Dampak pandemi COVID-19 terhadap seni dan warisan budaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
== Penutupan dan pembatalan kegiatan ==
Penutupan institusi seni dan budaya yang terdiri atas galeri, perpustakaan, lembaga arsip, dan museum ([[GLAM (sektor industri)|GLAM]]) terjadi sejak awal 2020. Diawali oleh [[Tiongkok]], lalu meluas ke negara-negara [[Asia Timur]] di sekitarnya, dan akhirnya ke negara-negara lain di seluruh dunia. Selain sektor GLAM, [[bioskop]], pertunjukan orkestra, konser, [[kebun binatang]], dan festival musik dan /seni menjadi sejumlah industri yang menyusul mengalami penutupan dan pembatalan kegiatan. Bersama dengan industri kreatif, bidang seni dan budaya menjadi sektor yang cukup terpukul oleh pandemi. Tindakan pencegahan, seperti pembatasan sosial, larangan perjalanan, dan larangan berkumpul memaksa institusi seni/budaya untuk menutup sementara seluruh kegiatan kunjungan, pameran, dan perkantoran.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Flew|first=Terry|last2=Kirkwood|first2=Katherine|date=2021-02-01|title=The impact of COVID-19 on cultural tourism: art, culture and communication in four regional sites of Queensland, Australia|url=https://doi.org/10.1177/1329878X20952529|journal=Media International Australia|language=en|volume=178|issue=1|pages=16–20|doi=10.1177/1329878X20952529|issn=1329-878X}}</ref>
 
Laporan Deloitte Access Economics menyebutkan bahwa kerugian akibat pandemi pada industri seni dan rekreasi di [[Queensland]], [[Australia]], mencapai angka 6 miliar dolar Australia, menjadikannya industri paling terdampak kedua setelah sektor penginapan dan makanan minuman.<ref name=":1" /> Di [[Inggris]], penutupan institusi budaya berdampak pada penutupan area-area rekreasi di sekitar gedung, termasuk taman dan kebun. Seluruh kegiatan perawatan dan pembangunan gedung juga harus terhenti, sehingga mengakibatkan kerugian bagi pengembang dan kontraktor.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Guest|first=Kate|date=2021-01-02|title=Heritage and the Pandemic: An Early Response to the Restrictions of COVID-19 by the Heritage Sector in England|url=https://doi.org/10.1080/17567505.2020.1864113|journal=The Historic Environment: Policy & Practice|volume=12|issue=1|pages=4–18|doi=10.1080/17567505.2020.1864113|issn=1756-7505}}</ref> Selain itu, badan donor juga melakukan pemotongan anggaran untuk mendukung lembaga budaya yang mengalami kesulitan keuangan. Hal ini berimbas pada penutupan skema hibah terbuka yang akhirnya menghambat upaya perawatan dan perbaikan koleksi dan situs budaya.<ref name=":2" />
Baris 11:
 
== Perubahan layanan ==
Selama pandemi, lembaga GLAM banyak yang mencoba memaksimalkan penggunaan media daring untuk menjangkau masyarakat. Beberapa contoh inisiatif yang dilakukan antara lain adalah mengadakan kunjungan virtual dan permainan dengan menggunakan [[realitas virtual]]<ref>{{Cite web|date=2020-04-08|title='Beginning of a new era': how culture went virtual in the face of crisis|url=http://www.theguardian.com/culture/2020/apr/08/art-virtual-reality-coronavirus-vr|website=the Guardian|language=en|access-date=2021-03-24}}</ref> dan penggunaan media sosial.<ref name=":5">{{Cite web|last=Aitken|first=Janice|title=Coronavirus: how museums and galleries are preparing for the 'new normal'|url=http://theconversation.com/coronavirus-how-museums-and-galleries-are-preparing-for-the-new-normal-141401|website=The Conversation|language=en|access-date=2021-03-24}}</ref> Salah satu contoh penerapan realitas virtual yang cukup populer adalah kunjungan ke Makam [[Firaun]] [[Ramses VI]] di [[Mesir]].<ref name=":4" /> Salah satuSedangkan contoh pelibatan publik melalui media sosial yang dinilai cukup berhasil dilakukan oleh [[Museum Getty]]. Selama pembatasan sosial, mereka mengajak masyarakat mengkreasi kembali karya seni mereka dengan barang-barang yang mudah ditemukan di rumah.<ref name=":5" />
 
Inovasi yang lain adalah penyelenggaraan pameran di ruang besar dan terbuka. Salah satu contohnya adalah pameran "Gogh by Car" yang dibuka pada 1 Juli 2020 di [[Toronto]]. Pengunjung dapatmelalui kaca mobilnya masing-masing menikmati pameran dengan efek proyeksi karya populer [[Vincent van Gogh]], ''Starry Night'' dan ''Sunflowers'', dari mobilnya di dalam gudang seluas 1300 meter persegi.<ref name=":7" />
 
Sebagai efek pandemi, masyarakat di [[Italia]] (salah satu negara di Eropa yang paling terdampak pandemi)<ref name=":3">{{Cite journal|last=Potts|first=Timothy|date=2020-05-03|title=The J. Paul Getty Museum during the coronavirus crisis|url=https://doi.org/10.1080/09647775.2020.1762360|journal=Museum Management and Curatorship|volume=35|issue=3|pages=217–220|doi=10.1080/09647775.2020.1762360|issn=0964-7775}}</ref> mencoba menemukan kenyamanan dan ketenangan dari benda seni. Hal ini mendorong peningkatan jumlah kunjungan daring di museum-museum di Italia.<ref name=":0" /> Namun demikian, transformasi dari fisik ke digital juga menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari isu teknis, seperti ketersediaan laptop dan perangkat pendukung lainnya untuk bekerja dari rumah, hingga masalah keterampilan digital, termasuk bagaimana membangun komunikasi efektif dengan publik.<ref name=":3" /> Meski kunjungan virtual bisa menjadi alternatif di masa depan, pengalaman berkunjung secara fisik ke situs museum dan tempat seni/budaya lainnya sulit tergantikan. Bea Spolidoro, arsitek dan pimpinan FisherARCHitecture memperkirakan jumlah kunjungan virtual lambat laun akan menurun, pengunjung akan bosan dan mempertanyakan biaya keanggotaan museum jika layanan yang ditawarkan tetap sama.<ref name=":7">{{Cite web|last=Billock|first=Jennifer|title=How Will Covid-19 Change the Way Museums Are Built?|url=https://www.smithsonianmag.com/travel/how-will-covid-19-change-way-future-museums-are-built-180975022/|website=Smithsonian Magazine|language=en|access-date=2021-03-24}}</ref> Perawatan koleksi dan ruang penyimpanan museum pun akan menjadi masalah tersendiri saat semuanya beralih ke daring.<ref>{{Cite web|title=Virtual museums may not be the answer for post-pandemic success|url=https://archinect.com/news/article/150225495/virtual-museums-may-not-be-the-answer-for-post-pandemic-success|website=Archinect|language=en|access-date=2021-03-24}}</ref>