Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(62 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Organization
|name = Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri
|image =
|size =
|alt =
Baris 15:
|purpose =
|headquarters = [[Surabaya]], [[Indonesia]]
|region_served =[[Indonesia]], [[Australia]], [[Belanda]], [[Inggris]], [[Jepang]], [[Jerman]], [[Swiss]], [[Timor Leste]], [[
|membership =
|leader_title = Ketua Umum
Baris 24:
}}
'''Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri''' atau disingkat Kelatnas Indonesia Perisai Diri<ref name="kelatnas">Pasal 1 Ayat (1) Anggaran Dasar Kelatnas Indonesia Perisai Diri.</ref> adalah organisasi olahraga beladiri yang didirikan oleh [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] pada tanggal 2 Juli 1955 di [[Surabaya]], [[Jawa Timur]].<ref name="tanggal">Pasal 2 Anggaran Dasar Kelatnas Indonesia Perisai Diri.</ref>
Kelatnas Indonesia Perisai Diri merupakan salah satu anggota IPSI ([[Ikatan Pencak Silat Indonesia]]),<ref>{{cite web |url=http://www.persilat.org/ipsi.htm |title=Website Persilat |access-date=2015-08-13 |archive-date=2013-05-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130530183109/http://www.persilat.org/Ipsi.htm |dead-url=yes }}</ref>
▲'''Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri''' atau disingkat Kelatnas Indonesia Perisai Diri<ref name="kelatnas">Pasal 1 Ayat (1) Anggaran Dasar Kelatnas Indonesia Perisai Diri.</ref> adalah organisasi olahraga beladiri yang didirikan oleh [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] pada tanggal 2 Juli 1955 di [[Surabaya]], [[Jawa Timur]]<ref name="tanggal">Pasal 2 Anggaran Dasar Kelatnas Indonesia Perisai Diri.</ref>.
▲Kelatnas Indonesia Perisai Diri merupakan salah satu anggota IPSI ([[Ikatan Pencak Silat Indonesia]])<ref>{{cite web |url=http://www.persilat.org/ipsi.htm |title=Website Persilat}}</ref>, induk organisasi resmi [[pencak silat]] di Indonesia di bawah naungan KONI ([[Komite Olahraga Nasional Indonesia]]). Kelatnas Indonesia Perisai Diri merupakan salah satu dari 10 perguruan pencak silat yang mendapatkan predikat Perguruan Historis Pencak Silat<ref name="historis">Pasal 2 Anggaran Rumah Tangga IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia).</ref> karena memberikan kontribusi dan pengaruh terhadap sejarah perkembangan IPSI serta pencak silat secara umum pada era awal terbentuknya IPSI.
== Sejarah Kelatnas Indonesia Perisai Diri ==
[[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] lahir di [[Yogyakarta]] pada tanggal 8 Januari 1913 di lingkungan pura [[
▲[[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] lahir di [[Yogyakarta]] pada tanggal 8 Januari 1913 di lingkungan [[Keraton]] [[Paku Alam]]. Dia adalah putra pertama dari R.M. Pakoe Soedirdjo, buyut dari [[Paku Alam II]]. Sejak berusia 9 tahun dia telah dapat menguasai ilmu [[pencak silat]] yang ada di lingkungan keraton sehingga mendapat kepercayaan untuk melatih teman-temannya di lingkungan daerah Paku Alaman. Di samping [[pencak silat]] dia juga belajar menari di Istana [[Paku Alam]] sehingga berteman dengan Wasi dan [[Bagong Kussudiardja]].
[[Berkas:Pakdirdjoatmodjo.jpg|
Tempat yang dikunjunginya pertama adalah [[Jombang]], [[Jawa Timur]]. Di sana dia belajar silat pada
Dia masih belum merasa puas untuk menambah ilmu silatnya. Tujuan berikutnya adalah [[Semarang]], di sini dia belajar silat pada Soegito dari aliran Setia Saudara. Dilanjutkan dengan mempelajari ilmu kanuragan di Pondok Randu Gunting [[Semarang]]. Rasa keingintahuan yang besar pada ilmu beladiri menjadikan [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] masih belum merasa puas dengan apa yang telah dia miliki. Dari sana dia menuju [[Cirebon]] setelah singgah terlebih dahulu di Kuningan. Di sini dia belajar lagi ilmu silat dan kanuragan dengan tidak bosan-bosannya selalu menimba ilmu dari berbagai guru. Selain itu dia juga belajar silat [[Minangkabau]] dan silat [[Aceh]].
Baris 50 ⟶ 46:
Berbagai cobaan dan gemblengan dia jalani dengan tekun sampai akhirnya berhasil mencapai puncak latihan ilmu silat dari [[Yap Kie San]]. Murid [[Yap Kie San]] yang sanggup bertahan hanya enam orang, di antaranya ada dua orang yang bukan orang Tionghoa, yaitu [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] dan R. Brotosoetarjo yang di kemudian hari mendirikan perguruan silat Bima (Budaya Indonesia Mataram). Dengan bekal yang diperoleh selama merantau dan digabung dengan ilmu beladiri Siauw Liem Sie yang diterima dari [[Yap Kie San]], [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] mulai merumuskan ilmu yang telah dikuasainya itu.
Setelah puas merantau, dia kembali ke tanah kelahirannya, [[Yogyakarta]]. [[Ki Hajar Dewantara]] yang masih pakdenya, meminta [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] mengajar silat di lingkungan Perguruan [[Taman Siswa]] di Wirogunan.<ref>{{
[[Berkas:Pdkejurnaspelajar.jpg|
Tahun 1954 [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] diperbantukan ke Kantor Kebudayaan [[Provinsi Jawa Timur]], Urusan [[Pencak Silat]]. Murid-muridnya di [[Yogyakarta]], baik yang berlatih di UGM maupun di luar UGM, bergabung menjadi satu dalam wadah HPPSI (Himpunan Penggemar [[Pencak Silat]] [[Indonesia]]) yang diketuai oleh Ir. Dalmono.
Tahun 1955 dia resmi pindah dinas ke Kota [[Surabaya]]. Dengan tugas yang sama, yakni mengembangkan dan menyebarluaskan [[pencak silat]] sebagai budaya bangsa [[Indonesia]], [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] membuka kursus silat yang diadakan di Kantor Kebudayaan [[Provinsi Jawa Timur]], [[Surabaya]]. Dengan dibantu oleh Imam Ramelan, dia mendirikan kursus silat PERISAI DIRI pada tanggal 2 Juli 1955.<ref name="tanggal"/>
Para muridnya di [[Yogyakarta]] pun kemudian menyesuaikan diri menamakan himpunan mereka sebagai silat Perisai Diri. Di sisi lain, murid-murid perguruan silat Eka Kalbu yang pernah didirikan oleh [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] masih berhubungan dengan dia. Mereka tersebar di kawasan [[Banyumas]], [[Purworejo]] dan [[Yogyakarta]]. Hanya saja perguruan ini kemudian memang tidak berkembang, namun melebur dengan sendirinya ke silat Perisai Diri, sama seperti HPPSI di Yogyakarta. Satu guru menjadikan peleburan perguruan ini menjadi mudah.
Baris 62 ⟶ 58:
Pengalaman yang diperoleh selama merantau dan ilmu beladiri Siauw Liem Sie yang dikuasainya kemudian dicurahkannya dalam bentuk teknik yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anatomi tubuh manusia, tanpa ada unsur memperkosa gerak. Semuanya berjalan secara alami dan dapat dibuktikan secara ilmiah. Dengan motto "Pandai Silat Tanpa Cedera", silat Perisai Diri diterima oleh berbagai lapisan masyarakat untuk dipelajari sebagai ilmu beladiri.
[[Berkas:Pdketuaumum2015.jpg|
Pada tahun 1982, [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] mengangkat 23 orang muridnya menjadi Pendekar. Para Pendekar yang diangkat langsung oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo ini disebut Pendekar Historis. Pendekar Historis yang berjumlah 23 orang tersebut adalah
# Mat Kusen, dari Surabaya.
# Dr. Suparjono, S.H., M.Si., dari Surabaya.
Baris 87 ⟶ 83:
# Gunawan Parikesit, dari Semarang.
# I Gusti Ngurah Dilla, dari Surabaya.
# Ruddy J. Kapojos, dari Surabaya.
Tanggal 9 Mei 1983, [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] berpulang menghadap Sang Pencipta.<ref>{{
Kelatnas Indonesia Perisai Diri juga dikembangkan di [[Belanda]] oleh Ronny Tjong A-Hung sejak tahun 1979. Saat ini Kelatnas Indonesia Perisai Diri di Belanda telah berkembang dengan tempat latihan di [[Amsterdam]], [[Hilversum]], [[Maarssen]], [[Nieuwegein]], [[Utrecht]], dsb.
Baris 98 ⟶ 94:
Both Sudargo, salah satu pendekar silat Perisai Diri yang pernah menjabat sebagai Pengurus Bidang Pembinaan [[Pencak Silat]] Olahraga PB IPSI, pada tahun 1996 ditugaskan oleh pemerintah sebagai Atase Perhubungan di [[Kedutaan Besar]] RI di [[Tokyo]], [[Jepang]]. Di negeri yang dikenal sebagai pusat beladiri dunia ini, dia berhasil mengembangkan [[pencak silat]] dengan mendirikan JAPSA ([[Japan Pencak Silat Association]]). Dengan dibantu oleh Soesilo Soedarmadji, dia mengembangkan Kelatnas Indonesia Perisai Diri Komisariat [[Jepang]].
Pada tahun 1997, Chandrasa Sedyaleksana yang sedang menjalani pendidikan di Technical University of Berlin dan kemudian bekerja di Cologne membuka kembali Kelatnas Indonesia Perisai Diri di Jerman yang sebelumnya sudah pernah dirintis oleh Mokhamad Hendayun. Kelatnas Indonesia Perisai Diri Komisariat Jerman memiliki tempat latihan di Bonn.
Pada tahun 2009, Fabien Markiewicz dengan dibantu oleh Chandrasa Sedyaleksana membuka latihan silat Perisai Diri di Audresseles, Prancis. Kemudian disusul oleh Graeme Fullarton yang pada tahun 2013 membuka latihan silat Perisai Diri di Ockelbo, Swedia. Latihan silat Perisai Diri di Swedia bergabung dengan Prancis, Swiss dan Jerman, membentuk komisariat Kelatnas Indonesia Perisai Diri 4 negara dengan Chandrasa Sedyaleksana sebagai Penanggung Jawab Teknik.
Kelatnas Indonesia Perisai Diri telah beberapa kali menggelar even kejuaraan internasional yang dikenal dengan nama Perisai Diri International Championship (PDIC), yaitu :▼
Selain itu Kelatnas Indonesia Perisai Diri juga berkembang di beberapa negara lainnya.
▲Kelatnas Indonesia Perisai Diri telah beberapa kali menggelar even kejuaraan internasional yang dikenal dengan nama Perisai Diri International Championship (PDIC), yaitu
* Invitasi Internasional Perisai Diri I di [[Semarang]] tahun 1991
* Invitasi Internasional Perisai Diri II di [[Surabaya]] tahun 1995
Baris 109:
* 7th Perisai Diri International Championship di [[Samarinda]] tahun 2012
* 8th Perisai Diri International Championship di [[Denpasar]] tahun 2014
* 9th Perisai Diri International Championship di Malang tahun 2017
* Even kejuaraan ini diagendakan setiap dua tahun sekali.
== Materi Pendidikan dan Latihan Silat Perisai Diri ==
Tingkatan pesilat Perisai Diri dibagi dalam beberapa tingkatan yang masing-masing ditempuh dalam jangka waktu tertentu. Secara garis besar, tingkatan tersebut dikelompokkan dalam Tingkat Dasar dan Tingkat Keluarga.<ref name="tingkatan">Pasal 4 Anggaran Rumah Tangga Kelatnas Indonesia Perisai Diri.</ref>
Tahapan pelajaran silat Perisai Diri terdiri dari pengenalan, pengertian, penerapan, pendalaman dan penghayatan.
=== Senam
Senam
Rangkaian gerak Senam
Tujuan dari latihan Senam
=== Teknik Senjata ===
▲[[Berkas:Pdsenjata.jpg|thumb|right|170px|Teknik silat Perisai Diri dengan menggunakan senjata.]]Mulai tingkat Dasar akan diajarkan teknik-teknik beladiri tangan kosong. Pada tingkat selanjutnya diajarkan juga teknik permainan [[senjata]] dengan senjata wajib [[pisau]], [[pedang]] dan [[toya]]. Dengan dasar penguasaan tiga senjata wajib, [[pisau]] mewakili senjata pendek, [[pedang]] mewakili senjata sedang, dan [[toya]] mewakili senjata panjang, pesilat Perisai Diri dilatih untuk mampu mendayagunakan berbagai peralatan yang ada di sekitarnya untuk digunakan sebagai senjata. Teknik tersebut juga dapat digunakan untuk memainkan senjata lain, seperti [[celurit]], [[trisula]], abir, [[tombak]], [[golok]], pedang samurai, [[pentungan]], kipas, teken, [[payung]], roti kalong, [[senapan]], [[bayonet]], dsb.
Teknik permainan senjata [[pisau]] mulai diajarkan kepada pesilat yang telah menduduki tingkat Putih. Namun di tingkat Calon Keluarga, pesilat sudah diperkenalkan dengan pelajaran dasar teknik senjata [[pisau]]. Sedangkan teknik permainan senjata [[pedang]] mulai diajarkan kepada pesilat tingkat Hijau, tetapi pelajaran dasar teknik senjata [[pedang]] sudah mulai diperkenalkan kepada pesilat di tingkat Putih. Teknik permainan senjata wajib yang terakhir yaitu [[toya]], mulai diajarkan kepada pesilat tingkat Biru Merah. Tetapi mulai tingkat Putih Hijau pesilat sudah diperkenalkan dengan pelajaran dasar teknik senjata [[toya]].
Tujuan dari pelajaran senjata adalah memberikan pemahaman bagi pesilat tentang berbagai macam senjata. Dengan mengenal karakteristik senjata, maka anggota akan cepat beradaptasi dengan berbagai senjata. Sebagai contoh, dengan mempelajari [[pisau]], maka pesilat akan mengerti kelebihan dan kekurangan dari senjata pendek. Bahkan pesilat akan dapat mengadaptasi benda-benda serupa seperti keris sebagai senjata, atau bahkan [[pena]] dan [[pensil]]. Dengan memahami karakteristik senjata ini pula, seorang pesilat akan mengerti bagaimana cara menghadapi berbagai macam senjata bila memang keadaan sudah mendesak.
=== Serang Hindar
Metode praktis yang sangat penting untuk dipelajari oleh pesilat Perisai Diri adalah latihan Serang Hindar. Pada latihan ini akan diajarkan cara menyerang dan menghindar yang paling efisien, cepat, tepat, tangkas, deras dan bijaksana. Sekalipun berhadapan langsung dengan lawan, kemungkinan cedera amat kecil karena setiap siswa dibekali prinsip-prinsip dasar dalam melakukan serangan dan hindaran.
Dalam latihan Serang Hindar, dua orang pesilat saling berhadapan satu sama lain. Di dekat mereka ada seorang pelatih yang memperhatikan. Seorang pesilat disebut sebagai A dan seorang lagi disebut dengan B. Pelatih memberi aba-aba "hup !", bersamaan dengan itu A menyerang B dengan satu gerakan, sementara B
Itulah salah satu metode latihan berpasangan di silat Perisai Diri yang dikenal dengan sebutan Serang Hindar. Metode Serang Hindar ini telah diformulasikan oleh [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] agar bisa memberi rasa aman bagi kedua pesilat. Selama berlatih, pesilat diminta untuk melakukan serangan dan hindaran yang sesuai dengan pedoman teknik silat Perisai Diri.
Tujuan dari latihan Serang
Metode berpasangan lain yang dilatihkan di Perisai Diri adalah Beladiri. Beladiri adalah dimana saat A menyerang
Sebagai ilustrasi yang sederhana, misalnya A melakukan pukulan ke arah depan, ketika pukulan tersebut dekat
=== Teknik Asli ===
Baris 155 ⟶ 157:
Teknik silat Perisai Diri mengandung unsur 156 aliran silat dari berbagai daerah di [[Indonesia]] yang dipilah dan dikelompokkan sesuai dengan karakter dari masing-masing aliran. Teknik Asli dalam silat Perisai Diri juga digali dari aliran Siauw Liem Sie (Shaolinshi) yang dengan kreativitas [[R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo]] gerakan maupun implementasinya sudah dijiwai oleh karakter [[pencak silat]] [[Indonesia]]. Hal ini yang menjadikan ilmu silat Perisai Diri mempunyai sifat unik, tidak ada kemiripan dengan silat yang lain. Disebut Asli karena mempunyai frame tersendiri, bukan merupakan kombinasi dari beberapa aliran silat.
Teknik Asli dalam silat Perisai Diri di antaranya yaitu
# Burung Meliwis
# Burung Kuntul
Baris 167 ⟶ 169:
==== Teknik Minangkabau ====
▲[[Berkas:Pdminangkabau.jpg|thumb|right|170px|]]Gerakan teknik [[Minangkabau]] mirip dengan tarian tradisional dari [[Minangkabau]], [[Sumatera Barat]]. Salah satu tujuan dari mempelajari teknik ini adalah untuk memperkuat otot-otot paha dan otot belakang. Teknik ini juga memberikan pengalaman tentang bagaimana rasanya bila kita berada pada posisi yang merendah ke tanah.
Untuk menyerang lawan, teknik [[Minang]]
==== Teknik Burung Meliwis ====
Burung [[Meliwis]] memiliki ciri khas tersendiri dalam bergerak, yaitu bergerak dengan ringan dan cepat. Tujuan dari mempelajari teknik ini adalah untuk melatih kecepatan, keringanan tubuh dan membiasakan diri menapak dengan ujung kaki. Dengan mempelajari teknik ini, maka pesilat dengan sendirinya akan melatih otot-otot kaki, betis dan pinggul. Rangkaian teknik Meliwis diajarkan kepada pesilat yang menduduki tingkat Putih.▼
▲Burung [[Meliwis]] memiliki ciri khas tersendiri dalam bergerak, yaitu bergerak dengan ringan dan cepat. Tujuan dari mempelajari teknik ini adalah untuk melatih kecepatan, keringanan tubuh dan membiasakan diri menapak dengan ujung kaki. Dengan mempelajari teknik ini, maka pesilat dengan sendirinya akan melatih otot-otot kaki, betis dan pinggul.
▲[[Berkas:Pdmeliwis.jpg|thumb|left|170px|]][[Meliwis]] menggunakan ujung-ujung jari untuk menyerang lawan. Oleh karena itu, ia hanya akan menyerang bagian-bagian yang sangat lemah seperti mata dan leher. Saat menyerang, [[Meliwis]] melontarkan tangannya dengan cepat ke arah lawan dan akan kembali dengan kecepatan yang sama, sehingga mempersulit lawan untuk menolak.
Selain ujung-ujung jari, [[Meliwis]] juga menggunakan pergelangan tangannya untuk menyerang bagian-bagian seperti leher dan dagu. Teknik ini juga menggunakan pergelangan tangan bagian dalam untuk menolak dengan cara mengalihkan arah serangan lawan.
==== Teknik Burung Kuntul ====
▲[[Berkas:Pdkuntul.jpg|thumb|right|170px|]]Setelah mempelajari teknik [[Meliwis]], pesilat akan menerima pelajaran teknik berikutnya, Burung [[Kuntul]]. Bila saat berlatih [[Meliwis]], pesilat diajarkan untuk bergerak ringan, kini pesilat diajarkan untuk melibatkan tenaga saat bergerak ringan.
Dibandingkan dengan [[Meliwis]], [[Kuntul]] tidak hanya menyerang bagian lemah, tetapi juga bagian lain seperti lutut. Teknik ini memiliki satu tendangan yang digunakan untuk merusak lutut lawan.
Baris 192 ⟶ 191:
==== Teknik Burung Garuda ====
[[Garuda]] adalah simbol burung terkuat di antara jenis burung lainnya. Oleh karena itu, dibandingkan dengan teknik burung sebelumnya, [[Garuda]] memiliki kemampuan bertarung yang paling tinggi. Rangkaian teknik Garuda diajarkan kepada pesilat yang menduduki tingkat Hijau.
[[Garuda]] menggunakan sisi tangan dan sikunya sebagai perlengkapan dalam menyerang dan menolak. Teknik ini selalu mengembangkan kelima jarinya selebar mungkin untuk memperkuat otot tangan bagian samping.
Baris 206 ⟶ 205:
==== Teknik Harimau ====
Dibandingkan dengan [[Garuda]], teknik [[Harimau]] memiliki kemampuan yang lebih besar, baik itu tenaga, kecepatan, keuletan, keganasan dan fleksibilitas gerakan. Rangkaian teknik Harimau diajarkan kepada pesilat yang menduduki tingkat Hijau Biru.
Posisi [[Harimau]] bisa berbeda-beda, baik itu merendah, sedang ataupun tinggi. Pada saat posisi merendah, teknik ini akan melebarkan kuda-kuda agar lebih merendah ke tanah dan akan menyerang ke daerah bawah dari lawan, dilanjutkan dengan menggulung untuk menjauhkan diri dari lawan. Pada saat posisi tinggi, teknik ini akan mengincar daerah atas seperti dada dan kepala. Teknik inipun kadang menggunakan lompatannya untuk menyerang kepala.
Baris 215 ⟶ 214:
==== Teknik Naga ====
[[Naga]] dilambangkan sebagai binatang terkuat di jajaran teknik silat Perisai Diri. Oleh karena itu, Naga diberikan pada jenjang teknik hewan terakhir di silat Perisai Diri. Keunikan dari teknik [[Naga]] terdapat pada cara langkahnya yang selalu mengandung putaran. Hal ini dilakukan untuk menuju poros tengah lawan saat menghindar, memapas ataupun menyerang. Tenaga yang dikeluarkan pun lebih besar dibanding teknik sebelumnya karena teknik ini telah menyatukan kemampuan perputaran badan dan perpindahan berat badan sebagai tambahan tenaganya.
Saat menyerang, teknik [[Naga]] akan merusak persendian leher, paha dan tangan. Daerah lemah seperti dagu dan kemaluan juga bisa menjadi sasaran serangan apabila daerah tersebut terbuka.
==== Teknik Satria ====
Bersamaan dengan penerimaan pelajaran teknik ini, seorang pesilat juga menerima pelajaran
▲[[Berkas:Pdsatria.jpg|thumb|right|170px|]]Setelah mempelajari teknik [[hewan]], di tingkat ini pesilat akan mulai mempelajari teknik [[manusia]]. Teknik yang pertama dipelajari adalah [[Satria]]. Pada tingkat ini, pesilat dianggap telah mampu menerapkan seluruh kemampuan dari teknik [[hewan]] pada tingkatan-tingkatan sebelumnya. Sebagai suatu teknik manusia, [[Satria]] akan mulai meninggalkan karakter kehewanannya, seperti liar, buas dan brutal. [[Satria]] akan berpikir tepat sebelum bertindak dan melaksanakan geraknya dengan penuh percaya diri.
▲Bersamaan dengan penerimaan pelajaran teknik ini, seorang pesilat juga menerima pelajaran Pernafasan Tahap 2 yang difokuskan untuk meledakkan tenaga. Karena kemampuan dari dua tahap Pernafasan tersebut, sifat teknik [[Satria]] menjadi penuh dengan rasa percaya diri. Ketika serangan datang, [[Satria]] akan menolak, memapas dan merusak perlengkapan serangan lawan dengan memukul titik persendian. Saat bergerak, teknik ini tidak melakukan gerakan-gerakan yang rumit seperti pada teknik [[Harimau]] dan [[Naga]].
==== Teknik Pendeta ====
▲[[Berkas:Pdpendeta.jpg|thumb|right|170px|]]Dalam Bahasa Jawa, pandito artinya adalah orang yang selalu memberikan falsafah jalan kebaikan pada orang lain. Karakter ini pun terbawa ke dalam teknik itu sendiri. Teknik ini tidak menunjukan kebrutalan dan juga tidak banyak merusak ataupun menghancurkan persendian lawan. Walaupun kemampuan seorang pesilat yang mempelajari Pendeta tetap memiliki kemampuan seluruh teknik di bawahnya, namun teknik ini sendiri tidak akan merusak bila tidak diperlukan.
Pola gerak yang dilakukan teknik ini pun jauh lebih sederhana. Serangannya hanya berpola lurus, dengan jarak yang dekat. Serangan yang dilakukan sepenuhnya menggunakan putaran badan. Perlengkapan yang digunakan saat menyerang adalah kepalan tangan, sisi samping badan, kepala dan tumit. Bentuk tangan dari teknik ini selalu mengepal. Sasaran serangan umumnya adalah ulu hati, kepala, rusuk dan beberapa bagian persendian.
==== Teknik Putri ====
[[Putri]]
▲[[Berkas:Pdputri.jpg|thumb|right|170px|]]Teknik [[Putri]] adalah teknik tertinggi di silat Perisai Diri. Karakter dari teknik ini bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun tiba-tiba berubah menjadi sangat cepat dan keras, kemudian lembut kembali. [[Putri]] menggabungkan seluruh kemampuan yang ada pada teknik-teknik sebelumnya, ditambah dengan kemampuan fleksibilitas gerak yang tidak baku seperti teknik lain. Tenaga yang digunakan bersifat kosong isi. Istilah ini berarti bahwa [[Putri]] akan selalu kosong tidak bertenaga, namun di dalam kekosongannya, keluar tenaga yang sangat besar saat terjadi sentuhan dengan lawan.
▲[[Putri]] seringkali melakukan dua macam tindakan dalam satu gerakan. Baik itu menyerang sambil menghindar ataupun menyerang sambil menolak. Teknik inipun sering memanfaatkan tenaga lawan untuk menyerang, sehingga tenaga yang ia keluarkan semakin sedikit. Perputaran badan selalu diaplikasikan dalam tekniknya ditambah dengan Pernafasan Tahap 3 yang selalu mengiringi geraknya. Serangannya bersifat gelap, yang artinya sulit untuk dilihat lawan. [[Putri]] biasanya hanya bereaksi terhadap serangan lawan. Ia tidak berinisiatif melakukan serangan terlebih dahulu.
=== Teknik Olah Pernafasan ===
Ketika pesilat telah menduduki tingkat
Tahap terakhir dari latihan teknik pernafasan ini adalah
▲[[Berkas:Pdpernafasan.jpg|thumb|left|170px|Teknik olah pernafasan untuk kebugaran maupun untuk menunjang beladiri.]]Ketika seorang pesilat telah menyelesaikan latihan Pernafasan Tahap 1, maka ia harus langsung melanjutkannya ke latihan Pernafasan Tahap 2. Pada tahap 2 ini akan difokuskan untuk meledakkan tenaga. Tenaga yang telah mampu dihimpun sebagai hasil latihan di tahap 1, kini diarahkan untuk dilepaskan dalam bentuk-bentuk teknik, baik serangan, tolakan, papasan dan bahkan hindaran. Dengan melalui proses tahap 2, maka kecepatan seorang pesilat berangsur-angsur akan kembali seperti semula dan bahkan dapat membuat kecepatan semakin meningkat.
▲Tahap terakhir dari latihan teknik pernafasan ini adalah Pernafasan Tahap 3. Pada tahap 3 akan ditekankan pada implementasi nafas ke dalam seluruh gerakan silat. Setelah implementasi tahap 3, seorang pesilat akan mampu bernafas dengan lembut, bergerak dengan cepat dan seketika menghasilkan tenaga saat diperlukan. Seluruh pola pernafasan, cara implementasi dan penghayatannya akan dilatihkan pada tahap ini. Oleh karena itu, pelajaran ini hanya akan diberikan kepada Pelatih yang dituntun langsung oleh seorang Pendekar.
=== Kerokhanian ===
▲[[Berkas:Pdkerokhanian.jpg|thumb|right|170px|Pendidikan kerokhanian untuk membina pesilat Perisai Diri agar berbudi luhur.]]Pesilat yang memiliki keterampilan bertarung setelah mempelajari teknik silat dan teknik olah pernafasan sangat perlu diberikan pendidikan mental spiritual agar menjadi pesilat yang berbudi luhur, yang dalam silat Perisai Diri dikenal dengan istilah pendidikan kerokhanian<ref name="kerokhanian">Pasal 5 Ayat (5) Anggaran Rumah Tangga Kelatnas Indonesia Perisai Diri.</ref>. Pendidikan kerokhanian diberikan secara bertahap untuk memberi pengertian dan pelajaran tentang diri pribadi dan manusia pada umumnya, sehingga diharapkan tercipta pesilat yang bermental baja dan berbudi luhur, mempunyai kepercayaan diri yang kuat, berperangai lemah lembut, serta bijaksana dalam berpikir dan bertindak. Keseimbangan antara pengetahuan silat dan kerokhanian akan menjadikan anggota Kelatnas Indonesia Perisai Diri waspada dan mawas diri, tidak sombong, dan setiap saat sadar bahwa di atas segala-galanya ada Sang Pencipta.
* [https://www.pdbalima.com Website Kelatnas Indonesia Perisai Diri Unit Balima Bandung] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190109093131/http://www.pdbalima.com/ |date=2019-01-09 }}
* [http://
▲== Pranala Luar ==
* [http://perisaidirimalangraya.blogspot.com Website Kelatnas Indonesia Perisai Diri Kota Malang]
* [http://
* [http://
* [http://
* [http://
* [http://
* [http://www.
* [http://
* [http://www.
* [http://www.persilat.org/ipsi.htm Website Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130530183109/http://www.persilat.org/Ipsi.htm |date=2013-05-30 }}▼
▲[http://www.perisaidiri.com Website Kelatnas Indonesia Perisai Diri Komisariat Inggris Raya]
* [http://www.pdkabtasikwilbarat.hol.es Website Kelatnas Indonesia Perisai Diri Kabupaten Tasikmalaya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180323183307/http://pdkabtasikwilbarat.hol.es/ |date=2018-03-23 }}
▲[http://www.persilat.org/ipsi.htm Website Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa)]
== Referensi ==
Baris 271 ⟶ 264:
<references/>
[[Kategori:Pencak
[[Kategori:Pencak silat di Indonesia]]
[[Kategori:Perguruan pencak silat di Indonesia]]
|