Lokomotif C18: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OktaRama2010 (bicara | kontrib)
Sejak kapan Depok punya dipo lokomotif?
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Meragukan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 31:
 
Setelah [[Kemerdekaan Indonesia|Indonesia merdeka]] pada tahun [[1945]], pemerintah membentuk perusahaan kereta api bernama Djawatan Kereta Api (DKA). Mulai tahun [[1950]], DKA memesan lokomotif diesel baru yang lebih canggih untuk mengganti lokomotif uap yang sudah usur. Peran lokomotif C18 sebagai penarik kereta api di [[Jalur kereta api Purwosari-Boyolali]] mulai terganti oleh lokomotif diesel seperti [[D300]] dan [[D301]].
 
Peran lokomotif C18 sebagai penarik kereta api di [[Jalur kereta api Nambo-Jabung]] (sekarang [[Jatimekar, Jati Asih, Bekasi|Jatimekar]]), [[Jalur kereta api Citayam-Nambo]], [[Jalur kereta api Nambo-Jonggol]], [[Jalur kereta api Jatiasih-Jonggol|Jalur kereta api Jonggol-Cibarusah]], [[Jalur kereta api Jonggol-Sukamakmur]] dan [[Jalur kereta api Jonggol-Cianjur]] mulai terganti oleh lokomotif diesel seperti [[D301]], [[BB301]], [[BB303]], [[BB304]], dan [[BB306]].{{butuh rujukan}}
 
Pada tahun [[1969]], lokomotif ini disimpan di dipo lokomotif [[Stasiun Gundih|Gundih]].
Pada tahun [[1982]], saat [[Depok]] setelah menjadi [[kota administratif]], lokomotif ini disimpan di dipo lokomotif [[Stasiun Depok|Depok]] dan hanya lokomotif C1803 yang disimpan di dipo lokomotif milik [[Tjitajam-Tjiandjoer Stoomtram Maatschappij|TTSM]] yang melayani rute [[Stasiun Citayam|Citayam]]-[[Cianjur]] di [[Cileungsi, Bogor|Stasiun Cileungsi]], [[Bogor]].{{cn}}
 
Saat itu, daerah [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]] masih sedikit ramai karena ada kantor pos, kantor desa dan [[stasiun kereta api]]. Pada masa [[Kerusuhan Mei 1998|kerusuhan tahun 1998]], dipo lokomotif di [[Stasiun Depok]] dan [[Stasiun Cileungsi]] ini ditutup.{{cn}}
 
Kemungkinan pada saat itu lokomotif ini digunakan untuk menarik kereta api lokal [[Stasiun Serpong|Serpong]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta]], [[Surabaya]]-[[Lamongan]], [[Bogor]]-[[Depok]]-[[Jakarta]], [[Cirebon]]-[[Stasiun Jatibarang|Jatibarang]], [[Jakarta]]-[[Stasiun Bekasi|Bekasi]]-[[Stasiun Cikampek|Cikampek]], [[Semarang]]-[[Surakarta]], [[Semarang]]-[[Surabaya]] dan [[Stasiun Citayam|Citayam]]-[[Stasiun Nambo|Nambo]]-[[Jatimekar, Jati Asih, Bekasi|Jabung]].
 
Pada tahun [[1970-an]], saat populasi lokomotif uap di Indonesia semakin menyusut, Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) memutuskan untuk mengkonservasi berberapa lokomotif uap supaya tidak semua lokomotif uap punah.
 
Lokomotif C1801, lokomotif satu-satunya yang berjenis C18, dipindahkan ke [[Museum Kereta Api Ambarawa]] dan dijadikan sebagai pajangan statis. Sedangkan,Hingga Lokomotifsaat C1802, C1803 dan C1805, salah satuini lokomotif yang berdinas di lintas [[Stasiun Citayam|Citayam]]-[[Stasiun Nambo|Nambo]]-[[Jatimekar, Jati Asih, Bekasi|Jabung]], telah dibawa ke [[Museum Transportasi]] [[Taman Mini Indonesia Indah|TMII]] untuk dipajang pada tanggal [[2 Januari]] [[2000]] setelah 9 bulan {{when}} [[Depok]] berubahini statusmasih menjadiberada [[kota]]disana.
Hingga saat ini lokomotif ini masih berada disana.
 
Lokomotif C18 memiliki panjang 7940 mm, berat 26,2 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 55 km/jam. Lokomotif ini menggunakan bahan bakar batubara atau kayu jati. Lokomotif uap C18 memiliki susunan roda 0-6-0T. 0-6-0T berarti mempunyai 3 roda penggerak. Pada tahun 1915, lokomotif C18 dikonservasi dan dilengkapi dengan teknologi superheater dan silinder dengan katup piston.