Pangkalan Udara Suryadarma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Komandan Lanud Suryadarma: pembersihan kosmetika dasar
Hevifauzan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 77:
 
Sejarah lanud ini, diawali sejak tanggal [[30 Mei]] [[1914]] ketika [[Belanda]] membangun satuan udara bernama '''''[[PVA (Proef Vlieg Afdeling)]]''''' atau [[PVA (Proef Vlieg Afdeling)|Bagian Penerbangan Percobaan]] sebagai bagian dari [[Angkatan Udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (''[[Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger]]'', [[ML-KNIL]]). Sejak itulah lapangan terbang di [[Kalijati, Subang|Kalijati]] beroperasi, dengan kondisi yang sangat sederhana. Lapangan udaranya masih berupa rumput dan bangsal-bangsal dari bambu.<ref name=":0" />{{sfn|Arifa Chaniago|2019|p=02}} Fasilitas dan bangunan selesai dibangun pada tahun [[1917]] termasuk gedung markas Pangkalan, tetapi untuk gedung markas Lanud yang ditempati sekarang ini di bangun tahun [[1962]].
 
[[Hein ter Poorten]] menjadi orang pertama yang berhasil menerbangkan pesawat dari Kalijati pada 8 Februari 1916, dengan menggunakan pesawat amfibi jenis Glen Martin TA. Pesawat ini diubah dari pesawat yang terbang dan mendarat di air, menjadi pesawat yang terbang dan mendarat di darat. Ter Poorten kemudian mengalami kecelakaan di penerbangannya yang kedua, tanggal 14 Februari 1916. Dalam penerbangan ini, ikut serta pula seorang petinggi tentara Hindia Belanda yang langsung meninggal saat terjadi kecelakaan <ref>{{Cite web|url=https://www.sejarahbandung.id/kisah-penerbangan-di-hindia-belanda-dari-kalijati-ke-bandung/|title=Kisah Penerbangan di Hindia Belanda, dari Kalijati ke Bandung|last=Abu Fauzan|first=Hevi|publisher=sejarahbandung.id}}</ref>.
 
Pada masa itu [[Perang Dunia II]] kian berkecamuk di [[Eropa]] dan berdampak ke pemerintahan [[Belanda]] di [[Indonesia]]. Hal ini mengakibatkan [[PVA (Proef Vlieg Afdeling)|PVA]] mengalami kesulitan untuk merealisasikan rencananya mendapatkan pesawat dari [[Eropa]] sehingga mencari jalan lain dengan mendatangkan [[pesawat terbang air]] dari [[Amerika Serikat]] sebanyak 2 (dua) buah pesawat [[Glenn L. Martin Company|Glenn Martin TE/TA/TT/R]] dan untuk sementara ditempatkan di Pangkalan [[Tanjung Priok (disambiguasi)|Tanjung Priok]] untuk menghemat pengadaan lapangan terbang.<ref name=":1">{{Cite book|title=Blue skies, orange wings : the global reach of Dutch aviation in war and peace, 1914-1945|url=https://www.worldcat.org/oclc/921310620|location=Grand Rapids, Michigan|isbn=9780802848703|oclc=921310620|first=Noppen,|last=Ryan,}}</ref> Pesawat ini memiliki keterbatasan, di mana ia hanya oleh mesin [[Hall Scott]] 140 [[Daya kuda]] yang tidak berfungsi dengan maksimal di negara-negara beriklim [[tropika]] seperti [[Indonesia]].<ref name=":1" />