Budaya Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 34:
Bertani bagi masyarakat Sunda bukanlah hal yang asing, karena dalam budaya masyarakat Sunda, pekerjaan utamanya adalah bertani. Pertanian telah berkembang selama berabad-abad dalam masyarakat Sunda, dari zaman dahulu perilaku pertanian telah dipraktekkan oleh masyarakat Sunda, karena kondisi alamnya menyediakan segala kebutuhan sebagai penunjang kehidupan. Tentunya, semua kegiatan membutuhkan berbagai peralatan khusus, begitu pula di bidang pertanian. Alat yang dibutuhkan antara lain:
 
* [[Sabit|Arit]] adalah alat yang digunakan untuk memotong rumput atau cangkul, terbuat dari besi yang dicampur dengan baja dan kayu sebagai pegangannya, berbentuk seperti gergaji tetapi tidak terlalu keras. Sabit memiliki fungsi untuk menghancurkan semak, gulma dan rerumputan, pada awal membuka lahan baru biasanya menggunakan sabit.<ref name="sumber5">{{id}} Rachmat Taufiq Hidayat, spk. ''Peperenian Urang Sunda.'' PT Kiblat Buku Utama. Bandung 2005.</ref>
* [[Batu Asah|Asahan]], adalah batu khusus yang digunakan untuk mengasah pisau, golok, dll..<ref name="sumber5" />
* [[:su:Aseuk|Aseuk]], bentuk aseuk adalah kayu bulat panjang, ujung dipoles, alat penggigit, membuat batang kayu kecil untuk menanam biji-bijian seperti jagung, sorgum, buncis, kacang polong dll. Aseuk disebut juga sebagai luju.<ref name="sumber5" />