Lontong balap: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NFarras (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Amfatisvar (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
Baris 1:
[[Berkas:20170125 105849283 Lontong balap.jpg|jmpl|Lontong balap di piring]]
'''Lontong balap''' adalah makanan khas Indonesia yang merupakan ciri khas kota [[Surabaya]] di [[Jawa Timur]]. Makanan ini terdiri dari [[lontong]], [[kecambah|taoge]], [[tahu goreng]], [[lentho]], [[bawang goreng]], [[kecap]], dan [[sambal]]. Lontong balap terdiri dari lontong yang diiris-iris dan di atas irisan lontong ini ditumpangi irisan tahu dan remasan beberapa lentho (bulatan kecil sebesar ibu jari dan dipencet ini bentuk lentho asli lontong balap, berbeda dengan lentho yang dipakai sekarang), kemudian di atasnya ditumpangi kecambah setengah matang yang porsinya terbanyak dalam hidangan, setelah itu diambilkan kuah secukupnya, sambal dan kecap disesuaikan selera pembeli. Makanan ini dihidangkan dengan pasangannya yaitu, beberapa [[tusuk sate]] kerang.
 
== Sejarah nama ==
[[Berkas:BUMBU LONTONG BALAP.png|jmpl|Komponen lontong balap]]Menurut cerita dahulu lontong balap masih dijual dalam kemaron besar yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, yang berat dan dipikul keliling kota. Kemaron besar yaitu wadah terbuat dari tanah liat (dibakar menjadi warna merah bata). Karena bobot kemaron yang berat, sekarang tempat ini diganti dengan panci yang terbuat dari logam.
Para penjual lontong balap ini, untuk berebut pembeli di perjalanan dan pembeli di pasar berjalan cepat-cepat menuju pos terakhir di Pasar Wonokromo, dari jalan cepat ini menimbulkan kesan berpacu sesama penjual (dalam [[bahasa Jawa]]: ''balapan''), dari balapan ini kemudian dikenal dengan nama lontong balap.
 
Penjual lontong balap pada zaman dulu didominasi oleh penjual dari Kampung Kutisari dan Kendangsari yang sekarang menjadi wilayah Surabaya Selatan. Dari Kutisari-lah makanan lontong balap berasal. Kampung Kutisari dan Kendangsari, pada kenyataannya, keduanya sama-sama berjarak lebih kurang 5 km dari Pasar Wonokromo. Karena lontong balap dikenal luas oleh masyarakat dari Pasar Wonokromo yang sekarang berubah nama menjadi [[DTC]], nama tempat itu pun melekat serta menjadi ciri khas nama masakan "Lontong Balap [[Wonokromo]]" yang untuk masa sekarang disebut lontong balap.