Dinasti Han: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Han Timur: kepanjangan, coba mempersingkat lagi
Baris 172:
Pemerintahan [[Kaisar Zhang dari Han|Kaisar Zhang]] (berkuasa 75–88 M) dianggap oleh para cendekiawan Han Timur dari masa sesudahnya sebagai puncak kejayaan dinasti ini.{{sfnp|de Crespigny|2007|pp=497, 500, 592}} Pemerintahan-pemerintahan selanjutnya dihantui oleh campur tangan [[orang kasim]] dalam perebutan kekuasaan.<ref>{{harvp|Hinsch|2002|p=25}}; {{harvp|Hansen|2000|p=136}}.</ref> Pada tahun 92 M, dengan bantuan kasim [[Zheng Zhong]] (meninggal 107 M), [[Kaisar He dari Han|Kaisar He]] (berkuasa 88–105 M) memerintahkan agar [[Dou Miao|Ibu Suri Dou]] (meninggal 97 M) dijadikan [[tahanan rumah]] dan agar klannya dihapuskan kekuasaannya. Tindakan ini diambil sebagai pembalasan karena Dou tak hanya melakukan pembersihan terhadap klan [[Permaisuri Liang]], tetapi juga menyembunyikan fakta bahwa Liang adalah ibu kandung sang kaisar.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|pp=280–283}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=499, 588–589}}.</ref> Setelah Kaisar He meninggal, istrinya yang bernama [[Deng Sui|Maharani Deng Sui]] (meninggal 121 M) berperan sebagai wali penguasa di tengah bergejolaknya krisis keuangan serta pemberontakan Qiang yang meletus dari tahun 107 hingga 118 M.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|pp=283–284}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=123–127}}.</ref>
 
Setelah Deng tutup usia, kasim Li Run ({{lang|zh-hant|李閏}}) dan Jiang Jing ({{lang|zh|江京}}) meyakinkan [[Kaisar An dari Han|Kaisar An]] (berkuasa 106–125 M) untuk percaya bahwa Deng dan keluarganya berkomplot untuk menggulingkannya. An memecat para anggota klan Deng dari jabatan mereka dan mengasingkan mereka. Banyak pula yang terpaksa bunuh diri.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|p=284}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=128, 580}}.</ref> Selepas kematian An, istrinya, [[Yan Ji|Ibu Suri Yan]] (meninggal 126 M), mengangkat [[Marquess Beixiang|Beixiang Hou]] yang masih kecil sebagai kaisar dalam upaya untuk mempertahankan kekuasaan keluarganya. Namun, kasim [[Sun Cheng]] (meninggal 132 M) berhasil mendalangi penggulingan rezim Yan, dan kemudian [[Kaisar Shun dari Han|Kaisar Shun]] (berkuasa 125–144 M) naik takhta. Yan dijadikan tahanan rumah, para kerabatnya dibunuh atau diasingkan, dan para kasim yang menjadi sekutunya dibantai.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|pp=284–285}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=473–474, 582–583}}.</ref> Kakak lelaki [[Liang Na|Permaisuri Liang Na]] (meninggal 150 M), [[Liang Ji]] (meninggal 159 M), kemudian menjadi sosok yang sangat berpengaruh di istana hingga masa [[Kaisar Huan dari Han|Kaisar Huan]] (berkuasa 146-168 M). Liang Ji lalu berupaya mengendalikan [[Deng Mengnü|Permaisuri Deng Mengnü]] (meninggal 165 M). Demi meraih kendali tersebut, kakak ipar sang permaisuri tewas dibunuh atas perintah dari Liang Ji. Ia juga memerintahkan pembunuhan ibu Permaisuri Deng, tetapi upaya tersebut gagal. Setelah terjadinya peristiwa tersebut, Kaisar Huan memanfaatkan para kasim untuk menggulingkan Liang Ji, yang kemudian terpaksa bunuh diri.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|pp=285–286}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=597–598}}.</ref>
 
Kaisar Shun memiliki seorang permaisuri yang bernama [[Liang Na]] (meninggal 150 M), tetapi mereka tidak dikaruniai anak. Setelah sang kaisar mangkat pada tahun 144, putranya, [[Kaisar Chong dari Han|Liu Bing]] (secara anumerta disebut "Kaisar Chong"), naik takhta pada tahun 145 M, tetapi ibu dari Liu Bing tidak mampu menandingi kekuasaan Liang Na.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|p=285}}{{harvp|de Crespigny|2007|pp=477–478, 595–596}}</ref> Sesudah itu, [[Kaisar Zhi dari Han|Kaisar Zhi]] yang masih kecil sempat berkuasa pada tahun 145-146 M. Namun, setelah Kaisar Zhi meninggal secara mendadak, kakak lelaki Liang Na, [[Liang Ji]] (meninggal 159 M), menjadi wali penguasa dan memutuskan agar [[Kaisar Huan dari Han|Liu Zhi]] menjadi kaisar yang baru (secara anumerta disebut "Kaisar Huan", berkuasa 146-168 M). Alasannya adalah karena Liu Zhi sudah ditunangkan dengan adik Liang Ji dan Liang Na, [[Maharani Liang Nüying|Liang Nüying]].<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|p=285}}{{harvp|de Crespigny|2007|pp=477–478, 595–596}}</ref> Liang Nüying meninggal pada tahun 159 M, sehingga Liang Ji kemudian berupaya mengendalikan [[Deng Mengnü]] (meninggal 165 M), selir yang paling disukai Kaisar Huan dan kemudian juga menjadi permaisurinya. Demi meraih kendali tersebut, kakak ipar Deng tewas dibunuh atas perintah dari Liang Ji. Ia juga mengirim pembunuh bayaran untuk merenggut nyawa ibu Deng, tetapi upaya pembunuhan ini gagal. Setelah terjadinya peristiwa tersebut, Kaisar Huan memanfaatkan para kasim untuk menggulingkan Liang Ji, yang kemudian terpaksa bunuh diri.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|pp=285–286}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=597–598}}.</ref>
 
[[Berkas:Han Dynasty Granary west of Dunhuang.jpg|jmpl|Reruntuhan [[lumbung]] yang terbuat dari [[tanah yang dimampatkan]] (''rammed earth'') di Benteng Hecang ({{zh|t=河仓城 |p=Hécāng chéng}}), terletak ~11 km timur laut [[Lintasan Yumen]], dibangun pada masa [[Han Barat]] (202 SM–9 M) dan dibangun kembali pada masa [[Jin Barat]] (280–316 M).{{sfnp|Wang|Li|Zhang|2010|pp=351–352}}]]