Pertempuran Badar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tahun terjadinya perang badar Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(259 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Military Conflict
|conflict=Pertempuran Badar
|partof=Perang [[Muslim]]-[[Quraisy]]
|image=
[[
|caption=Ilustrasi Pertempuran Badar pada '''[[Siyer-i Nebi]]''', karya abad ke-16 masa [[Kesultanan Utsmaniyah]] yang sekarang tersimpan di Museum Topkapi, [[Turki]].
|date=
|place=[[Kota Badar]], 80 mil baratdaya Madinah
|result=Kemenangan Muslim
|combatant1=[[Muslim]] dari [[Madinah]]
|combatant2=[[Quraisy]] dari [[Mekkah]]
|commander1=[[Muhammad]]
|commander2=[[Amr bin Hisyam]]{{KIA}}<br />Utbah bin Rabi'ah{{KIA}}<br />[[Umayyah bin Khalaf]]{{KIA}}<br />Syaibah bin Rabi'ah{{KIA}}<br />Al-Walid bin Utbah bin Rabi'ah{{KIA}}<br />[[Uqbah bin Abi Mu'aith]]
|strength1=
500 malaikat(menurut riwayat)
|strength2=<900-1000
|casualties1=14 tewas
|casualties2=
{{Pertempuran Muhammad}}
'''Pertempuran Badar''' (
Sebelum pertempuran ini, kaum [[Muslim]] dan penduduk Mekkah telah terlibat dalam beberapa kali konflik bersenjata skala kecil antara akhir 623 sampai dengan awal 624, dan konflik bersenjata tersebut semakin lama semakin sering terjadi. Meskipun demikian, Pertempuran Badar adalah pertempuran skala besar pertama yang terjadi antara kedua kekuatan itu. Muhammad saat itu sedang memimpin pasukan kecil dalam usahanya melakukan pencegatan terhadap [[kafilah]] Quraisy yang baru saja pulang dari [[Syam]], ketika ia dikejutkan oleh keberadaan pasukan Quraisy yang jauh lebih besar. Pasukan Muhammad yang sangat berdisiplin bergerak maju terhadap posisi pertahanan lawan yang kuat, dan berhasil menghancurkan barisan pertahanan Mekkah sekaligus menewaskan beberapa pemimpin penting Quraisy, antara lain ialah Abu Jahal alias [[Amr bin Hisyam]].
Bagi kaum Muslim awal, pertempuran ini sangatlah berarti karena merupakan bukti pertama bahwa mereka sesungguhnya berpeluang untuk mengalahkan musuh mereka di Mekkah. Mekkah saat itu merupakan salah satu kota terkaya dan terkuat di Arabia zaman [[jahiliyah]]. Kemenangan kaum Muslim juga memperlihatkan kepada suku-suku Arab lainnya bahwa suatu kekuatan baru telah bangkit di Arabia, serta memperkokoh otoritas Muhammad sebagai pemimpin atas berbagai golongan masyarakat Madinah yang sebelumnya sering bertikai. Berbagai suku Arab mulai memeluk agama Islam dan membangun persekutuan dengan kaum Muslim di Madinah; dengan demikian, ekspansi agama Islam pun dimulai.
Baris 26:
Kekalahan Quraisy dalam Pertempuran Badar menyebabkan mereka bersumpah untuk membalas dendam, dan hal ini terjadi sekitar setahun kemudian dalam [[Pertempuran Uhud]].
== Susunan pasukan ==
[[Muhammad]] mengadakan persiapan untuk keluar bersama 313 atau hingga 317 orang, yang terdiri dari 82 hingga 86 dari [[Kaum Muhajirin|Muhajirin]], 61 dari Aus, dan 170 dari [[Bani Khazraj|Khazraj]]. Mereka tidak mengadakan pertemuan khusus dan tidak membawa perlengkapan yang banyak. Kudanya pun hanya dua ekor; seekor milik [[Zubair bin Awwam|Az-Zubair bin Al-Awwam]] dan seekor lagi milik [[Miqdad bin Amr|Al-Miqdad bin Al-Aswad Al-Kindi]]. [[Unta arab|Untanya]] ada 70 ekor, Satu ekor dinaiki dua atau tiga orang. Muhammad naik seekor unta bersama Ali bin Abu Thalib dan [[Martsad bin Abi Martsad al-Ghanawi|Martsad bin Abu Martsad Al-Ghanawi]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Al-Mubarakfuri|first=Syaikh Shafiyyurrahman|date=2021|title=Sirah Rasulullah (Sejarah Hidup Nabi<!----> Muhammad SAW)|location=Jakarta Timur|publisher=Ummul Qura|isbn=978-602-6579-57-7|url-status=live}}</ref>
Muhammad, mengangkat [[Abdullah bin Ummi-Maktum|Ibnu Ummi Makhtum]] menjadi wakilnya di [[Madinah]]. Namun, setibanya di Ar-Rauha', Muhammad menyuruh [[Abu Lubabah bin Abdul-Mundzir|Abu Lubabah bin Abdul Mundzir]] agar kembali ke Madinah dan menggantikan posisi Ibnu Ummi Makhtum sebagai wakilnya. Bendera komando tertinggi yang berwarna putih diserahkan kepada [[Mush'ab bin Umair|Mush'ab bin Umair Al-Qurasyi Al-Abdari]]. Pasukan kaum Muslimin dibagi menjadi dua batalion:<ref name=":0" />
# Batalion [[Kaum Muhajirin|Muhajirin]]. Benderanya diserahkan kepada [[Ali bin Abi Thalib|Ali bin Abu Thalib]].
# Batalion [[Kaum Anshar|Anshar]]. Benderanya diserahkan kepada [[Sa'ad bin Mu'adz]].<ref name=":0" />
Komando sayap kanan diserahkan kepada [[Zubair bin Awwam|Az-Zubair bin Al-Awwam']] dan sayap kiri diserahkan kepada [[Miqdad bin Amr|Al-Miqdad bin Amr]], karena hanya mereka berdualah yang naik kuda dalam pasukan itu. Sementara titik pertahanan garis belakang diserahkan kepada [[Qais bin Sha'sha'ah]]. Komando tertinggi berada di tangan [[Muhammad]].<ref name=":0" />
== Latar belakang ==
{{Islam}}
=== Muhammad ===
Pada awal peperangan, Jazirah Arab dihuni oleh suku-suku yang berbicara dalam [[bahasa Arab]]. Beberapa diantaranya adalah suku [[Suku Badui (Arab)|Badui]]; bangsa [[nomad]] penggembala yang terdiri dari berbagai macam suku; beberapa adalah suku petani yang tinggal di [[oasis]] daerah [[utara]] atau daerah yang lebih subur di bagian selatan (sekarang [[Yaman]] dan [[Oman]]). Mayoritas bangsa Arab menganut kepercayaan [[politeisme]]. Beberapa suku juga memeluk agama [[Yahudi]], [[Kristen]] (termasuk paham [[Nestorian]]), dan [[Zoroastrianisme]].
Muhammad lahir di [[Mekkah]] sekitar tahun 570 dari keluarga [[Bani Hasyim]] dari suku [[Quraisy]]. Ketika berumur 40 tahun, ia mengalami pengalaman spiritual yaitu menerima wahyu ketika sedang menyendiri di suatu [[gua]], yakni [[Gua Hira]] di luar kota Mekkah. Ia mulai berdakwah kepada keluarganya dan setelah itu baru berdakwah kepada umum. Dakwahnya ada yang diterima dengan baik tapi lebih banyak yang menentangnya. Pada periode ini, Muhammad dilindungi oleh pamannya [[Abu Thalib]]. Ketika pamannya meninggal dunia sekitar tahun 619, kepemimpinan Mekkah diteruskan kepada salah seorang musuh Muhammad, yaitu Amr bin Hisyam,<ref>Kebencian banyak muslim terhadap Hisyam dapat dilihat dari julukan yang diberikan, "[[Abu Jahal]]" (Bapak Kejahilan), yaitu nama yang lebih umum dikenal oleh kaum Muslim saat ini.</ref> yang menghilangkan perlindungan kepada Muhammad serta meningkatkan penganiayaan terhadap komunitas [[Muslim]].
Pada tahun 622, dengan semakin meningkatnya kekerasan terbuka yang dilakukan kaum Quraisy kepada kaum Muslim di Mekkah, Muhammad dan banyak pengikutnya [[hijrah]] ke [[Madinah]]. Hal ini menandai dimulainya kedudukan Muhammad sebagai pemimpin suatu kelompok dan agama.
=== ''Ghazawāt'' ===
Setelah kejadian hijrah, ketegangan antara kelompok masyarakat di Mekkah dan Madinah semakin memuncak dan pertikaian terjadi pada tahun 623 ketika kaum Muslim yang selama ini diam ketika di zolimi kafir Quraisy mulai melakukan reaksi perlawanan (sering disebut ''[[ghazawāt]]'' dalam bahasa Arab) pada rombongan dagang kaum Quraisy Mekkah. Madinah terletak di antara [[rute]] utama [[perdagangan]] Mekkah. Meskipun kebanyakan kaum Muslim berasal dari kaum Quraisy juga karena sebelumnya kafir Quraisy telah melakukan penganiyaan fisik dan menjarah harta dan rumah kaum muslimin yang ditinggalkan di Mekkah (karena hijrah) dan telah mengeluarkan mereka dari suku dan kaumnya sendiri, sebuah penghinaan dalam kebudayaan Arab yang sangat menjunjung tinggi kehormatan dan umat Islam selama ini diam tidak membalas karena takut akan kemurkaan Allah sampai ketika Allah menurunkan firman-Nya agar umat Islam yang terzolimi bangkit melawan kejahatan yang dilakukan kaum kafir <ref>Al-Qur'an Surah 22: 39-40. 'Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata, "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi, dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa'. ''Al-Quran & Terjemahnya''. Revisi Terjemah oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur'an Departemen Agama RI. Bandung: CV Penerbit Diponegoro, Cet. ke-10. 2005.</ref> Kaum Quraisy Mekkah jelas-jelas mempunyai pandangan lain terhadap hal tersebut, karena mereka melihat kaum Muslim sebagai [[kriminal|penjahat]] dan juga ancaman terhadap lingkungan dan kewibawaan mereka.<ref name="hogson1">Hodgson, hal. 174-175.</ref>
Pada akhir tahun 623 dan awal tahun 624, aksi ''ghazawāt''
== Pertempuran ==
[[Berkas:Badr Campaign.gif|
Di musim semi tahun 624, Muhammad mendapatkan informasi dari mata-matanya bahwa salah satu kafilah dagang yang paling banyak membawa harta pada tahun itu, dipimpin oleh [[Abu Sufyan]] dan dijaga oleh tiga puluh sampai empat puluh pengawal, sedang dalam perjalanan dari [[Suriah]] menuju Mekkah. Mengingat besarnya kafilah tersebut, atau karena beberapa kegagalan dalam penghadangan kafilah sebelumnya, Muhammad mengumpulkan pasukan sejumlah lebih dari 300 orang, yang sampai saat itu merupakan jumlah terbesar pasukan Muslim yang pernah diterjunkan ke medan perang.<ref>[http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt.html#005.059.293 Sahih al-Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 293] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060212143553/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt.html#005.059.293 |date=2006-02-12 }}. Sumber-sumber yang ada berbeda mengenai jumlah pasukan yang tepat.</ref>
Jumlah lengkap dari pasukan Muhammad yang dikumpulkan adalah 313 orang laki-laki. Namun, hanya 305 orang saja yang akhirnya mengikuti pertempuran. 8 orang lainnya tertinggal karena berbagai sebab yang berbeda.{{Sfn|Khaththab|2019|p=201}}
Dari kaum Muhajirin terdapat tiga orang yang tidak bertempur, sedangkan dari kaum Anshar ada lima orang. Dari kaum Muhajirin ada [[Utsman bin 'Affan|Utsman bin Affan]], [[Thalhah bin Ubaidillah]] dan [[Sa'id bin Zaid]]. Utsman bin Affan tidak dapat berangkat ke pertempuran karena menemani istrinya yaitu [[Ruqayyah binti Muhammad]] yang dalam keadaan sekarat hingga akhirnya ia meninggal dunia. Sedangkan Thalhah bin Ubaidillah dan Sa'id bin Zaid diutus oleh Muhammad untuk menyelidiki informasi tentang kafilah dagang suku Quraisy.{{Sfn|Khaththab|2019|p=201}}
Dari kaum Anshar terdapat 5 orang yang tidak mengikuti pertempuran, yaitu Abu Lubabah bin Abdul Mundzir, Ashim bin Adi Al-Ajlani, Al-Harits bin Hathib Al-Amri, Al-Harits bin Ash-Shamah, dan Khawwat bin Jubair. [[Abu Lubabah bin Abdul-Mundzir]] dipilih oleh Muhammad untuk mewakili dirinya sebagai pemimpin di Madinah. Ashim bin Adi Al-Ajlani dipilih oleh Muhammad untuk mewakili dirinya sebagai pemimpin di Aliyah. Al-Harits bin Hathib Al-Amri dipulangkan ke Bani Amr bin Auf di Rauha'. Alasannya adalah tersebar kabar buruk tentang Bani Amr bin Auf. Sedangkan Al-Harits bin Ash-Shamah, dan Khawwat bin Jubair mengalami [[Retak tulang|patah tulang]].{{Sfn|Khaththab|2019|p=201}}
=== Pergerakan menuju Badar ===
Muhammad memimpin pasukannya sendiri dan membawa banyak panglima utamanya, termasuk pamannya [[Hamzah bin Abdul-Muththalib|Hamzah]] dan para calon [[Khalifah]] pada masa depan, yaitu [[Abu Bakar|Abu Bakar ash-Shiddiq]], [[Umar bin Khattab]], dan [[Ali bin Abi Thalib]]. Kaum Muslim juga membawa 70 [[unta]] dan 3 kuda, yang berarti bahwa mereka harus berjalan, atau tiga sampai empat orang duduk di atas satu unta<ref>Lings, hal. 138-139</ref> Namun, banyak sumber-sumber kalangan Muslim pada awal masa itu, termasuk dalam Al-Qur'an sendiri, tidak mengindikasikan akan terjadinya suatu peperangan yang serius,<ref>{{Cite web |url=http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt.html#005.059.287 |title=Sahih al-Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 287 |access-date=2007-07-19 |archive-date=2006-02-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060212143553/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt.html#005.059.287 |dead-url=yes }}</ref> dan calon khalifah ketiga [[Utsman bin Affan]] juga tidak ikut karena istrinya sakit.<ref>{{Cite web |url=http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/053.sbt.html#004.053.359 |title=Sahih al-Bukhari: Volume 4, Book 53, Number 359 |access-date=2007-07-19 |archive-date=2006-07-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060722010118/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/053.sbt.html#004.053.359 |dead-url=yes }}</ref>
Ketika kafilah dagang Quraisy Mekkah mendekati Madinah, [[Abu Sufyan]] mulai mendengar mengenai rencana Muhammad untuk menyerangnya. Ia mengirim utusan yang bernama Damdam ke Mekkah untuk memperingatkan kaumnya dan mendapatkan bala bantuan. Segera saja kaum Quraisy Mekkah mempersiapkan pasukan sejumlah 900-1.000 orang untuk melindungi kelompok dagang tersebut. Banyak bangsawan kaum Quraisy Mekkah yang turut bergabung, termasuk di antaranya [[Amr bin Hisyam]], Walid bin Utbah, Syaibah bin Rabi'ah, dan [[Umayyah bin Khalaf]]. Alasan keikut-sertaan mereka masing-masing berbeda. Beberapa ikut karena mempunyai bagian dari barang-barang dagangan pada kafilah dagang tersebut, yang lain ikut untuk membalas dendam atas Ibnu al-Hadrami, penjaga yang tewas di Nakhlah, dan sebagian kecil ikut karena berharap untuk mendapatkan kemenangan yang mudah atas kaum Muslim.<ref>Martin Lings, hal. 139-140.</ref> Amr bin Hisyam juga disebutkan menyindir setidak-tidaknya seorang bangsawan, yaitu Umayyah bin Khalaf, agar ikut serta dalam penyerangan ini.
<ref>{{Cite web |url=http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt.html#005.059.286 |title=Sahih al-Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 286 |access-date=2007-07-19 |archive-date=2006-02-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060212143553/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt.html#005.059.286 |dead-url=yes }}</ref>
Di saat itu pasukan Muhammad sudah mendekati tempat penyergapan yang telah direncanakannya, yaitu di sumur Badar, suatu lokasi yang biasanya menjadi tempat persinggahan bagi semua kafilah yang sedang dalam rute perdagangan dari Suriah. Akan tetapi, beberapa orang petugas pengintai kaum Muslim berhasil diketahui keberadaannya oleh para pengintai kafilah dagang Quraisy tersebut<ref>[[Ibnu Ishaq]] mengatakan bahwa Abu Sufyan sendiri yang melihat-lihat keadaan dan menemukan tanda-tanda bahwa para pengintai Muslim telah tiba terlebih dahulu, yaitu [[kurma]] ransum mereka yang terjatuh dari kantung-kantung di punggung unta-unta mereka</ref> dan Abu Sufyan kemudian langsung membelokkan arah kafilah menuju [[Yanbu]].<ref>Martin Lings, hal. 140</ref>
=== Rencana pasukan Muslim ===
[[Berkas:Badr Council.jpg|300px|
<blockquote>''"Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu,<ref>Maksudnya kafilah Abu Sufyan yang membawa barang dagangan dari Syiria (''peny.'': Suriah). Sedangkan kelompok yang berkekuatan senjata adalah kelompok yang datang dari Mekah dibawah pimpinan Utbah bin Rabi'ah bersama Abu Jahl. ''Al-Quran & Terjemahnya''. Revisi Terjemah oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur'an Departemen Agama RI. Bandung: CV Penerbit Diponegoro, Cet. ke-10. 2005.</ref> dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir"''. '''
Pada saat itu telah sampai kabar kepada pasukan Muslim mengenai keberangkatan pasukan dari Mekkah. Muhammad segera menggelar rapat [[dewan peperangan]], disebabkan karena masih adanya kesempatan untuk mundur dan di antara para pejuang Muslim banyak yang baru saja masuk Islam (disebut kaum ''[[Anshar]]'' atau "Penolong", untuk membedakannya dengan kaum Muslim Quraisy), yang sebelumnya hanya berjanji untuk membela Madinah. Berdasarkan pasal-pasal dalam [[Piagam Madinah]], mereka berhak untuk menolak berperang serta dapat meninggalkan pasukan. Meskipun demikian berdasarkan tradisi Islam (''sirah''), dinyatakan bahwa mereka pun berjanji untuk berperang. Sa'ad bin Ubadah, salah seorang kaum Anshar, bahkan berkata "Seandainya engkau (Muhammad) membawa kami ke laut itu, kemudian engkau benar-benar mengarunginya, niscaya kami pun akan mengikutimu."<ref name="book19">
Pada tanggal
Sumur Badar terletak di lereng yang landai di bagian timur suatu lembah yang bernama "Yalyal". Bagian barat lembah dipagari oleh sebuah bukit besar bernama "'Aqanqal". Ketika pasukan Muslim tiba dari arah timur, Muhammad pertama-tama memilih menempatkan pasukannya pada sumur pertama yang dicapainya. Tetapi, ia kemudian tampaknya berhasil diyakinkan oleh salah seorang pejuangnya, untuk memindahkan pasukan ke arah barat dan menduduki sumur yang terdekat dengan posisi pasukan Quraisy. Muhammad kemudian memerintahkan agar sumur-sumur yang lain ditimbuni, sehingga pasukan Mekkah terpaksa harus berperang melawan pasukan Muslim untuk dapat memperoleh satu-satunya sumber air yang tersisa.
=== Rencana pasukan Mekkah ===
[[
''<blockquote>"Semua suku Arab akan mendengar bagaimana kita akan maju ke depan dengan segala kemegahan kita, dan mereka akan mengagumi kita untuk selama-lamanya."'' '''- Amr bin Hisyam'''</blockquote>
Di sisi lain, meskipun tidak banyak yang diketahui mengenai perjalanan pasukan Quraisy sejak saat mereka meninggalkan Mekkah sampai dengan kedatangannya di perbatasan Badar, beberapa hal penting dapat dicatat: adalah tradisi pada banyak suku Arab untuk membawa istri dan anak-anak mereka untuk memotivasi dan merawat mereka selama pertempuran, tetapi tidak dilakukan pasukan Mekkah pada perang ini. Selain itu, kaum Quraisy juga hanya sedikit atau sama sekali tidak menghubungi suku-suku [[Badui]] sekutu mereka yang banyak tersebar di seluruh [[Hijaz]].<ref>Lings, hal. 154.</ref> Kedua fakta itu memperlihatkan bahwa kaum Quraisy kekurangan waktu untuk mempersiapkan penyerangan tersebut, karena tergesa-gesa untuk melindungi kafilah dagang mereka
Ketika pasukan Quraisy sampai di [[Juhfah]], sedikit di arah selatan Badar, mereka menerima pesan dari Abu Sufyan bahwa kafilah dagang telah aman berada di belakang pasukan tersebut, sehingga mereka dapat kembali ke Mekkah.<ref>Lings, hal. 142.</ref> Pada titik ini, menurut penelitian [[Karen Armstrong]], muncul pertentangan kekuasaan di kalangan pasukan Mekkah. Amr bin Hisyam ingin melanjutkan perjalanan, tetapi beberapa suku termasuk [[Bani Zuhrah]] dan [[Bani 'Adi]], segera kembali ke Mekkah. Armstrong memperkirakan suku-suku itu khawatir terhadap kekuasaan yang akan diraih oleh Amr bin Hisyam, dari penghancuran kaum Muslim. Sekelompok perwakilan [[Bani Hasyim]] yang juga enggan berperang melawan saudara sesukunya, turut pergi bersama kedua suku tersebut.<ref>Armstrong, hal. 174</ref> Di luar beberapa kemunduran itu, Amr bin Hisyam tetap teguh dengan keinginannya untuk bertempur, dan bersesumbar "Kita tidak akan kembali sampai kita berada di Badar". Pada masa inilah Abu Sufyan dan beberapa orang dari kafilah dagang turut bergabung dengan pasukan utama.<ref>Lings, hal. 142-143.</ref>
=== Hari pertempuran ===
Di saat fajar tanggal 13 Maret, pasukan Quraisy membongkar kemahnya dan bergerak menuju lembah Badar. Telah turun hujan pada hari sebelumnya, sehingga mereka harus berjuang ketika membawa kuda-kuda dan unta-unta mereka mendaki bukit 'Aqanqal (beberapa sumber menyatakan bahwa matahari telah tinggi ketika mereka berhasil mencapai puncak bukit).<ref>Armstrong, hal. 175.</ref> Setelah menuruni bukit 'Aqanqal, pasukan Mekkah mendirikan kemah baru di dalam lembah. Saat beristirahat, mereka mengirimkan seorang pengintai, yaitu [[Umair bin Wahab]], untuk mengetahui letak barisan-barisan Muslim. Umair melaporkan bahwa pasukan Muhammad berjumlah kecil, dan tidak ada pasukan pendukung Muslim lainnya yang akan bergabung dalam peperangan.<ref>Lings, hal. 143-144.</ref> Akan tetapi ia juga memperkirakan akan ada banyak korban dari kaum Quraisy bila terjadi penyerangan (salah satu hadits menyampaikan bahwa ia melihat "unta-unta (Madinah) yang penuh dengan hawa kematian").<ref>Armstrong, hal. 174-175.</ref> Hal tersebut semakin menurunkan moral kaum Quraisy, karena adanya kebiasaan peperangan suku-suku Arab yang umumnya sedikit memakan korban, dan menimbulkan perdebatan baru di antara para pemimpin Quraisy. Meskipun demikian, menurut catatan tradisi Islam, Amr bin Hisyam membungkam semua ketidak-puasan dengan membangkitkan rasa harga diri kaum Quraisy dan menuntut mereka agar menuntaskan hutang darah mereka.<ref>Lings, hal. 144-146.</ref>
Pertempuran diawali dengan majunya pemimpin-pemimpin kedua pasukan untuk berperang tanding. Tiga orang Anshar maju dari barisan Muslim, akan tetapi diteriaki agar mundur oleh pasukan Mekkah, yang tidak ingin menciptakan dendam yang tidak perlu dan menyatakan bahwa mereka hanya ingin bertarung melawan Muslim Quraisy. Karena itu, kaum Muslim kemudian mengirimkan Ali, [[Ubaidah bin al-Harits]], dan Hamzah. Para pemimpin Muslim berhasil menewaskan pemimpin-pemimpin Mekkah dalam pertarungan tiga lawan tiga, meskipun Ubaidah mendapat luka parah yang menyebabkan ia meninggal dunia.<ref>{{Cite web |url=http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/abudawud/014.sat.html#014.2659 |title=Sunan Abu Dawud: Book 14, Number 2659 |access-date=2007-07-19 |archive-date=2011-02-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110210042129/http://www.usc.edu/schools/college/crcc/engagement/resources/texts/muslim/hadith/abudawud/014.sat.html#014.2659 |dead-url=yes }}</ref>
Selanjutnya kedua pasukan mulai melepaskan anak panah ke arah lawannya. Dua orang Muslim dan beberapa orang Quraisy yang tidak jelas jumlahnya tewas. Sebelum pertempuran berlangsung, Muhammad telah memberikan perintah kepada kaum Muslim agar menyerang dengan senjata-senjata jarak jauh mereka, dan bertarung melawan kaum Quraisy dengan senjata-senjata jarak pendek hanya setelah mereka mendekat.<ref>{{Cite web |url=http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/abudawud/014.sat.html#014.2658 |title=Sunan Abu Dawud: Book 14, Number 2658 |access-date=2007-07-19 |archive-date=2011-02-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110210042129/http://www.usc.edu/schools/college/crcc/engagement/resources/texts/muslim/hadith/abudawud/014.sat.html#014.2658 |dead-url=yes }}</ref> Segera setelah itu ia memberikan perintah untuk maju menyerbu, sambil melemparkan segenggam kerikil ke arah pasukan Mekkah; suatu tindakan yang mungkin merupakan suatu kebiasaan masyarakat Arab, dan berseru "Kebingungan melanda mereka!"<ref>"Defaced be those faces!", Armstrong, hal. 176.</ref><ref name="lings148">Lings, hal. 148.</ref> Pasukan Muslim berseru ''"Ya manshur, amit!!"''<ref>"Untuk kemenangan, matilah!" (arti harfiah "Oh yang menang, matilah!")</ref> dan mendesak barisan-barisan pasukan Quraisy. Besarnya kekuatan serbuan kaum Muslim dapat dilihat pada beberapa ayat-ayat al-Qur'an, yang menyebutkan bahwa ribuan malaikat turun dari Surga pada Pertempuran Badar untuk membinasakan kaum Quraisy.<ref name="lings148"/><ref>Al-Qur'an Surah 3: 123-125. "Sungguh Allah telah menolong kamu dalam Peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya". "(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang Mukmin, 'Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?'". "Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda". ''Al-Quran & Terjemahnya''. Revisi Terjemah oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur'an Departemen Agama RI. Bandung: CV Penerbit Diponegoro, Cet. ke-10. 2005.</ref> Haruslah dicatat bahwa sumber-sumber Muslim awal memahami kejadian ini secara harafiah, dan terdapat beberapa hadits mengenai Muhammad yang membahas mengenai Malaikat [[Jibril]] dan peranannya di dalam pertempuran tersebut. Apapun penyebabnya, pasukan Mekkah yang kalah kekuatan dan tidak bersemangat dalam berperang segera saja tercerai-berai dan melarikan diri. Pertempuran itu sendiri berlangsung hanya beberapa jam dan selesai sedikit lewat tengah hari.<ref name="armstrong176">Armstrong, hal. 176.</ref>
== Setelah pertempuran ==
=== Korban dan tawanan ===
[[Berkas:
[[Imam Bukhari]] memberikan keterangan bahwa dari pihak Mekkah tujuh puluh orang tewas dan tujuh puluh orang tertawan.<ref>[http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/052.sbt.html#004.052.276 Sahih al-Bukhari: Volume 4, Book 52, Number 276]</ref> Hal ini berarti 15%-16% pasukan Quraisy telah menjadi korban. Kecuali bila ternyata jumlah pasukan Mekkah yang terlibat di Badr jauh lebih sedikit, maka persentase pasukan yang tewas akan lebih tinggi lagi. Korban pasukan Muslim umumnya dinyatakan sebanyak empat belas orang tewas, yaitu sekitar 4% dari jumlah mereka yang terlibat peperangan.<ref name="lings148"/>
Nama korban meninggal dari kaum Muhajirin yaitu Ubaidah bin Al-Harits, Umair bin Abi Waqqas, Dzusy Syimalain bin Abdu Amr, Aqil bin Al-Bukair, Mihja', dan Shafwan bin Baidha'. Sedangjan korban meninggal dari kaum Anshar berasal dari [[Bani Aus]] dan [[Bani Khazraj]]. Korban meninggal dari Bani Aus ada dua orang, yaitu Sa'ad bin Khaitsamah dan Mubasysyir. Sedangkan dari Bani Khazraj ada enam orang, yaitu Yazid bin Al-Harits, Umair bin Al-Husam, Rafi' bin Al-Mu'alla, Haritsah bin Suraqah, Auf bin Afra' dan Mu'awwadz bin Afra'.{{Sfn|Khaththab|2019|p=185}}
Sumber-sumber tidak menceritakan mengenai jumlah korban luka-luka dari kedua belah pihak, dan besarnya selisih jumlah korban keseluruhan antara kedua belah pihak menimbulkan dugaan bahwa pertempuran berlangsung dengan sangat singkat dan sebagian besar pasukan Mekkah terbunuh ketika sedang bergerak mundur.
Selama terjadinya pertempuran, pasukan
Beberapa saat sebelum meninggalkan Badar, Muhammad memberikan perintah agar mengubur sekitar dua puluh orang Quraisy yang tewas ke dalam sumur Badar.<ref>[http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/muslim/040.smt.html#040.6870 Al Muslim: Book 040, Number 6870] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061106142841/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/muslim/040.smt.html#040.6870 |date=2006-11-06 }}.</ref> Beberapa hadits menyatakan kejadian ini, yang tampaknya menjadi penyebabkan kemarahan besar pada kaum Quraisy Mekkah. Segera setelah itu, beberapa orang Muslim yang baru saja ditangkap sekutu-sekutu Mekkah dibawa ke kota itu dan dibunuh sebagai pembalasan atas kekalahan yang terjadi.<ref>
Berdasarkan tradisi Mekkah mengenai hutang darah, siapa saja yang memiliki hubungan darah dengan mereka yang tewas di Badar, haruslah merasa terpanggil untuk melakukan pembalasan terhadap orang-orang dari suku-suku yang telah membunuh kerabat mereka tersebut. Pihak Muslim juga mempunyai keinginan yang besar untuk melakukan pembalasan, karena telah mengalami penyiksaan dan penganiayaan oleh kaum Quraisy Mekkah selama bertahun-tahun. Akan tetapi selain pembunuhan awal yang telah terjadi, para tawanan lainnya yang masih hidup kemudian ditempatkan pada beberapa keluarga Muslim di Madinah dan mendapat perlakuan yang baik; yaitu sebagai kerabat atau sebagai sumber potensial untuk mendapatkan uang tebusan.
=== Dampak selanjutnya ===
Pertempuran Badar sangatlah berpengaruh atas munculnya dua orang tokoh yang akan menentukan arah masa depan Jazirah Arabia pada abad selanjutnya. Tokoh pertama adalah Muhammad, yang dalam semalam statusnya berubah dari seorang buangan dari Mekkah, menjadi salah seorang pemimpin utama. Menurut Karen Armstrong, "selama bertahun-tahun Muhammad telah menjadi sasaran pencemoohan dan penghinaan; tetapi setelah keberhasilan yang hebat dan tak terduga itu, semua orang di Arabia mau tak mau harus menanggapinya secara serius."<ref name="armstrong176" /> Marshall Hodgson menambahkan bahwa peristiwa di Badar memaksa suku-suku Arab lainnya untuk "menganggap umat Muslim sebagai salah satu penantang dan pewaris potensial terhadap kewibawaan dan peranan politik yang dimiliki oleh kaum Quraisy." Kemenangan di Badar juga membuat Muhammad dapat memperkuat posisinya sendiri di Madinah. Segera setelah itu, ia mengeluarkan [[Bani Qaynuqa|Bani Qainuqa']] dari Madinah, yaitu salah satu suku Yahudi yang sering mengancam kedudukan politiknya. Pada saat yang sama, [[Abdullah bin Ubay]], seorang Muslim pemimpin [[Bani Khazraj]] dan penentang Muhammad, menemukan bahwa posisi politiknya di Madinah benar-benar melemah. Selanjutnya, ia hanya mampu memberikan penentangan dengan pengaruh terbatas kepada Muhammad.<ref>Hodgson, hal. 176-178.</ref>
Tokoh lain yang mendapat keberuntungan besar atas terjadinya Pertempuran Badar adalah [[Abu Sufyan]]. Kematian Amr bin Hisyam, serta banyak bangsawan Quraisy lainnya<ref>Termasuk [[Abu Lahab]] yang sudah tua, yang tidak ikut ke Badar tetapi meninggal di Mekkah dalam beberapa hari setelah pasukan kembali.</ref> telah memberikan Abu Sufyan peluang, yang hampir seperti direncanakan, untuk menjadi pemimpin bagi kaum [[Quraisy]]. Sebagai akibatnya, saat pasukan Muhammad bergerak memasuki Mekkah enam tahun kemudian, Abu Sufyan menjadi tokoh yang membantu merundingkan penyerahannya secara damai. Abu Sufyan pada akhirnya menjadi pejabat berpangkat tinggi dalam Kekhalifahan Islam, dan anaknya [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]] kemudian melanjutkannya dengan mendirikan [[Bani Umayyah|Kekhalifahan Umayyah]].
Keikutsertaan dalam pertempuran di Badar
Perang Badar juga berdampak pada kemajuan pendidikan bagi umat Islam. Rasulullah memutuskan kebijakan yang sangat bijaksana terhadap tawanan Quraisy, kebijakan tersebut berdasarkan usulan Abu Bakar As-Siddiq.<ref>{{Cite web|title=Dampak Perang Badar|url=https://www.sejarahkita.com/2022/12/dampak-perang-badar.html|language=id|access-date=2023-01-02}}</ref>
== Sumber sejarah ==
=== Badar dalam al-Qur'an ===
Pertempuran Badar adalah salah satu dari sedikit pertempuran yang secara eksplisit dibicarakan dalam [[al-Qur'an]]. Nama pertempuran ini bahkan disebutkan pada [[Surah]] [[Surah Ali 'Imran|Ali 'Imran]]: 123, sebagai bagian dari perbandingan terhadap Pertempuran Uhud.<ref name="Qutb155">{{cite book
|title=Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Jilid 2
|author=Sayyid Quthb
|authorlink=Sayyid Qutb
|edition=Super Lux
|url=https://books.google.co.id/books?id=d_HpVGKafToC&pg=PA155&dq=ali+imran+123+perang+badar&hl=en&sa=X&ved=0CCUQuwUwAWoVChMI-bfp_tDwxgIVJDGmCh1FyQ2A#v=onepage&q=ali%20imran%20123%20perang%20badar&f=false
|publisher=Gema Insani
|id= ISBN 9795616110, 9789795616115
|page=155-158
}}</ref>
<blockquote>''Sungguh Allah telah menolong kamu dalam Peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertawakallah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang Mukmin, "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?" Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.'' '''[[Surah Ali 'Imran|Ali 'Imran]]: 123-125'''</blockquote>
Menurut Yusuf Ali, istilah "syukur" dapat merujuk kepada disiplin. Di Badar, barisan-barisan Muslim diperkirakan telah menjaga disiplin secara ketat; sementara di Uhud mereka keluar barisan untuk memburu orang-orang Mekkah, sehingga membuat pasukan berkuda Mekkah dapat menyerang dari samping dan menghancurkan pasukan Muslim. Gagasan bahwa Badar merupakan "pembeda" (''furqan''), yaitu menjadi kejadian mukjizat dalam Islam, disebutkan lagi dalam surah yang sama ayat 13.<ref name="Qutb30">{{cite book
|title=Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Jilid 2
|author=Sayyid Quthb
|authorlink=Sayyid Qutb
|edition=Super Lux
|url=https://books.google.co.id/books?id=d_HpVGKafToC&pg=PA30&dq=ali+imran+13+perang+badar&hl=en&sa=X&ved=0CCAQuwUwAGoVChMIhp-CgdLwxgIVpiGmCh3KUAT0#v=onepage&q=ali%20imran%2013%20perang%20badar&f=false
|publisher=Gema Insani
|id= ISBN 9795616110, 9789795616115
|page=30
}}</ref>
<blockquote>''"Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang Muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati."'' '''[[Surah Ali 'Imran|Ali 'Imran]]:13'''</blockquote>
Badar juga merupakan pokok pembahasan Surah kedelapan ''[[Surah Al-Anfal|Al-Anfal]]'', yang membahas mengenai berbagai tingkah laku dan kegiatan militer.<ref name="Qutb97"/> "Al-Anfal" berarti "rampasan perang" dan merujuk pada pembahasan pasca pertempuran dalam pasukan Muslim mengenai bagaimana membagi barang rampasan dari pasukan Quraisy. Meskipun surah tersebut tidak menyebut Badar, isinya menggambarkan pertempuran tersebut, serta beberapa ayat yang umumnya dianggap diturunkan pada saat atau segera setelah pertempuran tersebut terjadi.<ref name="Qutb97">{{cite book
|title=Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Jilid 5
|author=Sayyid Quthb
|authorlink=Sayyid Qutb
|edition=Super Lux
|url=https://books.google.co.id/books?id=MA-OxeHj5WIC&pg=PA97&dq=perang+badar+dalam+al+quran&hl=en&sa=X&ved=0CCcQuwUwAWoVChMIspOnuc_wxgIV4q-mCh2ICgAm#v=onepage&q=perang%20badar%20dalam%20al%20quran&f=false
|publisher=Gema Insani
|id= ISBN 9795616145, 9789795616146
|page=97
}}</ref>
=== Catatan tradisi Islam ===
[[
{{main|Historiografi Islam awal}}
Baris 124 ⟶ 167:
== Referensi modern ==
=== Militer ===
Mengingat posisi pertempuran ini dalam sejarah Islam dan makna tersiratnya berupa kemenangan atas suatu penghalang yang sangat besar, maka pemakaian nama "Badar" menjadi populer di kalangan tentara atau kelompok paramiliter Islam. "[[Operasi Badar]]" adalah nama yang digunakan oleh [[Mesir]] untuk perannya dalam [[Perang Yom Kippur]] pada tahun 1973,<ref>{{cite book
|title=Operation Badr
|authors=Jesse Russel, Ronald Cohn
|url=https://books.google.co.id/books?id=DDRzMAEACAAJ&dq=Operation+Badr+Egypt&hl=en&sa=X&ved=0CDUQ6AEwBWoVChMIs_KvvdjwxgIVAqymCh2TNwBT
|publisher= Tbilisi State University
|year= 2013
|id = ISBN 5510649860, 9785510649864
}}</ref> dan [[Pakistan]] menggunakannya dalam [[Perang Kargil]] pada tahun 1999.<ref>{{cite book
|title=Kargil
|author= V. P. Malik
|url=https://books.google.co.id/books?id=VQqulQ9BvNQC&pg=RA1-PT103&dq=Operation+Badr+Pakistan&hl=en&sa=X&ved=0CCMQuwUwAWoVChMI6JrAkNnwxgIVRiOmCh1htwxv#v=onepage&q=Operation%20Badr%20Pakistan&f=false
|page=13
|publisher=HarperCollins Publishers
|year= 2012
|id=ISBN 9350293137, 9789350293133
}}</ref> Di Irak, sayap militer dari [[Dewan Tertinggi Revolusi Islam di Irak]] (SCIRI) menamakan diri sebagai [[Organisasi Badar]].<ref>{{cite book
|title=Occupying Iraq: A History of the Coalition Provisional Authority
|author= James Dobbins
|url=https://books.google.co.id/books?id=nQehX3TzYJYC&pg=PA317&dq=SCIRI+Badr&hl=en&sa=X&ved=0CDMQuwUwA2oVChMI17mG39fwxgIVIRymCh29sQd4#v=onepage&q=SCIRI%20Badr&f=false
|page=317
|edition=illustrated
|publisher=Rand Corporation
|year= 2009
|id=ISBN 0833046659, 9780833046659
}}</ref>
<!-- Sembunyikan dulu, sulit sekali cari ref-nya. Naval Scene
=== ''The Message'' ===
{{Refimprove section|date=Juni 2015}}
[[Berkas:The Message - Badr.jpg|jmpl|ka|300px|Adegan film ''[[Mohammad, Messenger of God (film)|The Message]]'' yang menggambarkan pasukan Muslim dalam Pertempuran Badar.]]
Pertempuran Badar ditampilkan dalam film layar lebar berjudul ''[[Mohammad, Messenger of God (film)|The Message]]'', yang diproduksi tahun 1976. Meskipun pada umumnya film ini sesuai dengan jalannya kejadian, terdapat beberapa perubahan yang nyata. Pasukan Quraisy digambarkan mengikut-sertakan barisan kaum wanita, sedangkan keberadaan mereka sesungguhnya jelas tidak ada. Demikian pula tidak ditampilkan adanya kelompok yang tidak bersedia ikut bertempur, meskipun dalam film digambarkan Abu Sufyan menolak turut serta. Para pejuang di depan sumur Badar digambarkan melakukan tiga pertarungan satu lawan satu, dan bukannya pertarungan berkelompok tiga lawan tiga. Selain itu, karena Muhammad dan Ali tidak ditampilkan (hanya pedang Ali yang terlihat) karena alasan-alasan religius, maka Hamzah lah yang menjadi pemimpin resmi pasukan Muslim. Penampilan pertempurannya sendiri tampaknya menyerupai adegan pertempuran dalam film ''[[Zulu (film)|Zulu]]'', yang memperlihatkan pasukan Quraisy melancarkan serangan habis-habisan terhadap barisan-barisan Muslim, yang dalam kenyataannya penyerangan seperti itu umumnya akan dapat menghancurkan pasukan yang lebih kecil. Baik Amr bin Hisyam maupun Umayyah digambarkan tewas dalam pertempuran, dan kematian mereka merupakan klimaks dari pertarungan tersebut.
-->
==
* [[Pertempuran Uhud]]
* [[Jihad]]
* [[Muhammad]]
* [[Arab Saudi]]
* [[Islam]]
==
==
{{reflist|2}}
===
* {{Cite book|last=Khaththab|first=Mahmud Syait|date=2019|title=Rasulullah Sang Panglima: Meneladani Strategi dan Kepemimpinan Nabi dalam Berperang|location=Sukoharjo|publisher=Pustaka Arafah|isbn=978-602-6337-06-1|ref={{sfnref|Khaththab|2019}}|url-status=live}}
==
=== Buku dan artikel ===
{{refbegin}}
* {{cite book|author=[[Abdullah Yusuf Ali|Ali, Abdullah Yusuf]] |title=The Holy Qur'an: Text, Translation & Commentary|publisher=Tahrike Tarsile Qur'an; Reissue edition|year=1987|id=ISBN 0-
* {{cite book|author=[[Karen Armstrong|Armstrong, Karen]] | title=[[Muhammad: a Biography of the Prophet (book)|Muhammad: Biography of the Prophet]]|publisher=HarperCollins|year=1992|id=ISBN 0-06-250886-5}}
* {{cite book|author=[[
* {{cite book|author=[[Marshall Hodgson|Hodgson, Marshall]]|title=The Venture of Islam: The Classical Age of Islam|publisher=[[University of Chicago Press]]|year=1974|id=ISBN 0-226-34683-8}}
* {{cite book|author=[[
* {{cite book|author=Nicolle, David |title=Armies of the Muslim Conquest|url=https://archive.org/details/armiesofmuslimco0000nico |publisher=[[Osprey Publishing]]|year=1993|id=ISBN 1-85532-279-X}}
* {{cite book|author=[[
{{refend}}
=== Referensi online ===
{{refbegin}}
* {{cite web | title=Translation of Malik's Muwatta. | work=USC-MSA Compendium of Muslim Texts | url=http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/muwatta/ | accessdate=January | accessyear=2006 | archive-date=2008-11-28 | archive-url=https://web.archive.org/web/20081128054617/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/muwatta/ | dead-url=yes }}
* {{cite web | title=Translation of Sahih Muslim. | work=USC-MSA Compendium of Muslim Texts | url=http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/muslim/ | accessdate=January | accessyear=2006 | archive-date=2008-12-01 | archive-url=https://web.archive.org/web/20081201124212/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/muslim/ | dead-url=yes }}
* {{cite web | title=Translation of Sahih al-Bukhari. | work=USC-MSA Compendium of Muslim Texts | url=http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/ | accessdate=January | accessyear=2006 | archive-date=2009-01-08 | archive-url=https://web.archive.org/web/20090108213137/http://www.usc.edu/dept/msa/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/ | dead-url=yes }}
* {{cite web | title=Partial Translation of Sunan Abu-Dawud. | work=USC-MSA Compendium of Muslim Texts | url=http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/abudawud/ | accessdate=January | accessyear=2006 | archive-date=2008-09-15 | archive-url=https://web.archive.org/web/20080915151720/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/abudawud/ | dead-url=yes }}
{{refend}}
== Pranala luar ==
<!--{{wikiquote}}
{{wikisourcepar|The Holy Qur'an/Al-Anfal}}-->
* {{en}} [http://www.manaqib.org Manaqib Ashab al-Badriyyin] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100107023454/http://www.manaqib.org/ |date=2010-01-07 }}
* {{en}} [http://www.islamanswers.net/moreAbout/Badr.htm Badr]
* {{en}} [http://www.al-islam.org/history/history/badr.html The Battle of Badr]
* {{en}} [http://www.ezsoftech.com/islamic/badr.asp The first battle of Islam at Badr]
* {{en}} [http://www.islamonline.net/English/Ramadan/1425/HopeSpringsEternal/Ramadan%20Victories/index.shtml Hope Springs Eternal] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080201153114/http://www.islamonline.net/English/Ramadan/1425/HopeSpringsEternal/Ramadan%20Victories/index.shtml |date=2008-02-01 }}
* {{en}} [http://local.live.com/default.aspx?v=2&ss=badr%2c%20saudi%20arabia&cp=23.741355~38.768005&style=h&lvl=9 MSN Virtual Earth: A modern-day satellite image of Badr, now called "Badr Hunayn"]
* {{en}} [http://www.islamfrominside.com/Pages/Tafsir/Tafsir%288-11%20to%2018%29.html Tafsir (Sura 8: verse 11 to 18) - Battle of Badr]
{{Topik Muhammad}}
{{coord|23|44|N|38|46|E|region:SA_type:landmark|display=title}}
[[Kategori:Sejarah Islam]]
[[Kategori:Pertempuran Muhammad|Badar]]
|