Perbudakan modern: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambah tulisan
menambah tulisan
Baris 67:
Perdagangan Manusia untuk Kerja Paksa dapat terdjadi di sektor domestik dan sektor publik.<ref name=":13" />Kerja paksa di sektor domestik juga dikenal dengan istilah ''involuntary domestic servitude,'' istilah domestik disematkan karena lokus kejahatan terjadi di dalam rumah. ILO dalam laporannya menggambarkan keadaan eskploitatif yang dialami oleh ''domestic labor,'' bahwa 75 persen ''domestic labor'' yang bekerja di lima Negara (Bangladesh, Indonesia, Nepal, Sri Langka) bekerja lebih dari 8 jam sehari. Selain itu, dokumen legal mereka ditahan oleh majikan atau penyalur tenaga kerja, mereka juga mengalami kekerasan fisik, pelecehan seksual, pemerkosaan, kekurangan makanan, pemotongan gaji, dan kondisi atau lingkungan kerja yang tidak layak.<ref name=":13" />
 
Di sektor publik, korban dapat terlibat dalam pekerjaan pertanian, pertambangan, perikanan atau konstruksi.<ref name=":18">{{Cite web|title=Types of human trafficking|url=https://www.interpol.int/en/Crimes/Human-trafficking/Types-of-human-trafficking|website=www.interpol.int|language=en|access-date=2021-07-30}}</ref>Contoh dari perdagangan manusia untuk kerja paksa di sektor publik adalah ekploitasi yang dialami oleh pekerja migran dalam pembangunan fasilitas olahraga dan infrastruktur lainnya di Qatar untuk mempersiapkan [[Piala Dunia FIFA 2002|Piala Dunia 2022.]]<ref name=":17">{{Cite web|date=2013-09-25|title=Revealed: Qatar's World Cup 'slaves'|url=http://www.theguardian.com/world/2013/sep/25/revealed-qatars-world-cup-slaves|website=the Guardian|language=en|access-date=2021-07-30}}</ref> Pada tahun 2013, Kedutaan Besar Nepal di Qatar mencatat setidaknya terdapat 44 pekerja yang meninggal dalam kurun waktu 4 Juni-8 Agustus. Investigasi yang dilakukan juga menunjukkan adanya bukti kerja paksa dalam pembangunan infrastruktur Piala Dunia 2022 di Qatar dengan bukti adanya penahanan dokumen dan keengganan penyalur tenaga kerja untuk mengurus dokumen keimigrasian agar status korban menjadi pekerja illegal, penahanan/ pemotongan/ keterlambatan pembayaran gaji, dan pembatasan terhadap akses terhadap air minum dan makanan yang layak.<ref name=":17" />
 
===== b. Perdagangan Manusia untuk Eksploitasi Seksual =====
Baris 78:
 
===== d. Perdagangan Manusia untuk Pengambilan Organ Tubuh =====
Perdagangan manusia untuk tujuan pengambilan organ bukanlah fenomena baru. Dengan kekurangan organ yang bersumber secara legal di seluruh dunia, diperkirakan perdagangan ilegal organ manusia menghasilkan sekitar 1,5 miliar dolar setiap tahun dari sekitar 12.000 transplantasi ilegal. TPerdaganganPerdagangan jenis ini memiliki konsekuensi serius bagi keamanan manusia, terutama bagi populasi yang paling rentan dengan latar belakang kesulitan ekonomi, seperti pengangguran, tunawisma, dan migran. Misalnya, pada tahun 2017, semakin banyak kasus perdagangan organ yang terungkap di Lebanon, karenaselaran dengan keputusasaan yangmeningkatnaya dialami olehjumlah pengungsi Suriah.<ref name=":20" />Pengambilan organ memiliki konsekuensi yang parah bagi kesehatan para korban, secara fisik, mental dan psikologis (misalnya: rasa malu dan membenci diri sendiri).<ref>{{Cite web|title=Trafficking for the purposes of organ removal|url=https://www.gov.il/en/departments/guides/organ_trafficking|website=GOV.IL|language=en|access-date=2021-07-30}}</ref>
 
Dalam kasus perdagangan orang untuk pengambilan organ, korban direkrut melalui penipuan, tidak diberitahu sepenuhnya tentang sifat prosedur, pemulihan dan dampak dari pengambilan organ pada kesehatannya. Persetujuan mereka juga dapat diperoleh melalui paksaan atau penyalahgunaan posisi rentan.<ref>{{Cite web|last=UNODC|title=Trafficking in Persons
for the Purpose of Organ Removal|url=https://www.unodc.org/documents/human-trafficking/2015/UNODC_Assessment_Toolkit_TIP_for_the_Purpose_of_Organ_Removal.pdf}}</ref>
 
Berdasarkan penelitian menggunakan analisis bibliometrik yang diterbitkan oleh ''International Journal of Environmental Research and Public Health'' pada tahun 2020 menggambarkan organ yang paling umum dibahas dalam literatur perdagangan organ yaitu 85% dari publikasi mengacu pada ginjal, 16% menyebutkan hati, dan sekitar 6% mengacu pada jantung. Peringkat ini konsisten dengan estimasi pengangkatan organ, sebagian besar transplantasi ilegal sering melibatkanyaitu ginjal (67%), hati (22%) dan jantung (6%).<ref name=":20" />
 
Para korban perdagangan manusia untuk tujuan pengambilan organ biasanya memiliki latar belakang kesulitan ekonomi. Pengambilan organ memiliki konsekuensi yang parah bagi kesehatan para korban, secara fisik, mental dan psikologis (misalnya: rasa malu dan membenci diri sendiri).<ref>{{Cite web|title=Trafficking for the purposes of organ removal|url=https://www.gov.il/en/departments/guides/organ_trafficking|website=GOV.IL|language=en|access-date=2021-07-30}}</ref>
 
===== e. Penyelundupan Manusia =====