Bahasa Jawa Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dana.2015 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dana.2015 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
Dialek Banten atau Jawa Serang ini dituturkan di bagian utara Kabupaten Serang dan daerah barat [[Kabupaten Tangerang]]. Dialek ini dianggap sebagai dialek kuno juga banyak pengaruh bahasa Sunda dan Betawi.
 
Contoh :
* Aja bribin! : Jangan membuat kisruh!
* Sire arep mendhi? (sire itu kasar) : Kamu akan ke mana?
* Mak lunga jeng Teh Toyah : Ibu pergi dengan Kak Toyah.
 
Bahasa Jawa di Banten terdapat dua tingkatan. Yaitu tingkatan bebasan (krama) dan kasar.
Dalam bahasa Jawa dialek Banten (Jawa Serang), pengucapan huru 'a', ada dua versi. ada yang diucapkan 'a' saja, seperti pada kata "Siapa". Dan juga ada yang diucapkan 'e', seperti pada kata "Teman". Daerah yang melafalkan 'a' adalah kecamatan Keragila, Kibin, Cikande, Kopo, Pamarayan, dan seberang timurnya. Sedangkan daerah yang melafalkan 'e' adalah kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Kasemen, Bojonegara, Kramat Watu, Ciruas, Anyer, dan seberang timurnya.
 
Contoh :
Baris 31 ⟶ 26:
* Yowis, napik dolanan saos nggih!
* Kang Haban! Ning pundi saos? boten elok kepetuk!
* Napik mengkoten, geh!
* Kula linggar sareng teh Toyah.
 
 
(kasar)
Baris 42 ⟶ 40:
* Yowis, aja memengan bae ya!
* Kang Haban! Ning endi bae? ora elok kependak!
* Aja mengkonon, Geh!
* Kita lunga karo teh Toyah.
 
(bahasa Indonesia)
Baris 53:
* Ya sudah, jangan bermain saja ya!
* Kang Haban! Kemana saja? tidak pernah bertemu!
* Jangan begitu, geh!
 
{{DEFAULTSORT:Banten, Dialek}}