Tionghoa Parit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
 
Sebutan Tionghoa Parit ini juga biasa ditujukan kepada pekerja imigran penambangan timah yang datang ke pulau Bangka dan Belitung. Penamaan orang Cina Parit (Chinese Parit) dipakai secara resmi sebagai salah satu kelompok etnik yang mendiami Kalimantan Selatan menurut [[Museum Lambung Mangkurat]] (Museum Daerah Kalsel), karena sejak semula kedatangannya ke daerah ini orang Tionghoa disebut sebagai 'Urang Cina' dalam [[bahasa Banjar]]. Orang-orang Cina Parit yang ditempatkan di [[Distrik Maluka]] ini didatangkan secara langsung dari Tiongkok oleh [[Alexander Hare]], komisioner residen Inggris untuk Kalimantan sekitar tahun 1812.<ref>[http://mansyurmappaarung.blogspot.com/2010/11/antara-maluka-dan-maluku-dalam.html Antara Maluka dan Maluku (Ambon) ]</ref><ref>[http://blog.londoh.com/item/1335/catid/4 Alexander Hare en Maluka (II)]</ref>
Pada tahun 1816 atau 1817 pemerintah Hollandsche kembali memiliki pendirian di Bandjermasin, di mana seorang pejabat kepala ditempatkan. Tabanio juga diduduki lagi dan Jager resmi ditunjuk sebagai pemegang pos di sana. Pada saat ini kepemilikan Tanah-Laoet berasal dari pemerintah Hindia Belanda.
 
Di Sungai Maluku dan Tabanio, kantor tol didirikan dan 1/10 barang yang diekspor dari Tanah-Laoet dinaikkan; dari lilin, padi dan emas, yang digali di bagian ini oleh penggali emas Cina, pajak juga dikenakan.
 
Mungkin inilah tempat untuk menunjukkan di sini, bahwa permukiman Chihesehe pertama di Tanah-Laoet terjadi sekitar tahun 179D. Orang-orang Tionghoa ini datang dari Pontianak dan diambil dari sana oleh campur tangan Panembahan-Batoe. Namun, jumlah mereka hanya 13 orang; beberapa tahun kemudian, persediaan 70 lebih banyak orang Cina datang langsung dari Tiongkok, sementara melalui kerja sama Guru, 70 lainnya datang dari Pontianak.
 
Tambang emas secara bertahap tumbuh dalam ukuran, sehingga mereka segera mendorong jantung tujuan ini untuk membuka tambang emas; eksploitasi darat pertama terjadi di Oedjong-Batoe, dekat pegunungan Kramean.
 
Ketika jumlah orang Cina meningkat menjadi sekitar 150 orang, seorang kapten orang Tionghoa diangkat atas mereka, yang menerima pengangkatannya dari Bandjermasin.
 
Pekerjaan penambangan menghasilkan keuntungan besar pada awalnya, karena upah orang Dayak dan Melayu sangat rendah. Beberapa orang Cina telah dapat kembali ke Cina dengan harta yang diperoleh.<ref name="Tijdschrift 14"> {{cite book
| pages= 388
| url= https://books.google.co.id/books?pg=PA388&dq=Pan+geran+Taehrnit&id=CpNUAAAAcAAJ&hl=id#v=onepage&q=Pan%20geran%20Taehrnit&f=false| languagen= nl
| author= Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia).
| title= Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde
| volume= 14
| publisher= Lange
| year= 1864
}} </ref>
 
== Orang Tionghoa di Kalimantan Selatan ==