Pepsi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 34:
Namun hak produksi PT Karsa Agung Sari kemudian dilepas juga kepada Grup [[Mantrust]] (milik [[Tegoeh Soetantyo]]) lewat PT Pancaran Citra/PT Mantrust Beverages<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=_OcnAAAAMAAJ&dq=Mantrust+pepsi&focus=searchwithinvolume&q=pepsi Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 5,Masalah 5-6]</ref> di tahun 1988<Ref name=mendorong>[https://i.imgur.com/gwcsxHl.jpeg Mantrust mendorong pepsico]</ref> karena Usman ingin menambah modal untuk mengembangkan Bank Danamon.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=fQRxAAAAMAAJ&dq=pepsi+danamon&focus=searchwithinvolume&q=Tekstil+ Menempel Soeharto menjarah rakyat]</ref> Di bawah grup ini, penjualan Pepsi di Indonesia naik 30% dari tahun 1987 menjadi 3 juta botol/tahun dengan pangsa pasar 7%.<Ref name=mendorong/> Selain di Jakarta oleh Grup Mantrust dan Surabaya oleh PT Tirtorejo, ada juga PT Pabrik Es Siantar (yang lebih dikenal sebagai produsen minuman soda [[Badak (minuman)|Cap Badak]]) sebagai produsen Pepsi khusus wilayah [[Sumatra Utara]] sejak tahun 1982; mulai Desember 1988, perusahaan ini juga mulai memproduksi 7 Up. Produksi Pepsi dan 7 Up oleh PT Pabrik Es Siantar akan tetap dilanjutkan sampai beberapa tahun kemudian.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=5M8TAQAAMAAJ&q=trans+toba+seven+up&dq=trans+toba+seven+up&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj7sdLa5s7-AhWW8DgGHf8PA58Q6AF6BAgFEAI Jakarta Jakarta]</ref>
 
Bangkrutnya Grup Mantrust di awal 1990-an yang membuat distribusinya seret, tidak menyurutkan niat PepsiCo untuk merengkuh pasar bisnis minuman ringan di Indonesia. Pada Oktober 1993 perusahaan AS tersebut berhasil meneken kerjasama dengan [[Grup Salim]] untuk menjadi pemegang lisensi baru produksi Pepsi (dan "saudara"-nya seperti [[Mirinda]], [[7 Up]] dan [[Mountain Dew]]) di Indonesia,<ref name=informasi>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=nN_sAAAAMAAJ&dq=Mantrust+pepsi&focus=searchwithinvolume&q=indobeverages Informasi, Masalah 215-220]</ref> dan sebagai bagian kerjasama keduanya, tanggal 22 Desember 1993 didirikan PT Pepsi-Cola Indobeverages yang dipegang Salim (lewat PT Gapura Usahatama) 51% dan PepsiCo (lewat Seven Up Netherlands B.V.) 49%.<ref name=kode>[https://daftarperusahaanindonesia.com/2015/01/perusahaan-minuman-ringan-di-jakarta-pepsi-cola-indobeverages-pt/ Perusahaan Minuman Ringan di Jakarta, PEPSI-COLA INDOBEVERAGES, PT]</ref> Adapun pabrik pertamanya berlokasi di [[Cikampek]] ([[Jawa Barat]], berkapasitas 50 juta botol/kaleng pertahun) dan [[Semarang]] ([[Jawa Tengah]], berkapasitas 3 juta botol/kaleng pertahun) dengan investasi US$ 17 juta.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=kXK0AAAAIAAJ&dq=pepsi+mantrust&focus=searchwithinvolume&q=mantrust The KADIN Indonesia Business File]</ref> Kemudian pabriknya ditambah satu lagi di [[Purwakarta]] dengan investasi US$ 14,4 juta.<ref name=informasi/> Belakangan selain empat minuman soda tersebut, PT Pepsi-Cola Indobeverages kemudian juga memproduksi merek [[Tekita]] ([[teh botol]]), bermerek[[Gatorade]] Tekita([[minuman isotonik]]), Gatorade[[Sting (minuman)|Sting]] ([[minuman energi]]), [[Tropicana Twister]] dan [[Fruitamin]] (minuman buah).
 
Pada tanggal 12 September 2013, 49% saham PepsiCo di PT Pepsi-Cola Indobeverages diakuisisi oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage/IASB dan PT Asahi Indofood Beverage Makmur/AIBM ([[perusahaan patungan]] [[Indofood CBP Sukses Makmur|Indofood CBP]]-[[Asahi Breweries]]) dalam transaksi bernilai US$ 30 juta,<ref>[https://www.liputan6.com/saham/read/747053/2013-tahun-akuisisi-grup-salim-bagaimana-prospek-sahamnya 2013 Tahun Akuisisi Grup Salim, Bagaimana Prospek Sahamnya?]</ref> sehingga perusahaan ini berganti nama menjadi PT Prima Cahaya Indobeverages. Lalu pada 29 Juni 2018, perusahaan tersebut di[[merger]] bersama dengan PT IASB dan PT Buana Distrindo ke dalam PT AIBM, pasca-pelepasan saham Asahi.<ref>[https://www.indofoodcbp.com/investor-relation/annual-report/10 LapTahunan ICBP 2019]</ref> Hal ini membuat produksi Pepsi, 7 Up, Mirinda dan produk lainnya beralih ke PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (nama baru AIBM). Namun, semakin lama nampak pemasaran produk-produk minuman PepsiCo di Indonesia kurang diseriusi oleh Indofood dengan banyak menghilang di pasaran.<ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/dikabarkan-putus-kerja-sama-dengan-pepsi-ini-kata-indofood-icbp?page=all Dikabarkan putus kerja sama dengan Pepsi, ini kata Indofood (ICBP)]</ref> Akhirnya, mulai 10 Oktober 2019, kontrak PT Anugerah Indofood Barokah Makmur dengan PepsiCo berakhir sehingga semua produk minuman dari PepsiCo berhenti dijual di Indonesia.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/news/20191003205315-4-104330/pepsi-hengkang-dari-ri-coca-cola-justru-ekspansi-pabrik Pepsi Hengkang dari RI, Coca Cola Justru Ekspansi Pabrik]</ref> Dua tahun kemudian, kerjasama Indofood dan PepsiCo di Indonesia resmi berakhir sepenuhnya dengan pelepasan saham [[anak usaha]] PepsiCo, Frito-Lay di PT Indofood Fritolay Makmur, yang mensyaratkan PepsiCo agar tidak memperdagangkan produk-produk [[makanan ringan]]nya di Indonesia dalam waktu tiga tahun. Diduga pecah kongsi Indofood-PepsiCo ini disebabkan isu bisnis kelapa sawit Indofood yang disinggung LSM pro-lingkungan di Amerika Serikat.<ref>[https://tirto.id/putus-dengan-indofood-pepsi-fritolay-dilarang-masuk-pasar-ri-gan9 Putus dengan Indofood, Pepsi & Fritolay Dilarang Masuk Pasar RI]</ref>