Melani Budianta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Igho (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Igho (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
Melani Budianta meraih gelar sarjana dari jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (dulu Fakultas Sastra) [[Universitas Indonesia]] pada tahun [[1979]]. Ia kemudian meraih gelas [[Master]] dalam bidang Kajian Amerika dari [[University of Southern California]] (1981) dan [[Ph.D.]] dalam bidang Sastra Inggris dari [[Cornell University]] (1992).
 
== Gerakan Perempuanperempuan ==
Di Indonesia, Melani Budianta dikenal sebagai intelektual publik yang aktif dalam gerakan perempuan. Ia turut mendirikan [[Suara Ibu Peduli]],<ref>Nur Iman Subono, ''Catatan Perjalanan Suara Ibu Peduli'' (Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 1999)</ref> kelompok perempuan yang sangat berperan dalam Reformasi 1998 lewat “Politik Susu” yang menggugat dampak kebijakan ekonomi pemerintah terhadap anak-anak dan perempuan. Suara Ibu Peduli turut menyokong aksi mahasiswa 1998 dengan menyalurkan nasi bungkus, uang, obat-obatan, dan tenaga mereka. Dengan menggunakan istilah “Ibu” sebagai payung besar, Suara Ibu Peduli melakukan redefinisi atas konstruksi “Ibu” Orde Baru yang apolitis dan terbatas di wilayah domestik.
 
Baris 26:
Melani menggarisbawahi pentingnya gerakan perempuan yang bermunculan di akhir 1990-an sekaligus bersikap kritis atasnya. Ini tercermin lewat tulisannya, "The Blessed Tragedy: The Making of Women's Activism during the Reformasi Years (1998-1999)," sebuah tulisan dalam buku ''Challenging Authoritarianism in Southeast Asia: Comparing Malaysia and Indonesia'' (2003). Minatnya pada isu perempuan mendorongnya untuk turut mendirikan Women's Research Institute, sebuah institusi penelitian berperspektif feminis, pada tahun 2002.
 
== Dunia Akademis dan Jaringanjaringan Internasionalinternasional ==
 
Sebagai akademisi, ruang gerak Melani tidak hanya terbatas di Indonesia, sebagaimana yang terlihat lewat publikasi sekaligus keterlibatan aktifnya di jaringan akademi internasional. Melani telah menerbitkan tulisan tentang gender, sastra, dan identitas budaya di sejumlah jurnal seperti ''Signs'', ''Review of Indonesian and Malaysian Affairs'', ''Nivedini: Journal of Gender Studies, Asian Exchange'', maupun antologi seperti ''Self and Subject in Motion-Southeast Asian and Pacific Cosmopolitans'' (ed. Katherine Robinson), ''Challenging Authoritarianism in Southeast Asia: Comparing Malaysia and Indonesia'' (eds. Ariel Heryanto & Sumit Mandal), ''Clearing a Space: Postcoloniality and Indonesian Literature'' (eds. Keith Foulcher & Tony Day).
Baris 32:
Melani terus aktif dalam mencari titik temu dan kolaborasi antar-peneliti di jaringan akademi internasional. Ia merupakan editor Inter-Asia Cultural Studies, fellow di Asian Regional Exchange for New Alternative (ARENA), dan anggota komite seleksi SEASREP (Southeast Asian Studies Regional Exchange Program) dan API (Asian Public Intellectual). Ia juga pernah menjadi anggota Badan Penasihat ASF (Asian Scholarship Foundation).
 
== Demokrasi dan Pluralismepluralisme ==
 
Tulisan Melani kerap menelaah persoalan hubungan antara demokrasi, pluralisme dan politik identitas dari sudut pandang budaya, sebagaimana yang dituangkannya dalam artikel "Plural Identities: Indonesian Women's Redefinition of Democracy in the Post-Reformasi Era" (Review of Indonesian and Malaysian Affairs, 2006). Perhatian Melani terhadap perubahan budaya, sosial, dan politik di Indonesia tidak hanya terfokus pada isu perempuan, tetapi juga posisi orang Tionghoa di Indonesia. Tulisannya tentang budaya Tionghoa di Indonesia antara lain adalah “The Dragon Dance: Shifting Meaning of Chineseness in Indonesia.”<ref>Melani Budianta, “The Dragon Dance: Shifting Meaning of Chineseness in Indonesia,” dalam Katherine Robinson (ed), ''Asian and Pacific Cosmopolitans; Self and Subject in Motion'' (Hampshire, UI: Palgrave, 2007), hal.169-189.</ref>
Baris 46:
Melani memberi perhatian besar dalam hal penerjemahan sastra. Ia menulis sebuah pengantar sekaligus ulasan mendalam untuk novel [[Arundhati Roy]], [http://en.wiki-indonesia.club/wiki/The_God_of_Small_Things The God of Small Things] edisi Indonesia (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002). Artikelnya, “Tiga Wajah Julius Caesar: Gender dan Politik dalam Terjemahan,” menelaah terjemahan [[Julius Caesar]] karya [[William Shakespeare]] oleh [[Muhamad Yamin]] (1951), [[Asrul Sani]] (1976), dan [[Ikranegara]] (1985) dalam khasanah teater Indonesia.<ref>“Tiga Wajah Julius Caesar: Gender dan Politik dalam Terjemahan” dalam Henri Chambert-Loir (ed.), ''Sadur, Sejarah Terjemahan di Indonesia dan Malaysia'' (KPG, EFEO, Forum Jakarta-Paris, Pusat Bahasa, Univ. Pajajaran, 2009), hal. 1011-1024.</ref>
 
== Kajian Budayabudaya ==
 
Melani Budianta dikenal sebagai salah seorang pelopor perkembangan Kajian Budaya (Cultural Studies) <ref>Tentang "Cultural Studies" dan kontroversinya di Indonesia, lihat Ahmad Sahal, [http://freedom-institute.org/id/index.php?page=profil&detail=artikel&detail=dir&id=49 ""Cultural Studies"" dan Tersingkirnya Estetika,] Kompas, 2 Juni, 2000, hal. 29.</ref> di Indonesia. Ia telah mengajar mata kuliah Kajian Budaya sejak pertengahan 1990-an sebelum akhirnya Universitas Indonesia membuka program Magister Kajian Budaya di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Melani mendorong penggunaan perspektif Kajian Budaya di bidang-bidang yang sebelumnya lebih banyak disoroti dari sudut pandang lain, seperti misalnya kasus buruh migran. Ia pernah, bersama-sama dengan tim peneliti Universitas Indonesia, melakukan penelitian tentang identitas budaya pekerja migrasi domestik asal Indonesia. Tanpa menihilkan kasus kekerasan nyata yang menimpa TKI di Indonesia, penelitian ini mencoba melihat akumulasi modal budaya yang diperoleh buruh migran selama di luar negeri. Pada tahun 2013 penelitian ini diolah oleh B Verry Handayani dan [[Teater Garasi]] dalam bentuk pertunjukan teater dokumenter berjudul ''Sangkar Madu''.<ref>Aryo Wisanggeni, [http://www.tifafoundation.org/program-dukungan-tifa-2012-2013-kesaksian-dari-toko-kelontong/ "Kesaksian dari Toko Kelontong,"] Kompas, Minggu, 9 Juni, 2013.</ref>
 
== Karya Ilmiahilmiah ==
===Beberapa tulisan akademis Melani Budianta dalam jurnal dan antologi (berbahasa Inggris)===
 
Baris 65:
* [http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/146493700361033 "Discourse of cultural identity in Indonesia during the 1997-1998 monetary crisis."] ''Inter-Asia cultural studies'' 1.1 (2000): 109-128.
 
===Buku dan artikel ilmiah dalam Bahasabahasa Indonesia===
 
* “Tiga Wajah Julius Caesar: Gender dan Politik dalam Terjemahan” dalam Henri Chambert-Loir (ed.), [http://www.penerbitkpg.com/resensi/detil/41804090308/Sadur-Sejarah-Terjemahan-di-Indonesia-dan-Malaysia ''Sadur, Sejarah Terjemahan di Indonesia dan Malaysia''] (KPG, EFEO, Forum Jakarta-Paris, Pusat Bahasa, Univ. Pajajaran, 2009), hal. 1011-1024.
Baris 72:
 
 
== Tulisan di Mediamedia Massamassa Indonesia ==
 
* [http://www.library.ohiou.edu/indopubs/2000/12/19/0048.html “Transformasi Gerakan Perempuan di Indonesia,”] Kompas, 20 Desember, 2000.
Baris 91:
 
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
{{bio-stub}}