Nasionalisme Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 22052929 oleh 182.3.102.48 (bicara)
Tag: Pembatalan
Membalikkan revisi 22052906 oleh 182.3.102.48 (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 5:
 
==Etimologi==
Secara historis, nasionalisme di tengah gejolak [[politik]] adu domba (devide et impera). Setelah adanya pengakuan kedaulatan pada tahun 1949 muncul gerakan separatis diberbagai wilayah. Pada masa demokrasi terpimpin nasionalisme di ambil alih negara. Pada akhirnya nasionalisme politik itu bergeser ke arah (Politik dan Budaya) sampai teragedi nasional 30 September (peristiwa G, 30S) 1965, dan sesudahnya berganti pemerintah orde baru (Abdullah 2001,6)<ref name='nasionalisme'/>.
 
Peningkatan kesadaran [[masyarakat]] akan nilai-nilai luhur [[Adat]] dan [[Budaya]] bangsa sarana untuk membangkitkan semangat nasionalisme yang dapat dilakukan dengan senantiasa memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan bernegara dalam kehidupan masyarakat<ref name='nasionalisme'/>. Kehendak bangsa untuk bersatu dalam wadah [[Negara Kesatuan Republik Indonesia]] merupakan suatu unsur yang penting dalam mewujudkan nasionalisme [[Indonesia]]<ref name='nasionalisme'>https://mediaindonesia.com/opini/52521/nasionalisme-indonesia-dulu-dan-kini</ref>.
 
Ideologi yang muncul pada masa [[Kekaisaran Belanda|Kolonialisme Belanda]] di [[Hindia Belanda]] yang menyerukan kemerdekaan bagi koloni itu dan penyatuannya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat bangsa. Masa pembangunan di bawah kekuasaan kolonial itu sering disebut [[Kebangkitan Nasional Indonesia]]. Setelah [[Indonesia]] [[Deklarasi Kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan kemerdekaan]] pada tahun 1945 dan diakui merdeka dari Belanda setelah tahun 1949 setelah [[Revolusi Nasional Indonesia]], nasionalisme Indonesia bertahan sebagai seperangkat ideologi yang mendukung melanjutkan kemerdekaan dan pembangunan negara yang baru merdeka. Karena sifat Indonesia yang multietnis, nasionalisme Indonesia tidak terdiri dari pembelaan terhadap satu kelompok etnis, kadang-kadang diwujudkan sebagai [[Nasionalisme sipil]], [[w:Religious nationalism|Nasionalisme Agama]],<ref name="Peran Muslim dalam perang Indonesia kemerdekaan RI">{{cite web |title=Muslim Berperan Besar dalam Kemerdekaan RI |url=https://republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/16/02/23/o2zko814-muslim-berperan-besar-dalam-kemerdekaan-ri |website=Republika |access-date=5 Juni 2021}}</ref><ref name="Islamic nationalism in Indonesian nationalism">{{cite web |author1=Justus M. Van Der Kroef |title=Peranan Islam dalam Nasionalisme dan Politik Indonesia |url=https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/106591295801100103?journalCode=prqa |website=jurnal SAGE |access-date=5 Juni 2021}}</ref><ref>{{cite web |title=Nasionalisme dan Agama di Indonesia |url=https://www.jstor.org/stable/3023866 |website=[[JSTOR]] |access-date=15 Juni 2021}}</ref> dan [[Nasionalisme sayap kiri]]. Beberapa bentuk tersebut dicontohkan dalam [[Semboyan]] [[Bhinneka Tunggal Ika]] Indonesia yang berarti "''Berbeda-beda, namun tetap satu''" dalam [[Jawa Kuno]], dalam ideologi dasar negara [[Pancasila (politik)|Pancasila]], atau dalam undang-undang kontemporer yang menjamin keberagaman suku dan agama.<ref>{{Cite web|url=https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU12-2006KewarganegaraanRI.pdf |title=Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 ''atau'' UU No.12/2006|date=2006}}</ref>
 
==Tumbuhnya Nasionalisme di Indonesia==