Bahasa Jawa Surabaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 67:
Bahasa Jawa Surabaya memiliki keunikan fonologi yang membedakannya dengan berbagai macam dialek bahasa Jawa lainnya. Beberapa karakteristik dapat ditengarai dalam ragam bahasa ini, diantaranya meliputi:
* Penebalan bunyi */aː/ dalam Proto-Jawanik menjadi [ɔ] dalam suku kata akhir kata terbuka
** ''asta'' menjadi ''asto'' [
** ''sida'' menjadi ''sido'' [
* Penebalan bunyi */aː/ dalam Proto-Jawanik menjadi [ɔ] dalam suku kata akhir kata terbuka dan vowel sebelumnya
** ''sanga'' menjadi ''songo'' [sɔŋɔ], artinya "sembilan"
** ''landa'' menjadi ''londo'' [
* Penipisan bunyi */uː/ dalam Proto-Jawanik menjadi [oː] dan */iː/ menjadi [ɛ] dalam suku kata tertutup terakhir, dengan asimilasi regresif:
** ''durung'' menjadi ''dorong'' [dʊɾoːŋ → doɾoŋ], artinya "belum"
* Pelemahan bunyi /aː/ menjadi [ə]
** ''cedak'' → ''cedek'' [
** ''patang'' → ''peteng'' [
** Tetapi pelemahan bunyi tidak bersifat alofon: contohnya pada terminologi ''arang-arang'' [ʔaːɾaːŋ-ʔaːɾaːŋ] tidak berubah menjadi ''areng-areng'' [ʔaːɾəŋ-ʔaːɾəŋ] karena adanya kata serupa yang bermakna beda
* ''Glottal stop paragoge'' dalam kata akhir vokal
** ''aja'' menjadi ''ojok'' [
** ''tuwa'' menjadi ''tuek'' [
* ''Glottal stop'' menggantikan konsonan suku kata terakhir
** ''nonton'' menjadi ''nontok'' [nɔntɔʔ], artinya "melihat"
** ''dhuwit'' menjadi ''
==Kosakata==
|