Partisipasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh Bebasnama (bicara) ke revisi terakhir oleh 58.147.186.242 Tag: Pengembalian |
|||
(19 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{referensi}}
'''Partisipasi''' atau '''peran serta''' ({{lang-en|participation}}) adalah pengambilan [[bagian]] atau ikut serta. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.
Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi Jadi dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah suatu keterlibatan [[mental]] dan [[emosi]] serta fisik peserta dalam memberikan [[respon]] terhadap kegiatan yang melaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan [[bertanggung jawab]] atas keterlibatannya.
Bentuk partisipasi yang nyata yaitu
:* Partisipasi [[uang]] adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan
:* Partisipasi [[harta benda]] adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas
:* Partisipasi [[tenaga]] adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program
:* Partisipasi [[keterampilan]], yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya
Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan [[ide|gagasan]], pendapat atau buah pikiran [[konstruktif
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam partisipasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut
# Keterlibatan peserta didik dalam segala kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
# Kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam [[kegiatan]] yang dilaksanakan dalam [[proses]] [[belajar]] mengajar.
Baris 18 ⟶ 19:
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang [[aktif]], [[kreatif]], dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin.
Tidak ada proses belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti [[aktif]] dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Ada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu
Penggunaan strategi dan metode yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif karena siswa lebih berperan serta lebih terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Effendi, partisipasi ada dua bentuk, yaitu partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal.
* Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi bawahan.
* Partisipasi horizontal adalah dimana masyarakatnya tidak mustahil untuk mempunyai prakarsa dimana setiap anggota / kelompok masyarakat berpartisipasi secara horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain. menurut Effendi sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini merupakan tanda permulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri
Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:
* Cakupan
* Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership): Pada dasarnya setiap [[orang]] mempunyai keterampilan, [[kemampuan]] dan [[prakarsa]] serta mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam setiap [[proses]] guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.
* Transparansi
* Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership)
* Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility
* Pemberdayaan (Empowerment
* Kerjasama
{| class="wikitable"
|-
Baris 42 ⟶ 43:
|-
| Partisipasi pasif/ manipulatif || (a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi;
(b) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana [[proyek]]] tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat;
(c) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar [[kelompok]] sasaran.
|-
| Partisipasi dengan cara memberikan informasi || (a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner atau sejenisnya;
(b) Masyarakat tidak punya kesempatan untuk terlibat dan memengaruhi proses penyelesaian;
(c) Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.
|-
| Partisipasi melalui konsultasi || (a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi;
(b) Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk kemudian mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat;
(c) Tidak ada peluang bagi pembuat keputusan bersama;
Baris 59 ⟶ 60:
|-
| Partisipasi untuk insentif materil || (a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti [[tenaga]] [[kerja]], demi mendapatkan makanan, upah, ganti rugi, dan sebagainya;
(b) [[Masyarakat]] tidak dilibatkan dalam eksperimen atau proses pembelajarannya;
(c) [[Masyarakat]] tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat [[insentif yang disediakan/diterima habis.
|-
| Partisipasi fungsional || (a) Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai [[tujuan]] yang berhubungan dengan proyek;
(b) Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati;
(c) Pada awalnya, kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak luar (fasilitator, dll) tetapi pada saatnya mampu mandiri.
|-
| Partisipasi interaktif || (a) Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada [[perencanaan]] kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada;
(b) Partisipasi ini cenderung melibatkan [[metode]] inter-disiplin yang mencari keragaman [[perspektif]] dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematik;
(c) Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil dalam seluruh penyelenggaraan kegiatan.
Baris 79 ⟶ 80:
|}
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu keberhasilan program namun ada juga yang sifatnya dapat menghambat [[keberhasilan]] [[program]]. Misalnya saja [[faktor]] [[usia]], terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.
Angell (dalam Ross, 1967: 130) mengatakan partisipasi yang [[tumbuh]] dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak [[faktor]]. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:
Baris 95 ⟶ 96:
: Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.
''' 5. Lamanya tinggal
: Lamanya seseorang tinggal dalam [[lingkungan]] tertentu dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal dalam [[lingkungan]] tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap kegiatan lingkungan tersebut.
: '''6 𝗠𝗼𝘁𝗶𝘃𝗮𝘀𝗶'''
:Partisipasi dapat dipengaruhi oleh motivasi semakin besar motivasi sesesorang maka semakin besar tingkat psrtisipasinya karena dengan berpartisipasi ia akan mencapai tujuan.
: '''7.𝗦𝘂𝗺𝗯𝗲𝗿 𝗗𝗮𝘆𝗮 𝗠𝗮𝗻𝘂𝘀𝗶𝗮 [𝗦𝗗𝗠]'''
:Peran pentingnya Sumber Daya Manusia dalam organisasi adalah bahwa segala potensi sumber daya yang dimiliki manusia yang dapat dimanfaatkan sebagai usaha untuk meraih keberhasilan dalam mencapai tujuan baik secara pribadi individu maupun di dalam organisasi.
[[Kategori:Komunikasi]]
[[Kategori:Psikologi]]
|