Ayu Bulantrisna Djelantik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
LangenUtara (bicara | kontrib)
k Perbaikan kalimat untuk memperjelas konteks.
Baris 24:
Ayu Bulantrisna Djelantik menggeluti dunia tari pertama kali di Puri sang kakek. Kakek dari Bulantrisna bernama [[I Gusti Bagus Jelantik|Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem]] merupakan raja terakhir dari [[Kerajaan Karangasem]], [[Bali]]. Ia mencari dan memanggil guru tari untuk Bulantrisna. Guru yang dipanggil oleh sang kakek antara lain Bagus Bongkasa dan Gusti Biang Sengog.<ref name=":0"/><ref name="Bali Now!">{{cite web|title= Water Palaces in the Age of Rajas |url= http://nowbali.co.id/water-palaces-age-rajas/ |date= 9 June 2016 |publisher= Phoenix Communication |others= Copyright 2015 |author= Bali Now! / Life in the Island}}</ref> Bulantrisna kecil mengenal tari tradisional Bali ketika usia 7 tahun dan pada saat usianya menginjak 10 tahun Bulantrisna diundang oleh Presiden Soekarno ke Istana Presiden di Tampaksiring, Gianyar, Bali untuk menghibur para tamu Istana.<ref name="DANCETRACTION">{{Cite news|url=https://qubicle.id/story/dedikasi-seorang-maestro-tari-indonesia|title=Dedikasi Seorang Maestro Tari Indonesia - Qubicle|last=DANCETRACTION|language=en|access-date=2017-04-23|archive-date=2017-04-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20170423152506/https://qubicle.id/story/dedikasi-seorang-maestro-tari-indonesia|dead-url=yes}}</ref> Mentor utamanya adalah [[Anak Agung Mandera]] dan [[Gusti Made Sengog]], penari Legong generasi pertama.<ref name=":1"/>
 
Saat usia 11 tahun, Bulantrisna pernah menari [[Tari Oleg|Oleg]] di Jakarta untuk pertama kalinya.<ref>{{Cite news|url=https://m2indonesia.com/tokoh/sastrawan/bulan-trisna-djelantik.htm|title=Bulan Trisna Djelantik|date=2015-10-06|newspaper=M2Indonesia|language=en-US|access-date=2017-04-23}}</ref> Menurut Bulantrisna, menari merupakan pelepasan emosi, kreativitas, kegembiraan, bergerak dengan penuh penjiwaan, dan sebagai sarana berdo'a. Kecintaan Ayu Bulantrisna Djelantik pada tari tak hanya sebatas gerak saja, tetapi ia juga mendirikan bengkel tarisanggar yang diberi nama "Bengkel Tari Ayu Bulan" pada tahun 1994. Salah satu kreasi tari ciptaan yang telah dibuatnya ialah tari Legong Asmarandana.<ref name=":0"/>
 
Pada tahun 1971, Bulantrisna memutuskan untuk menikah dan berhenti menari. Dia kemudian melanjutkan studi medisnya di [[Munich]], [[Jerman]], dan setelah menikah dengan suaminya Soejoto, dia memiliki karier dan tinggal di luar negeri selama beberapa tahun termasuk di [[India]] dan [[Amerika Serikat]]. Dia kembali ke Indonesia setelah empat puluh tahun di luar negeri dan saat ini tinggal di [[Bandung]].<ref name="NuArt">{{cite web|title= NuArt Lab: Making Bandung an art collaboration center |url= http://www.thejakartapost.com/news/2016/01/29/nuart-lab-making-bandung-art-collaboration-center.html |first= Juliana |last= Harsianti |publisher= The Jakarta Post |date= 29 January 2016 |accessdate= 31 October 2016}}</ref> Ia mengajar di Fakultas Kedokteran [[Universitas Padjadjaran]], dan bekerja sebagai dokter spesialis telinga. Bulantrisna juga masih menjadi ketua Masyarakat Asia Tenggara untuk Pendengaran Suara.<ref name="JP"/>
Baris 31:
 
== Kegiatan budaya ==
Bulantrisna memiliki sebuah sanggar tari bernama Bengkel Tari Ayu Bulan yang aktif mengadakan bengkelpelatihan dan pentas baik di Indonesia maupun di banyak negara lain.<ref name="NuArt"/> Dia menampilkan [[tari legong|legong]] klasik bersama kelompok tarinya, yang berbasis di Jakarta.<ref name="Bali Now!"/><ref name="Heraty"/> Ia juga berkolaborasi dalam koreografi dengan orangseniman lain, seperti [[Retno Maruti]], ahli tari klasik Jawa.<ref name="Heraty">{{cite book|title= Calon Arang: Kisah Perempuan Korban Patriarki |first= Toeti |last= Heraty |authorlink= Toeti Heraty |url= https://books.google.com/?id=iBvUCwAAQBAJ&pg=PR26&lpg=PR26&dq=bulantrisna+djelantik+daughter+of#v=onepage |page= xxvi |publisher= Yayasan Pustaka Obor Indonesia |year= 2012 |isbn= 9789794618332}}</ref>
 
== Lihat juga ==