Maria Walanda Maramis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 114.125.213.154 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Fikri RA
Tag: Pengembalian
Ian medah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 5:
|birthname = Maria Josephine Catherine Maramis
|othername = Maria Walanda Maramis
|religion = [[Kristen]]
|birth_date = {{birth date|1872|12|1}}
|birth_place = {{flagicon|IndonesiaBelanda}} [[Kema, Minahasa Utara]], [[Sulawesi Utara]], [[IndonesiaHindia Belanda]]
|location =
|occupation =
|spouse = [[Joseph Frederick Caselung Walanda]]
|death_date = {{death date and age|1924|4|22|1872|12|1}}
|death_place = {{flagicon|IndonesiaBelanda}} [[Maumbi, Kalawat, Minahasa Utara]], [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]
|location =
|parents = [[Maramis]] dan [[Sarah Rotinsulu]]
}}
 
'''Maria Josephine Catherine Maramis''' ({{lahirmati|[[Kema, Minahasa Utara]], [[Sulawesi Utara]]|1|12|1872|[[Maumbi, Kalawat, Minahasa Utara]], [[Sulawesi Utara]]|22|4|1924}}), atau yang lebih dikenal sebagai '''Maria Walanda Maramis''', adalah seorang [[Pahlawan Nasional Indonesia]] karena usahanya untuk mengembangkan keadaan wanita di Indonesia pada permulaan abad ke-20<ref>JJ.Rizal. 2007. Maria Walanda Maramis (1872-1924) Perempuan Minahasa, Pendobrak Adat dan Pemberotak Nasionalisme, dalam "Merayakan Keberagaman", Jurnal Perempuan Vol.54 tahun 2007. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, hal.87-98.</ref>.
 
Setiap tanggal 1 [[Desember]], masyarakat [[Minahasa]] memperingati [[Hari Ibu Maria Walanda Maramis]], sosok yang dianggap sebagai pendobrak adat, pejuang kemajuan dan emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan. Menurut [[Nicholas Graafland]], dalam sebuah penerbitan "Nederlandsche Zendeling Genootschap" tahun 1981, Maria ditahbiskan sebagai salah satu perempuan teladan Minahasa yang memiliki "bakat istimewa untuk menangkap mengenai apapun juga dan untuk memperkembangkan daya pikirnya, bersifat mudah menampung pengetahuan sehingga lebih sering maju daripada kaum lelaki".<ref>N.Graffland dalam Maria Ulfah Subadio, T.O.Ihromi, Peranan dan Kedudukan Wanita Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1978.</ref>