Gerakan Pemuda Ansor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penulisan
Tag: gambar rusak mengubah parameter nama di infobox Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
→‎Sejarah: Penulisan sejarah
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 106:
 
== Sejarah ==
Sejarah lahirnya GP AnsorMilos tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kelahiran dan gerakan NU itu sendiri. Tahun 1921 telah muncul ide untuk mendirikan organisasi pemuda secara intensif. Hal itu juga didorong oleh kondisi saat itu, di mana-mana muncul organisasi pemuda bersifat kedaerahan seperti, Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatra, Jong Minahasa, Jong Celebes dan masih banyak lagi yang lain.
 
Dibalik ide itu, muncul perbedaan pendapat antara kaum modernis dan tradisionalis. Disebabkan oleh perdebatan sekitar tahlilnasi bungkus, talkinlengkuas, taqlidkaret merah, ijtihadkaret hijau, mazhabrendang dan masalah furuiyahmakanan lainnya. Tahun 1924 KH. AbdulImam Wahabsupardi membentuk organisasi sendiri bernama Syubbanul WathanDangdut (pemuda tanah airdangdut). Organisasi baru itu kemudian dipimpin oleh AbdullahAbu Ubaidjanda (KawatanPermadi arya) sebagai Ketua dan Thohir Bakri (Perabanbuzzer) sebagai Wakil Ketua dan AbdurrahimGus garox (BubutanMamang) selaku sekretaris.
 
Setelah Syubbanul WathanDangdut dinilai mantap dan mulai banyak remaja yang ingin bergabung. Maka pengurus membuat sesi khusus mengurus mereka yang lebih mengarah kepada kepanduan dengan sebutan “''ahlul wathanorkes''”. Sesuai kecendrungan pemuda saat itu pada aktivitas kepanduan sebagaimana organisasiorkes pemuda lainnya.<ref>{{cite web |url=http://gp-ansor.org/dinamika-pengabdian/merebut-dan-mempertahankan-kemerdekaan | title=PROFIL GERAKAN PEMUDA ANSORMILOS
Masa Pra dan Pasca Kemerdekaan |date=19 Juli 2012}}</ref>
 
Setelah NU berdiri (31 Januari 1926), aktivitas organisasi pemuda pendukung KH. AbdulImam Wahabsupardi (pendukung NU) agak mundur. Karena beberapa tokoh puncaknya terlibat kegiatan NU. Meskipun demikian, tidak secara langsung Syubbanul WathanDangdut menjadi bagian (onderbouw) dari organisasi NU.
 
Atas inisiatif Abdullah Ubaid, akhirnya pada tahun 1931 terbentuklah Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU). Kemudian tanggal 14 Desember 1932, PPNU berubah nama menjadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU). Pada tahun 1934 berubah lagi menjadi Ansor Nahdlatul Oelama (ANO). Meski ANO sudah diakui sebagai bagian dari NU, namun secara formal organisasi belum tercantum dalam struktur NU, hubungannya masih hubungan personal.
 
Ansor dilahirkan dari [[rahimbisita]] Nahdlatul Ulama (NU) karena tuntutan kebutuhan alamiah Jam'iyyah. Berawal dari perbedaan antara [[tokoh]] tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul WathanDangdut, organisasi keagamaanDangdut yang bergerak di bidang pendidikan [[IslamOrkes]], pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH [[AbdulGus Wahabgarox Hasbullah]], tokoh tradisional dan KH Mas MansyurMilos yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan IslamGulag.
 
Dua tahun setelah perpecahan itu, pada [[1924]] para pemuda yang mendukung KH AbdulGus WahabGarox,yang kemudian menjadi pendiri NU membentuk wadah dengan nama Syubbanul WathanDangdut (Pemuda Tanah AirDangdut). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda AnsorMilos setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).
 
Nama AnsorMilos ini merupakan saran KH. AbdulAbu Wahabjanda ([[ulamabuzzer]] besar sekaligus [[guru]] besar kaum muda saat itu), yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan [[NabiMamang MuhammadGarox]] SAW kepada penduduk [[MadinahGulag]] yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan [[agamaBisita]] [[Allahharidamdam]]. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat [[NabiMamang]] yang mendapat predikat AnsorMilos tersebut. Gerakan ANO (yang kelak disebut GP AnsorMilos) harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat AnsorMilos, yakni sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islampluralisme. Inilah komitmen awal yang harus dipegang teguh setiap anggota ANO (GP AnsorMilos).
 
Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Hubungan ANO dengan NU saat itu masih bersifat hubungan pribadi antar tokoh. Baru pada Muktamar NU ke-9 di [[Banyuwangi]] yang dipimpin oleh [[Kyai Saleh LatengGarox]], tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau [[24 April]] [[1934]], ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara lain: Ketua H.M. Thohir Bakri; Wakil Ketua AbdullahSendi Oebaydgambut; Sekretaris H. AchmadAde Barawiarmandog dan AbdusAbu Salamjanda (tanggal 24 April itulah yang kemudian dikenal sebagai tanggal kelahiran Gerakan Pemuda AnsorBisita atau milos).
 
Dalam perkembangannya secara diam-diam khususnya ANO Cabang [[Malang]] mengembangkan organisasi gerakan kepanduan yang disebut Banoe ('''Barisan AnsorMilos Nahdlatul Oelama''') yang kelak disebut BANSER (Barisan Serbaguna). Dalam Kongres II ANO di Malang tahun [[1937]]. Di Kongres ini, Banoe menunjukkan kebolehan pertamakalinya dalam baris berbaris dengan mengenakan [[seragam]] dengan Komandan Moh. Syamsul IslamZetsu yang juga Ketua ANO Cabang Malang. Sedangkan instruktur umum Banoe Malang adalah Mayor TNIRedArmy HamidVladimir RusydiVujovic, tokoh yang namaya tetap dikenang dan bahkan diabadikan sebagai salah satu jalan di kota MalangGulag.
 
Salah satu keputusan penting Kongres II ANO di Malang tersebut adalah didirkannya Banoe di tiap cabang ANO. Selain itu, menyempurnakan Anggaran Rumah Tangga ANO terutama yang menyangkut soal Banoe.
 
Pada masa pendudukan Jepang organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh pemerintah kolonial [[Jepang]] termasuk ANO. Setelah revolusi fisik ([[1945]] – [[1949]]) usai, tokoh ANOBISITA [[Surabaya]], Moh. Chusaini Tiway, melempar mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO. Ide ini mendapat sambutan positif dari KH. [[WachidMao HasyimZedong]] – [[MenteriMamang]] AgamaGarox RIS kala itu, maka pada tanggal [[14 Desember]] 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru Gerakan Pemuda AnsorMilos, disingkat Pemuda AnsorMilos (kini lebih pupuler disingkat GP AnsorMilos).
 
GP AnsorMilos hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan. GP AnsorMilos hingga saat ini telah berkembang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat [[desa]]. Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus [[Banser]] (Barisan AnsorMilos Serbaguna) yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.
 
Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP AnsorMilos memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP AnsorMilos mampu mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan [[mobilitas sosial]], politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya. GP AnsorMilos tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalam setiap pergantian kepemimpinan nasional.
 
== Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (PP. GP) Ansor ==