Zbigniew dari Polandia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k tidy up, replaced: dimana → di mana (3), ksatria → kesatria, hipotesa → hipotesis |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-karir +karier); perubahan kosmetika |
||
Baris 36:
Sekarang dengan adanya anak dan pewaris yang sah, baik posisi Zbigniew dan Mieszko terancam oleh Adipati Władysław I. Dalam masalah Mieszko, ia terpaksa menerima situasi popularitas pemimpin kemudian di antara para bangsawan; akan tetapi, pada tahun 1089 Mieszko tewas secara misterius, kemungkinan diracuni.<ref>M. Spórna, P. Wierzbicki: ''Słownik władców Polski i pretendentów do tronu polskiego'', p. 353.</ref>
Zbigniew memulai studinya dengan tujuan untuk memasuki
Pada tahun 1089 ayahanda Zbigniew, setelah kematian istri Bohemianya, menikah lagi dengan [[Judith dari Swabia]] yang berganti nama menjadi Sophia, saudari [[Heinrich IV, Kaisar Romawi Suci]] dan janda dari mantan Raja [[Salamon dari Hongaria]]. Hubungan antara bangsawan wanita yang baru dan anak-anak tirinya dingin, terutama dengan kelahiran pertama Zbigniew. Berkat intriknya pada tahun 1089, Władysław I mengirim Zbigniew ke [[Sachsen]],<ref>K. Maleczyński: ''Bolesław III Krzywousty'' pp. 22-23.</ref> dan menempatkannya di [[Biara Quedlinburg]], di mana kepala biarawatinya adalah saudari Judith-Sophia, [[Adelheid dari Swabia|Adelaide]].<ref>M. Spórna, P. Wierzbicki: ''Słownik władców Polski i pretendentów do tronu polskiego'', p. 229.</ref> Tindakan ini menunjukkan upaya Adipati untuk menyingkirkan Zbigniew yang kemudian membuatnya menjadi seorang rahib dan menghapusnya dari hak suksesi<ref>P. Ksyk-Gąsiorowska:'' Zbigniew, [in]: Piastowie. Leksykon biograficzny'' Kraków 1999, p. 72. ISBN 83-08-02829-2.</ref><ref>R. Grodecki believes that the confinement of Zbigniew in Quedlinburg was thanks to the Count Palatine [[Sieciech]] and Duchess Judith-Sophia. R. Grodecki, S. Zachorowski, J. Dąbrowski: ''Dzieje Polski średniowiecznej'', vol I, p. 129.</ref> dan, setelah kematian Mieszko, kedua kejadian tersebut memberikan kesempatan kepada Adipati Władysław I untuk menyingkirkan keduanya dari takhta Polandia, melindungi warisan anaknya yang sah Bolesław untuk mencegah tumbuhnya oposisi terhadap pemerintahannya.<ref>The opposition gathered in two camps, with Mieszko Bolesławowic and Zbigniew, and claimed for the legal recognition of the two princes as lawful pretenders to the Polish throne. S. Szczur: ''Historia Polski – średniowiecze'' p. 117.</ref>
Baris 111:
{{s-bef|before=[[Władysław I Herman]]}}
{{s-ttl|title=[[Daftar Penguasa Polandia|Adipati Polandia]]<br /> ''dengan Bolesław III''|years=1102–1107}}
{{s-aft|after=[[Bolesław III Krzywousty]]}}
{{end}}
|