'''Dilema keamanan''' atau '''model spiral''' adalah istilah [[hubungan internasional]] yang mengacu pada situasi ketika tindakan yang diambil sebuah negara untuk meningkatkan keamanannya seperti memperkuat militer atau membuat aliansi dapat memaksa negara lain mengambil tindakan yang sama. Situasi ini menambah ketegangan dan memicu konflik yang tidak diinginkan semua pihak.<ref>Jervis, R. "Cooperation under the Security Dilemma," ''World Politics'' vol. 30, no.2 (January 1978), pp. 167–174; and Jervis, R. ''Perception and Misperception in International Politics'' (Princeton, N.J.: Princeton University Press, 1978), pp. 58–113</ref>
Istilah ini diciptakan oleh ilmuwan Jerman [[John H. Herz]] dalam bukunya, ''Political Realism and Political Idealism'' (1951). Pada saat yang sama, sejarawan Britania [[Herbert Butterfield]] menyebut situasi ini "keadaan sulit yang mutlak dan dilema yang tak dapat diredam" dalam bukunya, ''History and Human Relations''.<ref>[http://links.jstor.org/sici?sici=0022-3433%28199903%2936%3A2%3C183%3ATISDEC%3E2.0.CO%3B2-B Roe, Paul. The Intrastate Security Dilemma: Ethnic Conflict as a 'Tragedy'? ''Journal of Peace Research'' vol. 36, no. 2 (Mar., 1999), pp. 183–202.]</ref> Menurut John Herz, dilema keamanan adalah "thegagasan securitystruktural dilemmabahwa iskemandirian "Anegara structuraluntuk notionmengurus inkeamanannya whichsendiri, theentah self-helpapapun attempts of states to look after their security needs tendniatnya, regardlesscenderung ofmemicu intention,ketidaknyamanan todi leadnegara tolain risingkarena insecurity for othersmasing-masing asnegara eachmenganggap interpretstindakan itsyang owndiambilnya measuresbersifat asdefensif defensivedan andtindakan measuresyang ofdiambil othersnegara aslain potentiallybersifat threateningmengancam".<ref>Herz, J. "Idealist Internationalism and the Security Dilemma", ''World Politics'' vol. 2, no. 2 (1950): 171–201, at p. 157 (Published by Cambridge University Press)</ref>
Contoh dilema keamanan yang terkenal adalah permulaan [[Perang Dunia I]]. Pendukung sudut pandang ini berpendapat bahwa negara-negara besar di Eropa saat itu terpaksa berperang karena merasa tidak aman akibat aliansi negara-negara tetangganya, padahal mereka semua tidak menginginkan perang. Selain itu, ketakutan Jerman untuk berperang di dua medan memaksa Jerman menyusun [[Rencana Schlieffen]] yang mengatur mobilisasi cepat. Mobilisasi Jerman memaksa negara lain melakukan hal yang sama. Namun demikian, pengamat lain meragukan interpretasi asal mula Perang Dunia I dan berpendapat bahwa sejumlah negara yang terlibat benar-benar menginginkan perang.
Dilema keamanan memiliki hubungan penting dengan teori dan doktrin keamanan internasional lainnya. Kelebihan teori dilema keamanan adalah kesesuaian dan konsistensinya dengan sejumlah teori lainnya. Teori-teori lain dapat dianggap pas dengan dilema keamanan.
'''Dilema keamanan''' atau '''model spiral''' adalah istilah [[hubungan internasional]] yang mengacu pada situasi ketika tindakan yang diambil sebuah negara untuk meningkatkan keamanannya seperti memperkuat militer atau membuat aliansi dapat memaksa negara lain mengambil tindakan yang sama. Situasi ini menambah ketegangan dan memicu konflik yang tidak diinginkan semua pihak.<ref>Jervis, R. "Cooperation under the Security Dilemma," ''World Politics'' vol. 30, no.2 (January 1978), pp. 167–174; and Jervis, R. ''Perception and Misperception in International Politics'' (Princeton, N.J.: Princeton University Press, 1978), pp. 58–113</ref>
Istilah ini diciptakan oleh ilmuwan Jerman [[John H. Herz]] dalam bukunya, ''Political Realism and Political Idealism'' (1951). Pada saat yang sama, sejarawan Britania [[Herbert Butterfield]] menyebut situasi ini "keadaan sulit yang mutlak dan dilema yang tak dapat diredam" dalam bukunya, ''History and Human Relations''.<ref>[http://links.jstor.org/sici?sici=0022-3433%28199903%2936%3A2%3C183%3ATISDEC%3E2.0.CO%3B2-B Roe, Paul. The Intrastate Security Dilemma: Ethnic Conflict as a 'Tragedy'? ''Journal of Peace Research'' vol. 36, no. 2 (Mar., 1999), pp. 183–202.]</ref> Menurut John Herz, dilema keamanan adalah "the security dilemma is "A structural notion in which the self-help attempts of states to look after their security needs tend, regardless of intention, to lead to rising insecurity for others as each interprets its own measures as defensive and measures of others as potentially threatening".<ref>Herz, J. "Idealist Internationalism and the Security Dilemma", ''World Politics'' vol. 2, no. 2 (1950): 171–201, at p. 157 (Published by Cambridge University Press)</ref>
Contoh dilema keamanan yang terkenal adalah permulaan [[Perang Dunia I]]. Pendukung sudut pandang ini berpendapat bahwa negara-negara besar di Eropa saat itu terpaksa berperang karena merasa tidak aman akibat aliansi negara-negara tetangganya, padahal mereka semua tidak menginginkan perang. Selain itu, ketakutan Jerman untuk berperang di dua medan memaksa Jerman menyusun [[Rencana Schlieffen]] yang mengatur mobilisasi cepat. Mobilisasi Jerman memaksa negara lain melakukan hal yang sama. Namun demikian, pengamat lain meragukan interpretasi asal mula Perang Dunia I dan berpendapat bahwa sejumlah negara yang terlibat benar-benar menginginkan perang.
Dilema keamanan merupakan konsep yang populer di kalangan teoriwan [[kognitif]] dan teoriwan hubungan internasional. Mereka menganggap perang muncul akibat kegagalan [[komunikasi]]. Teoriwan fungsionalis menegaskan bahwa kunci untuk menghindari perang adalah menghindari miskomunikasi dengan [[aba-aba (ekonomi)|memberi aba-aba yang tepat]].
Dilema keamanan memiliki hubungan penting dengan teori dan doktrin keamanan internasional lainnya. Kelebihan teori dilema keamanan adalah kesesuaian dan konsistensinya dengan sejumlah teori lainnya. Teori-teori lain dapat dianggap pas dengan dilema keamanan.
'''Dilema keamanan''' atau '''model spiral''' adalah istilah [[hubungan internasional]] yang mengacu pada situasi ketika tindakan yang diambil sebuah negara untuk meningkatkan keamanannya seperti memperkuat militer atau membuat aliansi dapat memaksa negara lain mengambil tindakan yang sama. Situasi ini menambah ketegangan dan memicu konflik yang tidak diinginkan semua pihak.<ref>Jervis, R. "Cooperation under the Security Dilemma," ''World Politics'' vol. 30, no.2 (January 1978), pp. 167–174; and Jervis, R. ''Perception and Misperception in International Politics'' (Princeton, N.J.: Princeton University Press, 1978), pp. 58–113</ref>
Istilah ini diciptakan oleh ilmuwan Jerman [[John H. Herz]] dalam bukunya, ''Political Realism and Political Idealism'' (1951). Pada saat yang sama, sejarawan Britania [[Herbert Butterfield]] menyebut situasi ini "keadaan sulit yang mutlak dan dilema yang tak dapat diredam" dalam bukunya, ''History and Human Relations''.<ref>[http://links.jstor.org/sici?sici=0022-3433%28199903%2936%3A2%3C183%3ATISDEC%3E2.0.CO%3B2-B Roe, Paul. The Intrastate Security Dilemma: Ethnic Conflict as a 'Tragedy'? ''Journal of Peace Research'' vol. 36, no. 2 (Mar., 1999), pp. 183–202.]</ref> Menurut John Herz, dilema keamanan adalah "the security dilemma is "A structural notion in which the self-help attempts of states to look after their security needs tend, regardless of intention, to lead to rising insecurity for others as each interprets its own measures as defensive and measures of others as potentially threatening".<ref>Herz, J. "Idealist Internationalism and the Security Dilemma", ''World Politics'' vol. 2, no. 2 (1950): 171–201, at p. 157 (Published by Cambridge University Press)</ref>
Contoh dilema keamanan yang terkenal adalah permulaan [[Perang Dunia I]]. Pendukung sudut pandang ini berpendapat bahwa negara-negara besar di Eropa saat itu terpaksa berperang karena merasa tidak aman akibat aliansi negara-negara tetangganya, padahal mereka semua tidak menginginkan perang. Selain itu, ketakutan Jerman untuk berperang di dua medan memaksa Jerman menyusun [[Rencana Schlieffen]] yang mengatur mobilisasi cepat. Mobilisasi Jerman memaksa negara lain melakukan hal yang sama. Namun demikian, pengamat lain meragukan interpretasi asal mula Perang Dunia I dan berpendapat bahwa sejumlah negara yang terlibat benar-benar menginginkan perang.
Dilema keamanan merupakan konsep yang populer di kalangan teoriwan [[kognitif]] dan teoriwan hubungan internasional. Mereka menganggap perang muncul akibat kegagalan [[komunikasi]]. Teoriwan fungsionalis menegaskan bahwa kunci untuk menghindari perang adalah menghindari miskomunikasi dengan [[aba-aba (ekonomi)|memberi aba-aba yang tepat]].
Dilema keamanan memiliki hubungan penting dengan teori dan doktrin keamanan internasional lainnya. Kelebihan teori dilema keamanan adalah kesesuaian dan konsistensinya dengan sejumlah teori lainnya. Teori-teori lain dapat dianggap pas dengan dilema keamanan.
* [[Keseimbangan kekuasaan (hubungan internasional)]]
* [[Dilema tahanan]]
{{Teori hubungan internasional}}
[[ CategoryKategori:Keamanan internasional]] ▼
[[ CategoryKategori:Teori hubungan internasional]] ▼
[[ CategoryKategori:Realisme politik]] ▼
[[ CategoryKategori:Studi keamanan]] ▼
▲[[Category:Keamanan internasional]]
[[ CategoryKategori:Dilema]] ▼
▲[[Category:Teori hubungan internasional]]
▲[[Category:Realisme politik]]
▲[[Category:Studi keamanan]]
|