Bangsamoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Bot5958 (bicara | kontrib)
k WPCleaner v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Karakter kontrol Unicode - Pranala sama dengan teksnya)
Baris 123:
Menggantikan Daerah Otonom Mindanao, Bangsamoro dibentuk dengan pengesahan undang-undang dasarnya, [[Hukum Organik Pengadilan Rakyat|Hukum Organik Bangsamoro]], menyusul [[referendum]] dua bagian yang mengikat secara hukum di Mindanao Barat dan diadakan pada [[21 Januari]] dan [[6 Februari]] [[2019]]. Pengesahan itu dikonfirmasi beberapa hari kemudian pada [[25 Januari]] oleh Komisi Pemilihan.
 
Pembentukan Bangsamoro adalah puncak dari beberapa tahun pembicaraan damai antara [[Pemerintahan Filipina|pemerintah Filipina]] dan beberapa kelompok otonom; khususnya [[Front Pembebasan Islam Moro|Front Pembebasan Islam Moro]] yang menolak keabsahan Mindanao dan menyerukan pembentukan wilayah dengan lebih banyak kekuasaan yang diserahkan dari pemerintah nasional.
 
Sebuah perjanjian kerangka kerja yang dikenal sebagai [[Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik|Perjanjian Komprehensif]] tentang Bangsamoro dinegosiasikan antara pemerintahan [[Benigno Aquino III]] dan [[Front Pembebasan Islam Moro]] pada tahun [[2014]]. Setelah [[negosiasi]] dan debat lanjutan mengenai ketentuan tertentu, [[Kongres Filipina]] membuat dan [[Ratifikasi|meratifikasi]] undang-undang dasar untuk wilayah tersebut, sekarang disebut sebagai Hukum Organik Bangsamoro; [[Rancangan undang-undang|RUU]] itu ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden [[Rodrigo Duterte]] pada [[26 Juli]] [[2018]].
Baris 158:
Pada tahun [[1942]], selama tahap awal [[Perang Pasifik]] dari [[Perang Dunia II]], pasukan [[Kekaisaran Jepang]] menyerbu dan menyerbu [[Mindanao]], serta Muslim Moro asli mengobarkan pemberontakan melawan [[Jepang]].
 
Tiga tahun kemudian, pada tahun [[1945]], gabungan pasukan [[Angkatan Darat Amerika Serikat|Angkatan Darat Persemakmuran Amerika Serikat]] dan [[Filipina]] membebaskan [[Mindanao]], dan dengan bantuan unit [[Gerilya|''[[gerilya'']]'' lokal, akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Jepang yang menduduki wilayah tersebut.
 
=== Era peralatan pos ===
Baris 167:
Tanah terbaik di Mindanao diberikan kepada pemukim dan pemilik pertanian perusahaan, sementara sebagian besar investasi pembangunan dan layanan pemerintah ditawarkan kepada penduduk [[Kekristenan|Kristen]]. Hal ini menyebabkan penduduk muslim terbelakang dan menempati urutan termiskin di negeri sendiri.<ref name=":1">{{Cite book|title = Terrorism and Violence in Southeast Asia: Transnational Challenges to States and Regional Stability|last = Rodell|first = Paul A.|publisher = M. E. Sharpe|year = 2005|pages = 125–127|chapter = The Philippines and the Challenges of International Terrorism|editor-last = Smith|editor-first = Paul J.}}</ref> Program pemukiman kembali tak sepenuhnya damai karena beberapa pemukim berhasil mendapatkan tanah dari penduduk asli [[Muslim]] melalui [[pelecehan]] dan upaya kekerasan lainnya yang mengusir kaum Muslim dari tanah mereka sendiri.<ref name=":2">{{Cite book|title = The Moro Armed Struggle in the Philippines: The Nonviolent Autonomy Alternative|last = Muslim|first = Macapado A.|publisher = Office of the President and College of Public Affairs, Mindanao State University|year = 1994|pages = 91–93}}</ref>
 
[[Muslim|Umat ​​IslamIslam]] merasa diasingkan oleh [[Pemerintahan Filipina|pemerintah Filipina]] dan merasa terancam oleh dominasi ekonomi dan politik para pendatang di tanah airnya sendiri, dengan cara yang sama orang-[[Lumad|orang Lumad]] terlantar berabad-abad yang lalu ketika [[Islam di Filipina|Islam tiba di Filipina]]. Beberapa kelompok Muslim beralih ke pemerasan dan kekerasan untuk melindungi tanah mereka dan menghindari penggusuran. Upaya integrasi ini dikreditkan untuk membantu identitas Moro di daratan [[Mindanao]] mengkristal, karena kemampuan umat Islam untuk mengidentifikasi diri dengan bangsa Filipina lainnya menderita karena ancaman terhadap keamanan ekonomi dan sosial mereka.<ref>{{cite book |title=Filipino Politics: Development and Decay |last=Wurfel |first=David |publisher=Cornell University Press |year=1988 |pages=31 |editor-last=Kahin |editor-first=George McT.}}</ref>
 
Pemerintah Filipina tak segera mengakui [[Syariat Islam|hukum Islam]] yang mengakibatkan sistem pendidikan dan perkembangan sosial ekonomi umat Islam. Anak-anak yang belajar di sekolah umum dipaksa untuk belajar tentang [[Kekristenan|agama Kristen]] sementara Bangsamoro berjuang dengan ekonomi, tanah, dan kepemilikan mereka, serta kegigihan tindakan bermusuhan dan tidak adil dibandingkan dengan komunitas Kristen di Mindanao.<ref> Kapahi, A. D., & Tañada, G. (2018, July). The Bangsamoro Identity Struggle and the Bangsamoro Basic Law as the Path to Peace. International Centre for Political Violence and Terrorism Research, Volume 10 Issue 7(Counter Terrorist Trends and Analyses), 2. https://www.jstor.org/stable/pdf/26458484.pdf?refreqid=excelsior%3A48a9974f3bd724720e82ca4b66b58b0d&ab_segments=&origin=&acceptTC=1