Ayu (mitologi): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k +templat
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Baris 15:
 
== Legenda ==
=== Asal-usul ===
 
Kisah mengenai asal-usul Ayu tidak lepas dari kisah bidadari [[Urwasi]] dan raja [[Pururawa]]. Diceritakan bahwa saat berada di Gandamadana, Urwasi memasuki hutan keramat milik [[Kartikeya]] sehingga ia berubah menjadi batu. Pururawa membebaskan Urwasi dari kutukan tersebut dengan cara menggosokkan batu permata pemberian Kartikeya. Kemudian, pasangan tersebut kembali ke istana setelah bertahun-tahun tinggal di hutan Gandamadana. Di istana, Urwasi dan Pururawa menghabiskan masa indahnya selama enam belas tahun, sampai mereka harus berpisah karena Ayu muncul di hadapan Pururawa.
Baris 20 ⟶ 21:
Kemunculan Ayu diawali dengan direnggutnya permata merah pemberian Kartikeya oleh seekor [[gagak]]. Urwasi yang amat menyukai permata tersebut memohon kepada Pururawa untuk merebutnya kembali. Sebelum Pururawa berhasil menembakkan panahnya, ada orang lain yang terlebih dahulu memanah si gagak. Si gagak jatuh ke halaman istana. Ketika anak panah yang menancap di tubuh si gagak diamati, tertulis bahwa anak panah tersebut dimiliki oleh Ayu. Setelah ditelusuri ternyata Ayu adalah putera Pururawa dan Urwasi.
 
Kelahiran Ayu tidak diketahui oleh Pururawa. Urwasi yang mencintai Pururawa pernah menginginkan seorang anak, maka tanpa sepengetahuan Pururawa, Urwasi telah memusatkan pikirannya untuk memiliki keturunan. Insiden di hutan [[Kartikeya]] telah memberi waktu bagi Urwasi untuk melahirkan puteranya. Saat Pururawa menjumpai puteranya sendiri, Urwasi teringat dengan kutukannya yang terdahulu, bahwa ia harus berpisah dengan keluarganya apabila melahirkan anak. Maka, pertemuan antara Pururawa dengan Ayu berarti perpisahan antara Urwasi dengan suami dan anaknya. Setelah Urwasi kembali ke kahyangan, Ayu dinobatkan sebagai raja, sedangkan Pururawa memilih pergi meninggalkan kerajaannya untuk tinggal di Gandamadana.
 
=== Istri dan keturunan ===
Setelah Urwasi kembali ke kahyangan, Ayu dinobatkan sebagai raja, sedangkan Pururawa memilih pergi meninggalkan kerajaannya untuk tinggal di Gandamadana. Ayu menikah dengan Swarbanawi dan memiliki lima putra, yang paling sulung bernama [[Nahusa]]. Setelah Ayu mangkat, Nahusa dinobatkan menjadi raja. Kemudian, Nahusa menurunkan para raja Dinasti Candra.
 
Dalam kitab ''[[Padmapurana]]'' diceritakan bahwa Ayu menikah dengan Indumati. Mereka belum memiliki anak setelah menikah sekian lama. Pasangan suami istri tersebut memutuskan untuk berdoa kepada [[resi|Maharesi]] [[Dattatreya]] selama seribu tahun. Akhirnya mereka mendapat anugrah seorang anak yang sakti dan baik hati. Setelah anaknya lahir, [[asura|raksasa]] [[Hunda]] datang menculik anaknya karena ada ramalan bahwa Hunda akan tewas di tangan putra Raja Ayu. Karena peristiwa itu, maka Ayu dan putranya bepisah selama bertahun-tahun. Tanpa ia ketahui, anaknya selamat dan sedang berada dalam asuhan [[Resi]] [[Wasista]], orang bijak yang sering mendidik para raja keturunan [[Candra]]. Anak Ayu diberi nama [[Nahusa]]. Setelah Nahusa dewasa, ia menjalankan takdirnya sebagai pembunuh Hunda dan menikahi [[Asokasundari]], putri cantik yang disekap Hunda. Kemudian, Nahusa dan Asokasundari menemui Ayu. Ayu menyambutnya dengan bahagia dan mencalonkannya menjadi raja. Setelah Ayu pensiun, Nahusa dilantik menjadi raja.
 
== Lihat pula ==