Kesultanan Melaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ganti bendera
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 85:
Pada masa pemerintahan [[Mudzaffar Syah dari Malaka|Sultan Mudzaffar Syah]], Malaka melakukan ekspansi di Semenanjung Malaya dan pesisir timur pantai [[Sumatra]], setelah sebelumnya berhasil mengusir serangan [[Siam]].<ref name="Raffles"/> Di mulai dengan menyerang [[Kerajaan Aru|Aru]] yang disebut sebagai kerajaan yang tidak menjadi [[muslim]] dengan baik.<ref name="Pires"/> Penaklukan Malaka atas kawasan sekitarnya ditopang oleh kekuatan armada laut yang kuat pada masa tersebut serta kemampuan mengendalikan [[Orang Laut]] yang tersebar antara kawasan pesisir timur [[Pulau Sumatra]] sampai [[Laut Tiongkok Selatan]]. Orang laut ini berperan mengarahkan setiap kapal yang melalui Selat Malaka untuk singgah di Malaka serta menjamin keselamatan kapal-kapal itu sepanjang jalur pelayarannya setelah membayar cukai di Malaka.<ref name="Andaya" />
 
Di bawah pemerintahan raja berikutnya yang naik tahta pada tahun 1459, [[Mansur Syah dari Malaka|Sultan Mansur Syah]], Melaka menyerbu [[Kedah]] dan [[Pahang]], dan menjadikannya negara [[Vasal|vassal]].<ref name="Samad">Samad, A. A., (1979), ''Sulalatus Salatin'', Dewan Bahasa dan Pustaka</ref> Di bawah sultan yang sama [[Pelalawan | Kampar Pekan Tua]], dan [[Siak Gasib]] juga takluk.<ref name="Samad" /> Sementara kawasan [[Inderagiri]] dan [[Jambi]] adalah hadiah dari ''Batara Majapahit'' untuk Raja Malaka.<ref name="Samad" /> Sultan Mansur Syah kemudian digantikan oleh putranya [[Alauddin Riayat Syah dari Malaka|Sultan Alauddin Syah]] namun memerintah tidak begitu lama karena diduga ia diracun sampai meninggal<ref name="Halimi" /> dan kemudian digantikan oleh putranya [[Mahmud Syah dari Malaka|Sultan Mahmud Syah]].<ref name="Raffles"/>
 
Hingga akhir abad ke-15 Malaka telah menjadi kota pelabuhan kosmopolitan dan pusat perdagangan dari beberapa hasil bumi seperti emas, timah, lada dan kapur. Malaka muncul sebagai kekuatan utama dalam penguasaan jalur [[Selat Malaka]], termasuk mengendalikan kedua pesisir yang mengapit selat itu.<ref name="Halimi">Halimi, A.J., (2008), ''Sejarah dan tamadun bangsa Melayu'', Utusan Publications, ISBN 978-967-61-2155-4.</ref>