Arsitektur Romawi Kuno: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
'''Arsitektur Romawi Kuno''' mengadopsi unsur-unsur lahiriah [[arsitektur Yunani Kuno|arsitektur Yunani]] bagi kepentingan bangsa [[Romawi Kuno]], tetapi berbeda dari bangunan-bangunan Yunani, sehingga menjadi suatu langgam [[arsitektur]] baru. langgam arsitektur Romawi dan Yunani Kuno sering kali dipandang sebagai satu rumpun langgam yang disebut [[arsitektur klasik]]. Arsitektur Romawi berkembang pada zaman [[Republik Romawi]], bahkan semakin marak pada zaman [[Kekaisaran Romawi]], zaman didirikannya sebagian besar bangunan yang masih dapat dijumpai saat ini. Arsitektur Romawi memanfaatkan material-material baru, khususnya [[beton Romawi]], dan memanfaatkan teknologi-teknologi baru seperti [[pelengkung]] dan [[kubah]] untuk mendirikan bangunan-bangunan yang biasanya kukuh dan direkayasa dengan baik. Banyak di antaranya masih membekas di berbagai tempat yang pernah dikuasai Kekaisaran Romawi, bahkan ada yang masih utuh dan dimanfaatkan sampai sekarang.
 
Arsitektur Romawi berkembang sejak Republik Romawi terbentuk pada tahun 509 SM sampai sekitar abad ke-4 M. Sesudah jangka waktu tersebut, arsitektur Romawi direklasifikasi menjadi [[Abad Kuno Akhir|arsitektur Akhir Abad Kuno]] atau [[arsitektur Bizantium|arsitektur Bizantin]]. Sejumlah kecil bangunan penting peninggalan Romawi Kuno yang masih ada saat ini berasal dari kurun waktu pra-sekitar tahun 100 M, sementara kebanyakan bangunan penting sintas dari penghujung zaman kekaisaran, yakni pasca-sekitar tahun 100 M. Langgam arsitektur Romawi terus mempengaruhi corak bangunan-bangunan di bekas wilayah Kekaisaran Romawi sampai berabad-abad kemudian. Langgam arsitektur bangunan-bangunan bercorak Romawi yang didirikan di Eropa Barat sejak sekitar tahun 1000 M disebut [[Arsitektur Romanesque|langgam Romawian]] ({{lang-la|Romanica}}, {{lang-fr|Romanesque}}) karena didasari bentuk-bentuk pokok arsitektur Romawi.
 
Bangsa Romawi baru mulai menghasilkan ciri-ciri khas mereka sendiri di bidang arsitektur pada permulaan [[Kekaisaran Romawi|zaman kekaisaran]], sesudah berhasil memadukan unsur-unsur pribumi [[arsitektur Etruski]] dengan unsur-unsur serapan dari Yunani, termasuk sebagian besar unsur langgam arsitektur yang sekarang disebut arsitektur klasik. Bangsa Romawi beralih dari konstruksi [[tiang dan ambang|tiang-ambang]] yang berunsur pokok [[kolom|tiang]]-tiang dan [[ambang]]-ambang ke binaan yang berunsur pokok tembok-tembok masif, disemaraki [[pelengkung]]-pelengkung dan kemudian hari juga [[kubah]]-kubah, dua unsur yang sangat berkembang di tangan bangsa Romawi. Langgam-langgam klasik dewasa ini lebih bersifat dekoratif ketimbang struktural, kecuali pada bangunan-bangunan [[kolonade]]. Perkembangan langgam-langgam tatanan tiang klasik mencakup penciptaan [[langgam Toskana]] dan [[langgam Campuran]]. Langgam Toskana merupakan hasil pemendekan dan penyederhanaan tatanan tiang [[ordo Doria|langgam Doria]], sementara langgam Campuran adalah tatanan tiang tinggi yang dihiasi ukiran tumbuh-tumbuhan khas [[langgam Korintus]] dan ukiran gelung-gelungan khas [[ordo Ionia|langgam Yonia]]. Capaian-capaian hebat diraih pada rentang waktu sekitar tahun 40 SM sampai sekitar tahun 230 M, sebelum [[krisis Abad Ketiga|krisis abad ke-3]] dan berbagai kemelut yang menyusul kemudian menguras kekayaan negara maupun keberdayaan pemerintah pusat dalam menata negara.