Natal, Mandailing Natal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Penggunaan kode HTML pada Wiki)
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 23:
 
== Budaya ==
Sebagai wilayah rantau Minangkabau, kebudayaan Natal banyak dipengaruhi oleh [[budaya Minangkabau]]. Bahasa yang digunakan masyarakatnya ialah [[Bahasa Minangkabau]] logat Pariaman.<ref name="apa kabar sidimpuan online">{{cite web |url=http://apakabarsidimpuan.com/2011/01/malang-benar-nasib-kampung-soetan-sjahrir/ |title=Malang Benar Nasib Kampung Soetan Sjahrir |trans-title= |author= |date= |work=apakabarsidimpuan.com |publisher= |accessdate={{date|February 14, 2016}} |language= |quote= |archivedate=2014-08-15 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140815204612/http://apakabarsidimpuan.com/2011/01/malang-benar-nasib-kampung-soetan-sjahrir/ |dead-url=noyes }}</ref> Namun sebagai kota perdagangan yang heterogen, budaya Natal juga banyak menyerap kebudayaan-kebudayaan lain, seperti budaya Melayu, Mandailing, Aceh, Bugis, India, dan Arab.
 
Seperti wilayah lainnya di pesisir barat Minangkabau, di Natal seorang anak yang ibu dan ayahnya keturunan bangsawan, maka akan berhak menyandang gelar Sutan (laki-laki) atau Puti (perempuan). Namun jika ibunya bukan keturunan bangsawan, maka anaknya hanya menggunakan gelar Marah (laki-laki) atau Sitti (perempuan).<ref>Elizabeth Graves, The Minangkabau Response to Dutch Colonial Rule in the Nineteenth Century, Cornell University, 1981</ref>