Duku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 44:
[[Bunga]] terletak dalam [[tandan]] yang muncul pada batang atau cabang yang besar, menggantung, sendiri atau dalam berkas 2–5 tandan atau lebih, kerap bercabang pada pangkalnya, 10–30&nbsp;cm panjangnya, berambut.<ref name=steenis1981_255>[[Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis|Steenis, CGGJ van]]. 1981. ''Flora, untuk sekolah di Indonesia''. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 255.</ref> Bunga-bunga berukuran kecil, duduk atau bertangkai pendek, menyendiri, berkelamin dua. Kelopak berbentuk cawan bercuping-5, berdaging, kuning kehijauan. Mahkota bundar telur, tegak, berdaging, 2–3&nbsp;mm × 4–5&nbsp;mm, putih hingga kuning pucat. Benang sari satu berkas, tabungnya mencapai 2&nbsp;mm, kepala-kepala sari dalam satu lingkaran. Putiknya tebal dan pendek.<ref name=verheij_232/>
 
[[Buah]] buni yang berbentuk jorong, bulat atau bulat memanjang, 2-4(-7) cm × 1,5–5&nbsp;cm, dengan bulu halus kekuning-kuningan dan daun kelopak yang tidak rontok. Kulit (dinding) buah tipis hingga tebal (kira-kira 6&nbsp;mm). Berbiji 1–3, pipih, hijau, berasa pahit; biji terbungkus oleh salut biji ([[arilus]]) yang putih bening dan tebal, berair, manis hingga masam.<ref name=verheij_232/> Kultivar-kultivar yang unggul memiliki biji yang kecil atau tidak berkembang (rudimenter), namuntetapi arilusnya tumbuh baik dan tebal, manis.
 
Perbanyakan duku yang dilakukan menggunakan [[biji]] mengakibatkan lambannya tanaman dalam menghasilkan buah. Tanaman baru berbunga pada umur 10 sampai 15 tahun.<ref name=Polo>Polo D.C. 1926. Propagation of the lanzon by marcotage and by cuttings. ''The Phillippine Agriculturists'' 14(9): 613-623.</ref> Perkecambahan tumbuhan ini memiliki perilaku poliembrioni (satu biji menghasilkan banyak [[embrio]] atau semai): satu embrio hasil pembuahan, dan sisanya embrio [[apomiksis|apomiktik]],<ref>R. Kiew, L.L. Teo and Y.Y. Gan. 2003. Assessment of the hybrid status of some Malesian plants using Amplified Fragment Length Polymorphism]. ''Telopea'' 10:225–233</ref>. Embrio apomiktik berkembang dari [[jaringan]] pohon induk sehingga keturunannya memiliki karakter yang serupa dengan induknya. Biji bersifat rekalsitran, penyimpanan lebih daripada tujuh hari akan menyebabkan kemunduran daya kecambah yang cepat.<ref>Suharyono UHY. 1981. Penelitian daya tumbuh biji duku (''Lansium domesticum'' var. ''duku'').</ref>
Baris 59:
 
[[Berkas:Lans dom 061203 1720 mura.jpg|jmpl|kiri|200px|Memanen duku di Mandi Angin, [[Rawas Ilir, Musi Rawas]]. Perhatikan tandannya yang renggang, berbeda dengan langsat yang rapat.]]
'''Kokosan''' (''L. domesticum'' var. ''aquaeum'') dibedakan oleh daunnya yang berbulu, tandannya yang penuh butir buah yang berjejalan sangat rapat, dan kulit buahnya yang berwarna kuning tua. Butir-butir buahnya umumnya kecil, berkulit tipis dan sedikit bergetah, namuntetapi sukar dikupas. Sehingga buah dimakan dengan cara digigit dan disedot cairan dan bijinya (maka disebut ''kokosan''),<ref name=verheij_232/> atau dipijit agar kulitnya pecah dan keluar bijinya (maka dinamai ''pisitan'', ''pijetan'', ''bijitan'').<ref name=heyne_1126/> Berbiji relatif besar dan berdaging tipis, kokosan umumnya berasa masam sampai masam sekali.
 
Kultivar duku yang paling terkenal di [[Indonesia]] adalah duku palembang, terutama karena manis rasanya dan sedikit bijinya. Sebetulnya penghasil utama duku ini bukanlah [[Kota Palembang]], melainkan daerah Komering (Kabupaten [[Ogan Komering Ulu|OKU]] dan [[Ogan Komering Ilir|OKI]]) serta beberapa wilayah lain yang berdekatan di [[Sumatra Selatan]]. Tempat lain yang juga menghasilkannya adalah kawasan [[Kumpeh, Muaro Jambi|Kumpeh]], [[Kabupaten Muaro Jambi|Muaro Jambi]], [[Jambi]]. Duku dari wilayah-wilayah ini dipasarkan ke pelbagai daerah di [[Sumatra]] dan [[Jawa]], dan bahkan diekspor.<ref name=woto_hutapea>Suparwoto dan Yanter Hutapea. 2005. [http://bbp2tp.litbang.deptan.go.id/FileUpload/files/publikasi/jpptp830512.pdf Keragaan buah duku dan pemasarannya di Sumatra Selatan]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, ''Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian'' Vol. '''8(3) ''':436-444, Nopember 2005.</ref><ref name=daud>Daud, I. 2000. ''Pohon duku berakar papan''. Artikel pada Majalah Intisari, bulan Januari 2000.</ref>
Baris 78:
Sebagai tanaman bertajuk menengah, duku tumbuh baik dalam kebun-kebun campuran ([[wanatani]]). Tanaman ini, terutama varietas ''duku'', menyukai tempat-tempat yang ternaung dan lembap. Di daerah-daerah produksinya, duku biasa ditanam bercampur dengan [[durian]], [[petai]], [[jengkol]], serta aneka tanaman buah dan kayu-kayuan lainnya, meski umumnya duku yang mendominasi.<ref name=verheij_232/><ref name=ipteknet/>
 
Duku biasa ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl., di wilayah dengan curah hujan antara 1.500-2.500&nbsp;mm per tahun. Tanaman ini dapat tumbuh dan berbuah baik pada berbagai jenis tanah, terutama tipe tanah [[latosol]], [[podsolik]] kuning, dan [[aluvial]].<ref name=ipteknet/> Duku menyenangi tanah bertekstur sedang dan berdrainase baik, kaya bahan organik dan sedikit asam, namuntetapi dengan ketersediaan air tanah yang cukup. Sementara itu varietas ''langsat'' lebih tahan terhadap perubahan musim, dan dapat menenggang musim kemarau asalkan cukup ternaungi dan mendapatkan air.<ref name=verheij_232/> Duku tidak tahan penggenangan.<ref name="Morton1987">{{cite book|last =Morton|first =Julia F.|authorlink =Julia Morton|title =Fruits of warm climates|publisher = Florida Flair Books|date =1987|location =Miami, FL.|pages =p. 201–203|url =http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/langsat.html|doi =|id = |isbn = 0961018410 }}</ref>
 
Duku umumnya berbuah sekali dalam setahun, sehingga dikenal adanya musim buah duku. Musim ini dapat berlainan antar daerah, namuntetapi umumnya terjadi di sekitar awal musim hujan.
 
== Perbanyakan ==