang bermukim di desa-desa. Banyak di antaranya tidak lagi mendiami lahan-lahan terpencil, tetapi sudah hidup bersama-sama dalam komunitas-komunitas kecil yang disebut desa atau tanah lungguh.<ref name=Backman156/> Kaum tani sering kali menjadi kawula kaum ningrat pemilik tanah lungguh ({{lang-en|manor}}), dan membayar sewa lahan atau memberikan berbagai macam bentuk pelayanan kepada majikan-majikan ningrat mereka. Tatanan semacam ini disebut [[manorialisme]]. Meskipun demikian, masih ada segelintir petani merdeka (bukan kawula tuan tanah) pada kurun waktu ini maupun sesudahnya.<ref name=Backman164>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 164–165</ref> Petani-petani merdeka semacam ini lebih banyak terdapat di kawasan selatan daripada di kawasan utara Eropa. Praktik [[babad]] atau meneroka lahan baru untuk digarap dengan cara menawarkan insentif kepada petani yang bersedia menempatinya, juga turut berdampak pada lonjakan populasi.<ref name=Epstein52>Epstein ''Economic and Social History'' hlmn. 52–53</ref>
Sistem pertanian [[Sistem lapangan terbuka|lahan terbuka]] lumrah dipraktikkan di hampir seluruh Eropa, teristimewa di "kawasan barat laut dan kawasan tengah Eropa."<ref>Pounds, N. J. G. (1990), ''An Historical Geography of Europe'', Cambridge: Cambridge University Press, hlm. 166</ref> Komunitas-komunitas tani lahan terbuka memiliki tiga ciri utama, yakni lahan-lahan garapan perseorangan dalam bentuk petak-petak lahan yang tersebar di berbagai pelosok tanah lungguh, rotasi jenis tanaman dari tahun ke tahun untuk menjaga kesuburan tanah, dan lahan bersama yang dimanfaatkan sebagai tempat melepas ternak atau untuk keperluan lain.<ref>"Open-field System", ''Encyclopedia Britannica'' https://www.britannica.com/topic/open-field-system, diakses 19 Juli 2018</ref>
Golongan-golongan lain dalam masyarakat adalah kaum ningrat, rohaniwan, dan warga kota. Kaum ningrat, baik [[bangsawan]] penyandang gelar maupun [[knight|kesatria berkuda]] biasa, menafkahi dirinya dari hasil pemanfaatan tanah lungguh dan pengaryaan rakyat tani, meskipun mereka tidak memiliki lahan sendiri dan hanya dianugerahi hak untuk menikmati hasil pemanfaatan tanah lungguh atau tanah-tanah lain oleh bangsawan majikan mereka. Tatanan semacam ini disebut [[feodalisme]]. Pada abad ke-11 dan ke-12, tanah-tanah atau ''[[fief|feodum]]'' ini mulai dianggap sebagai tanah pusaka keluarga, dan di banyak tempat sudah tidak ada lagi kebiasaan membagi-bagikan tanah kepada seluruh ahli waris sebagaimana yang terjadi pada kurun waktu Awal Abad Pertengahan. Kebanyakan ''feodum'' dan tanah justru diwariskan seluruhnya kepada putra tertua pewaris.<ref name=Barber37>Barber ''Two Cities'' hlmn. 37–41</ref>{{efn-ua|Pola pewarisan semacam ini disebut [[primogenitur]].<ref name=Wordbook193>Cosman ''Medieval Wordbook'' hlm. 193</ref>}} Keistimewaan-keistimewaan kaum ningrat adalah menguasai tanah, menunaikan kewajiban bela negara dengan menjadi prajurit [[kavaleri berat|aswasada berperlengkapan berat]], menguasai [[puri]], dan dikecualikan dari kewajiban membayar pajak atau kewajiban-kewajiban lain.{{efn-ua|Aswasada berperlengkapan berat di Eropa adalah gagasan yang bersumber dari prajurit [[katafrak]] Persia pada abad ke-5 dan ke-6, tatapi penambahan [[sanggurdi]] pada abad ke-7 memungkinkan tenaga kuda maupun penunggangnya dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam pertempuran.<ref name=Davies311/>}} Puri-puri, yang mula-mula terbuat dari kayu tetapi kemudian hari dibangun dari batu, mulai didirikan pada abad ke-9 dan ke-10 sebagai ikhtiar menghadapi suasana kalut ketika itu, sebagai tempat berlindung dari invasi, dan sebagai tempat para bangsawan mempertahankan diri dari saingan-saingan mereka. Penguasaan puri memungkinkan para bangsawan untuk menentang raja-raja atau bangsawan-bangsawan majikan mereka.<ref name=Davies311>Davies ''Europe'' hlmn. 311–315</ref> Kaum ningrat digolong-golongkan ke dalam beberapa tingkatan; raja-raja dan bangsawan-bangsawan dari golongan tertinggi berkuasa atas sejumlah besar rakyat jelata, memiliki berbidang-bidang tanah yang luas, dan membawahi bangsawan-bangsawan lain. Di bawah raja-raja dan bangsawan-bangsawan golongan tertinggi ini terdapat bangsawan-bangsawan dari golongan rendah yang berkuasa atas rayat jelata dalam jumlah yang lebih sedikit, dan memiliki bidang-bidang tanah dengan luas yang lebih terbatas. Golongan kesatria berkuda adalah golongan ningrat yang paling bawah; mereka diberi kekuasaan atas bidang-bidang tanah tertentu tetapi bukan sebagai pemiliknya, dan harus pula mengabdi kepada bangsawan-bangsawan lain.<ref name=Daily3>Singman ''Daily Life'' hlm. 3</ref>{{efn-ua|Di Prancis, Jerman dan Negeri-Negeri Dataran Rendah, masih ada lagi golongan ningrat di bawah golongan kesatria berkuda, yakni golongan ''[[ministerialis]]'', yang sesungguhnya adalah kesatria-kesatria berkuda berstatus hamba sahaya. Mereka adalah keturunan hamba sahaya para bangsawan yang pernah bekerja sebagai prajurit atau pamong praja. Kenaikan status para hamba sahaya ini memungkinkan keturunan mereka menguasai ''feodum'' maupun menjadi kesatria berkuda, meskipun masih digolongkan sebagai hamba sahaya.<ref name=Singman8>Singman ''Daily Life'' hlm. 8</ref>}}
Kaum rohaniwan dibedakan menjadi dua macam rohaniwan, yakni [[rohaniwan sekuler]] yang hidup di tengah-tengah masyarakat, serta [[rohaniwan reguler]] yang hidup menurut ''regula'' (tata tertib agamawi) dan lazimnya berstatus biarawan.<ref name=Hamilton33>Hamilton ''Religion on the Medieval West'' hlm. 33</ref> Sepanjang kurun waktu ini, para biarawan merupakan golongan terkecil dalam masyarakat, biasanya di bawah 1% dari keseluruhan populasi.<ref name=Daily143>Singman ''Daily Life'' hlm. 143</ref> Sebagian besar rohaniwan reguler berasal dari kalangan ningrat, yakni kalangan yang juga menjadi lahan perekrutan rohaniwan sekuler berpangkat tinggi. Para imam [[paroki]] setempat sering kali berasal dari kalangan rakyat tani.<ref name=Barber33>Barber ''Two Cities'' hlmn. 33–34</ref> Warga kota menempati posisi yang kurang lazim karena mereka tidak termasuk dalam tiga golongan masyarakat tradisional, yakni kaum ningrat, kaum rohaniwan, dan kaum tani. Pada abad ke-12 dan ke-13, jumlah kalangan ini semakin meningkat seiring membesarnya kota-kota lama dan terbentuknya pusat-pusat populasi yang baru.<ref name=Barber48>Barber ''Two Cities'' hlmn. 48–49</ref> Meskipun demikian, jumlah warga kota sepanjang Abad Pertengahan mungkin tak pernah melampaui 10% dari keseluruhan populasi.<ref name=Daily171>Singman ''Daily Life'' hlm. 171</ref>
[[Berkas:Petrus alphonsi dialogues.jpg|ka|lurus|jmpl|Ilustrasi dari abad ke-13. Seorang Yahudi (mengenakan [[topi Yahudi]] berujung lancip) sedang berdebat dengan [[Pedro Alfonso]], ahli debat Kristen keturunan Yahudi.]]
Orang Yahudi juga [[Yahudi pada Abad Pertengahan|menyebar ke seluruh Eropa]] pada Puncak Abad Pertengahan. Paguyuban-paguyuban umat Yahudi dibentuk di [[Sejarah Yahudi di Jerman|Jerman]] dan [[Sejarah Yahudi di Inggris (1066–1290)|Inggris]] pada abad ke-11 dan ke-12, tetapi [[Sejarah Yahudi di Spanyol#Toleransi dan imigrasi Yahudi (1085–1212)|umat Yahudi Spanyol]], yang sudah lama menetap di Spanyol semenjak masa pemerintahan kaum Muslim, semakin lama semakin ditekan agar beralih keyakinan menjadi pemeluk agama Kristen setelah Spanyol diperintah oleh penguasa Kristen.<ref name=Jews191/> Sebagian besar orang Yahudi terpaksa bermukim di kota-kota, karena mereka tidak dibenarkan memiliki lahan maupun menjadi petani.<ref name=Epstein54>Epstein ''Economic and Social History'' hlm. 54</ref>{{efn-ua|Masih ada segelintir petani Yahudi dalam wilayah Kekaisaran Romawi Timur di kawasan Timur Eropa, dan di Kreta yang dikuasai Venesia, tetapi keberadaan mereka merupakan pengecualian dari kelaziman di Eropa.<ref name=Epstein54/>}} Selain orang Yahudi, ada pula masyarakat-masyarakat non-Kristen lain di kawasan pinggiran Eropa, yakni suku bangsa Slav pagan di kawasan timur Eropa, dan kaum Muslim di kawasan selatan Eropa.<ref name=Daily13>Singman ''Daily Life'' hlm. 13</ref>
[[Wanita pada Abad Pertengahan|Kaum perempuan pada Abad Pertengahan]] secara resmi diwajibkan tunduk pada perwalian kaum lelaki, entah ayah, suami, atau kerabat lelaki mereka yang lain. Para janda, yang sering kali diberi lebih banyak keleluasaan untuk mengatur hidupnya sendiri, tetap saja dibatasi secara hukum. Pekerjaan kaum perempuan pada umumnya adalah mengurus rumah tangga atau mengerjakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan rumah tangga. Perempuan-perempuan kaum tani biasanya bertanggung jawab merawat rumah, mengasuh anak, serta berkebun dan beternak di sekitar rumah. Mereka dapat pula mencari penghasilan tambahan bagi rumah tangganya dengan memintal benang atau menggodok bir di rumah. Pada masa panen, mereka juga diharapkan turut bekerja di ladang.<ref name=Daily14>Singman ''Daily Life'' pp. 14–15</ref> Perempuan-perempuan warga kota, sebagaimana perempuan-perempuan kaum tani, bertanggung jawab merawat rumah, dan juga menggeluti dunia usaha. Jenis-jenis usaha yang terbuka bagi kaum perempuan berbeda-beda dari negeri ke negeri dan dari masa ke masa.<ref name=Daily177>Singman ''Daily Life'' hlmn. 177–178</ref> Perempuan-perempuan ningrat bertanggung jawab mengelola rumah tangga, dan adakalanya juga diharapkan mengelola tanah lungguh bilamana tidak ada kerabat laki-laki, tetapi biasanya tidak dibenarkan ikut campur dalam urusan ketentaraan dan pemerintahan. Satu-satunya peran yang terbuka bagi kaum perempuan di lingkungan Gereja adalah menjadi [[biarawati]], karena mereka tidak mungkin menjadi imam.<ref name=Daily14/>
Di [[Italia Tengah|kawasan tengah]] dan [[Italia Utara|utara Italia]] juga di [[Flandria]], pertumbuhan kota-kota sampai ke taraf swatantra merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan terbentuknya perhimpunan-perhimpunan usaha jenis baru. Kota-kota niaga di pesisir Laut Baltik membentuk persekutuan yang dikenal dengan sebutan [[Liga Hansa]], dan [[republik maritim|republik-republik bahari]] di Italia seperti [[Venesia]], [[Genova]], dan [[Pisa]] melebarkan jaringan usaha mereka ke seluruh kawasan Laut Tengah.{{efn-ua|Dua kelompok ini, yakni kelompok Jerman dan kelompok Italia, menggunakan pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam menjalankan usaha mereka. Sebagian besar dari kota-kota di Jerman menjalin kerja sama dalam Liga Hansa, berbeda dari negara-negara kota di Italia yang justru saling berseteru.<ref name=Epstein81>Epstein ''Economic and Social History'' hlm. 81</ref>}} [[Pekan raya|Pekan-pekan raya]] dunia usaha diselenggarakan dan berkembang pesat di [[Pekan raya Champagne|kawasan utara Prancis]] kala itu, sehingga memungkinkan saudagar-saudagar Italia dan Jerman maupun saudagar-saudagar setempat untuk menjalin hubungan usaha.<ref name=Epstein82>Epstein ''Economic and Social History'' hlmn. 82–83</ref> Pada penghujung abad ke-13, jalur-jalur darat maupun laut yang baru menuju Timur Jauh mulai dirintis, sebagaimana yang dijabarkan dalam ''[[Perjalanan Marco Polo|Kisah Perjalanan Marco Polo]]'', karya tulis seorang usahawan yang bernama [[Marco Polo]] (wafat 1324).<ref name=Barber60>Barber ''Two Cities'' hlmn. 60–67</ref> Selain terbukanya peluang-peluang usaha yang baru, perbaikan tata cara bercocok tanam dan teknologi memungkinkan peningkatan hasil panen, sehingga membuka peluang bagi perluasan jaringan perniagaan.<ref name=Backman160>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlm. 160</ref> Maraknya perniagaan memunculkan metode-metode baru dalam mengelola uang, dan uang-uang emas kembali dicetak di Eropa, mula-mula di Italia, dan kemudian juga di Prancis serta negara-negara lain. Muncul bentuk-bentuk perjanjian dagang baru yang memungkinkan risiko kerugian ditanggung bersama-sama oleh semua saudagar yang terlibat. Metode-metode akuntansi semakin membaik, sebagian berkat penerapan [[pembukuan berpasangan]]; muncul pula [[Letter of credit|surat-surat kredit]] yang memudahkan perpindahan uang.<ref name=Barber74>Barber ''Two Cities'' hlmn. 74–76</ref>
=== Munculnya kekuasaan negara ===
{{utama|Inggris pada Abad Pertengahan|Prancis pada Abad Pertengahan|Jerman pada Abad Pertengahan|Italia pada Abad Pertengahan|Skotlandia pada Abad Pertengahan|Spanyol pada Abad Pertengahan|Polandia pada Abad Pertengahan}}
[[Berkas:Europe mediterranean 1190.jpg|Eropa dan Laut Tengah pada tahun 1190|jmpl|upright=1.3]]
Puncak Abad Pertengahan adalah kurun waktu formatif dalam sejarah negara modern di Dunia Barat. Raja-raja di Prancis, Inggris, dan Spanyol memperkukuh kekuatan mereka, dan membentuk lembaga-lembaga pemerintahan yang terus bertahan dalam waktu yang sangat lama.<ref name=Backman283>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 283–284</ref> Kerajaan-kerajaan baru, seperti [[Kerajaan Hungaria|Hungaria]] dan [[Kerajaan Polandia (1025–1385)|Polandia]], menjadi kekuatan-kekuatan utama di kawasan tengah Eropa setelah menerima agama Kristen.<ref name=Barber365>Barber ''Two Cities'' hlmn. 365–380</ref> Orang Magyar menetap di Hungaria sekitar tahun 900 di bawah pimpinan Raja [[Árpád]] (wafat sekitar 907) setelah beberapa kali melancarkan invasi pada abad ke-9.<ref name=Davies296>Davies ''Europe'' hlm. 296</ref> Lembaga kepausan, yang sudah lama terpikat pada ideologi kemerdekaan dari raja-raja sekuler, untuk pertama kali dalam sejarahnya menyatakan diri sebagai penguasa duniawi atas seluruh Dunia Kristen. [[kekuasaan temporal (kepausan)|Monarki kepausan]] mencapai puncak kejayaannya pada awal abad ke-13 di bawah kepemimpinan [[Paus Innosensius III|Paus Inosensius III]] (menjabat 1198–1216).<ref name=Backman262>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 262–279</ref> [[Perang Salib Utara]] dan pergerakan kerajaan-kerajaan dan tarekat-tarekat militer Kristen ke daerah-daerah [[paganisme|pagan]] di kawasan Laut Baltik dan kawasan timur laut [[Finlandia]] mengakibatkan terjadinya asimilasi paksa sejumlah besar suku bangsa pribumi setempat ke dalam kebudayaan Eropa.<ref name=Barber371>Barber ''Two Cities'' hlmn. 371–372</ref>
Pada permulaan kurun waktu Puncak Abad Pertengahan, Jerman berada di bawah pemerintahan [[dinasti Ottonia|wangsa Otto]] yang bersusah payah berusaha mengendalikan adipati-adipati yang sangat berkuasa di negeri itu, yakni para penguasa [[kadipaten suku|wilayah-wilayah kesukuan]] yang terbentuk pada Zaman Migrasi. Pada 1024, wangsa Otto digantikan oleh [[dinasti Sali|wangsa Sali]], yang terkenal pernah bertikai dengan lembaga kepausan pada masa pemerintahan [[Heinrich IV, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Heinrich IV]] (memerintah 1084–1105) sehubungan dengan kewenangan Sri Paus untuk mengangkat petinggi Gereja. Pertikaian seputar kewenangan mengangkat petinggi gereja ini disebut [[kontroversi Penobatan|Kontroversi Investitur]].<ref name=Backman181>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 181–186</ref> Kaisar-kaisar penggantinya masih harus berjuang keras menghadapi lembaga kepausan maupun kaum ningrat Jerman. Sepeninggal [[Heinrich V, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Heinrich V]] yang mangkat tanpa meninggalkan ahli waris, Jerman memasuki kurun waktu instabilitas yang baru berakhir setelah [[Friedrich I, Kaisar Romawi Suci|Friedrich Barbarossa]] (memerintah 1155–1190) naik takhta.<ref name=Jordan143>Jordan ''Europe in the High Middle Ages'' hlmn. 143–147</ref> Meskipun Friedrich Barbarossa memerintah secara efektif, permasalahan-permasalahan hakiki belum juga tuntas, sehingga kaisar-kaisar penggantinya pun masih harus berjuang keras sampai dengan abad ke-13.<ref name=Jordan250>Jordan ''Europe in the High Middle Ages'' hlmn. 250–252</ref> Cucu Friedrich Barbarossa, [[Friedrich II, Kaisar Romawi Suci|Friedrich II]] (memerintah 1220–1250), yang juga mewarisi takhta Kerajaan Sisilia melalui garis nasab ibunya, berulang kali bertikai dengan lembaga kepausan. Majelis istananya terkenal beranggotakan kaum cerdik pandai, dan ia sendiri acap kali dituduh sebagai seorang [[bidaah dalam Kekristenan|ahli bidah]].<ref name=Denley235>Denley "Mediterranean" ''Oxford Illustrated History of Medieval Europe'' hlmn. 235–238</ref> Friedrich II maupun kaisar-kaisar penggantinya harus berjuang menanggulangi berbagai macam kesulitan, antara lain invasi [[bangsa Mongol]] ke Eropa pada pertengahan abad ke-13. Bangsa Mongol mula-mula meluluhlantakkan kepangeranan-kepangeranan Rus' Kiev, dan selanjutnya [[invasi Eropa oleh Mongol|menginvasi kawasan timur Eropa]] pada tahun 1241, 1259, dan 1287.<ref name=Davies364>Davies ''Europe'' hlm. 364</ref>
[[Berkas:Bayeux Tapestry scene44 William Odo Robert.jpg|Bagian dari [[Tapestri Bayeux]] yang menampilkan gambar [[William Sang Penakluk]] (tengah) bersama adik-adik tirinya, [[Robert dari Mortain|Robert, Bupati Mortain]] (kanan) dan [[Odo dari Bayeux|Odo]], Uskup [[Bayeux]] di [[Kadipaten Normandia]] (kiri)|jmpl|kiri]]
Di bawah pemerintahan raja-raja [[dinasti Capetian|wangsa Capet]], monarki Prancis sedikit demi sedikit menundukkan kaum ningrat. Dari daerah [[Île-de-France]], raja-raja wangsa Capet perlahan-lahan meluaskan kekuasaannya ke daerah-daerah lain di wilayah Prancis pada abad ke-11 dan ke-12.<ref name=Backman187>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 187–189</ref> Saingan terberat raja-raja wangsa Capet adalah para [[Adipati Normandia]]. Pada 1066, Adipati Normandia, Guillaume II atau [[William Sang Penakluk]] (menjabat 1035–1087), berhasil menaklukkan Inggris (memerintah selaku Raja Inggris 1066–1087) dan membangun sebuah kekaisaran lintas selat yang mampu bertahan dalam berbagai bentuknya sepanjang sisa kurun waktu Abad Pertengahan.<ref name=Jordan59>Jordan ''Europe in the High Middle Ages'' hlmn. 59–61</ref><ref name=Backman189>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 189–196</ref> Orang Norman juga mendiami Sisilia dan kawasan selatan Italia, semenjak [[Robert Guiscard]] (wafat 1085) mendarat di pulau itu pada 1059 dan mendirikan sebuah kadipaten yang menjadi cikal bakal [[Kerajaan Sisilia]].<ref name=Davies294>Davies ''Europe'' hlm. 294</ref> Pada masa pemerintahan raja-raja Inggris dari [[raja-raja Inggris dari wangsa Anjou|wangsa Anjou]], terutama [[Henry II dari Inggris|Raja Henry II]] (memerintah 1154–1189) dan putranya, [[Richard I dari Inggris|Raja Richard I]] (memerintah 1189–99), raja-raja Inggris memerintah atas wilayah Inggris dan daerah yang luas di wilayah Prancis.<ref name=Backman263>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlm. 263</ref>{{efn-ua|Keseluruhan wilayah kedaulatan raja-raja Inggris dari wangsa Anjou ini sering kali disebut [[Kekaisaran Angevin|Kekaisaran Anjou]].<ref name=Feudal285>Barlow ''Feudal Kingdom'' hlmn. 285–286</ref>}} Sebagian besar dari daerah kekuasaan di wilayah Prancis ini menjadi milik pusaka wangsa Anjou semenjak Raja Henry II menikahi [[Eleanor dari Aquitaine|Aliénor, Adipati Putri Aquitania]] (wafat 1204), ahli waris atas sebagian besar daerah di kawasan selatan Prancis.<ref name=Eleanor>Loyn "Eleanor of Aquitaine" ''Middle Ages'' hlm. 122</ref>{{efn-ua|Aliénor adalah mantan permaisuri [[Louis VII dari Prancis|Raja Prancis, Louis VII]] (memerintah 1137–1180). Pernikahan pasangan ini dianulir pada 1152.<ref name=Eleanor/>}} Kadipaten Normandia dan daerah-daerah kekuasaan Inggris di kawasan utara Prancis jatuh ke tangah Raja Prancis, [[Philippe II dari Prancis|Philippe Auguste]] (memerintah 1180–1223), pada masa pemerintahan adik dari Raja Richard I, [[John, Raja Inggris|Raja John]] (memerintah 1199–1216). Hilangnya daerah kekuasaan ini menimbulkan perselisihan di kalangan bangsawan Inggris, sementara pungutan paksa yang diberlakukan Raja John guna mendanai usahanya yang gagal untuk merebut kembali wilayah Normandia berbuntut pada penandatanganan ''[[Magna Carta]]'' (piagam agung) tahun 1215 yang mengukuhkan hak-hak dan keistimewaan warga merdeka di Inggris. Pada masa pemerintahan putra Raja John, [[Henry III dari Inggris|Raja Henry III]] (memerintah 1216–1272), semakin banyak keleluasaan dianugerahkan kepada kaum bangsawan sehingga mengakibatkan merosotnya kuasa kerajaan.<ref name=Backman286>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlm. 286–289</ref> Monarki Prancis melanjutkan usahanya untuk menundukkan kaum ningrat pada penghujung abad ke-12 sampai abad ke-13, sehingga luas kawasan yang diperintah secara langsung oleh raja semakin bertambah, dan pemerintahan Kerajaan Prancis menjadi semakin terpusat.<ref name=Backman289>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 289–293</ref> Pada masa pemerintahan [[Louis IX dari Prancis|Raja Louis IX]] (memerintah 1226–1270), muruah raja semakin meningkat manakala Raja Prancis menjadi tokoh penengah yang disegani oleh hampir seluruh penguasa di Eropa.<ref name=Davies355>Davies ''Europe'' hlmn. 355–357</ref>{{efn-ua|Raja Louis IX di[[kanonisasi]] pada 1297 oleh [[Paus Bonifasius VIII]].<ref name=Hallam401>Hallam and Everard ''Capetian France'' hlm. 401</ref>}}
Di Jazirah Iberia, negara-negara Kristen yang terpinggirkan ke kawasan barat laut jazirah mulai berbalik menekan negara-negara Islam di kawasan selatan jazirah pada kurun waktu yang dikenal dengan sebutan ''[[Reconquista]]'' (penaklukan kembali).<ref name=Davies345>Davies ''Europe'' hlm. 345</ref> Sekitar tahun 1150, masyarakat Kristen di kawasan utara jazirah telah bersatu membentuk lima kerajaan besar, yakni [[Kerajaan León]], [[Kerajaan Kastila]], [[Kerajaan Aragon]], [[Kerajaan Navarra|Kerajaan Navara]], dan [[Kerajaan Portugal]].<ref name=Barber341>Barber ''Two Cities'' hlm. 341</ref> Kawasan selatan Jazirah Iberia masih dikuasai negara-negara Islam merdeka yang disebut ''[[taifa]]'', pecahan dari [[Kekhalifahan Córdoba|Khilafah Kordoba]] ({{lang-ar|خلافة قرطبة}}, ''Khilāfat Qurṭuba'') yang runtuh pada 1031.<ref name=Davies345/> Negara-negara Islam ini berperang melawan negara-negara Kristen sampai [[Muwahhidun|Khilafah Almohad]] ({{lang-ar|خلافة الموحدون}}, ''Khilāfatul Muwaḥḥidūn'') menegakkan kembali pemerintahan Islam yang terpusat di kawasan selatan jazirah pada dasawarsa 1170-an.<ref name=Barber350>Barber ''Two Cities'' hlmn. 350–351</ref> Bala tentara Kristen sekali lagi maju memerangi kaum Muslim pada permulaan abad ke-13. Perang melawan kaum Muslim ini mencapai puncaknya pada peristiwa penaklukan kota [[Sevilla]] tahun 1248.<ref name=Barber353>Barber ''Two Cities'' hlmn. 353–355</ref>
=== Perang Salib ===
{{utama|Perang Salib|Reconquista|Perang Salib Utara}}
{{see also|Kekaisaran Romawi Timur pada zaman wangsa Makedonia|Kekaisaran Romawi Timur pada zaman wangsa Komnenos}}
[[Berkas:Crac des chevaliers syria.jpeg|jmpl|[[Krak des Chevaliers]] (Puri Kesatria Berkuda) dibangun pada masa Perang Salib bagi para [[Ksatria Hospitaller|Kesatria Pramuhusada]].<ref name=Fortress268>Kaufmann and Kaufmann ''Medieval Fortress'' hlmn. 268–269</ref>]]
Pada abad ke-11, [[dinasti Seljuk|orang Turki Seljuk]] merebut sebagian besar wilayah Timur Tengah, menduduki Persia pada dasawarsa 1040-an, Armenia pada dasawarsa 1060-an, dan Yerusalem pada tahun 1070. Pada 1071, bala tentara Turki mengalahkan bala tentara Romawi Timur dalam [[Pertempuran Manzikert]], bahkan berhasil menawan Kaisar Romawi Timur, [[Romanos IV Diogenes|Romanos IV]] (memerintah 1068–1071), sehingga orang Turki akhirnya dapat leluasa menginvasi Asia Kecil. Pendudukan Asia Kecil oleh orang Turki merupakan pukulan berat bagi Kekaisaran Romawi Timur, karena harus kehilangan sebagian besar warganya sekaligus pusat kekuatan perekonomiannya. Meskipun mampu kembali menyatukan barisan dan memulihkan kekuatan tempurnya, Kekaisaran Romawi Timur tidak pernah sanggup merebut kembali seluruh Asia Kecil dan sering kali menjadi pihak yang harus bertahan digempur musuh. Bangsa Turki juga menghadapi kesulitan, Yerusalem yang sudah berhasil mereka kuasai akhirnya jatuh ke tangan [[Kekhalifahan Fatimiyah|kaum Fatimiyun]] dari Mesir, dan didera serangkaian perang saudara.<ref name=Davies332>Davies ''Europe'' hlmn 332–333</ref> Kekaisaran Romawi Timur juga harus menghadapi bangsa [[Kekaisaran Bulgaria Kedua|Bulgaria]] yang kembali bangkit dan menyebar ke seluruh Jazirah Balkan pada penghujung abad ke 12 sampai abad ke 13.<ref name=Davies386>Davies ''Europe'' hlmn. 386–387</ref>
Perang Salib bertujuan merebut [[Yerusalem]] dari penguasaan kaum Muslim. [[Perang Salib Pertama]] dimaklumkan oleh [[Paus Urbanus II]] (menjabat 1088-1099) dalam [[Konsili Clermont]] pada 1095 sebagai tanggapan terhadap permintaan bantuan yang diajukan Kaisar Romawi Timur, [[Alexius I Komnenus|Aleksios Komnenos]] (memerintah 1081–1118) untuk membendung laju pergerakan kaum Muslim. Paus Urbanus menjanjikan anugerah [[indulgensi]] bagi siapa saja yang ikut serta. Berlaksa-laksa orang dari seluruh lapisan masyarakat berdatangan dari seluruh pelosok Eropa dan merebut Yerusalem pada 1099.<ref name=MACrusades/> Salah satu aksi yang menjadi bagian dari Perang Salib adalah [[pogrom]] (aksi pembinasaan) terhadap orang-orang Yahudi Eropa yang sering kali dilakukan pada saat bala Tentara Salib bergerak meninggalkan tanah airnya menuju Dunia Timur. Aksi semacam ini berlangsung sangat brutal, terutama pada masa Perang Salib Pertama,<ref name=Jews191/> manakala paguyuban-paguyuban umat Yahudi di [[Köln]], [[Mainz]], dan [[Worms, Jerman|Worms]] dibinasakan, dan paguyuban-paguyuban umat Yahudi di kota-kota yang terletak di antara [[Sungai Seine]] dan [[Sungai Rhein]] didera kehancuran.<ref name=Comp397>Lock ''Routledge Companion to the Crusades'' hlmn. 397–399</ref> Dampak lain dari Perang Salib adalah terbentuknya tarekat-tarekat zuhud jenis baru, yakni [[ordo militer|Tarekat Ketentaraan]] [[Kesatria Kenisah|Haikal]] ({{lang-la|Ordo Militum Templariorum}}) dan [[Ksatria Hospitaller|Tarekat Panti Husada]] ({{lang-lat|Ordo Hospitalis}}), yang memadukan cara hidup zuhud dan darmabakti keprajuritan.<ref name=Barber145/>
Bala Tentara Salib mendirikan [[negara-negara Tentara Salib]] di daerah-daerah taklukan mereka. Pada abad ke-12 dan ke-13, timbul serangkaian konflik di antara negara-negara ini dan negara-negara Islam di sekitarnya. Permohonan bantuan yang diajukan negara-negara Tentara Salib kepada lembaga kepausan menghasilkan pemakluman perang-perang Salib berikutnya,<ref name=MACrusades>Riley-Smith "Crusades" ''Middle Ages'' hlmn. 106–107</ref> misalnya pemakluman [[Perang Salib Ketiga]] untuk merebut kembali Yerusalem yang telah jatuh ke tangan Sultan Mesir dan Syam, [[Salahuddin Ayyubi|Saladin]] (wafat 1193), pada 1187.<ref name=Payne204>Payne ''Dream and the Tomb'' hlmn. 204–205</ref>{{efn-ua|Tarekat-tarekat militer religius seperti [[Kesatria Kenisah|Tarekat Kesatria Haikal]] dan [[Knights Hospitaller|Tarekat Kesatria Pramuhusada]] dibentuk dan menjadi unsur hakiki dari negara-negara Tentara Salib.<ref name=Lock353>Lock ''Routledge Companion to the Crusades'' hlmn. 353–356</ref>}} Pada 1203, [[Perang Salib Keempat]] beralih sasaran dari Tanah Suci ke Konstantinopel. Kota Konstantinopel direbut pada 1204 oleh bala Tentara Salib yang mendirikan [[Kekaisaran Latin|Kekaisaran Latin Konstantinopel]].<ref name=Lock156>Lock ''Routledge Companion to the Crusades'' hlmn. 156–161</ref> Peristiwa ini benar-benar melemahkan Kekaisaran Romawi Timur. Meskipun berhasil merebut kembali Konstantinopel pada 1261, Kekaisaran Romawi Timur tidak sanggup lagi memulihkan kekuatannya seperti sediakala.<ref name=Backman299>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 299–300</ref> Pada 1291, semua negara Tentara Salib telah ditaklukkan atau disingkirkan dari daratan Timur Tengah, meskipun [[Kerajaan Yerusalem]] tituler masih bertahan hidup di Pulau [[Kerajaan Siprus|Siprus]] sampai beberapa tahun kemudian.<ref name=Lock122>Lock ''Routledge Companion to the Crusades'' hlm. 122</ref>
Para Paus menyerukan agar perang-perang Salib dikobarkan di tempat-tempat selain Tanah Suci, yakni di Spanyol, di kawasan selatan Prancis, dan di kawasan sekeliling Laut Baltik.<ref name=MACrusades/> Perang Salib Spanyol menyatu dengan Perang ''Reconquista'' (penaklukan kembali) negeri Spanyol dari kekuasaan kaum Muslim. Meskipun Tarekat Kesatria Haikal dan Tarekat Kesatria Pramuhusada ikut serta dalam Perang Salib Spanyol, tarekat-tarekat militer religius asli Spanyol juga dibentuk, sebagian besar di antaranya telah bergabung membentuk dua tarekat besar, yakni [[ordo Calatrava|Tarekat Kalatrava]] dan [[ordo Santiago|Tarekat Santiago]], pada permulaan abad ke-12.<ref name=Lock205>Lock ''Routledge Companion to the Crusades'' hlmn. 205–213</ref> Kawasan utara Eropa juga masih berada di luar lingkup pengaruh agama Kristen sampai dengan abad ke-11 atau abad-abad sesudahnya, dan menjadi medan tempur Perang Salib Utara pada abad ke-12 sampai dengan abad ke-14. Perang Salib ini juga menghasilkan pembentukan sebuah tarekat militer, yakni [[Fratres militiæ Christi Livoniae|Tarekat Saudara-Saudara Pedang]]. Tarekat lainnya, yakni [[Ordo Teutonik|Tarekat Kesatria Teuton]], dibentuk di negara-negara Tentara Salib, tetapi lebih banyak berkiprah di kawasan persekitaran Laut Baltik selepas tahun 1225, dan memindahkan markas besarnya ke [[Kastel Malbork|Marienburg]] di [[Prusia]] pada 1309.<ref name=Lock213>Lock ''Routledge Companion to the Crusades'' hlmn. 213–224</ref>
=== Kehidupan ilmiah ===
{{utama|Gerakan pembaharuan pada abad ke-12|Filsafat Abad Pertengahan|Kesusastraan Abad Pertengahan|Puisi Abad Pertengahan|Kedokteran Abad Pertengahan di Eropa Barat}}
Pada abad ke-11, perkembangan di bidang ilmu filsafat dan ilmu teologi menyebabkan kegiatan ilmiah meningkat. [[realisme filsafat|Penganut paham realisme]] dan [[Nominalisme|penganut paham nominalisme]] memperdebatkan konsep "[[Universal (metafisika)|kesemestaan]]". [[diskursus|Wacana-wacana]] filsafati disemarakkan oleh penemuan kembali gagasan-gagasan [[Aristoteles]] yang mengutamakan [[empirisme]] dan [[rasionalisme]]. Para cendekiawan seperti [[Petrus Abelardus]] (wafat 1142) dan [[Petrus Lombardus]] (wafat 1164) memperkenalkan [[logika istilah|logika ala Aristoteles]] ke dalam ilmu teologi. Pada penghujung abad ke-11 dan permulaan abad ke-12, [[sekolah katedral|sekolah-sekolah katedral]] marak bermunculan di seluruh kawasan barat Eropa, menandai beralihnya proses belajar-mengajar dari biara-biara ke katedral-katedral dan kota-kota.<ref name=Backman232>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 232–237</ref> Sekolah-sekolah katedral kemudian hari tergantikan oleh [[universitas Abad Pertengahan|universitas-universitas]] yang didirikan di kota-kota besar Eropa.<ref name=Backman247>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 247–252</ref> Filsafat dan teologi melebur dan menyatu menjadi paham [[skolastisisme]], yang merupakan ikhtiar para cendekiawan abad ke-12 dan ke-13 untuk merukunkan berbagai karya tulis yang dianggap berwibawa, terutama merukunkan gagasan-gagasan Aristoteles dengan Alkitab. Gerakan skolastisisme berusaha menerapkan pendekatan yang sistematis pada kebenaran dan akal budi.<ref name=MASchol>Loyn "Scholasticism" ''Middle Ages'' hlmn. 293–294</ref> Gerakan ini berpuncak pada gagasan-gagasan [[Thomas Aquinas|Tomas Aquinas]] (wafat 1274), penulis ''[[Summa Theologica]]'' (Ikhtisar Teologi).<ref name=Colish295>Colish ''Medieval Foundations'' hlmn. 295–301</ref>
[[Berkas:Richard of Wallingford.jpg|jmpl|kiri|lurus|Gambar seorang cendekiawan Abad Pertengahan sedang melakukan pengukuran secara cermat, ilustrasi sebuah naskah abad ke-14]]
[[Kekesatriaan|Kejatmikaan]] dan adab [[bahaduri|asmara bersusila]] berkembang di lingkungan istana dan kalangan bangsawan. Budaya keningrat-ningratan ini diungkapkan dengan menggunakan [[vernakular|bahasa-bahasa rakyat]], alih-alih menggunakan bahasa Latin, dalam bentuk puisi, hikayat, legenda, dan lagu-lagu populer yang disebarluaskan oleh para ''[[troubadour]]'' (penghibur keliling). Hikayat-hikayat ini sering kali ditulis dalam bentuk ''[[Chanson de geste|chansons de geste]]'' (kidung-kidung wiracarita) semisal ''[[Chanson de Roland|Kidung Roland]]'' atau ''[[Hildebrand|Kidung Hildebrand]]''.<ref name=Backman252>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 252–260</ref> Karya-karya tulis sejarah sekuler maupun agamawi juga dihasilkan pada kurun waktu ini.<ref name=Davies349>Davies ''Europe'' hlm. 349</ref> [[Geoffrey dari Monmouth|Galfridus Orang Fynwy]] (wafat sekitar 1155) menyusun ''[[Sejarah Raja-Raja Britania|Historia Regum Britanniae]]'' (Sejarah Raja-Raja Britania), sekumpulan hikayat dan legenda tentang [[Raja Arthur]].<ref name=SaulGeoffrey>Saul ''Companion to Medieval England'' hlmn. 113–114</ref> Karya-karya tulis lainnya lebih bersifat sejarah, misalnya ''Gesta Friderici Imperatoris'' (Hikayat Kaisar Friedrich) karya [[Otto dari Freising]] (wafat 1158) yang berisi penjabaran terperinci mengenai sepak terjang Kaisar Friedrich Barbarossa, ataupun ''Gesta Regum'' (Hikayat Raja-Raja) karya [[William dari Malmesbury]] (wafat sekitar 1143) yang memuat riwayat raja-raja Inggris.<ref name=Davies349/>
Kajian-kajian di bidang hukum mengalami kemajuan pada ke-12. Hukum sekuler maupun [[hukum kanon]] (hukum Gereja) dipelajari pada Puncak Abad Pertengahan. Hukum sekuler, atau hukum Romawi, mengalami kemajuan besar berkat penemuan ''[[Corpus Juris Civilis]]'' (Kitab Undang-Undang Hukum Sipil) pada abad ke-11, dan pada tahun 1100, hukum Romawi sudah diajarkan di [[Universitas Bologna|Bologna]]. Perkembangan ini bermuara pada pencatatan dan pembakuan kaidah-kaidah hukum di seluruh kawasan barat Eropa. Hukum kanon juga dipelajari, dan sekitar tahun 1140, seorang rahib bernama [[Decretum Gratiani|Grasianus]] (berkarya pada abad ke-12), yang berprofesi sebagai pengajar ilmu teologi di Bologna, menyusun kitab ''[[Decretum Gratiani|Decretum]]'' (Ketetapan), yang menjadi buku pedoman di bidang hukum kanon.<ref name=Backman237>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 237–241</ref>
Salah satu dampak dari pengaruh budaya Yunani dan Islam terhadap sejarah Eropa pada kurun waktu ini adalah penggantian [[angka Romawi]] dengan [[notasi posisional|tata urutan angka]] [[desimal]] dan penciptaan ilmu [[aljabar]], yang memungkinkan ilmu matematika menjadi lebih maju. Ilmu astronomi mengalami kemajuan setelah kitab ''[[Almagest]]um'' karya [[Klaudius Ptolemaeus|Ptolemaios]] diterjemahkan dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Latin pada penghujung abad ke-12. Ilmu kedokteran juga mulai dipelajari, teristimewa di kawasan selatan Italia, tempat ilmu kedokteran Islam mempengaruhi [[Schola Medica Salernitana|sekolah kedokteran di Salerno]].<ref name=Backman241>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 241–246</ref>
=== Teknologi dan militer ===
{{utama|Teknologi abad pertengahan|Perang abad pertengahan|Sejarah sains#Sains pada Abad Pertengahan}}
{{further information|Daftar ilmuwan Eropa abad pertengahan}}
[[Berkas:Tommaso da modena, ritratti di domenicani (Ugo di Provenza) 1352 150cm, treviso, ex convento di san niccolò, sala del capitolo.jpg|jmpl|Potret Kardinal [[Hugh dari Saint-Cher|Hugo dari Saint-Cher]] karya [[Tommaso da Modena]], 1352, lukisan pertama yang diketahui memuat gambar [[kacamata]]<ref>Ilardi, ''Renaissance Vision'', hlmn. 18–19</ref>]]
Pada abad ke-12 dan ke-13, Eropa berhasil mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan inovasi-inovasi terkait metode produksi. Kemajuan-kemajuan besar di bidang teknologi mencakup reka cipta [[kincir angin]], pembuatan jam-jam mekanik yang pertama, usaha [[minuman keras|penyulingan minuman keras]], dan penggunaan [[astrolab]].<ref name=Backman246>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlm. 246</ref> Kacamata berlensa cekung diciptakan sekitar tahun 1286 oleh seorang pengrajin Italia yang tidak diketahui namanya. Pengrajin ini mungkin membuka usaha kriyanya di kota Pisa atau di daerah sekitar kota itu.<ref>Ilardi, ''Renaissance Vision'', hlmn. 4–5, 49</ref>
Rekayasa [[rotasi tanaman|sistem rotasi]] tiga lahan untuk budi daya tanaman<ref name=Backman156/>{{efn-ua|Sistem ini menyebar ke kawasan utara Eropa pada tahun 1000, dan sampai ke Polandia pada abad ke-12.<ref name=Epstein45>Epstein ''Economic and Social History'' hlm. 45</ref>}} memperbesar tingkat pemanfaatan lahan dalam setahun dari setengah luas lahan berdasarkan sistem rotasi dua lahan yang lama menjadi dua pertiga luas lahan berdasarkan sistem yang baru, sehingga produksi pangan juga meningkat.<ref name=Epstein45/> Pengembangan [[bajak|luku berat]] memungkinkan tanah yang lebih padat dapat digarap secara efisien, didukung oleh meluasnya pemakaian [[kerah kuda]] yang menyebabkan pemanfaatan tenaga lembu sebagai [[hewan pekerja|penghela beban]] tergantikan oleh tenaga kuda. Kuda lebih gesit daripada lembu dan tidak perlu digembalakan di padang yang luas, sehingga turut mendukung penerapan sistem rotasi tiga lahan.<ref name=Backman156-59>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 156–159</ref>
Pembangunan [[katedral|katedral-katedral]] dan puri-puri memajukan teknologi pendirian bangunan, sehingga memungkinkan pembangunan gedung-gedung batu berukuran besar. Bangunan-bangunan penunjang yang didirikan kala itu mencakup balai-balai kota, rumah-rumah, jembatan-jembatan, dan [[lumbung perpuluhan|lumbung-lumbung perpuluhan]].<ref name=Barber68>Barber ''Two Cities'' hlm. 68</ref> Pembuatan kapal semakin berkembang berkat penggunaan metode [[Pembuatan perahu|pemasangan papan lambung pada gading-gading]] sebagai ganti sistem [[purus dan lubang|sambungan purus]] peninggalan Romawi. Kemajuan lain di bidang perkapalan adalah pemakaian [[lateen|layar sabang]] dan [[kemudi belok|kemudi cawat]] yang meningkatkan laju pergerakan kapal layar.<ref name=Barber73>Barber ''Two Cities'' hlm. 73</ref>
Di bidang kemiliteran, pengerahan prajurit pejalan kaki dalam satuan-satuan tugas khusus semakin meningkat. Selain barisan aswasada berperlengkapan berat yang masih merupakan pasukan terbesar, angkatan bersenjata juga mengikutsertakan pasukan pemanah [[busur silang]] berkuda, pasukan pemanah busur silang pejalan kaki, pasukan [[sapper|penggali parit]], dan pasukan perekayasa.<ref name=NicolleWestern125>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 125</ref> Pemanfaatan busur silang, yang sudah dikenal sejak Akhir Abad Kuno, semakin meningkat. Salah satu penyebabnya adalah semakin seringnya [[pengepungan]] dilakukan dalam peperangan pada abad ke-10 dan ke-11.<ref name="NicolleWestern80" />{{efn-ua|Pemasangan anak panah pada busur silang tidak dapat dilakukan dengan cepat sehingga daya gunanya menjadi terbatas bilamana dipakai dalam pertempuran di medan terbuka. Dalam pengepungan, kelambanan ini tidak menjadi soal karena pemanah busur silang dapat berlindung di balik dinding pertahanan pada saat memasang anak panah.<ref name=Daily124>Singman ''Daily Life'' hlm. 124</ref>}} Meningkatnya pemanfaatan busur silang pada abad ke-12 dan ke-13 mendorong pembuatan dan pemanfaatan [[helm penyerang|ketopong]] berpenutup muka, baju zirah berat yang menutupi sekujur tubuh, dan [[Barding|zirah khusus untuk kuda]].<ref name=NicolleWestern130>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 130</ref> [[Bubuk mesiu]] dikenal di Eropa pada pertengahan abad ke-13, terbukti dari catatan sejarah yang meriwatkan pemanfaatannya dalam peperangan di Eropa, yakni dalam peperangan antara Inggris dan Skotlandia pada 1304, meskipun hanya sebagai bahan peledak, bukan sebagai obat meriam. [[Meriam]] digunakan dalam aksi-aksi pengepungan pada dasawarsa 1320-an, dan senjata api genggam digunakan pada dasawarsa 1360-an.<ref name=Nicolle296/>
=== Arsitektur, seni rupa, dan seni musik ===
{{further|Arsitektur Abad Pertengahan|Seni rupa Abad Pertengahan|Musik Abad Pertengahan}}
[[Berkas:Maria Lach 02.jpg|jmpl|Gereja [[arsitektur Romanesque|berlanggam arsitektur Romanik]] di [[Pertapaan Maria Laach|Maria Laach, Jerman]]]]
Pada abad ke-10, pembangunan gedung-gedung gereja dan biara mendorong munculnya arsitektur bangunan batu yang merupakan hasil pengembangan lebih lanjut terhadap bentuk-bentuk bangunan batu ala Romawi, sehingga dinamakan langgam arsitektur "Romanik". Jika kebetulan ada, gedung-gedung bata dan batu peninggalan Romawi dibongkar agar material bangunannya dapat digunakan kembali dalam pembangunan gedung-gedung baru. Bermula dari tahap coba-coba permulaan yang dikenal dengan sebutan [[Romanesque Pertama|Romanik Perdana]], langgam arsitektur berkembang dan menyebar ke seluruh Eropa dalam bentuk yang seragam. Tepat sebelum tahun 1000, terjadi gelombang besar pembangunan gedung-gedung gereja batu di seluruh Eropa.<ref name=Benton55>Benton ''Art of the Middle Ages'' hlm. 55</ref> Gedung-gedung [[Arsitektur Romanesque|berlanggam Romanik]] memiliki dinding yang tersusun dari batu-batu berukuran raksasa, lubang-lubang pintu dan jendela dengan ambang yang melengkung membentuk setengah lingkaran, tingkap-tingkap berukuran kecil, dan (khususnya di Prancis) lengkungan langit-langit dari susunan batu.<ref name=Adams181>Adams ''History of Western Art'' hlmn. 181–189</ref> [[Portal (arsitektur)|Pintu-pintu masuk]] berukuran besar berbingkai pahatan [[Relief#Relief tinggi|relief tinggi]] yang diwarnai menjadi salah satu tampilan utama pada muka bangunan (''façade''), teristimewa di Prancis. [[Kapital (arsitektur)|Ganja-ganja]] tiangnya sering kali dihiasi ukiran monster-monster dan satwa-satwa khayali.<ref name=Benton58to75>Benton ''Art of the Middle Ages'' hlmn. 58–60, 65–66, 73–75</ref> Menurut sejarawan seni rupa, [[Charles Reginald Dodwell|C. R. Dodwell]], "nyaris semua gedung gereja di Dunia Barat dihiasi dengan lukisan-lukisan dinding", hanya sedikit di antaranya yang masih ada sampai sekarang.<ref name=Dodwell37>Dodwell ''Pictorial Arts of the West'' hlm. 37</ref> Bersamaan dengan perkembangan di bidang arsitektur gedung gereja, bentuk bangunan puri yang khas Eropa juga dikembangkan, dan menjadi sangat penting artinya bagi percaturan politik dan peperangan.<ref name=Benton295>Benton ''Art of the Middle Ages'' hlmn. 295–299</ref>
Seni rupa langgam Romanik, khususnya di bidang kriya logam, mencapai tahap kecanggihan tertingginya dalam [[seni rupa Mosan|seni rupa langgam Maas]], yang memunculkan seniman-seniman dengan ciri khas tersendiri, antara lain [[Nikolas dari Verdun|Nikolaus dari Verdun]] (wafat 1205), dan menghasilkan karya-karya seni yang nyaris tampak [[seni rupa Yunani kuno|berlanggam klasik]] seperti [[Bejana baptis di Gereja Santo Bartolomeus, Liège|bejana baptis di Liège]],<ref name=Lasko240>Lasko ''Ars Sacra'' hlmn. 240–250</ref> jauh berbeda dari sosok-sosok hewan menggeliat pada [[Kandil Gloucester]] yang juga dibuat pada kurun waktu yang sama. Alkitab dan [[buku Mazmur]] beriluminasi berukuran besar adalah naskah-naskah mewah yang lazim dibuat kala itu, dan lukisan dinding menyemarakkan gedung-gedung gereja, sering kali mengikuti kaidah yang menempatkan lukisan bertema [[Penghakiman Akhir]] pada dinding barat, ''[[Maiestas Domini]]'' pada dinding timur, dan penggambaran kisah-kisah Alkitab di sepanjang dinding pada kedua sisi panti umat, atau pada [[kubah barel|lengkungan langit-langit memanjang]] seperti di [[Gereja Pertapaan Saint-Savin-sur-Gartempe|Saint-Savin-sur-Gartempe]], yang merupakan contoh terindah dari lukisan pada lengkungan langit-langit bangunan yang masih lestari hingga sekarang.<ref name=Benton91>Benton ''Art of the Middle Ages'' hlmn. 91–92</ref>
[[Berkas:Nef cathédrale Laon.jpg|Interior [[arsitektur Gothik|berlanggam Gothik]] dari gedung gereja [[katedral Laon]], Prancis|jmpl|kiri]]
Semenjak permulaan abad ke-12, tukang-tukang bangunan Prancis mengembangkan [[arsitektur Gothik|langgam Gothik]], yang bercirikan pemakaian [[kubah rusuk|lengkungan langit-langit berusuk]], [[Ogive|pelengkung yang mengerucut]], [[penopang layang|penopang-penopang layang]], dan [[kaca patri|jendela-jendela kaca patri]] berukuran besar. Langgam ini lebih banyak digunakan dalam pembangunan gedung-gedung gereja dan gereja katedral, serta terus-menerus digunakan sampai dengan abad ke-16 di banyak tempat di Eropa. Contoh-contoh klasik dari arsitektur berlanggam Gothik antara lain adalah gedung gereja [[katedral Chartres]] dan gedung gereja [[katedral Reims]] di Prancis, serta gedung gereja [[katedral Salisbury]] di Inggris.<ref name=Adams195>Adams ''History of Western Art'' hlmn. 195–216</ref> Kaca patri menjadi unsur penting dalam rancang bangun gedung gereja, yang masih terus menggunakan lukisan-lukisan dinding, tetapi dewasa ini hampir semuanya sudah musnah.<ref name=Benton185to271>Benton ''Art of the Middle Ages'' hlmn. 185–190; 269–271</ref>
Pada kurun waktu ini, kegiatan pembuatan naskah beriluminasi beralih dari biara-biara ke sanggar-sanggar milik umat awam, sampai-sampai menurut [[Janetta Benton]] "pada tahun 1300, kebanyakan rahib membeli buku di toko-toko".<ref name=Benton250>Benton ''Art of the Middle Ages'' hlm. 250</ref> Pada kurun waktu ini pula [[buku ibadat harian]] dikembangkan menjadi buku panduan beribadat bagi umat awam. Kriya logam masih tetap menjadi wujud karya seni yang paling bergengsi, dan [[email Limoges]] menjadi bahan dengan harga yang relatif terjangkau dan banyak sekali dipakai dalam pembuatan benda-benda seperti relikuarium dan salib..<ref name=Benton245>Benton ''Art of the Middle Ages'' hlmn. 135–139, 245–247</ref> Di Italia, inovasi-inovasi [[Cimabue]] dan [[Duccio|Duccio di Buoninsegna]], dan kemudian hari juga inovasi-inovasi dari maestro era [[Trecento]], [[Giotto|Giotto di Bondone]] (wafat 1337), kian mempercanggih dan mengentaskan [[lukisan panel]] dan [[fresko]].<ref name=Benton264>Benton ''Art of the Middle Ages'' hlmn. 264–278</ref> Meningkatnya kemakmuran pada abad ke-12 mendorong peningkatan produksi karya-karya seni rupa sekuler; banyak barang [[ukiran gading]] seperti peranti permainan (buah catur, dadu, dan sebagainya), sisir-sisir, dan patung-patung keagamaan berukuran kecil masih terlestarikan sampai sekarang.<ref name=Benton248>Benton ''Art of the Middle Ages'' hlmn. 248–250</ref>
=== Kehidupan Gereja ===
{{utama|Reformasi Gregorian|Gereja dan negara di Eropa pada Abad Pertengahan}}
[[Berkas:Bonaventura Berlinghieri Francesco.jpg|jmpl|ka|lurus|[[Fransiskus dari Assisi|Fransiskus dari Asisi]], pendiri tarekat [[Fransiskan]], lukisan karya [[Bonaventura Berlinghieri]], 1235.<ref name=Hamilton47>Hamilton ''Religion in the Medieval West'' hlm. 47</ref>]]
Reformasi biara menjadi isu penting pada abad ke-11, manakala para penguasa mulai khawatir kalau-kalau para rahib tidak mengamalkan aturan-aturan yang mewajibkan mereka untuk semata-mata menekuni kehidupan zuhud. [[Biara Kluni|Biara Cluny]] yang dibangun di daerah [[Mâcon]], Prancis, pada tahun 909, adalah pelopor gerakan [[Reformasi Kluniak|Reformasi Cluny]], yakni gerakan reformasi biara berskala besar yang muncul sebagai tanggapan terhadap kekhawatiran kalangan penguasa.<ref name=Rhino>Rosenwein ''Rhinoceros Bound'' hlmn. 40–41</ref> Biara Cluny dengan segera tersohor sebagai biara yang sangat bersahaja dan sangat ketat dalam menjalankan tata tertib. Biara ini berusaha menjaga mutu kehidupan rohani yang tinggi dengan berlindung kepada lembaga kepausan, dan dengan memilih sendiri kepala biaranya tanpa campur tangan umat awam, sehingga dapat terus mandiri secara ekonomi maupun politik, terhindar dari campur tangan tuan-tuan besar setempat.<ref name=Barber143>Barber ''Two Cities'' hlmn. 143–144</ref>
Reformasi biara mengilhami usaha-usaha pembaharuan Gereja di luar lingkungan biara. Cita-cita luhur yang melandasi gerakan reformasi biara dibawa ke tataran lembaga kepausan oleh [[Paus Leo IX]] (menjabat 1049–1054), dan menjadi sumber ideologi kemandirian kaum rohaniwan yang berujung pada [[Kontroversi Penobatan|Kontroversi Investitur]] pada akhir abad ke-11. Kontroversi ini melibatkan [[Paus Gregorius VII]] (menjabat 1073–1085) dan Kaisar Heinrich IV, yang mula-mula mempersengketakan kewenangan mengangkat uskup. Sengketa ini berubah menjadi pertarungan gagasan terkait [[penobatan|investitur]] (pengangkatan), pernikahan kaum rohaniwan, dan [[simoni]]. Kaisar menganggap urusan melindungi Gereja sudah menjadi tanggung jawabnya, dan hendak mempertahankan haknya untuk memilih sendiri uskup-uskup yang menjabat di dalam wilayah kedaulatannya, sementara lembaga kepausan dengan gigih memperjuangkan kebebasan Gereja dari campur tangan penguasa sekuler. Isu-isu ini tidak kunjung tuntas meskipun telah dicapai kompromi pada tahun 1122 yang dikenal dengan sebutan [[Konkordat Worms]]. Sengketa ini merupakan salah satu tahap penting dalam pembentukan monarki kepausan yang terpisah sekaligus setara dengan pemerintahan-pemerintahan [[kaum awam|awam]]. Sengketa ini juga meninggalkan dampak permanen, yakni kian kukuhnya kekuasaan para kepala swapraja Jerman sehingga merugikan kaisar-kaisar Jerman.<ref name=Rhino/>
[[Berkas:Abbey-of-senanque-provence-gordes.jpg|[[Pertapaan Sénanque|Biara Sénanque]], [[Gordes]], Prancis|jmpl|kiri]]
Puncak Abad Pertengahan adalah kurun waktu terjadinya gerakan-gerakan agamawi berskala besar. Selain ikut serta dalam Perang Salib dan gerakan reformasi biara, orang juga berusaha mencari bentuk-bentuk amalan zuhud yang baru. Tarekat-tarekat baru didirikan, antara lain tarekat [[Sistersien]] dan tarekat [[Kartusian]]. Tarekat Sistersien menyebar dengan pesat pada tahun-tahun permulaan keberadaannya di bawah bimbingan [[Bernardus dari Clairvaux]] (wafat 1153). Tarekat-tarekat baru ini didirikan untuk menanggapi pandangan umat awam yang merasa cara hidup zuhud ala Benediktin tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan umat awam. Sebagaimana orang-orang yang hendak menjalani hidup zuhud, umat awam juga ingin kembali pada cara hidup zuhud [[eremit]]is (cara hidup pertapa) yang diamalkan dalam Gereja Perdana, atau mengamalkan [[Para rasul|cara hidup para rasul]].<ref name=Barber145>Barber ''Two Cities'' hlmn. 145–149</ref> [[Peziarahan Kristen|Kegiatan ziarah]] juga digairahkan. Tempat-tempat ziarah lama seperti Roma, Yerusalem, dan [[Katedral Santiago de Compostela|Compostela]] mengalami lonjakan peziarah, dan tempat-tempat ziarah baru seperti [[Biara Monte Sant'Angelo|Monte Gargano]] dan [[Basilika di San Nicola|Bari]] kian dikenal orang.<ref name=Morris199>Morris "Northern Europe" ''Oxford Illustrated History of Medieval Europe'' hlm. 199</ref>
Pada abad ke-13, [[ordo mendikan|tarekat-tarekat fakir]]—[[Fransiskan]] dan [[Ordo Dominikan|Dominikan]]—yang mengikrarkan kaul kemiskinan dan menafkahi diri mereka dengan cara mengemis, mendapatkan persetujuan dari lembaga kepausan.<ref name=Barber155>Barber ''Two Cities'' hlmn. 155–167</ref> Kelompok-kelompok keagamaan seperti [[Waldens (Aliran Kristen)|kaum Waldenses]] dan [[Humiliati|kaum Humiliati]] juga berusaha mengamalkan kembali cara hidup umat Kristen perdana pada pertengahan abad ke-12 dan permulaan abad ke-13, tetapi dikecam sebagai gerakan bidat oleh lembaga kepausan. Kelompok-kelompok keagamaan lainnya bergabung dengan [[Katarisme|kaum Katari]], gerakan bidah lain yang juga dikecam oleh lembaga kepausan. Pada 1209, sebuah Perang Salib dimaklumkan terhadap kaum Katari, yakni [[Perang Salib Albigensian]]. Perang Salib ini digabungkan dengan [[inkuisisi Abad Pertengahan]], dan berhasil memberantas kaum Katari.<ref name=Barber185>Barber ''Two Cities'' hlmn. 185–192</ref>
== Akhir Abad Pertengahan ==
{{utama|Akhir Abad Pertengahan}}
=== Perang, bencana kelaparan, dan wabah penyakit ===
{{utama|Krisis Akhir Abad Pertengahan}}
Tahun-tahun permulaan abad ke-14 ditandai oleh bencana-bencana kelaparan, yang memuncak pada [[Bencana Kelaparan Besar 1315–1317]].<ref name=MAFamine>Loyn "Famine" ''Middle Ages'' hlm. 128</ref> Salah satu penyebab Bencana Kelaparan Besar ini adalah transisi peralihan yang berlangsung lambat dari [[Periode Suhu Hangat Abad Pertengahan]] ke [[Zaman Es Kecil]], sehingga masyarakat rentan tertimpa bencana kelaparan bilamana cuaca memburuk dan mengakibatkan gagal panen.<ref name=Backman373>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 373–374</ref> Kurun waktu 1313–1314 dan 1317–1321 adalah kurun waktu turunnya hujan deras di seluruh Eropa, yang mengakibatkan gagal panen di mana-mana.<ref name=Epstein41>Epstein ''Economic and Social History'' hlm. 41</ref> Perubahan iklim—yang mengakibatkan penurunan suhu tahunan rata-rata di Eropa pada abad ke-14—terjadi bersamaan dengan merosotnya perekonomian.<ref name=Backman370>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlm. 370</ref>
[[Berkas:Jacquerie Navarre.jpg|ka|jmpl|lurus|Eksekusi mati terhadap sejumlah pemimpin ''[[jacquerie]]'', ilustrasi naskah abad ke-14, ''Chroniques de France ou de St Denis'']]
Segala kemelut ini disusul pada 1347 oleh malapetaka [[Maut Hitam]], [[pandemik|wabah penyakit menular]] yang berjangkit ke seluruh pelosok Eropa dalam tiga tahun berikutnya.<ref name=MAPlague>Schove "Plague" ''Middle Ages'' hlm. 269</ref>{{efn-ua|Menurut konsensus sejarah selama 100 tahun terakhir, Maut Hitam adalah semacam penyakit [[pes bubo]], tetapi beberapa sejarawan [[teori-teori Maut Hitam|mulai menentang pandangan ini]] pada beberapa tahun terakhir.<ref name=Epstein171>Epstein ''Economic and Social History'' hlmn. 171–172</ref>}} Jumlah korban tewas diperkirakan mencapai 35 juta jiwa di Eropa, yakni sekitar sepertiga dari keseluruhan populasi Eropa. Dampak dari wabah ini lebih terasa di kota-kota karena tingkat kepadatan penduduknya yang lebih tinggi.{{efn-ua|[[Lübeck]], salah satu kota di Jerman, kehilangan 90% dari keseluruhan populasinya akibat Maut Hitam.<ref name=Daily189>Singman ''Daily Life'' hlm. 189</ref>}} Kelangkaan populasi mengakibatkan tanah-tanah yang luas hanya didiami segelintir orang, dan ladang-ladang menjadi terbengkalai di beberapa tempat. Upah meningkat karena para tuan tanah berusaha memikat tenaga kerja yang sudah menyusut jumlahnya itu agar bersedia menggarap lahan-lahan mereka. Masalah selanjutnya adalah menurunnya sewa tanah dan merosotnya permintaan akan bahan pangan, yang memangkas jumlah pendapatan dari sektor pertanian. Kaum buruh di kota-kota juga mulai merasa patut diberi upah yang lebih besar, dan [[pemberontakan masyarakat di Eropa abad pertengahan akhir|pemberontakan rakyat]] merebak di seluruh Eropa,<ref name=Backman374>Backman ''Worlds of Medieval Europe'' hlmn. 374–380</ref> antara lain pemberontakan ''[[jacquerie]]'' di Prancis, [[Pemberontakan Petani|pemberontakan kaum tani]] di Inggris, pemberontakan di kota [[Firenze]] di Italia, serta pemberontakan di kota [[Gent]] dan kota [[Brugge]] di Flandria. Trauma yang ditimbulkan oleh wabah ini menyebabkan kesalehan masyarakat meningkat di seluruh Eropa, yang diwujudkan melalui pembentukan lembaga-lembaga amal yang baru, praktik bermatiraga [[Kaum flagela|kaum Flagelan]], dan tindakan [[penindasan Yahudi Wabah Hitam|mengambinghitamkan umat Yahudi]].<ref name=Davies412>Davies ''Europe'' hlmn. 412–413</ref> Keadaan kian runyam ketika Maut Hitam kembali berjangkit sepanjang sisa kurun waktu abad ke-14; wabah ini masih terus menghantam Eropa secara berkala sepanjang sisa kurun waktu Abad Pertengahan.<ref name=MAPlague/>
=== Masyarakat dan ekonomi ===
Masyarakat di seluruh Eropa terguncang oleh perubahan-perubahan besar yang diakibatkan oleh malapetaka Maut Hitam. Lahan-lahan yang kurang produktif ditelantarkan, karena orang-orang yang masih hidup kini mampu mendapatkan lahan-lahan lain yang lebih subur.<ref name=Epstein184>Epstein ''Economic and Social History'' hlmn. 184–185</ref> Meskipun kian berkurang di kawasan barat Eropa, praktik [[serf|perhambaan kaum tani]] justru menjadi semakin lumrah di kawasan timur Eropa, karena tuan-tuan tanah memaksa para penyewa lahan yang sebelumnya merdeka untuk menjadi [[Serf|hamba sahaya]] mereka.<ref name=Epstein246>Epstein ''Economic and Social History'' hlmn. 246–247</ref> Sebagian besar kaum tani di kawasan barat Eropa berhasil mengganti kewajiban kerja bakti bagi majikan-majikan mereka menjadi pembayaran sewa lahan secara tunai.<ref name=Keen234/> Persentase kaum tani yang menghamba pada tuan tanah menyusut dari 90% sampai mendekati 50% pada akhir kurun waktu ini.<ref name=Singman8/> Tuan-tuan tanah pun menjadi semakin sadar akan kepentingan-kepentingan bersama dengan tuan-tuan tanah lainnya, dan akhirnya bersatu untuk menuntut anugerah hak-hak istimewa dari pemerintah. Tuntutan ini menjadi salah satu faktor yang mendorong pemerintah untuk berusaha mengundang-undangan aturan-aturan yang bertujuan memulihkan keadaan ekonomi seperti sediakala sebelum berjangkitnya Maut Hitam.<ref name=Keen234>Keen ''Pelican History of Medieval Europe'' hlmn. 234–237</ref> Orang-orang di luar kalangan rohaniwan semakin lama semakin terpelajar, dan masyarakat perkotaan mulai ikut-ikutan meminati [[kekesatriaan|kejatmikaan]] sebagaimana kaum bangsawan.<ref name=Vale346>Vale "Civilization of Courts and Cities" ''Oxford Illustrated History of Medieval Europe'' hlmn. 346–349</ref>
Komunitas-komunitas umat Yahudi [[Maklumat Pengusiran|diusir dari Inggris]] pada 1290, dan [[sejarah Yahudi di Prancis#Pengusiran Besar tahun 1306|dari Prancis pada 1306]]. Meskipun beberapa di antaranya diizinkan kembali ke Prancis, sebagian besar tidak diberi izin yang sama, dan banyak umat Yahudi yang beremigrasi ke sebelah timur, [[Sejarah Yahudi di Polandia#Sejarah awal: 966–1385|menetap di Polandia]] dan Hungaria.<ref name=Jews192>Loyn "Jews" ''Middle Ages'' hlm. 192</ref> Umat Yahudi diusir dari [[dekrit Alhambra|Spanyol pada 1492]], dan menyebar ke Turki, Prancis, Italia, dan Belanda.<ref name=Jews191/> [[Sejarah perbankan#Eropa Abad Pertengahan|Bangkitnya lembaga perbankan]] di Italia, yang terjadi pada abad ke-13 bertahan sepanjang abad ke-14, antara lain disebabkan oleh kian maraknya peperangan kala itu, dan kebutuhan lembaga kepausan untuk memindahkan uang dari satu negara ke negara lain. Banyak perusahaan perbankan yang meminjamkan uang kepada para penguasa, dengan tingkat risiko yang tinggi, karena beberapa di antaranya terpaksa gulung tikar manakala raja-raja gagal melunasi pinjaman mereka.<ref name=Keen237>Keen ''Pelican History of Medieval Europe'' hlmn. 237–239</ref>{{efn-ua|Seperti dialami oleh perusahaan-perusahaan perbankan milik [[keluarga Bardi]] dan [[Peruzzi]] pada dasawarsa 1340-an, manakala [[Edward III dari Inggris|Raja Inggris, Edward III]], menolak melunasi pinjaman yang mereka berikan kepadanya.<ref name=Keen237/>}}
=== Kebangkitan negara ===
[[Berkas:Europe 1360.jpg|jmpl|kiri|upright= 1.5|Peta Eropa pada 1360]]
[[Negara kebangsaan|Negara-negara bangsa]] yang kuat berlandaskan kekuasaan raja-raja mengalami kebangkitan di seluruh Eropa pada Akhir Abad Pertengahan, terutama di [[Kerajaan Inggris|Inggris]], [[Kerajaan Prancis|Prancis]], dan kerajaan-kerajaan Kristen di Jazirah Iberia, yakni [[Takhta Aragon|Kerajaan Aragon]], [[Takhta Kastila|Kerajaan Kastila]], dan [[Kerajaan Portugal]]. Sengketa-sengketa berkepanjangan yang terjadi kala itu memperkuat kendali raja-raja atas kerajaan-kerajaan mereka dan sangat menyulitkan kaum tani. Raja-raja diuntungkan dari perang yang memperbesar kewenangan hukum raja dan menambah luas tanah-tanah yang mereka kuasai secara langsung.<ref name=Watts201>Watts ''Making of Polities'' hlmn. 201–219</ref> Kebutuhan pendanaan perang mendorong diciptakannya cara-cara memungut pajak yang lebih efektif dan efisien, dan tarif pajak sering kali dinaikkan.<ref name=Watts224>Watts ''Making of Polities'' hlmn. 224–233</ref> Adanya persyaratan meminta persetujuan para wajib pajak memungkinkan badan-badan perwakilan rakyat seperti [[Parlemen Inggris]] dan [[États Généraux|''États Généraux'' Prancis]] untuk mendapatkan kuasa dan kewenangan.<ref name=Watts233>Watts ''Making of Polities'' hlmn. 233–238</ref>
[[Berkas:Joan of Arc miniature graded.jpg|jmpl|lurus|Lukisan sosok [[Jeanne d'Arc]], abad ke-15]]
Sepanjang abad ke-14, raja-raja Prancis berusaha meluaskan pengaruh mereka dengan cara merampas daerah-daerah kekuasaan kaum bangsawan.<ref name=Watts166>Watts ''Making of Polities'' hlm. 166</ref> Mereka menghadapi kesulitan ketika berusaha merampas daerah-daerah kekuasaan raja-raja Inggris di kawasan selatan Prancis. Usaha perampasan ini berbuntut pada [[Perang Seratus Tahun]]<ref name=Watts169>Watts ''Making of Polities'' hlm. 169</ref> yang berlangsung dari 1337 sampai 1453.<ref name=MA100>Loyn "Hundred Years' War" ''Middle Ages'' hlm. 176</ref> Dalam perang ini, pihak Inggris di bawah pimpinan [[Edward III dari Inggris|Raja Edward III]] (memerintah 1327–1377) dan putranya, [[Edward, Pangeran Hitam|Edward Pangeran Hitam]] (wafat 1376),{{efn-ua|Julukan "Pangeran Hitam" mungkin berasal dari warna baju zirah Pangeran Edward, dan pertama kali digunakan oleh [[John Leland (antikuari)|John Leland]] pada dasawarsa 1530-an atau 1540-an.<ref name=BP242>Barber ''Edward'' hlmn. 242–243</ref>}} mula-mula tampil unggul dengan memenangkan [[Pertempuran Crécy]] dan [[Pertempuran Poitiers]], merebut kota [[Calais]], serta berhasil menguasai sebagaian besar wilayah Kerajaan Prancis.{{efn-ua|Calais dikuasai Inggris sampai pada 1558.<ref name=Davies545>Davies ''Europe'' hlm. 545</ref>}} Sepak terjang Inggris mengakibatkan Kerajaan Prancis nyaris terpecah-belah pada tahun-tahun permulaan perang.<ref name=Watts180>Watts ''Making of Polities'' hlmn. 180–181</ref> Pada permulaan abad ke-15, Kerajaan Prancis sekali lagi nyaris tercerai-berai, tetapi pada penghujung dasawarsa 1420-an, keberhasilan aksi-aksi militer yang dilakukan oleh [[Jeanne d'Arc]] (wafat 1431) menghasilkan kemenangan bagi pihak Prancis dan perampasan daerah-daerah kekuasaan Inggris yang terakhir di kawasan selatan Prancis pada 1453.<ref name=Watts317>Watts ''Making of Polities'' hlmn. 317–322</ref> Harga yang harus dibayar sangatlah tinggi, karena populasi Prancis pada akhir perang agaknya tersisa setengah dari jumlahnya pada awal perang. Sebaliknya, perang ini berdampak positif terhadap [[identitas nasional Inggris|jati diri bangsa Inggris]], karena mampu melebur berbagai identitas kedaerahan menjadi satu jati diri tunggal sebagai bangsa Inggris. Sengketa dengan Prancis ini juga membantu menciptakan suatu budaya bangsa Inggris yang terpisah dari budaya Prancis, yakni budaya yang sebelumnya sangat mempengaruhi peri kehidupan masyarakat Inggris.<ref name=Davies423>Davies ''Europe'' hlm. 423</ref> [[Busur panjang]] mulai menjadi senjata andalan Inggris pada tahap-tahap permulaan [[Perang Seratus Tahun]],<ref name=Nicholle186>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 186</ref> dan meriam muncul di medan tempur di Crécy pada 1346.<ref name=Nicolle296>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlmn. 296–298</ref>
Di Jerman, [[Kekaisaran Romawi Suci]] terus bertahan hingga ke Zaman Modern, tetapi sifat elektif dari jabatan kaisar memuskilkan suatu wangsa untuk kekal berkuasa, yang sekiranya mungkin, dapat menjadi landasan bagi terbentuknya sebuah negara yang kuat.<ref name=Watts170>Watts ''Making of Polities'' hlmn. 170–171</ref> Lebih jauh lagi ke sebelah timur, [[Kerajaan Polandia (1385–1569)|Kerajaan Polandia]], [[Kerajaan Hungaria]], dan [[Kerajaan Bohemia]] tumbuh menjadi negara-negara yang kuat.<ref name=Watts173-75>Watts ''Making of Polities'' hlmn. 173–175</ref> Di Jazirah Iberia, kerajaan-kerajaan Kristen terus-menerus berhasil merebut daerah-daerah yang dikuasai kerajaan-kerajaan Muslim di jazirah itu;<ref name=Watts173>Watts ''Making of Polities'' hlm. 173</ref> Kerajaan Portugal memusatkan perhatiannya pada usaha perluasan wilayah di seberang laut pada abad ke-15, sementara kerajaan-kerajaan lainnya mengalami perpecahan akibat permasalahan suksesi penguasa dan berbagai permasalahan lain.<ref name=Watts327>Watts ''Making of Polities'' hlmn. 327–332</ref><ref name=Watts340>Watts ''Making of Polities'' hlm. 340</ref> Setelah dikalahkan dalam [[Perang Seratus Tahun]], Inggris mengalami perang saudara berkepanjangan yang dikenal dengan sebutan [[Perang Mawar]]. Perang ini berlangsung sampai memasuki dasawarsa 1490-an,<ref name=Watts340/> dan baru berakhir ketika [[Henry VII dari Inggris|Henry Tudor]] (memerintah 1485–1509 sebagai Raja Henry VII) menjadi Raja Inggris, dan memperkukuh kekuasaan dengan kemenangannya atas [[Richard III dari Inggris|Richard III]] (memerintah 1483–1485) dalam [[Pertempuran Medan Bosworth|Pertempuran Bosworth]] pada 1485.<ref name=Davies426>Davies ''Europe'' hlmn. 425–426</ref> Di kawasan Skandinavia, [[Margaret I dari Denmark|Ratu Denmark, Margrete I]] (memerintah 1387–1412), mempersatukan kekuatan Norwegia, Denmark, dan Swedia dalam [[Uni Kalmar]], yang bertahan sampai dengan 1523. Kekuatan utama di kawasan sekitar Laut Baltik adalah [[Liga Hansa]], konfederasi perniagaan negara-negara kota yang menjalankan usahanya mulai dari kawasan barat Eropa sampai ke Rusia.<ref name=Davies431>Davies ''Europe'' hlm. 431</ref> Skotlandia bangkit dari dominasi Inggris pada masa pemerintahan [[Robert the Bruce]] (memerintah 1306–1329), yang berhasil mendapatkan pengakuan dari lembaga kepausan atas jabatannya sebagai raja pada 1328.<ref name=Davies408>Davies ''Europe'' hlmn. 408–409</ref>
=== Keruntuhan Romawi Timur ===
{{utama|Kemerosotan Kekaisaran Romawi Timur|Kekaisaran Romawi Timur pada zaman wangsa Anggelos|Kekaisaran Romawi Timur pada zaman wangsa Palaiologos|Peperangan Romawi Timur-Utsmaniyah|Kebangkitan Kesultanan Utsmaniyah}}
Meskipun kaisar-kaisar dari wangsa [[Palaiologos]] berhasil menguasai kembali Konstantinopel dari bangsa Eropa Barat pada 1261, mereka tidak pernah sanggup merebut kembali kendali atas sebagian besar wilayah yang pernah dikuasai oleh Kekaisaran Romawi Timur. Mereka hanya menguasai sebagian kecil dari Jazirah Balkan yang dekat dengan Konstantinopel, kota Konstaninopel itu sendiri, serta sejumlah daerah di kawasan pesisir [[Laut Hitam]] dan di kawasan sekitar [[Laut Aegea]]. Bekas daerah-daerah kekuasaan Romawi Timur di Jazirah Balkan terbagi-bagi menjadi daerah kekuasaan [[Kerajaan Serbia (Abad Pertengahan)|Kerajaan Serbia]] yang baru, [[Kekaisaran Bulgaria Kedua]], dan negara kota [[Republik Venesia|Venesia]]. Kedaulatan kaisar-kaisar Romawi Timur menghadapi ancaman dari suku Turki yang lain, yakni [[kesultanan Utsmaniyah|kaum Utsmaniyah]] yang telah berhasil menguasai Anatolia pada abad ke-13 dan [[Peperangan Romawi Timur-Utsmaniyah|terus-menerus meluaskan wilayah kedaulatannya]] pada abad ke-14. Kaum Utsmaniyah meluaskan wilayah kedaulatannya ke Eropa, menundukkan Bulgari menjadi salah satu negara bawahannya pada 1366, dan mengambil alih pemerintahan Serbia setelah mengalahkan Kerajaan Serbia dalam [[Pertempuran Kosovo]] pada 1389. Bangsa Eropa Barat bersatu demi membela umat Kristen yang tertindas di Jazirah Balkan dan memaklumkan sebuah Perang Salib baru pada 1396; bala tentara dalam jumlah besar dikerahkan ke Jazirah Balkan, tetapi dikalahkan dalam [[Pertempuran Nikopolis]].<ref name=Davies385>Davies ''Europe'' hlmn. 385–389</ref> Konstantinopel akhirnya [[Kejatuhan Konstantinopel|direbut]] oleh kaum Utsmaniyah pada 1453.<ref name=Davies446>Davies ''Europe'' hlm. 446</ref>
=== Sengketa dalam Gereja ===
[[Berkas:07 Grégoire XI (couronné par Guy de Boulogne).jpg|jmpl|kiri|[[Guy dari Boulogne]] memahkotai Paus Gregorius XI dalam sebuah miniatur dari [[Kronik Froissart|''Chroniques'' Froissart]]]]
Pada abad ke-14 yang penuh pergolakan, sengketa kepemimpinan Gereja mengakibatkan [[Kepausan Avignon|lembaga kepausan berpindah ke Avignon]] sejak 1309 sampai 1376.<ref name=Thomson170>Thomson ''Western Church'' hlmn. 170–171</ref> Kurun waktu keberadaan lembaga kepausan di Avignon ini disebut pula masa "pembuangan Babel lembaga kepausan" (mengacu pada masa [[pembuangan Babel]] yang dialami umat Yahudi).<ref name=MAAvignon>Loyn "Avignon" ''Middle Ages'' hlm. 45</ref> Sengketa ini juga menyebabkan terjadinya [[Skisma Barat|Skisma Akbar Gereja Barat]], yang berlangsung dari 1378 sampai 1418, manakala muncul dua dan kemudian tiga orang paus yang menjabat pada waktu yang bersamaan, masing-masing didukung oleh sejumlah negara.<ref name= MAGreat>Loyn "Great Schism" ''Middle Ages'' hlm. 153</ref> Para wali gereja bersidang dalam [[Konsili Konstanz]] pada 1414, dan pada tahun berikutnya memutuskan untuk memakzulkan salah seorang dari ketiga paus. Pemakzulan terus berlanjut dan pada bulan November 1417, para peserta konsili akhirnya memilih Kardinal Oddone Colonna menjadi [[Paus Martinus V]] (menjabat 1417–1431).<ref name=Thomson184>Thomson ''Western Church'' hlmn. 184–187</ref>
Selain skisma, Gereja Barat juga mengalami perpecahan akibat kontroversi teologi, beberapa di antaranya berubah menjadi gerakan bidah. [[John Wycliffe|Yohanes Wycliffe]] (wafat 1384), seorang teolog Inggris, dikutuk sebagai ahli bidah pada 1415 karena mengajarkan bahwa umat awam harus diberi keleluasaan untuk membaca sendiri nas-nas Kitab Suci, juga karena pandangannya mengenai [[Ekaristi]] bertentangan dengan doktrin Gereja.<ref name=Thomson197>Thomson ''Western Church'' hlmn. 197–199</ref> Ajaran-ajaran Yohanes Wycliffe mempengaruhi dua gerakan bidah besar pada Akhir Abad Pertengahan, yakni [[Lollardy|bidah Lolardi]] di Inggris dan [[Husite|bidah Husité]] di Bohemia.<ref name=Thomson218>Thomson ''Western Church'' hlm. 218</ref> Gerakan bidah di Bohemia dipicu oleh ajaran [[Jan Hus|Yohanes Hus]], yang dibakar hidup-hidup pada 1415 setelah dipidana mati sebagai ahli bidah oleh Konsili Konstanz. Meskipun sempat menjadi sasaran penyerbuan dalam Perang Salib, jemaat Husite sanggup bertahan melewati Abad Pertengahan.<ref name=Thomson213>Thomson ''Western Church'' hlmn. 213–217</ref> Bidah-bidah lain hanyalah hasil rekayasa, misalnya dakwaan sebagai ahli bidah terhadap para Kesatria Haikal yang mengakibatkan tarekat mereka dibubarkan pada 1312, dan harta kekayaan mereka yang besar dibagi-bagi di antara [[Philippe IV dari Prancis|Raja Prancis, Philippe IV]] (memerintah 1285–1314), dan para Kesatria Pramuhusada.<ref name=Templars>Loyn "Knights of the Temple (Templars)" ''Middle Ages'' hlmn. 201–202</ref>
Lembaga kepausan terus memoles dan memperhalus tata cara perayaan [[Misa]] pada Akhir Abad Pertengahan, dengan menetapkan bahwa hanya rohaniwan yang boleh meminum anggur Ekaristi. Ketentuan ini semakin memperlebar jarak antara umat awam sekuler dan kaum rohaniwan. Umat awam masih terus mengamalkan kebiasaan berziarah, penghormatan relikui, dan keyakinan akan adanya kekuatan Iblis. Tokoh-tokoh kebatinan seperti [[Meister Eckhart]] (wafat 1327) dan [[Thomas à Kempis|Tomas a Kempis]] (wafat 1471) menghasilkan karya-karya tulis yang berisi taklimat bagi umat awam untuk memusatkan perhatian pada kehidupan rohaninya masing-masing. Karya-karya tulis ini menjadi landasan bagi gerakan Reformasi Protestan. Selain ajaran-ajaran kebatinan, keyakinan akan tukang sihir dan ilmu sihir juga kian meluas. Pada penghujung abad ke-15, Gereja malah turut memperbesar ketakutan masyarakat akan ilmu sihir dengan mengeluarkan pernyataan mengutuk tukang sihir pada 1484, dan pada 1486, menerbitkan ''[[Malleus Maleficarum]]'' (Penggodam Tukang Sihir), buku panduan populer bagi para pemburu tukang sihir.<ref name=Davies436>Davies ''Europe'' hlmn. 436–437</ref>
=== Ilmuwan, cendekiawan, dan penjelajahan ===
{{see also|Orang Eropa di Tiongkok pada Abad Pertengahan}}
Pada Akhir Abad Pertengahan, para teolog seperti [[Duns Scotus|Yohanes Duns Skotus]] (wafat 1308){{efn-ua|Kata "dunce" (bebal) berasal dari nama Duns Skotus.<ref name=Davies433/>}} dan [[William dari Ockham|Gulielmus Orang Ockham]] (wafat sekitar 1348),<ref name=MASchol/> memelopori aksi tanggapan terhadap skolastisisme intelektualis, dengan menentang penerapan akal budi pada iman. Pemikiran-pemikiran mereka mengetepikan gagasan "kesemestaan" menurut [[Idealisme Plato]] yang lazim dianut kala itu. Pendirian Gulielmus bahwa akal budi bekerja secara terpisah dari iman memungkinkan ilmu pengetahuan dipisahkan dari ilmu teologi dan ilmu filsafat.<ref name=Davies433>Davies ''Europe'' hlmn. 433–434</ref> Di bidang kajian hukum, hukum Romawi kian merambah masuk ke dalam ruang lingkup yurisprudensi yang sebelumnya dikuasai oleh [[adat (hukum)|hukum adat]]. Satu-satunya tempat yang tidak mengalami perkembangan semacam ini adalah Inggris, tempat [[hukum umum]] masih diutamakan. Negara-negara lain mengodifikasikan hukum-hukum mereka; kitab-kitab hukum diundangkan di Kastila, Polandia, dan [[Keharyapatihan Lituania|Lituania]].<ref name=Davies438>Davies ''Europe'' hlmn. 438–439</ref>
[[Berkas:Studying astronomy and geometry.jpg|jmpl|Para rohaniwan mempelajari [[astronomi]] dan [[geometri]], Prancis, awal abad ke-15]]
Pendidikan masih lebih tertuju pada pelatihan calon rohaniwan. Pendidikan dasar untuk mengenal huruf dan angka masih menjadi tanggung jawab keluarga atau imam desa, tetapi mata pelajaran sekunder ''[[trivium]]'' (trimarga, tiga cabang ilmu), yakni tata bahasa, retorika, dan logika, dipelajari di sekolah-sekolah katedral atau sekolah-sekolah pemerintah kota. Sekolah-sekolah dagang sekunder bermunculan di mana-mana, bahkan beberapa kota di Italia memiliki lebih dari satu sekolah semacam ini. Universitas-universitas juga juga didirikan di seluruh Eropa pada abad ke-14 dan ke-15. Tingkat melek aksara umat awam meningkat, tetapi masih tergolong rendah; menurut salah satu perkiraan, tingkat melek aksara mencapai 10% untuk laki-laki dan 1% untuk perempuan pada tahun 1500.<ref name=Singman224>Singman ''Daily Life'' hlm. 224</ref>
Penerbitan karya-karya sastra dalam bahasa rakyat mengalami peningkatan. Pada abad ke-14, [[Dante Alighieri]] (wafat 1321), [[Petrarca|Petrarka]] (wafat 1374), dan [[Giovanni Boccaccio]] (wafat 1375) menghasilkan karya tulis dalam bahasa Italia, [[Geoffrey Chaucer]] (wafat 1400) dan [[William Langland]] (wafat sekitar 1386) menghasilkan karya tulis dalam bahasa Inggris, sementara [[François Villon]] (wafat 1464) dan [[Christine de Pizan]] (wafat sekitar 1430) menghasilkan karya tulis dalam bahasa Prancis. Sebagian besar karya tulis yang dihasilkan kala itu masih berupa karya-karya tulis yang bertema agama, dan meskipun sebagian besar di antaranya masih ditulis dalam bahasa Latin, mulai muncul pula permintaan untuk riwayat-riwayat orang kudus dan karya-karya tulis terkait devosi lainnya yang disusun dalam bahasa-bahasa rakyat.<ref name=Davies438/> Peningkatan permintaan untuk karya-karya tulis berbahasa rakyat ini dipicu oleh kian maraknya gerakan ''[[Devotio Moderna]]''. Gerakan pembaharuan di bidang keagamaan ini semakin mengemuka dengan dibentuknya paguyuban [[Saudara-Saudara Hidup Bersama]] ({{lang-la|Fratres Vitae Communis}}), tetapi juga menonjol dalam karya-karya tulis yang dihasilkan oleh [[Mistisisme Jerman|tokoh-tokoh kebatinan Jerman]] seperti [[Meister Eckhart]] dan [[Johannes Tauler|Yohanes Tauler]] (wafat 1361).<ref name=Keen282>Keen ''Pelican History of Medieval Europe'' hlmn. 282–283</ref> Teater juga berkembang dalam bentuk pertunjukan [[sandiwara-sandiwara misteri|sandiwara-sandiwara mukjizat]] yang digelar oleh Gereja.<ref name=Davies438/> Pada penghujung kurun waktu Akhir Abad Pertengahan, penciptaan [[mesin cetak]] sekitar tahun 1450 mendorong didirikannya balai-balai penerbitan di seluruh Eropa pada 1500.<ref name=Davies445>Davies ''Europe'' hlm. 445</ref>
Pada awal abad ke-15, negara-negara di Jazirah Iberia mulai mendanai usaha-usaha penjelajahan di luar tapal batas Eropa. Pangeran [[Henrique sang Navigator|Henrique Sang Navigator]] dari Portugal (wafat 1460) melepas rombongan-rombongan ekspedisi jelajah yang menemukan [[Kepulauan Canaria|Kepulauan Kenari]], [[Azores]], dan [[Tanjung Verde]] pada masa hidupnya. Ekspedisi-ekspedisi jelajah masih terus berlanjut sepeninggal Pangeran Henrique; [[Bartolomeu Dias]] (wafat 1500) berhasil berlayar melewati [[Tanjung Harapan]] pada 1486, dan [[Vasco da Gama]] (wafat 1524) berlayar mengitari Benua Afrika sampai ke India pada tahun 1498.<ref name=Davies451>Davies ''Europe'' hlm. 451</ref> Kerajaan Spanyol, hasil penggabungan Monarki Kastila dan Monarki Aragon, mendanai pelayaran jelajah di bawah pimpinan [[Kristoforus Kolumbus]] (wafat 1506) pada tahun 1492 yang akhirnya [[Pelayaran Kristoforus Kolumbus|menemukan benua Amerika]].<ref name=Davies454>Davies ''Europe'' hlmn. 454–455</ref> Kerajaan Inggris, pada masa pemerintahan [[Henry VII dari Inggris|Raja Henry VII]], mendanai pelayaran [[John Cabot]] (wafat 1498) pada tahun 1497, yang berhasil sampai ke [[Pulau Tanjung Breton]].<ref name=Davies511>Davies ''Europe'' hlm. 511</ref>
{{anchor|Pertanian}}
=== Perkembangan teknologi dan militer ===
[[Berkas:Crescenzi calendar.jpg|jmpl|Kalender pertanian, sekitar 1470, dari salah satu naskah karya [[Pietro de' Crescenzi]]]]
Salah satu perkembangan besar di bidang militer pada Akhir Abad Pertengahan adalah meningkatnya pengerahan pasukan pejalan kaki dan pasukan aswasada berperlengkapan ringan.<ref name=NicolleWestern180>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 180</ref> Orang-orang Inggris juga mengerahkan pasukan pemanah bersenjata busur panjang, tetapi negeri-negeri lain tidak mampu membentuk pasukan serupa dengan tingkat keberhasilan yang sama.<ref name=NicolleWestern183>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 183</ref> Baju zirah terus-menerus dikembangkan, dipacu oleh peningkatan daya hujam anak panah yang dilesatkan dengan busur silang, sehingga akhirnya menghasilkan [[zirah lempeng]] yang berguna melindungi para prajurit dari tembakan busur silang maupun senjata api genggam yang kala itu sudah diciptakan.<ref name=NicolleWestern188>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 188</ref> [[Senjata tongkat|Senjata-senjata galah]] kembali menjadi senjata andalan dengan dibentuknya pasukan-pasukan pejalan kaki Flandria dan Swiss yang dipersenjatai dengan tembiang dan tombak-tombak bergagang panjang lainnya.<ref name=Nicolle185>Nicolle ''Medieval Warfare Source Book: Warfare in Western Christendom'' hlm. 185</ref>
Di bidang tani-ternak, meningkatnya budi daya domba berbulu panjang memungkinkan dihasilkannya pintalan benang wol yang lebih alot. Selain itu, penggunaan [[mesin pemintal|rahat]] sebagai pengganti [[luli]] dan gelendong untuk mengantih membuat hasil pintalan benang wol meningkat hingga tiga kali lipat.<ref name=Epstein193>Epstein ''Economic and Social History'' hlmn. 193–194</ref>{{efn-ua|Rahat yang digunakan masih sederhana, karena belum menggunakan mekanisme rahat berpedal untuk memilin dan menarik serat. Teknik pengantihan dengan rahat berpedal baru ditemukan pada abad ke-15.<ref name=Daily36>Singman ''Daily Life'' hlm. 36</ref>}} Salah satu wujud penyempurnaan ciptaan manusia yang kurang berkaitan dengan teknologi tetapi besar dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari adalah penggunaan kancing untuk merapatkan pakaian. Dengan menggunakan kancing, orang tidak perlu lagi merapatkan pakaian pada tubuh si pemakai dengan cara mengencangkan tali yang diloloskan melalui lubang-lubang tali atau kaitan yang terpasang pada pakaian (serupa dengan cara mengencangkan dan mengikat tali sepatu).<ref name=Daily38>Singman ''Daily Life'' hlm. 38</ref> Kincir angin disempurnakan menjadi [[kincir menara]]. Bagian puncak dari kincir menara ini dapat diputar, sehingga kitiran yang terpasang pada bagian puncak itu dapat diatur menghadap hembusan angin dari arah manapun datangnya.<ref name=Epstein200>Epstein ''Economic and Social History'' hlmn. 200–201</ref> Penggunaan [[Tanur tiup|tanur embus]], yang muncul sekitar tahun 1350 di Swedia, meningkatkan jumlah dan mutu besi yang dihasilkan dari kegiatan peleburan bijih besi.<ref name=Epstein203>Epstein ''Economic and Social History'' hlmn. 203–204</ref> Hukum [[paten]] pertama kali diundangkan pada 1447 di Venesia untuk melindungi hak-hak para pereka cipta atas barang-barang ciptaan mereka.<ref name=Epstein213>Epstein ''Economic and Social History'' hlm. 213</ref>
=== Seni rupa dan arsitektur pada Akhir Abad Pertengahan ===
[[Berkas:Les Très Riches Heures du duc de Berry février.jpg|jmpl|lurus|kiri|Gambar suasana bulan Februari dalam [[naskah beriluminasi]] buatan abad ke-15, [[Très Riches Heures du Duc de Berry]]]]
Seluruh kurun waktu Akhir Abad Pertengahan di Eropa bertepatan dengan kurun waktu perkembangan kebudayaan Trecento dan kebudayaan [[Abad Renaisans|Awal Abad Pembaharuan]] di Italia. Kawasan utara Eropa dan Spanyol masih terus menggunakan langgam seni rupa Gothik yang semakin halus dan rumit pada abad ke-15 sampai menjelang berakhirnya kurun waktu Akhir Abad Pertengahan. Langgam [[Gotik Internasional|Gothik antarbangsa]] adalah langgam seni rupa keningrat-ningratan yang menyebar ke hampir seluruh Eropa pada dasawarsa-dasawarsa sekitar tahun 1400. Langgam seni rupa ini menghasilkan sejumlah mahakarya semisal [[Très Riches Heures du Duc de Berry]] (Buku Ibadat Harian Teramat Mewah Milik Adipati Berry).<ref name=Benton253>Benton ''Art of the Middle Ages'' hlmn. 253–256</ref> Di seluruh Eropa, karya-karya seni rupa sekuler terus mengalami peningkatan jumlah maupun mutu, dan pada abad ke-15, kaum saudagar di Italia dan Flandria menjadi pelindung-pelindung yang penting bagi seni rupa. Saudagar-saudagar ini memesan pembuatan potret-potret diri mereka dalam ukuran kecil yang dilukis dengan cat minyak, dan semakin lama semakin banyak memesan pembuatan barang-barang mewah seperti perhiasan, [[Benian berukir gambar-gambar romansa (Walters 71264)|benian-benian gading]], peti-peti [[cassone]] (peti-peti mewah berukuran besar), dan tembikar-tembikar [[maiolica|mayolika]]. Barang-barang mewah ini juga mencakup [[perangkat Hispano-Moresque|gerabah Hispania-Moresko]] yang sebagian besar merupakan hasil karya pengrajin-pengrajin tembikar [[Mudéjar]] di Spanyol. Meskipun kerabat kerajaan mengoleksi banyak sekali wadah-wadah perlengkapan makan minum, hanya segelintir benda-benda semacam ini yang sintas sampai sekarang, salah satunya adalah [[Royal Gold Cup|Cawan Santa Agnes]].<ref>Lightbown ''Secular Goldsmiths' Work'' hlm. 78</ref> Pembuatan kain sutra dikembangkan di Italia sehingga gereja-gereja dan kalangan elit di Dunia Barat tidak perlu lagi bergantung pada sutra impor dari Romawi Timur maupun Dunia Islam. Di Prancis dan Flandria, kerajinan tenun [[dewangga|tapestri]], yang menghasilkan kumpulan-kumpulan tapestri secorak seperti seperangkat tapestri yang diberi nama ''[[Gadis dan Unicorn|La Dame à la licorne]]'' (Tuan Putri dan Kuda Bercula), menjadi industri besar dalam bidang pembuatan barang mewah.<ref name=Benton257>Benton ''Art of the Middle Ages'' hlmn. 257–262</ref>
Penempatan patung-patung pahatan pada sisi luar gedung-gedung gereja berlanggam Gothik Perdana tergantikan oleh penempatan lebih banyak patung pahatan di dalamnya, manakala makam-makam dibuat semakin indah dan benda-benda lain di dalam gereja semisal mimbar dihiasi dengan ukiran berlimpah, contohnya [[Mimbar Gereja Sant' Andrea, Pistoia (Giovanni Pisano)|mimbar gereja Santo Andreas karya Giovanni Pisano]]. [[meja altar|Karya-karya seni penghias altar]], baik yang berupa lukisan maupun relief ukiran, menjadi benda yang lumrah dilihat orang, lebih-lebih manakala [[kapel|kapel-kapel samping]] mulai ditambahkan pada gedung-gedung gereja. [[Lukisan Belanda Awal|Lukisan-lukisan Belanda perdana]] karya seniman-seniman semisal [[Jan van Eyck]] (wafat 1441) dan [[Rogier van der Weyden]] (wafat 1464) menyaingi lukisan-lukisan buatan Italia, demikian pula naskah-naskah beriluminasi buatan kawasan utara Eropa yang mulai banyak dikoleksi oleh kalangan elit sekuler pada abad ke-15. Kalangan ini juga memesan pembuatan buku-buku bertema sekuler, teristimewa buku-buku sejarah. Semenjak sekitar tahun 1450, buku-buku cetak dengan cepat menjadi populer meskipun masih mahal harganya. Terdapat sekitar 30.000 edisi berbeda dari ''[[Incunable|incunabula]]'' atau karya-karya tulis yang dicetak sebelum tahun 1500,<ref name=BL>British Library Staff "[http://www.bl.uk/catalogues/istc/index.html Incunabula Short Title Catalogue]" ''British Library''</ref> yakni pada masa ketika naskah-naskah beriluminasi hanya dipesan oleh kerabat kerajaan dan segelintir orang dari kalangan lain. Gambar-gambar cetak [[cukil kayu]] berukuran sangat kecil, yang hampir semua bertema keagamaan, dipasarkan dengan harga yang terjangkau sejak pertengahan abad ke-15, bahkan kaum tani di pelosok-pelosok utara Eropa sekalipun mampu membelinya. Gambar-gambar cetak [[gravir]] (cukil logam), yang lebih mahal harganya dan lebih beragam temanya, dipasarkan di kalangan-kalangan yang lebih mampu.<ref name=Griffiths17>Griffiths ''Prints and Printmaking'' hlmn. 17–18; 39–46</ref>
== Prasangka-prasangka modern ==
{{lihat pula|Zaman Kegelapan (historiografi)|Kajian-kajian Abad Pertengahan|Abad Pertengahan dalam budaya populer}}
[[Berkas:Gossuin de Metz - L'image du monde - BNF Fr. 574 fo42.jpg|jmpl|ka|lurus|Ilustrasi [[Bumi yang bulat|Bumi Bulat]] dalam salinan naskah ''[[Gautier de Metz|L'Image du monde]]'' abad ke-14]]
Abad Pertengahan kerap diolok-olok sebagai "zaman kebodohan dan takhayul" manakala "fatwa pemuka agama lebih dihargai daripada pengalaman dan penalaran pribadi."<ref>Lindberg "Medieval Church Encounters" ''When Science & Christianity Meet'' hlm. 8</ref> Olok-olok semacam ini berasal dari [[Renaisans|Abad Pembaharuan]] dan [[Abad Pencerahan]], manakala para ilmuwan membanding-bandingkan budaya keilmuan mereka dengan budaya keilmuan Abad Pertengahan. Para ilmuwan Abad Pembaharuan menganggap Abad Pertengahan adalah kurun waktu kemerosotan dari budaya dan peradaban tinggi dunia klasik; sementara para ilmuwan Abad Pencerahan menganggap akal budi lebih unggul daripada iman, dan oleh karena itu menganggap Abad Pertengahan sebagai zaman kebodohan dan takhayul.<ref name=Davies291>Davies ''Europe'' hlmn. 291–293</ref>
Sementara pihak justru beranggapan bahwa pada umumnya akal budi sangat dijunjung tinggi pada Abad Pertengahan. Sejarawan ilmu pengetahuan, [[Edward Grant]], pernah mengemukakan dalam tulisannya bahwa "kemunculan gagasan-gagasan rasional yang revolusioner pada Abad Pencerahan hanya mungkin terjadi jika pada Abad Pertengahan sudah ada tradisi panjang yang menjadikan pemberdayaan akal budi sebagai salah satu aktivitas manusia yang terpenting".<ref name=Grant9>Grant ''God and Reason'' hlmn. 9</ref> Selain itu [[David C. Lindberg|David Lindberg]] pernah menulis bahwa, bertentangan dengan anggapan umum, "ilmuwan Akhir Abad Pertengahan jarang sekali mendapatkan ancaman dari Gereja dan tentunya merasa leluasa (khususnya di bidang ilmu pengetahuan alam) untuk menuruti akal budi dan hasil pengamatan ke arah mana pun ia dituntun".<ref name=QPeters>Quoted in Peters "Science and Religion" ''Encyclopedia of Religion'' hlm. 8182</ref>
Olok-olok terhadap Abad Pertengahan juga terungkap dalam beberapa prasangka tertentu. Salah satu kesalahpahaman mengenai Abad Pertengahan, yang pertama kali digembar-gemborkan pada abad ke-19<ref name=flat>Russell ''Inventing the Flat Earth'' hlmn. 49–58</ref> dan masih lazim dijumpai sekarang ini, adalah prasangka bahwa semua orang pada Abad Pertengahan yakin [[Mitos Bumi datar|Bumi itu datar]].<ref name=flat/> Prasangka ini keliru, karena para dosen di universitas-universitas Abad Pertengahan pada umumnya berpendapat bahwa bukti-bukti menunjukkan Bumi itu bulat.<ref>Grant ''Planets, Stars, & Orbs'' hlmn. 626–630</ref> Ilmuwan-ilmuwan lain dari abad ke-19, Lindberg dan [[Ronald Numbers]], mengemukakan bahwa "nyaris tidak ada ilmuwan Kristen pada Abad Pertengahan yang tidak mengakui Bumi itu bulat, mereka bahkan sudah menghitung perkiraan panjang keliling Bumi".<ref>Lindberg and Numbers "Beyond War and Peace" ''Church History'' hlm. 342</ref> Kesalahpahaman-kesalahpahaman lain seperti "Gereja melarang otopsi dan bedah jenazah pada Abad Pertengahan", "pertumbuhan agama Kristen mematikan ilmu pengetahuan kuno", atau "Gereja pada Abad Pertengahan menghambat perkembangan filsafat alam", semuanya dikutip oleh Ronald Numbers sebagai contoh dari mitos-mitos yang tersebar luas dan masih saja dianggap sebagai kebenaran sejarah, sekalipun tidak didukung oleh kajian sejarah mutakhir.<ref name=Numberslect>Numbers "[https://www.faraday.st-edmunds.cam.ac.uk/CIS/Numbers/Numbers_Lecture.pdf Myths and Truths in Science and Religion: A historical perspective] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141001215346/http://www.faraday.st-edmunds.cam.ac.uk/CIS/Numbers/Numbers_Lecture.pdf |date=2014-10-01 }}" ''Arsip materi kuliah''</ref>
== Keterangan ==
{{notelist-ua|40em}}
== Kutipan ==
{{reflist|25em}}
== Rujukan ==
{{refbegin|60em}}
* {{cite book |author=Adams, Laurie Schneider |title=A History of Western Art |url=https://archive.org/details/historyofwestern0000adam |publisher=McGraw Hill |location=Boston, Massachusetts |year=2001 |isbn=0-07-231717-5 |edition=ke-3}}
* {{cite book |author=Albrow, Martin |title=The Global Age: State and Society Beyond Modernity |url=https://archive.org/details/globalagestateso0000albr_e7v0 |year=1997 |publisher=Stanford University Press |location=Stanford, CA |isbn=0-8047-2870-4}}
* {{cite book |author=Backman, Clifford R. |title=The Worlds of Medieval Europe |url=https://archive.org/details/worldsofmedieval00back |publisher=Oxford University Press |location=Oxford, Britania Raya
|year=2003 |isbn=978-0-19-512169-8}}
* {{cite book |author=Barber, Malcolm |authorlink=Malcolm Barber |title=The Two Cities: Medieval Europe 1050–1320 |url=https://archive.org/details/twocitiesmedieva0000barb_u4c2 |publisher=Routledge |location=London |year=1992 |isbn=0-415-09682-0}}
* {{cite book |author=Barber, Richard |title=Edward, Prince of Wales and Aquitaine: A Biography of the Black Prince |url=https://archive.org/details/edwardprinceofwa00barb |authorlink=Richard Barber |publisher=Scribner |location=New York |year=1978 |isbn=0-684-15864-7}}
* {{cite book |author=Barlow, Frank |title=The Feudal Kingdom of England 1042–1216 |url=https://archive.org/details/feudalkingdomofe0000fran_j3z3 |authorlink=Frank Barlow (historian) |edition=Ke-4 |publisher=Longman |location=New York |year=1988 |isbn=0-582-49504-0}}
* {{cite book |author=Bauer, Susan Wise |authorlink=Susan Wise Bauer |title=The History of the Medieval World: From the Conversion of Constantine to the First Crusade |url=https://archive.org/details/historyofmedieva0000baue |publisher=W. W. Norton |location=New York |isbn=978-0-393-05975-5 |year=2010}}
* {{cite book |author=Benton, Janetta Rebold |authorlink=Janetta Rebold Benton |title=Art of the Middle Ages |url=https://archive.org/details/artofmiddleages00bent |year=2002 |publisher=Thames & Hudson |series=World of Art |location=London |isbn=0-500-20350-4}}
* {{cite web |author=British Library Staff |publisher=[[British Library]] |url=http://www.bl.uk/catalogues/istc/index.html |title=Incunabula Short Title Catalogue |date=8 Januari 2008 |accessdate=8 April 2012 }}
* {{cite book |author=Brown, Peter |authorlink=Peter Brown (historian) |title=The World of Late Antiquity AD 150–750 |year=1989 |url=https://archive.org/details/worldoflateantiq0000brow |publisher=W. W. Norton & Company |location=New York |isbn=0-393-95803-5 |series=Library of World Civilization}}
* {{cite encyclopedia |author=Brown, Thomas |title=The Transformation of the Roman Mediterranean, 400–900 |encyclopedia=The Oxford Illustrated History of Medieval Europe |editor=Holmes, George |publisher=Oxford University Press |location=Oxford, Britania Raya |year=1998 |isbn=0-19-285220-5 |pages=1–62}}
* {{cite book |author=Bruni, Leonardo |authorlink=Leonardo Bruni |editor=Hankins, James |title=History of the Florentine People |publisher=Harvard University Press |location=Cambridge, Massachusetts |volume=1 |year=2001 |isbn=978-0-674-00506-8}}
* {{cite book |author=Colish, Marcia L. |title=Medieval Foundations of the Western Intellectual Tradition 400–1400 |url=https://archive.org/details/medievalfoundati0000coli |publisher=Yale University Press |location=New Haven, CT |year=1997 |isbn=0-300-07852-8}}
* {{cite book |author=Collins, Roger |authorlink=Roger Collins |title=Early Medieval Europe: 300–1000 |publisher=St. Martin's Press |location=New York |year=1999 |isbn=0-312-21886-9 |edition=ke-2}}
* {{cite book |title=A Dictionary of Medieval Terms & Phrases |last=Coredon |first=Christopher |year=2007 |edition=Cetak ulang |publisher=D. S. Brewer |location=Woodbridge, Britania Raya |isbn=978-1-84384-138-8}}
* {{cite book |author=Cosman, Madeleine Pelner |title=Medieval Wordbook: More the 4,000 Terms and Expressions from Medieval Culture |url=https://archive.org/details/medievalwordbook0000cosm |year=2007 |publisher=Barnes & Noble |location=New York |isbn=978-0-7607-8725-0}}
* {{cite book |author=Crampton, R. J. |title= A Concise History of Bulgaria |url=https://archive.org/details/concisehistoryof0000cram_f0p4 |publisher=Cambridge University Press |year=2005 | isbn= 0-521-61637-9| location=Cambridge, Britania Raya }}
* {{cite book |author=Cunliffe, Barry |authorlink=Barry Cunliffe |title=Europe Between the Oceans: Themes and Variations 9000 BC-AD 1000 |url=https://archive.org/details/europebetweenoce0000cunl |publisher=Yale University Press |location=New Haven, CT |year=2008 |isbn=978-0-300-11923-7}}
* {{cite book |author=Curta, Florin |title=Southeastern Europe in the Middle Ages 500–1250 |url=https://archive.org/details/southeasterneuro0000curt |publisher=Cambridge University Press |location=Cambridge, Britania Raya |series=Cambridge Medieval Textbooks |year=2006 |isbn=0-521-89452-2}}
* {{cite book |author=Davies, Norman |authorlink=Norman Davies |title=Europe: A History |url=https://archive.org/details/europehistory00davi_0 |publisher=Oxford University Press |location=Oxford, Britania Raya |year=1996 |isbn=0-19-520912-5}}
* {{cite encyclopedia |author=Denley, Peter |title=The Mediterranean in the Age of the Renaissance, 1200–1500 |encyclopedia=The Oxford Illustrated History of Medieval Europe |editor=Holmes, George |publisher=Oxford University Press |location=Oxford, Britania Raya |year=1998 |isbn=0-19-285220-5 |pages=235–296}}
* {{cite book |author=Dodwell, C. R. |title=The Pictorial Arts of the West: 800–1200 |url=https://archive.org/details/pictorialartsofw00dodw |publisher=Yale University Press |location=New Haven, CT |series=Pellican History of Art |year=1993 |isbn=0-300-06493-4}}
* {{cite book |author=Eastwood, Bruce |title=Ordering the Heavens: Roman Astronomy and Cosmology in the Carolingian Renaissance |publisher=Brill |location=Boston, Massachusetts |series=History of Science and Medicine Library |isbn=978-90-04-16186-3 |year=2007}}
* {{cite book |author=Epstein, Steven A. |title=An Economic and Social History of Later Medieval Europe, 1000–1500 |url=https://archive.org/details/economicsocialhi0000epst |publisher=Cambridge University Press |location=Cambridge, Britania Raya |year=2009 |isbn=978-0-521-70653-7}}
* {{cite book |editor=Flexner, Stuart Berg |editor-link=Stuart Berg Flexner |title=The Random House Dictionary of the English Language: Unabridged |edition=Ke-2 |publisher=Random House |location=New York |isbn=0-394-50050-4}}
* {{cite book |author=Gainty, Denis |author2=Ward, Walter D. |title=Sources of World Societies: Volume 2: Since 1500 |location=Boston, Massachusetts |publisher=Bedford/St. Martin's |year=2009 |isbn=0-312-68858-X}}
* {{cite book |author=Geary, Patrick J. |authorlink=Patrick J. Geary |title=Before France and Germany: The Creation and Transformation of the Merovingian World |url=https://archive.org/details/beforefrancegerm0000gear |publisher=Oxford University Press |location=Oxford, Britania Raya |year=1988 |isbn=0-19-504458-4}}
* {{cite book |author1=Gies, Joseph |author2=Gies, Frances |title=Life in a Medieval City |url=https://archive.org/details/lifeinmedievalci0000gies_l4y2 |publisher=Thomas Y. Crowell |location=New York |year=1973 |isbn=0-8152-0345-4}}
* {{cite book |author=Grant, Edward |authorlink=Edward Grant |title=God and Reason in the Middle Ages |url=https://archive.org/details/godreasoninmiddl0000gran |location=Cambridge, Britania Raya |publisher=Cambridge University Press |year=2001 |isbn=978-0-521-80279-6}}
* {{cite book |author=Grant, E. |authorlink=Edward Grant |title=Planets, Stars, & Orbs: The Medieval Cosmos, 1200–1687 |location=Cambridge, Britania Raya |publisher=Cambridge University Press |year=1994 |isbn=978-0-521-43344-0}}
* {{cite encyclopedia |author=Grierson, Philip |authorlink=Philip Grierson |title=Coinage and currency |encyclopedia=The Middle Ages: A Concise Encyclopedia |publisher=Thames and Hudson |editor=Loyn, H. R. |location=London |year=1989 |isbn=0-500-27645-5 |pages=97–98}}
* {{cite book |author=Griffiths, Antony |title=Prints and Printmaking |year=1996 |publisher=British Museum Press |isbn=0-7141-2608-X |location=London}}
* {{cite book |author1=Hallam, Elizabeth M. |author2=Everard, Judith |title=Capetian France 987–1328 |edition=Ke-2 |publisher=Longman |location=New York |year=2001 |isbn=0-582-40428-2}}
* {{cite book |author=Hamilton, Bernard |title=Religion in the Medieval West |publisher=Arnold |location=London |year=2003 |isbn=0-340-80839-X |edition=Ke-2 }}
* {{cite book |author=Heather, Peter |authorlink=Peter Heather |title=The Fall of the Roman Empire: A New History of Rome and the Barbarians |url=https://archive.org/details/fallofromanempir0000heat |publisher=Oxford University Press |year=2006 |location=Oxford, Britania Raya |isbn=978-0-19-532541-6}}
* {{cite book |author=Henderson, George |title=Early Medieval |year=1977 |edition=Revisi |publisher=Penguin |location=New York |oclc=641757789}}
* {{cite book |editor=Holmes, George |editorlink=George Holmes (historian) |title=The Oxford History of Medieval Europe |url=https://archive.org/details/oxfordhistoryofm001492 |publisher=Oxford University Press |location=Oxford, Britania Raya |year=1988 |isbn=0-19-285272-8}}
* {{cite book|author=Ilardi, Vincent|title=Renaissance Vision from Spectacles to Telescopes|url=https://archive.org/details/bub_gb_peIL7hVQUmwC|publisher=American Philosophical Society|location=Philadelphia|year=2007|isbn=978-0-87169-259-7}}
* {{cite book |author=James, Edward |authorlink=Edward James (historian) |title=Europe's Barbarians: AD 200–600 |publisher=Pearson Longman |location=Harlow, Britania Raya |isbn=978-0-582-77296-0 |year=2009 |series=The Medieval World}}
* {{cite book |author=Jordan, William C. |title=Europe in the High Middle Ages |url=https://archive.org/details/europeinhighmidd00jord |publisher=Viking |year=2003 |location=New York |isbn=978-0-670-03202-0 |series=Penguin History of Europe}}
* {{cite book |author=Kamen, Henry |authorlink=Henry Kamen |title=Spain 1469–1714 |url=https://archive.org/details/spain14691714soc00kame |year=2005 |edition=Ke-3 |publisher=Pearson/Longman |location=New York |isbn=0-582-78464-6}}
* {{cite book |author1=Kaufmann, J. E. |author2=Kaufmann, H. W. |title=The Medieval Fortress: Castles, Forts and Walled Cities of the Middle Ages |url=https://archive.org/details/medievalfortress0000kauf |publisher=De Capo Press |location=Cambridge, Massachusetts |isbn=0-306-81358-0 |year=2001 |edition=2004}}
* {{cite book |author=Keen, Maurice |title=The Pelican History of Medieval Europe |publisher=Penguin Books |location=London |origyear=1968 |year=1988 |isbn=0-14-021085-7}}
* {{cite book |author=Kitzinger, Ernst |authorlink=Ernst Kitzinger |title=Early Medieval Art at the British Museum |year=1955 |edition=Ke-2 |publisher=British Museum |location=London |oclc=510455}}
* {{cite web |author=Knox, E. L. |url=http://www.boisestate.edu/courses/latemiddleages/renaissance/historyren.shtml |title=History of the Idea of the Renaissance |work=Europe in the Late Middle Ages |accessdate=25 Desember 2012 |publisher=Boise State University |archive-url=https://web.archive.org/web/20120203005134/http://www.boisestate.edu/courses/latemiddleages/renaissance/historyren.shtml |archive-date=3 February 2012 |deadurl=yes |df= }}
* {{cite book |author=Lasko, Peter |authorlink=Peter Lasko |title=Ars Sacra, 800–1200 |url=https://archive.org/details/arssacra800120000unse |series=Penguin History of Art (sekarang Yale) |year=1972 |publisher=Penguin |location=New York |isbn=0-14-056036-X}}
* {{cite book |author=Lawrence, C.H |title=Medieval Monasticism: Forms of Religious Life in Western Europe in the Middle Ages |url=https://archive.org/details/medievalmonastic0000lawr_n3c1 |publisher=Longman |edition=Ke-3 |location=Harlow, Britania Raya |isbn=0-582-40427-4 |year=2001}}
* {{cite book |author=Lightbown, Ronald W. |title=Secular Goldsmiths' Work in Medieval France: A History |url=https://archive.org/details/seculargoldsmith0000ligh |series=Reports of the Research Committee of the Society of Antiquaries of London |publisher=Thames and Hudson |location=London |isbn=0-500-99027-1 |year=1978}}
* {{cite journal |author1=Lindberg, David C. |authorlink1=David C. Lindberg |author2=Numbers, Ronald L. |authorlink2=Ronald Numbers |title=Beyond War and Peace: A Reappraisal of the Encounter between Christianity and Science |journal=Church History |volume=55 |issue=3 |pages=338–354 |year=1986 |doi=10.2307/3166822 |jstor=3166822}}
* {{cite encyclopedia |author=Lindberg, David C. |authorlink=David C. Lindberg |title=The Medieval Church Encounters the Classical Tradition: Saint Augustine, Roger Bacon, and the Handmaiden Metaphor |editors=Lindberg, David C. and Numbers, Ronald L. |encyclopedia=When Science & Christianity Meet |location=Chicago, IL |publisher=University of Chicago Press |year=2003 |isbn=0-226-48214-6}}
* {{cite book |author=Lock, Peter |title=Routledge Companion to the Crusades |publisher=Routledge |location=New York |year=2006 |isbn=0-415-39312-4}}
* {{cite encyclopedia |author=Loyn, H. R. |authorlink=H. R. Loyn |title=Avignon |encyclopedia=The Middle Ages: A Concise Encyclopedia |publisher=Thames and Hudson |editor=Loyn, H. R. |location=London |year=1989 |isbn=0-500-27645-5 |page=45}}
* {{cite encyclopedia |author=Loyn, H. R. |authorlink=H. R. Loyn |title=Eleanor of Aquitaine |encyclopedia=The Middle Ages: A Concise Encyclopedia |publisher=Thames and Hudson |editor=Loyn, H. R. |location=London |year=1989 |isbn=0-500-27645-5 |page=122}}
* {{cite encyclopedia |author=Loyn, H. R. |authorlink=H. R. Loyn |title=Famine |encyclopedia=The Middle Ages: A Concise Encyclopedia |publisher=Thames and Hudson |editor=Loyn, H. R. |location=London |year=1989 |isbn=0-500-27645-5 |pages=127–128}}
* {{cite encyclopedia |author=Loyn, H. R. |authorlink=H. R. Loyn |title=Great Schism |encyclopedia=The Middle Ages: A Concise Encyclopedia |publisher=Thames and Hudson |editor=Loyn, H. R. |location=London |year=1989 |isbn=0-500-27645-5 |page=153}}
* {{cite encyclopedia |author=Loyn, H. R. |authorlink=H. R. Loyn |title=Hundred Years' War |encyclopedia=The Middle Ages: A Concise Encyclopedia |publisher=Thames and Hudson |editor=Loyn, H. R. |location=London |year=1989 |isbn=0-500-27645-5 |page=176}}
* {{cite encyclopedia |author=Loyn, H. R. |authorlink=H. R. Loyn |title=Jews |encyclopedia=The Middle Ages: A Concise Encyclopedia |publisher=Thames and Hudson |editor=Loyn, H. R. |location=London |year=1989 |isbn=0-500-27645-5 |pages=190–192}}
* {{cite encyclopedia |author=Loyn, H. R. |authorlink=H. R. Loyn |title=Knights of the Temple (Templars) |encyclopedia=The Middle Ages: A Concise Encyclopedia |publisher=Thames and Hudson |editor=Loyn, H. R. |location=London |year=1989 |isbn=0-500-27645-5 |pages=201–202}}
* {{cite encyclopedia |author=Loyn, H. R. |authorlink=H. R. Loyn |title=Language and dialect |encyclopedia=The Middle Ages: A Concise Encyclopedia |publisher=Thames and Hudson |editor=Loyn, H. R. |location=London |year=1989 |isbn=0-500-27645-5 |page=204}}
* {{cite encyclopedia |author=Loyn, H. R. |authorlink=H. R. Loyn |title=Scholasticism |encyclopedia=The Middle Ages: A Concise Encyclopedia |publisher=Thames and Hudson |editor=Loyn, H. R. |location=London |year=1989 |isbn=0-500-27645-5 |pages=293–294}}
* {{cite encyclopedia |title=Mediaeval | encyclopedia =The Compact Edition of the Oxford English Dictionary: Complete Text Arranged Micrographically: Volume I A-0 |page=M290 |publisher=Oxford University Press |location=Glascow |year=1971 |lccn= 72177361|oclc= 490339790 }}
* {{cite web |url=http://dictionary.reference.com/browse/Middle%20Ages |title=Middle Ages |publisher=Dictionary.com |year=2004 |accessdate=7 April 2012 }}
* {{cite encyclopedia |author=Miglio, Massimo |title=Curial Humanism seen through the Prism of the Papal Library |editor=Mazzocco, Angelo |encyclopedia=Interpretations of Renaissance Humanism |publisher=Brill |year=2006 |pages=97–112 |location=Leiden |isbn=978-90-04-15244-1 |series=Brill's Studies in Intellectual History}}
* {{cite journal |author=Mommsen, Theodore |authorlink=Theodor Mommsen |title=Petrarch's Conception of the 'Dark Ages' |journal=[[Speculum (journal)|Speculum]] |volume=17 |issue=2 |pages=226–242 |date=April 1942 |jstor=2856364 |doi=10.2307/2856364}}
* {{cite encyclopedia |author=Morris, Rosemary |title=Northern Europe invades the Mediterranean, 900–1200 |encyclopedia=The Oxford Illustrated History of Medieval Europe |editor=Holmes, George |publisher=Oxford University Press |location=Oxford, Britania Raya |year=1998 |isbn=0-19-285220-5 |pages=175–234}}
* {{cite journal |author=Murray, Alexander |title=Should the Middle Ages Be Abolished? |journal=Essays in Medieval Studies |volume=21 |year=2004 |pages=1–22 |doi=10.1353/ems.2005.0010}}
* {{cite book |author=Nees, Lawrence |title=Early Medieval Art |url=https://archive.org/details/earlymedievalart0000nees |publisher=Oxford University Press |series=Oxford History of Art |location=Oxford, Britania Raya |year=2002 |isbn=978-0-19-284243-5}}
* {{cite book |author=Nicolle, David |authorlink=David Nicolle |title=Medieval Warfare Source Book: Warfare In Western Christendom |publisher=Brockhampton Press |location=London |year=1999 |isbn=1-86019-889-9}}
* {{cite web |author=Numbers, Ronald |authorlink=Ronald Numbers |url=https://www.faraday.st-edmunds.cam.ac.uk/CIS/Numbers/Numbers_Lecture.pdf |title=Myths and Truths in Science and Religion: A historical perspective |work=Lecture archive |date=11 May 2006 |publisher=The Faraday Institute for Science and Religion |accessdate=25 Januari 2013 |archive-date=2014-10-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20141001215346/http://www.faraday.st-edmunds.cam.ac.uk/CIS/Numbers/Numbers_Lecture.pdf |dead-url=yes }}
* {{cite book |author=Payne, Robert |authorlink=Robert Payne (author) |title=The Dream and the Tomb: A History of the Crusades |url=https://archive.org/details/dreamtombhistory0000payn_r2w1 |publisher=Cooper Square Press |location=New York |edition=Jilid lunak perdana |year=2000 |isbn=0-8154-1086-7}}
* {{cite encyclopedia |author=Peters, Ted |authorlink=Ted Peters (theologian) |title=Science and Religion |editor=Jones, Lindsay |encyclopedia=Encyclopedia of Religion |edition=Ke-2 |volume=12 |publisher=MacMillan Reference |location=Detroit, Michigan |year=2005 |isbn=978-0-02-865980-0 |page=8182}}
* {{cite book |author=Power, Daniel |year=2006 |title=The Central Middle Ages: Europe 950–1320 |series=The Short Oxford History of Europe |publisher=Oxford University Press |location=Oxford, Britania Raya |isbn=978-0-19-925312-8}}
* {{cite book |author=Reilly, Bernard F. |title=The Medieval Spains |url=https://archive.org/details/medievalspains0000reil |publisher=Cambridge University Press |location=Cambridge, Britania Raya |year=1993 |isbn=0-521-39741-3 |series=Cambridge Medieval Textbooks}}
* {{cite encyclopedia |author=Riley-Smith, Jonathan |authorlink=Jonathan Riley-Smith |title=Crusades |encyclopedia=The Middle Ages: A Concise Encyclopedia |publisher=Thames and Hudson |editor=Loyn, H. R. |location=London |year=1989 |isbn=0-500-27645-5 |pages=106–107}}
* {{cite book |author=Rosenwein, Barbara H. |title=Rhinoceros Bound: Cluny in the Tenth Century |url=https://archive.org/details/rhinocerosboundc0000rose |location=Philadelphia, PA |publisher=University of Pennsylvania Press |year=1982 |isbn=0-8122-7830-5}}
* {{cite book |author=Russell, Jeffey Burton |title=Inventing the Flat Earth-Columbus and Modern Historians |publisher=Praeger |location=Westport, CT |year=1991 |isbn=0-275-95904-X}}
* {{cite book |author=Saul, Nigel |authorlink=Nigel Saul |title=A Companion to Medieval England 1066–1485 |year=2000 |publisher=Tempus |location=Stroud, Britania Raya |isbn=0-7524-2969-8}}
* {{cite encyclopedia |author=Schove, D. Justin |title=Plague |encyclopedia=The Middle Ages: A Concise Encyclopedia |publisher=Thames and Hudson |editor=Loyn, H. R. |location=London |year=1989 |isbn=0-500-27645-5 |pages=267–269}}
* {{cite book |author=Singman, Jeffrey L. |title=Daily Life in Medieval Europe |publisher=Greenwood Press |location=Westport, CT |series=Daily Life Through History |year=1999 |isbn=0-313-30273-1}}
* {{cite book |author=Stalley, Roger |title=Early Medieval Architecture |url=https://archive.org/details/earlymedievalarc0000stal |publisher=Oxford University Press |series=Oxford History of Art |location=Oxford, Britania Raya |year=1999 |isbn=978-0-19-284223-7}}
* {{cite book |author1=Tansey, Richard G. |author2=Gardner, Helen Louise |author3=De la Croix, Horst |title=Gardner's Art Through the Ages |url=https://archive.org/details/artthroughages01hors |publisher=Harcourt Brace Jovanovich |location=San Diego, California |year=1986 |isbn=0-15-503763-3 |edition=ke-8}}
* {{cite book |author=Thomson, John A. F. |title=The Western Church in the Middle Ages |publisher=Arnold |location=London |year=1998 |isbn=0-340-60118-3}}
* {{cite encyclopedia |author=Vale, Malcolm |title=The Civilization of Courts and Cities in the North, 1200–1500 |encyclopedia=The Oxford Illustrated History of Medieval Europe |editor=Holmes, George |publisher=Oxford University Press |location=Oxford, Britania Raya |year=1998 |isbn=0-19-285220-5 |pages=297–351}}
* {{cite book |author=Watts, John |title=The Making of Polities: Europe, 1300–1500 |url=https://archive.org/details/makingofpolities0000watt |publisher=Cambridge University Press |series=Cambridge Medieval Textbooks |location=Cambridge, Britania Raya |year=2009 |isbn=978-0-521-79664-4}}
* {{cite encyclopedia |author=Whitton, David |title=The Society of Northern Europe in the High Middle Ages, 900–1200 |encyclopedia=The Oxford Illustrated History of Medieval Europe |editor=Holmes, George |publisher=Oxford University Press |location=Oxford, Britania Raya |year=1998 |isbn=0-19-285220-5 |pages=115–174}}
* {{cite book |author=Wickham, Chris |authorlink=Christopher Wickham |title=The Inheritance of Rome: Illuminating the Dark Ages 400–1000 |url=https://archive.org/details/inheritanceofrom0000wick |publisher=Penguin Books |location=New York |year=2009 |isbn=978-0-14-311742-1}}
{{refend}}
== Bacaan lebih lanjut ==
{{refbegin|60em}}
* {{cite journal |author=Ames, Christine Caldwell |title=Does Inquisition Belong to Religious History? |trans-title=Apakah Inkuisisi Adalah Bagian dari Sejarah Keagamaan? |journal=American Historical Review |date=February 2005 |volume=110 |issue=1 |pages=11–37 |doi= 10.1086/531119}}
* {{cite book|author=Cantor, Norman F. |authorlink=Norman Cantor |title=Inventing the Middle Ages: The Lives, Works, and Ideas of the Great Medievalists of the Twentieth Century |url=https://archive.org/details/inventingmiddlea0000cant |trans-title=Mereka Cipta Abad Pertengahan: Riwayat Hidup, Karya, dan Gagasan Para Ahli Abad Pertengahan dari Abad Kedua Puluh |year=1991 |publisher=W. Morrow |location=New York |isbn= 978-0-688-09406-5}}
* {{cite book |editor=Davis, R. H. C. |authorlink= Ralph Henry Carless Davis | title=The Writing of History in the Middle Ages: Essays Presented to Richard William Southern |url=https://archive.org/details/writingofhistory0000unse_i7z8 | trans-title=Penulisan Sejarah pada Abad Pertengahan: Esai-Esai yang Dipersembahkan kepada Richard William Southern |publisher=Oxford University Press |location= 0-19-822556-3 |year= 1981 |isbn= 0-19-822556-3}}
* {{cite journal| author=Fleischman, Suzanne |title=On the Representation of History and Fiction in the Middle Ages |trans-title=Perihal Representasi Sejarah dan Fiksi pada Abad Pertengahan |journal=History and Theory |volume=23 |issue=3 |date=Oktober 1983 |pages=278–310 |jstor=2504985}}
* {{cite book |author=Gurevich, Aron |authorlink= Aron Gurevich |title=Historical Anthropology of the Middle Ages |url=https://archive.org/details/historicalanthro0000gure |trans-title=Antropologi Historis Abad Pertengahan |publisher=University of Chicago Press |year=1992 |location=Chicago |isbn= 978-0-226-31083-1 |editor=Howlett, Janet (penerjemah)}}
* {{cite journal |author=Spiegel, Gabrielle M. |authorlink= Gabrielle M. Spiegel |title=History, Historicism, and the Social Logic of the Text in the Middle Ages|trans-title=Sejarah, Historisisme, dan Logika Sosial Teks pada Abad Pertengahan |journal=Speculum |volume=65 |issue=1 |date=January 1990 |pages=59–86 |jstor= 2864472 |doi=10.2307/2864472}}
* {{cite book |author=Smith, Julia |title=Europe After Rome: A New Cultural History, 500–1000 |trans-title=Eropa Selepas Roma: Sebuah Sejarah Budaya Baru, 500–1000 |year=2005 |publisher= Oxford University Press |location=Oxford, UK |isbn= 978-0-19-924427-0}}
* {{cite book |author=Stuard, Susan Mosher |title=Women in Medieval History and Historiography |trans-title=Perempuan dalam Sejarah dan Historiografi Abad Pertengahan |publisher= University of Pennsylvania Press |year= 1987 |location=Philadelphia, PA |isbn= 978-0-8122-1290-7}}
* {{cite journal|author=Sullivan, Richard E. |title=The Carolingian Age: Reflections on its Place in the History of the Middle Ages |trans-title=Abad Karoling: Renungan-Renungan Perihal Letaknya dalam Sejarah Abad Pertengahan |journal=Speculum |volume=64 |issue=2 |date=April 1989 |pages=267–306 |jstor= 2851941 |doi=10.2307/2851941}}
* {{cite journal |author=Van Engen, John |authorlink= John Van Engen |title=The Christian Middle Ages as an Historiographical Problem |trans-title=Abad Pertengahan Kristen Sebagai Suatu Permasalahan Historiografis |journal=American Historical Review |date=Juni 1986 |issue=3 |volume=91 |pages=519–552 |jstor=1869130 |doi=10.2307/1869130}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
{{Commonscat|Middle Ages|Abad Pertengahan}}
* [http://macheda.blog.uns.ac.id/2009/06/15/resensi-sejarah-peradaban-barat-abad-pertengahan/ Resensi sejarah peradaban barat abad pertengahan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100225075540/http://macheda.blog.uns.ac.id/2009/06/15/resensi-sejarah-peradaban-barat-abad-pertengahan/ |date=2010-02-25 }} {{id}}
* [http://www.the-orb.net/ ORB ''The Online Reference Book of Medieval Studies'' (Buku Rujukan Daring Mengenai Abad Pertengahan)] Ensiklopedia dan artikel-artikel telaah sejawat. {{en}}
* [https://blogs.commons.georgetown.edu/labyrinth/ Labirin] Sumber-sumber rujukan untuk kajian-kajian mengenai Abad Pertengahan. {{en}}
* [http://www.netserf.org/ NetSERF] Hubungan Internet untuk Sumber-Sumber Rujukan Mengenai Abad Pertengahan. {{en}}
* [http://www.deremilitari.org/ De Re Militari: Perkumpulan Sejarah Militer Abad Pertengahan] {{en}}
* [http://www.medievalmap.org/ Medievalmap.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091004110626/http://www.medievalmap.org/ |date=2009-10-04 }} Peta-peta interaktif dari era Abad Pertengahan. {{en}}
* [http://www.bl.uk/learning/histcitizen/medieval/medievalrealms.html Jagat Abad Pertengahan] Sumber-sumber pembelajaran dari [[British Library]], termasuk kajian-kajian mengenai naskah-naskah indah dari Abad Pertengahan. {{en}}
* [http://www.medievalists.net/ Medievalists.net] Berita dan artikel mengenai Abad Pertengahan. {{en}}
{{artikel pilihan}}
{{Abad Pertengahan}}
{{Zaman pada Sejarah Eropa}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Abad Pertengahan| ]]
[[Kategori:Sejarah Eropa menurut periode]]
[[Kategori:Era sejarah]]
|