W.J.S. Poerwadarminta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 52:
Semenjak kejadian tersebut neneknya sangat prihatin, kebetulan ada seorang [[pastor]] yang iba melihat nasib Sabariya, maka pastor tersebut meminta izin untuk mengambil Sabariya untuk di sekolahkan di Sekolah Angka Loro (''Tweede Inlandsche School'' ) di Kintelan Yogyakarta (sekarang lokasi tersebut berada di sekitar daerah kecamatan Gondomanan) dan ia dapat menyelesaikan di sekolah tersebut pada tahun [[1919]].
 
Atas seizin orang tuanya Sabariya, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah [[Guru]] (''Normal SchoolNormaalschool Rooms -Katholiek'') di Moentilan sampai kelas dua, dan dilanjutkan lagi di Ambarawa sampai kelas tiga, biaya pendidikan di sekolah tersebut ditanggung oleh [[Gereja Katolik]]. Mulai saat itulah ia mengenal dan belajar [[agama]] [[Katolik]].
 
Selama dalam pendidikan di [[asrama]] [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]], ia mempunyai prestasi belajar yang sangat mengagumkan melebihi dari teman-teman sekolahnya, ia berbakat juga di dalam seni [[tari]], seni [[karawitan]], dan memainkan alat musik [[gamelan]], juga ia senang bermain [[drama]] dan pernah mendapat hadiah nomor satu pada saat ia bermain drama di sekolah tersebut. Ia sangat disukai oleh teman-teman sekolahnya karena sangat sopan, lemah lembut, jujur, tekun dan cerdas, dan ia tamat disekolah tersebut dengan predikat murid yang terpandai, lulus pada tahun [[1923]].