Fransen G. Siahaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ←Suntingan 182.1.221.166 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 114.4.221.16
Tag: Pengembalian
Baris 46:
 
== Perjalanan Karier Militer ==
Dalam perjalanan karier militernya, dia banyak berkecimpung di Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat (Kostrad). Di awal tugasnya dia ditempatkan di [[Batalyon Infanteri Lintas Udara 330/Tri Dharma]] [[Bandung]] dengan jabatan mulai dari Danton, Danki hingga menjabat Kasi Ops tahun 1995. Kemudian menjabat sebagai Dan[[Batalyon Infanteri Lintas Udara 431|yonif Linud 431/Satria Setia Perkasa]] [[Ujung PandangMakassar]] (1996-1998). Setelah mengikuti pendidikan Sesko, Fransen G. Siahaan menjabat sebagai Kasi Intel [[Komando resort militer 172|Korem 172/Praja Wira Yakti]] di Jayapura (1999-2000) dan tahun 2000-2001 menjabat sebagai Dandim 1710/Timika.
 
Selanjutnya dia ditarik ke [[Brigade infanteri lintas udara 17|Brigif Linud 17/Kujang]] I/Kostrad di [[Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur]]. Pada tahun 2001-2002 menjabat sebagai Kepala Staf Brigif Linud 17/Kujang/I Kostrad. Dan selama dua tahun (2002-2004) menjabat sebagai Komandan [[Brigif Linud 18/Trisula]] Kostrad [[Kota Malang|Malang]]. Tahun 2006 Fransen G Siahaan dipromosikan sebagai sebagai Asisten Operasi Kasdam IV/ Diponegoro dan jabatan terakhir sebelum ke Sorong adalah Komandan Pusat Pendidikan Jasmani TNI AD Bandung. Darah prajurit ternyata mengalir ke puteranya [[Daniel Franky Siahaan]] yang kini tercatat sebagai taruna [[Akmil]] tingkat II dan terpilih berangkat ke Thailand mewakili Taruna Akademi TNI AD.<ref>[http://pataka-83.blogspot.com/2011/03/bincang-bincang-dengan-kolonel-inf.html "Bincang-Bincang Dengan Kolonel Inf Fransen G. Siahaan"] ''Website pataka83.blogspot.com''</ref> Selama menjabat sebagai Danrem 171/PVT, ayah dari Lettu Czi Daniel Franky Siahaan dan Ruth Indah Siahaan ini sangat gencar melakukan dialog dengan para tokoh agama, masyarakat, pemuda dan perempuan. Dia juga tidak alergi untuk berdialog dengan kelompok di Papua yang berbeda paham mengenai konsep NKRI. Kelompok separatis ini tidak dianggap sebagai musuh, namun sebaliknya dianggap sebagai saudara. Sehingga tindakan yang diberikan bukan represif tapi persuasif. Selain masalah pertahanan dan keamanan, Bapak Fransen juga sangat peduli'' ''terhadap masalah kebersihan. Dia mengatakan bahwa masalah kebersihan Kota Sorong tidak hanya tanggung jawab Dinas Kebersihan saja, melainkan tanggung jawab seluruh elemen.