Erol Iba: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di hari + pada hari)
Baris 69:
Problem klasik datang saat kesempatan membela timnas kembali terbuka. Erol menghadapi dilema, memilih kepentingan pribadi sebagai pemain profesional atau negara. “Sudah ada beberapa klub menawari saya kontrak untuk musim depan. Nilainya jelas jauh dibanding bayaran yang mungkin saya dapatkan jika bergabung dengan timnas,” ungkap Erol.
Kontribusinya mengantarkan Arema menjadi kampiun [[Copa Indonesia]] [[2005]] membuat namanya mencuat ke jajaran pemain elite. [[Persik]], [[Persmin]], dan [[Sriwijaya FC]] termasuk klub yang tertarik. Nilai nominal yang disodorkan jelas tak kecil, Rp 800 juta.
“Bukan saya materialistis. Sebagai pemain profesional saya juga ingin punya penghasilan besar yang bisa dijadikan bekal dipada hari tua,” ucap Erol, yang mengaku sudah bulat ingin meninggalkan Arema musim depan.
Sekalipun tawaran mengantre, Erol tak mau gegabah mengambil keputusan. “Saya juga harus profesional menghargai kontrak saya dengan Arema. Kepastiannya menunggu kontrak saya berakhir,” kata pemain yang mengawali karier di [[Semen Padang]] ini.
Itu pun dengan catatan namanya tak masuk daftar pelatnas jangka panjang ke [[Birmingham]]. “Kalau nanti akhirnya saya jadi pilihan utama timnas, semua tawaran bisa saja saya tampik,” ujarnya.