Kerajaan Klungkung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(147 revisi perantara oleh 45 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Former Country
| native_name =
| conventional_long_name = Kerajaan Klungkung
| common_name = Kerajaan Klungkung
| continent = Asia
|region region = [[Asia Tenggara]]
| country = [[Indonesia]]
| religion = [[Hindu]]
|image_coat image_flag = Bendera Kerajaan Klungkung.gif
|symbol_type image_coat =
|p1 symbol_type = Gelgel
|p2 p1 = Kerajaan = Gelgel|Gelgel
|s1 p2 = Indonesia
|s2 s1 = Indonesia
|flag_p1 s2 =
|flag_p2 flag_p1 =
| flag_p2 =
| flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
| year_start = 16001668
| year_end = 1950sekarang
| date_start =
| date_end =
| event_start =
| event_end = Bergabung dengan [[Indonesia]]
|image_map event1 = Peta Kerajaan = [[Puputan|Puputan Klungkung.jpg]]
| date_event1 = 1908
|image_map_caption = Wilayah Kerajaan Klungkung pada tahun [[1938]] yang sekarang menjadi [[Kabupaten Klungkung]] di [[Provinsi Bali]]
|capital event2 = [[Semarapura]]Restorasi Kerajaan
| date_event2 = 1929
|common_languages = [[Bahasa Bali|Bali]]
| image_map = Peta Kerajaan Klungkung.jpg
|government_type = Monarki
| image_map_caption = Wilayah Kerajaan Klungkung pada tahun [[1938]] yang sekarang menjadi [[Kabupaten Klungkung]] di [[Provinsi Bali]]<ref>{{cite web |url=http://tofindtheworld.blogspot.com/2012/10/perang-bali-tahun-1846-1849.html | title=Perang Bali tahun 1846-1849 |date=13 Oktober 2012}}</ref>
|title_leader =
|currency capital = [[Semarapura]]
|footnotes common_languages = [[Bahasa Bali|Bali]]
| government_type = Monarki
| title_leader = Raja
| currency =
| footnotes =
}}
{{Intervensi Belanda di Bali}}
[[Berkas:KlungkungPalace01s.jpg|thumb|275px|right|[[Istana Klungkung]] adalah bangunan peninggalan Kerajaan Klungkung]]
 
'''Kerajaan Klungkung''' adalah suatu [[kerajaan]] yang didirikan pada abad ke-17 di [[Pulau Bali]] bagian tenggara.<ref>{{cite web |url=http://id.scribd.com/doc/62937789/Sejarah-Singkat-Kerajaan-Klungkung | title=Sejarah Singkat Kerajaan Klungkung |date=30 Juni 2013}}</ref> Kerajaan ini juga menguasai pulau-pulau di lepas pantai [[Selat Badung]] yaitu [[Nusa Ceningan]], [[Nusa Lembongan]], dan [[Nusa Penida]]. Setelah kemerdekaan [[Republik Indonesia]], Kerajaan Klungkung berstatus sebagai [[Kabupaten Klungkung|Daerah Tingkat II Klungkung]].
'''Kerajaan Klungkung''' adalah suatu [[kerajaan]] di [[Bali]] bagian selatan yang didirikan sekitar pertengahan abad ke-14.
 
== Lahirnya Kerajaan Klungkung ==
Pada zaman kerajaan, Klungkung menjadi pusat pemerintahan raja-raja Bali. Raja Klungkung adalah pewaris langsung dan keturunan lurus dari Dinasti Kresna Kepakisan. Oleh karenanya sejarah Klungkung berhubungan erat dengan raja-rajayang memerintah di Samprangan dan Gelgel. Selama pemerintahan Dinasti Kepakisan di Bali, terjadi dua kali perpindahan pusat kerajaan (tahun 1350-1908)<ref>{{cite web |url=http://id.scribd.com/doc/62937789/Sejarah-Singkat-Kerajaan-Klungkung | title=Sejarah Singkat Kerajaan Klungkung |date=30 Juni 2013}}</ref>:
Kerajaan Klungkung berdiri setelah penyerangan kembali I Gusti Agung Maruti yang berkuasa di Gelgel tahun 1686 masehi. Panglima Perang Dewa Agung Jambe merebut kembali Gelgel dari kekuasaan I Gusti Agung Maruti adalah Rakriyan Gusti Ngurah Kubontubuh (Kyayi Jumbuh Karo) dibantu oleh Kyayi Paketan, Ki Gusti Panji Sakti dari Buleleng, I Gusti Nyoman Pemedilan, Pemecutan Badung, I Gusti Hyang Taluh, Ki Dukuh Pemedilan, I Gusti Sukahet, I Gusti Dauh dan I Gusti Ngurah Sidemen. Setelah Gelgel dapat direbut kembali oleh Dewa Agung Jambe, kemudian atas saran I Gusti Ngurah Sidemen, Kerajaan dipindahkan ke Puri Semarajaya Klungkung dengan Patih Agung yang masih setia yaitu Rakriyan Gusti Ngurah Kubontubuh di Jero Agung Kepatihan, Pekandelan Klungkung.
* Pertama dari Samprangan ke Gelgel – Swecapura berlangsung secaradamai (abad ke-14) dengan raja yang berkuasa: Dalem Ketut Nglesir,Dalem Waturenggong, Dalem Bekung, Dalem Segening, dan Dalem DiMade.
* Kedua: pusat kerajaan pindah dari Gelgel – Swecapura ke pusat Kerajaan Klungkung – Semarapura abad 17 – 20 dengan Raja DewaAgung Jambe, Dewa Agung Made, Dewa Agung Di Madya, Sri AgungSakti, Sri Agung Putra Kusamba, dan Dewa Agung Istri Kania.
 
Menurut sumber lain Kerajaan Klungkung berdiri bersamaanberakhir dengan dibangunnya kraton Smarapura tahunperang [[1686]]Intervensi danBelanda diakhiridi denganBali [[(1908)|Puputan Klungkung]] tahun [[1908]] sebagai Kerajaankerajaan terakhir di [[Bali]] yang melakukan perlawanan dengan cara [[puputan]] dalam mempertahankan eksistensinya sebagai kerajaan yang merdeka terhadap meluasnya praktekpraktik politik kolonial Belanda di Nusantara.<ref>{{cite web |url=http://www.klungkungkab.go.id/index.php/profil/2/Sejarah-Klungkung | title=Sejarah Klungkung |date=30 Juni 2013 |access-date=2013-06-30 |archive-date=2013-06-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130619102239/http://www.klungkungkab.go.id/index.php/profil/2/Sejarah-Klungkung |dead-url=yes }}</ref>.
Kerajaan Klungkung Bali telah berhasil mencapai punjak kejayaan dan keemasannya dalam bidang pemerintahan, adat dan seni budaya pada abad ke 14– 17 di bawah kekuasaan Dalem Waturenggong dengan pusat kerajaan di Keraton Gelgel – Swecapura memiliki wilayah kekuasaan sampai Lombok dan Blambangan.
 
== Sistem sosialSosial ==
Menurut sumber lain Kerajaan Klungkung berdiri bersamaan dengan dibangunnya kraton Smarapura tahun [[1686]] dan diakhiri dengan [[Puputan Klungkung]] tahun [[1908]] sebagai Kerajaan terakhir di Bali yang melakukan perlawanan dengan cara [[puputan]] dalam mempertahankan eksistensinya sebagai kerajaan yang merdeka terhadap meluasnya praktek politik kolonial Belanda di Nusantara<ref>{{cite web |url=http://www.klungkungkab.go.id/index.php/profil/2/Sejarah-Klungkung | title=Sejarah Klungkung |date=30 Juni 2013}}</ref>.
Sebagai sebuah kerajaan secara struktur tampak unsur-unsur yang saling mengait di dalamnya. Hubungan antara kepemimpinan raja, Dewa Agung sebagai penjelmaan Wisnu (''gusti'') dengan rakyat (''kaula'') atau bagawanta dengan raja dan rakyatnya ''sisya''. Stratifikasi sosial yang dipengaruhi oleh Hinduisme dengan pembagian yang mirip dengan kasta-kasta di [[India]]. Tradisi-tradisi kerajaan seperti: [[Tawan Karang|tawan karang]], mesatia, penobatan raja, hubungan dengan kerajaan-kerajaan lainnya, kerja sama antara kerajaan-kerajaan Bali dalam menghadapi musuh dari luar, hubungan kerajaan Klungkung dengan pemerintah [[Hindia Belanda ]]. Tradisi -tradisi [[Majapahit]] seperti pusaka-pusaka keraton seperti [[keris]] dan tombak, asal usul keturunan raja bersal dari Majapahit.
==Sistem sosial==
Sebagai sebuah kerajaan secara struktur tampak unsur-unsur yang saling mengait di dalamnya. Hubungan antara kepemimpinan raja, Dewa Agung sebagai penjelmaan Wisnu (''gusti'') dengan rakyat (''kaula'') atau bagawanta dengan raja dan rakyatnya ''sisya''. Stratifikasi sosial yang dipengaruhi oleh Hinduisme dengan pembagian yang mirip dengan kasta-kasta di India. Tradisi-tradisi kerajaan seperti: [[Tawan Karang|tawan karang]], mesatia, penobatan raja, hubungan dengan kerajaan-kerajaan lainnya, kerja sama antara kerajaan-kerajaan Bali dalam menghadapi musuh dari luar, hubungan kerajaan Klungkung dengan pemerintah Hindia Belanda . Tradisi -tradisi Majapahit seperti pusaka-pusaka keraton seperti keris dan tombak, asal usul keturunan raja bersal dari Majapahit.
 
Masyarakat kerajaan di Klungkung memperlihatkan ciri masyarakat yang bertingkat-tingkat sesuai dengan golongan yang ada. Dalam situasi sosio-kultural seperti inilah kelompok elite yang memimpin tumbuh dan dibesarkan serta berpengaruh di masyarakat. Pengaruh yang sangat kuat tampak jelas dalam peran yang dimainkan oleh elite politik dan religius senantiasa bisa dikembalikan pada golongan brahmana. Raja-raja yang memerintah sampai raja terakhir yaitu Dewa Agung Jambe dengan para kerabatnya yang memegang kekuasaan disatu pihak dan Bagawanta dipihak lain memiliki posisi sentral dalam pemerintahan di Klungkung, Posisiposisi sentral kelompok pemimpin ini diperkuat lagi dengan adanya bentuk-bentuk kepercayaan yang bersifat magis.
 
Kepercayaan terhadap kekuatan magis dan kitos tentang tokoh pemimpin terutama sangat menonjol sekitar pribadi raja, Dewa Agung, yang dianggap sebagai penjelmaan [[Wisnu]]. Benda-benda pusaka seperti keris, tombak dan meriam I Seliksik memegang peranan penting dalam menamhbahmenambah kewibawaan raja yang memerintah.<ref>{{cite web |url=http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/5/1/ars1.html | title=Peninggalan Kerajaan Klungkung |date=30 Juni 2013 |access-date=2013-06-30 |archive-date=2015-09-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150923181808/http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/5/1/ars1.html |dead-url=yes }}</ref>.
==Kemunduran Kerajaan==
Belanda mulai mengurangi kedaulatan kerajaan Klungkung dan ingin memasukkan ke dalam wilayah Hindia Belanda, seperti pada tanggal 24 Mei 1843 diadakan perjanjian penghapusan tradisi [[Tawan Karang|tawan karang]] kerajaan Klungkung. Perjanjian ini telah menimbulkan rasa tidak senang dikalangan pejabat kerajaan. Ditambah dengan sebab-sebab lainnya seperti perampasan dua buah kapal yang kandas di Bandar Batulahak (Kusamba) .Keterlibatan laskar Klungkung dalam perang antara Buleleng dengan Militer Belanda di Jagaraga Tahun 1848 - 1849 mempertajam permusuhan antara pihak Belanda dengan pihak kerajaan Klungkung. Permusuhan dan rasa tidak puas Dewa Agung Istri Balemas memuncak, dan akhirnya meletus menjadi perang terbuka yaitu [[perang Kusamba]] Tahun 1849. Pada perang itulah Jendral Michiels tewas sebagai pimpinan ekspedisi militer Belanda.
 
== Kemunduran Kerajaan ==
Yang menarik dari peristiwa perang Kusamba menurut sumber penulis Belanda ialah munculnya tokoh wanita yaitu Dewa Agung Istri Balemas sebagai seorang sebagai seorang wanita yang sangat benci dan menentang intervensi Belanda dan ia dianggap pemimpin golongan yang senantiasa menggagalkan perjanjian perdamaian dengan pihak Belanda.
{{utama|Intervensi Belanda di Bali (1849)}}
[[Berkas:Klungkung-Palace-1.jpg|jmpl|275px|ka|Balekambang Kerta Ghosa di dalam kompleks [[Istana Klungkung|Puri Agung Klungkung]] di [[Semarapura]].]]
 
[[Hindia Belanda]] mulai mengurangi kedaulatan kerajaanKerajaan Klungkung dan ingin memasukkan ke dalam wilayahwilayahnya. Hindia Belanda, seperti padaPada tanggal [[24 Mei]] [[1843]], diadakan perjanjian penghapusan tradisi [[Tawan Karang|tawan karang]] kerajaanKerajaan Klungkung. Perjanjian ini telah menimbulkan rasa tidak senang dikalangan pejabat kerajaan. Ditambah dengan sebab-sebab lainnya, seperti perampasan dua buah kapal yang kandas di Bandar Batulahak (Kusamba) . Keterlibatan laskar Klungkung dalam perang antara [[Buleleng]] dengan Militer Belanda di [[Jagaraga]] Tahuntahun 1848[[Intervensi -Belanda di Bali (1849)|1848-1849]] mempertajam permusuhan antara pihak Belanda dengan pihak kerajaanKerajaan Klungkung. Permusuhan dan rasa tidak puas Dewa Agung Istri Balemas memuncak, dan akhirnya meletus menjadi perang terbuka yaitu [[perangPerang Kusamba]] Tahuntahun 1849. Pada perang itulah Jendral[[Andreas Victor Michiels|Jenderal tewas sebagaiMichiels]], pimpinan ekspedisi militer Belanda, tewas.
Diawal Abad ke - 20 disodorkan lagi perjanjian tentang Tapal Batas antara [[Kerajaan Gianyar]] dengan [[Kerajaan Klungkung]], tepatnya pada tanggal 7 Oktober 1902. Setelah penandatanganan perjanjian Tapal Batas timbul perselisihan antara kerajaan Klungkung dengan ''Gubernemen'' mengenai Daerah Abeansemal, Vasal Kerajaan Klungkung yang berada di daerah kerajaan Gianyar. Dukungan raja Klungkung terhadap meletusnya perang Puputan di kerajaan Badung Tahun 1906.
 
YangDari menarikperistiwa dari[[Intervensi peristiwaBelanda di Bali (1849)|perang Kusamba]], menurut sumber penulis [[Belanda]], ialah munculnya tokoh wanita yaitu [[Dewa Agung Istri BalemasKanya|Dewa sebagaiAgung seorangIstri Balemas]] sebagai seorang wanita yang sangat benci dan menentang intervensi Belanda dan ia dianggap pemimpin golongan yang senantiasa menggagalkan perjanjian perdamaian dengan pihak Belanda.
Perjanjian tahun 17 Oktober 1906 tentang kedaulatan ''Gubernemen'' atas kerajaan Klungkung telah menurunkan status kenegaraan dan politik kerajaan Klungkung sebagai sesuhunan raja-raja Bali. Hal ini memperkuat sikap menentang Dewa Agung dan kalangan pembesar kerajaan yang memuncak pada perlawanan [[Puputan Klungkung]] tahun [[1908]] yang menyebabkan kehancuran kerajaan dengan terbunuhnya raja Dewa Agung beserta banyak pengikutnya.
 
== Catatan Kaki ==
Diawal Abad ke - 20, disodorkan lagi perjanjian tentang Tapal Batas antara [[Kerajaan Gianyar]] dengan [[Kerajaan Klungkung]], tepatnya pada tanggal [[7 Oktober]] [[1902]]. Setelah penandatanganan perjanjian Tapal Batas timbul perselisihan antara kerajaanKerajaan Klungkung dengan ''Gubernemen'' mengenai Daerah Abeansemal, Vasal Kerajaan Klungkung yang berada di daerah kerajaanKerajaan Gianyar. Dukungan raja Klungkung terhadapdilakukan semasa meletusnya perang Puputan di kerajaanKerajaan Badung Tahuntahun [[1906]].
 
Perjanjian tahuntanggal [[17 Oktober]] [[1906]] tentang kedaulatan ''Gubernemen'' atas kerajaanKerajaan Klungkung telah menurunkan status kenegaraan dan politik kerajaanKerajaan Klungkung sebagai ''sesuhunan'' raja-raja Bali. Hal ini memperkuat sikap menentang Dewa Agung Jambe II dan kalangan pembesar kerajaan yang memuncak pada perlawanan [[Intervensi Belanda di Bali (1908)|Puputan Klungkung]] tahun [[1908]], yang menyebabkan kehancuran kerajaan dengan terbunuhnya raja Dewa Agung Jambe II beserta banyak pengikutnya.
 
Pada [[25 Juli]] [[1929]], pemerintah [[Hindia Belanda]] merestorasi kepemimpinan Kerajaan Klungkung dengan mengangkat Dewa Agung Oka Geg sebagai ''Regent''. Selanjutnya setelah kemerdekaan [[Republik Indonesia]], Klungkung hanya berstatus sebagai sebuah kabupaten di dalam pemerintahan [[Provinsi Bali]].
 
== Daftar Raja dan Ratu Klungkung ==
{{utama|Daftar Raja Bali}}
[[Berkas:Dewa Agung in 1908.jpg|jmpl|260px|ka|Dewa Agung Jambe II pada tahun [[1908]].]]
* [[I Dewa Agung Jambe|Dewa Agung Jambe I]] (1686-1722)
* Dewa Agung Gede (1722-1736)
* Dewa Agung Made (1736-1760)
* Dewa Agung Sakti (1760-1790)
* Dewa Agung Putra I Kasamba (1790-1809)
* Dewa Agung Panji
* Dewa Agung Putra
* Dewa Agung Putra I
* [[Gusti Ayu Karang]] (1809-1814)
* Dewa Agung Putra II (1814-1851)
** [[Dewa Agung Istri Kanya|Dewa Agung Istri Kania]] (1814-1856)
* Dewa Agung Putra III (1851-1903)
* Dewa Agung Jambe II (1903-1908)
* ''Interregnum'' (1908-1929)
* Dewa Agung Oka Geg (1929-1965)
* ''Interregnum'' (1965-1998)
* Dewa Agung Cokorda Gede Agung (1998-?)
* Dewa Agung Cokorda Gede Agung Semaraputra (2010-Sekarang)
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
==Pranala= luarLihat Pula ===
* [[Sejarah Bali]]
* [http://www.klungkungkab.go.id/index.php/profil/2/Sejarah-Klungkung Sejarah Klungkung]
* [[Dewa Agung]]
* [http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/5/1/ars1.html Peninggalan Kerajaan Klungkung]
* [[Kabupaten Klungkung]]
* [[Istana Klungkung|Puri Agung Klungkung]]
* [[Prasasti Kuum Ida Dalem Klungkung]]
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.klungkungkab.go.id/index.php/profil/2/Sejarah-Klungkung Sejarah Klungkung] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130619102239/http://www.klungkungkab.go.id/index.php/profil/2/Sejarah-Klungkung |date=2013-06-19 }}
* {{id}} [http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/5/1/ars1.html Peninggalan Kerajaan Klungkung] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150923181808/http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/5/1/ars1.html |date=2015-09-23 }}
* {{en}} [http://www.worldstatesmen.org/Indonesia_princely_states1.html Indonesian Princely States I]
* https://www.diva-portal.org/smash/get/diva2:206791/FULLTEXT01.pdf
{{Kerajaan di Sunda Kecil}}
{{indo-sejarah-stub}}
 
 
[[Kategori:Kerajaan di Bali]]