Arianisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gombang (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 114.124.171.91) dan mengembalikan revisi 13550738 oleh Hidayatsrf
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 58:
Menurut ajaran Arius, Logos yang pra-eksisten dan dengan demikian Yesus Kristus yang [[inkarnasi|menjelma]] adalah suatu hakikat ciptaan; namun Putra diciptakan secara langsung dan diperanakkan oleh Allah Bapa, sebelum segala abad, dari suatu substansi atau esensi yang berbeda, kendati serupa, dari Sang Pencipta. Para penentangnya berpendapat bahwa hal ini menjadikan Yesus lebih rendah dari Allah dan hal ini adalah pandangan sesat.<ref name=Pomazansky/> Banyak dari perbedaan antara faksi-faksi tersebut adalah seputar frasa yang dinyatakan Kristus dalam Perjanjian Baru untuk mengungkapkan penyerahan diri-Nya kepada Allah Bapa.<ref name=Pomazansky/> Istilah teologis untuk penyerahan diri ini adalah [[kenosis]]. Konsili ekumenis tersebut menyatakan bahwa Yesus Kristus berbeda dari Allah Bapa dalam hal eksistensi atau realitas ([[Hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]]), yang diterjemahkan sebagai ''persona'' (pribadi) oleh para Bapa Gereja Latin. Yesus adalah Allah dalam esensi, hakikat, dan/atau kodrat (ousia), yang diterjemahkan sebagai ''substantia'' (substansi) oleh para Bapa Gereja Latin.
 
[[Berkas:Constantine burning Arian books.jpg|thumbjmpl|250px|[[Konstantinus Agung|Konstantinus]] membakar buku-buku Arian, ilustrasi dari sebuah kompendium [[hukum kanon]], {{circa}} 825.]]
 
Konstantinus diyakini mengasingkan mereka yang menolak untuk menerima Kredo Nicea—Arius sendiri, diakon [[Euzoios]], para uskup Libya [[Teonas dari Marmarika]] dan [[Sekundus dari Ptolemais]]—serta juga para uskup yang menandatangani kredo tersebut tetapi menolak untuk bersama-sama mengutuk Arius, Eusebius dari Nikomedia, dan [[Teognis dari Nicea]]. Sang kaisar juga memerintahkan [[pembakaran buku|pembakaran]] semua salinan ''Thalia'', yakni buku yang di dalamnya Arius mengungkapkan ajaran-ajarannya. Bagaimanapun, tidak terdapat bukti bahwa ia mengasingkan putra dan penerus utamanya, [[Konstantius II]], yang adalah seorang Kristen Arian.
Baris 93:
Saat berkembangnya Arianisme di [[Konstantinopel]], seorang Goth bernama [[Ulfilas]] (kelak menjadi subjek dari surat Auxensius yang dikutip di atas) diutus sebagai misionaris kepada suku barbar Gothik di sepanjang [[Sungai Donau]] (Danube), dalam suatu misi yang didukung oleh Konstantius II karena alasan politis. Keberhasilan awal Ulfilas dalam mengkonversi orang-orang Jermanik tersebut ke dalam suatu bentuk Arian dari Kekristenan diperkuat oleh peristiwa-peristiwa di kemudian hari. Ketika suku Jermanik memasuki [[Kekaisaran Romawi]] dan mendirikan kerajaan-kerajaan penerus di bagian barat, kebanyakan dari mereka menjadi penganut Kristen Arian selama lebih dari satu abad.
 
[[Berkas:Baptism of Christ - Arian Baptistry - Ravenna 2016.jpg|thumbjmpl|250px|Mosaik di langit-langit yang menggambarkan [[Baptisterium Arian]].]]
 
Konflik pada abad ke-4 membuat faksi-faksi Arian dan Nicea saling berusaha untuk menguasai Gereja. Sebaliknya, dalam kerajaan-kerajaan Jerman Arian yang didirikan di atas sisa-sisa [[Kekaisaran Romawi Barat]] pada abad ke-5 terdapat pemisahan Gereja Arian dengan Nicea dengan hierarki paralel, masing-masing melayani kumpulan umat yang berbeda. Para elite Jermanik merupakan penganut Arian, dan mayoritas penduduk Roman merupakan penganut Nicea. Banyak akademisi melihat bertahannya Arianisme Jermanik sebagai suatu strategi susulan dalam rangka membedakan elite Jermanik dengan penduduk setempat dan budaya mereka serta untuk mempertahankan identitas kelompok elite Jermanik yang terpisah ini.{{Citation needed|date=September 2007}}
Baris 101:
Kebangkitan nyata Arianisme setelah Konsili Nicea lebih merupakan suatu reaksi anti-Nicea yang dieksploitasi oleh para simpatisan Arian daripada suatu pengembangan pro-Arian.<ref>Everett Ferguson, Church History: From Christ to Pre-Reformation, vol. 1 (Grand Rapids, MI: Zondervan, 2005), 200.</ref> Pada akhir abad ke-4, paham ini telah menyerahkan landasannya yang masih tersisa kepada Trinitarianisme.<ref name="carm">{{cite web|url=https://carm.org/arianism-and-its-influence-today|title=Arianism and Its Influence Today&#124;Arius&#124;Idea That Jesus Christ Is Not Equal to the Father By Nature|publisher=carm.org|accessdate=23 October 2015}}</ref> Di Eropa bagian barat, Arianisme yang diajarkan oleh Ulfilas, misionaris Arian bagi suku-suku barbar Jermanik, tampak dominan di antara suku [[Goth]], [[Langobardi]] (Lombard), dan [[Vandal]]. Pada abad ke-8 paham ini tidak lagi menjadi keyakinan utama suku-suku tersebut karena para penguasa suku secara bertahap mengadopsi Katolisisme. Tren itu dimulai pada tahun 496 oleh [[Clovis I]] dari suku Franka, kemudian [[Rekkared I]] dari suku [[Visigoth]] pada tahun 587, dan [[Ariperto I]] dari suku [[Langobardi|Lombard]] pada tahun 653. Suku Franka dan [[Anglo-Saxon|Anglo-Sachsen]] berbeda dengan suku Jermanik lainnya dalam hal mereka memasuki kekaisaran sebagai penganut pagan dan langsung berpindah keyakinan ke dalam [[Kekristenan Kalsedon]], dengan bimbingan para raja mereka, yaitu Clovis I<ref>Frassetto, Michael, ''Encyclopedia of barbarian Europe'', (ABC-CLIO, 2003), 128.</ref> dan [[Æthelberht dari Kent]]. Suku-suku yang tersisa—suku Vandal dan [[Ostrogoth]]—tidak melakukan perpindahan keyakinan sebagai suatu kelompok masyarakat dan juga tidak memelihara kebersamaan teritorial. Setelah secara militer dikalahkan oleh pasukan dari Kaisar [[Yustinianus I]], sisa-sisa dari mereka tersebar ke daerah pinggiran kekaisaran dan menjadi hilang dari sejarah. [[Perang Vandal]] yang berlangsung pada tahun 533-534 membubarkan orang-orang Vandal yang terkalahkan.<ref>Procopius, Secret Histories, Chapter 11, 18</ref> Setelah kekalahan terakhir mereka dalam [[Pertempuran Mons Lactarius]] pada tahun 553, suku Ostrogoth kembali ke utara dan (kembali) bermukim di Austria selatan.
 
[[Berkas:PalatiumTheodoricMosaicDetail.jpg|thumbjmpl|Setelah kalangan Trinitaris ortodoks berhasil mengalahkan Arianisme, mereka menyensor semua tanda yang masih tertinggal yang dipandang sebagai bidah. Mosaik di [[Basilika Sant'Apollinare Nuovo]] yang terdapat di [[Ravenna]] ini sebelumnya bergambar Teoderikus, seorang raja Arian, dan rumah tangga kerajaannya. Namun, sekarang gambar-gambar itu sudah dihapus dan gambar tangannya masih tersisa pada beberapa tiang.]]
 
== Arianisme dari abad ke-5 sampai ke-7 ==
Baris 178:
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Arianisme| ]]
[[Kategori:Bidah Kristen]]
[[Kategori:Denominasi Nontrinitaris]]