Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ayreee (bicara | kontrib)
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 276:
Benda-benda pusaka keraton memiliki nama tertentu. Sebagai contoh adalah ''Kyai Permili'', sebuah kereta kuda yang digunakan untuk mengangkut ''abdi-Dalem Manggung'' yang membawa ''Regalia''. Selain nama pusaka tersebut mempunyai gelar dan kedudukan tertentu, tergantung jauh atau dekatnya hubungan dengan Sultan. Seluruh pusaka yang menjadi inventaris Sultan (''Sultan’s property'') dalam jabatannya diberi gelar ''Kyai'' (K) jika bersifat maskulin atau ''Nyai'' (Ny) jika bersifat feminin, misalnya K Danumaya sebuah guci tembikar, yang konon berasal dari [[Palembang]], yang berada di Pemakaman Raja-raja di [[Imogiri]].
 
Apabila pusaka tersebut sedang/pernah digunakan oleh Sultan, maupun dipinjamkan kepada orang tertentu karena jabatannya diberi tambahan gelar ''Kangjeng'' sehingga selengkapnya bergelar ''Kangjeng Kyai'' (KK) atau ''Kangjeng Nyai'' (KNy). Sebagai contoh adalah ''Kangjeng Nyai Jimat'', sebuah kereta kuda yang dipergunakan oleh [[Hamengkubuwono I|Sultan HB I]] - [[Hamengkubuwono IV|Sultan HB IV]] sebagai kendaraan resmi (sebanding dengan mobil dengan plat nomor polisi Indonesia 1 sebagai kendaran resmi [[Presiden]] [[Indonesia]]) dan merupakan kereta terkeramat dari Keraton Yogyakarta.<ref>Keterangan derajat kehormatan dan kepemilikan pusaka dalam paragraf ini dan dua paragraf berikutnya diterangkan sendiri oleh Sultan HB X dalam acara ''Jemparing'' yang pernah ditayangkan oleh [[TVRI Yogyakarta|TVRI Stasiun Yogyakarta]]. Contoh dan keterangan lanjut dikembangkan penyusun/editor dengan analogi nama masing-masing pusaka dan kegunaannya</ref>
 
Beberapa pusaka yang menempati kedudukan tertinggi dan dipercaya memiliki kekuatan paling magis mendapat tambahan gelar ''Ageng'' sehingga selengkapnya bergelar ''Kangjeng Kyai Ageng'' (KKA). Salah satu pusaka tersebut adalah ''KKA Pleret'', sebuah tombak yang konon pernah digunakan oleh [[Danang Sutawijaya|Panembahan Senopati]] untuk membunuh '''Arya Penangsang'''. Tombak ini kini menjadi pusaka terkeramat di keraton Yogyakarta dan mendapat kehormatan setara dengan kehormatan Sultan sendiri. Penghormatan terhadap KKA Pleret ini telah dimulai sejak Panembahan Senopati.