Jalur kereta api Dayeuhkolot–Majalaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kosakata dalam pencarian. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi |
Melengkapi pencarian dalam kosakata. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 1:
{{Kotak info jalur kereta api|box_width=|name=Jalur kereta api Dayeuhkolot–Majalaya|image=|caption=|type=Jalur lintas cabang|system=Jalur kereta api rel ringan|status=Tidak beroperasi|start=[[Stasiun Dayeuhkolot|Dayeuhkolot]]|end=[[Stasiun Majalaya|Majalaya]]|stations=|open=3 Maret 1922|close=1942|owner=[[PT Kereta Api Indonesia]] (pemilik aset jalur dan stasiun)|operator=[[Daerah Operasi II Bandung|Wilayah Aset II Bandung]]|gauge=1.067 mm|minradius=|el=|speed=20 s.d. 40 km/jam|map=}}'''Jalur [[kereta api]] [[Dayeuhkolot, Bandung|Dayeuhkolot]]–[[Majalaya, Bandung|Majalaya]]''' adalah jalur [[kereta]] [[api]] [[nonaktif]] [[Di-|di]] [[Jawa Barat]], termasuk dalam [[Daerah Operasi II Bandung|Wilayah Aset II Bandung]]. Jalur [[INI|ini]] [[dibangun]] untuk [[mengangkut]] [[Hasil usaha tani|hasil]] [[bumi]] [[dari]] [[Bandung Selatan|Bandung selatan]] ke [[Stasiun Bandung]] [[Ataulf|atau]] ke [[Batavia]].
== [[Sejarah]] ==
Karena [[Belanda]] mengincar produk-produk perkebunan dari wilayah [[Bandung Selatan]], maka dibutuhkan suatu transportasi terpadu yang lebih murah dan cepat. Dahulu, pengangkutan hasil-hasil kebun untuk dikirim ke berbagai jurusan dari wilayah ini harus menggunakan [[pedati]] dengan biaya sebesar 15 hingga 18 [[sen]] tiap ton. Kelemahan pengangkutan dengan pedati adalah, akses menuju [[Kota Bandung]] sangat sukar mengingat jaraknya relatif jauh.<ref name=":0">{{Cite book|title=Politik Pintu Terbuka: Undang-Undang Agraria dan Perkebunan Teh di Daerah Bandung Selatan 1870-1929|last=Hakim|first=C.L.|publisher=Vidya Mandiri|year=2018|isbn=|location=Ciamis|pages=}}</ref><ref>{{Cite book|title=Kehidupan kaum ménak Priangan, 1800-1942|last=Lubis|first=N.H.|publisher=Pusat Informasi Kebudayaan Sunda|year=1998|isbn=|location=|pages=}}</ref>
Oleh karena itu, [[Belanda]] memutuskan untuk membangun jalur [[kereta api]] dari [[Bandung]] menuju [[Ciwidey, Bandung|Ciwidey]] dan [[Majalaya, Bandung|Majalaya]]. Pembangunan lintas ini ditaksir menelan biaya sebesar [[ƒ1.776.000,00.]]<ref name=":0" /> Jalur kereta apinya sendiri terdiri atas segmen
Jalur ini [[dinonaktifkan]] pada tahun 1942 karena sebagian komponen jalurnya dibongkar pekerja [[romusa]] [[Jepang]]. Walaupun tercatat dalam ''Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun dan Perhentian'', [[Djawatan Kereta Api Republik Indonesia|Djawatan Kereta Api]] tidak mampu menghidupkan kembali [[Lintas Rel Terpadu|lintas]] ini, sehingga hanya dibuatkan singkatannya saja.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/38139980|title=Sejarah perkeretaapian Indonesia|last=Nusantara.|first=Tim Telaga Bakti|last2=Indonesia.|first2=Asosiasi Perkeretaapian|date=1997|publisher=Angkasa|year=|isbn=9796651688|edition=Cet. 1|location=Bandung|pages=|oclc=38139980}}</ref>
=== Pembangunan ''shortcut''
Asal-usul proyek pembangunan ''shortcut'' atau jalur pintas
pembangunan lintas ini dimaksudkan untuk menghubungkan [[Stasiun Majalaya]] yang berada di lintas
daerah [[Bandung
Awalnya tahun 1942, [[Jepang]] sempat memiliki konsep akan adanya jalur ''shortcut'' yang menghubungkan [[Cicalengka, Bandung|Cicalengka]] dengan [[Majalaya, Bandung|Majalaya]] tanpa harus memutar jauh melalui [[Bandung]] dan [[Dayeuhkolot, Bandung|Dayeuhkolot]]. Akan tetapi, [[Jepang]] tidak kunjung [[merealisasikan]] [[Niat baik|niat]] tersebut. Hingga Juni 1945, [[Jepang]] mengerahkan ribuan tahanan perangnya yang berasal dari kamp di daerah [[Cimahi]] ke [[Majalaya, Bandung|Majalaya]] dengan menggunakan kereta api. Seluruh tahanan tersebut terdiri atas anak laki-laki dan pria dewasa yang sebagian besar berasal dari [[Belanda|Negeri Kincir Angin]]. Pengerahan tahanan perang ini tak lain dan tak bukan ditujukan untuk membangun jalur pintas kereta api
Selama pekerjaan berlangsung, banyak tahanan perang meninggal karena dipaksa bekerja keras, belum lagi dengan panasnya terik matahari dan krisis air bersih yang disebabkan oleh kemarau panjang, [[gizi]] buruk, hingga mewabahnya beragam penyakit dikalangan para pekerja yang semakin memperkeruh keadaan.<ref name="Jan de Bruin"/><ref>{{Citeweb|url=http://archief.gastdocenten.com/mannenkampen-medio-1942-1945/|website=archief.gastdocenten.com|title=Mannenkampen, medio 1942 – 1945, Spoorweg Tjitjalenka|first=H.A.M.|last=Liesker}}</ref>
Per 15 Agustus 1945 [[Jepang]] menyerah kepada [[Sekutu (Perang Dunia II)|sekutu]]. Ketika itu, ''railbed'' sudah siap namun belum dipasang [[rel]] [[kereta api]] diatasnya.
Praktis saja sejak menyerahnya [[Jepang]] kepada [[Sekutu (Perang Dunia II)|sekutu]], proyek tersebut dihentikan. Lalu pada 19 Agustus 1945 para tahanan perang dalam proyek ini dievakuasi menuju [[Cimahi]] dan [[Bandung]]. Sejak saat itu proyek pembangunan ''shortcut'' jalur kereta api
== Jalur terhubung ==
|