Nasi goreng (Indonesia): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lufialifah (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Lufialifah (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 67:
=== Pedagang jalanan ===
[[Berkas:Nasi Goreng Travelling Vendor in Jakarta.JPG|jmpl|250px|ka|Seorang [[pedagang jalanan]] memasak nasi goreng di gerobaknya. Para penjaja malam sering menyusuri kawasan permukiman [[Jakarta]].]]
Meski sebagian besar warga Indonesia membuat nasi goreng untuk sarapan, makanan ini juga merupakan pilihan populer untuk makan larut malam yang dijajakan oleh [[pedagang jalanan]], [[warung]], dan juga penjajajajanan gerobak yang sering menyusuri kawasan permukiman di Indonesia. Nasi goreng selalu dimasak secara langsung menurut pesanan per sajian, karena tukang masak biasanya akan menanyakan tingkat kepedasan nasi goreng kepada pembeli; biasa, sedang, pedas, atau sangat pedas. Tingkat tersebut tergantung pada jumlah [[sambal]] atau lada yang diberikan nantinya. Kadang pula porsi nasi goreng dalam jumlah besar dimasak sekaligus jika nasi goreng dengan tingkat kepedasan yang sama dipesan pada waktu yang sama.
 
Tukang masak mungkin juga akan bertanya tentang telurnya; dicampur dengan nasi atau dipisah sebagai telur mata sapi (ceplok) atau telur dadar ([[omelet]]). Istilah ''spesial pakai telur'' berarti nasi goreng tersebut menggunakan dua telur per sajian, satu dicampur dengan nasi dan satu lagi dimasak terpisah dalam bentuk omelet atau ceplok. Selain nasi goreng, penjaja gerobak biasanya juga menyediakan [[mi goreng]], [[mi rebus]], dan [[kwetiau goreng]].