Penalaran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus Critical-Reasoning.png karena telah dihapus dari Commons oleh Mdaniels5757; alasan: Copyright violation: https://insideiim.com/from-not-clearing-cut-off-to-98-in-lrdi-cat-2
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
Baris 3:
* [[Deduktif]]
* [[Abduktif]]|navbarstyle=border-top:1px solid #aaa;}}
'''Penalaran''' ({{lang-en|reasoning}}) adalah rangkaian [[kegiatan]] yang berkapasitas secara sadar menerapkan [[logika|ilmu mantik]] untuk mencapai suatu [[kesimpulan]] (pendapat baru) dari satu atau lebih [[keputusan]] atau [[opini|pendapat]] yang telah diketahui ([[premis]]) sehingga dapat mengambil keputusan.<ref>{{cite book|last=Dewantara|first=Agustinus W.|date=2018|url=https://files.osf.io/v1/resources/t57qc/providers/osfstorage/5da93138f1b0a9000b62cfbb?format=pdf&action=download&direct&version=1|title=LOGIKA: Seni Berpikir Lurus|place=[[Madiun]]|publisher=Wina Press|isbn=9786239 156206|pages=66|coauthors=|access-date=2021-12-01|archive-date=2021-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20211201062123/https://files.osf.io/v1/resources/t57qc/providers/osfstorage/5da93138f1b0a9000b62cfbb?format=pdf&action=download&direct&version=1|dead-url=yes}}</ref> Dapat pula diartikan sebagai [[akal]] yang merupakan [[kapasitas]] secara sadar menerapkan [[logika|ilmu mantik]] dengan menarik sebuah kesimpulan dalam metodologi dari informasi baru atau yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan berbagai pola yang beragam bertujuan mencari [[kebenaran]].<ref>{{cite book|last1=Honderich|first1=Ted|date=2005|url=https://id1lib.org/ireader/1049669|title=The Oxford Companion to Philosophy (2nd ed.)|place=[[USA]]|publisher=Oxford University Press|isbn=978-019-9264-79-7|pages=791|language=Inggris|url-status=live|coauthors=}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{cite book|last=Shidarta|date=2013|url=https://www.researchgate.net/profile/Shidarta-Shidarta/publication/354053170_Hukum_Penalaran_dan_Penalaran_Hukum_Buku_1_Akar_Filosofis/links/612130b5232f955865a0e3d9/Hukum-Penalaran-dan-Penalaran-Hukum-Buku-1-Akar-Filosofis.pdf|title=Hukum Penalaran dan Penalaran Hukum (Buku 1: Akar Filosofis)|place=[[Yogyakarta]]|publisher=Genta Publishing|isbn=978-602-98882-1-8|pages=2|coauthors=}}</ref> Penalaran juga merupakan proses berpikir yang bertolak dari [[ilmu]] [[empiris]] (atau dengan [[pengamatan]] empirik) yang positif dengan menghasilkan sejumlah konsep dan penjabaran.<ref>{{cite book|last1=Tumanggor|first1=Raja Oloan|last2=Suharyanto|first2=Carolus|date=2019|url=https://lintar.untar.ac.id/repository/penelitian/buktipenelitian_10707007_2A100730.pdf|title=Logika Ilmu Berpikir Kritis|place=[[Yogyakarta]]|publisher=PT Kanisius|isbn=978-979-21-6287-5|pages=96|language=id|coauthors=}}</ref> Maka, didasarkan pada pengamatan itu, maka akan terbentuk proposisi-proposisi yang sama atau sejumlah proposisi yang ditemui serta dianggap benar, maka orang menyimpulkan sebuah [[proposisi]] baru yang tidak diketahui sebelumnya. Proses pengamatan inilah yang disebut menalar.<ref>{{cite journal|last=Gunawan|first=|date=2016|title=Pemetaan Profil Kemampuan Penalaran Calon Guru Fisika di FKIP Universitas Mataram|url=https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPFT/article/download/427/406|journal=Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi|volume=2|issue=1|pages=2|doi=10.29303/jpft.v2i1.427|id=ISSN: 2407-6902|accessdate=2021-12-01}}</ref> Penalaran dilakukan dengan menggunakan perangkat [[silogisme]]. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan [[premis]] dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi. Hubungan antara premis dan konklusi disebut [[konsekuensi logis|konsekuensi]].<ref>{{cite journal|last=Sobur|first=Kadir|date=2015-11-02|title=Logika Dan Penalaran Dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan|url=https://media.neliti.com/media/publications/196422-ID-logika-penalaran-dan-argumentasi-hukum.pdf|journal=Jurnal Ilmu Ushuluddin|volume=14|issue=2|pages=399|doi=10.30631/tjd.v14i2.28|id=|accessdate=2021-12-01}}</ref>. Menurut [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Depdiknas]], penalaran adalah cara penggunaan nalar; pemikiran atau cara berpikir [[Logika|logis]], proses [[Budi|mental]] dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.<ref>{{Cite book|last=Depdiknas|date=2008|title=Kamus Besar Indonesia Pusat Bahasa|location=Jakarta|publisher=Gramedia Utama|pages=950|url-status=live}}</ref> Sedangkan, Ilmiah berpendapat bahwa penalaran merupakan cara berpikir spesifik untuk menarik kesimpulan dari beberapa premis yang ada. Sehingga tidak semua berpikir adalah bernalar. Kegiatan berpikir yang bukan bernalar misalnya mengingat-ingat sesuatu dan melamun.<ref>{{Cite book|last=Depdiknas|date=2010|title=Ilmiah, kemahiran matematika|location=Yogyakarta|url-status=live}}</ref> Dari beberapa pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan landasan logika untuk menarik kesimpulan berdasarkan fakta (premis) yang telah dianggap benar.
 
== Konsep ==
Baris 29:
 
=== Metode penalaran induktif ===
Metode [[penalaran induktif]] (induksi), diartikan sebagai metode yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik kesimpulan yang khusus.<ref name=":0">{{cite book|last1=Ruswanto|date=2009|url=https://repository.bbg.ac.id/bitstream/526/1/Sosiologi_SMAMA.pdf|title=Sosiologi : SMA / MA Kelas X|place=[[Jakarta]]|publisher=Mefi Caraka|isbn=978-979-068-746-2|pages=9|coauthors=}}</ref> Penalaran induktif adalah dapat juga diartikan sebagai proses penalaran dari sekumpulan fakta peristiwa/pernyataan tertentu untuk mencapai kesimpulan yang dapat menjelaskan fakta.<ref>{{cite book|last1=Sternberg|first1=Robert J.|last2=Sternberg|first2=Karin|date=2009|url=http://cs.um.ac.ir/images/87/books/Cognitive%20Psychology_Strenberg%206th%20.pdf|title=Cognitive Psychology, Sixth Edition|place=[[Kanada]]|publisher=Wadsworth, Cengage Learning|isbn=978-1-111-34476-4|pages=519|language=en-EN|coauthors=}}</ref> Metode yang dipakai dalam berpikir dengan bertolak menjelaskan permasalahan-permasalahan (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) sifatnya khusus dalam menentukan kesimpulan yang sifatnya umum. Prinsip metode penalaran ini ialah dengan mengumpulkan pengamatan disintesis untuk menghasilkan prinsip umum. Dalam hal ini, penalaran induktif dikategorikan menjadi dua macam yakni induktif sempurna dan induktif tidak sempurna.<ref name=":2">{{cite book|last=Dewantara|first=Agustinus W.|date=2018|url=https://files.osf.io/v1/resources/t57qc/providers/osfstorage/5da93138f1b0a9000b62cfbb?format=pdf&action=download&direct&version=1|title=LOGIKA: Seni Berpikir Lurus|place=[[Madiun]]|publisher=Wina Press|isbn=9786239 156206|pages=69|url-status=live|coauthors=|access-date=2021-12-01|archive-date=2021-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20211201062123/https://files.osf.io/v1/resources/t57qc/providers/osfstorage/5da93138f1b0a9000b62cfbb?format=pdf&action=download&direct&version=1|dead-url=yes}}</ref> Induksi menurut [[Aristoteles]], ia menyatakan bahwa proses induksi ialah “suatu peningkatan dari hal-hal yang bersifat individual kepada hal-hal yang bersifat universal”.<ref>{{cite book|last1=Tumanggor|first1=Raja Oloan|last2=Suharyanto|first2=Carolus|date=2019|url=https://lintar.untar.ac.id/repository/penelitian/buktipenelitian_10707007_2A100730.pdf|title=Logika Ilmu Berpikir Kritis|place=[[Yogyakarta]]|publisher=PT Kanisius|isbn=978-979-21-6287-5|pages=95|language=id|coauthors=}}</ref>
==== Induktif sempurna ====
Induktif sempurna dapat dinyatakan bahwa [[peneliti]] (''observer'') melakukan penyelidikan suatu objek atau individu atau hal dalam kelasnya tanpa satupun yang meleset dengan cara menyeluruh. Dari hasil penyelidikan, peneliti kemudian mengambil kesimpulan yang sifatnya umum.<ref name=":2" /> Misalnya, peneliti akan menguji apakah jeruk di satu keranjang manis semua atau tidak. Dalam induktif sempurna yang dimaksud adalah peneliti mencoba semua apel yang ada di dalam keranjang itu tanpa terkecuali. Hal inilah yang disebut induksi sempurna dikarenakan kesimpulan ditarik dari pengujian atas semua hal khusus tanpa ada yang dikecualikan. Kendala akan muncul kepermukaan saat apa yang diselidiki ternyata sangat banyak dan atau mencakup wilayah yang sangat luas.<ref name=":2" />
Baris 80:
 
== Silogisme ==
Dalam suatu penalaran, manusia dapat melakukan penalaran baik secara tidak langsung dan atau secara langsung.<ref>{{cite journal|last=Kertayasa|first=I Nyoman|date=2011|title=LOGIKA, RISET, DAN KEBENARAN|url=https://jurnalwidyatech.files.wordpress.com/2012/02/i-nyoman-kertayasa.pdf|journal=Jurnal Sains dan Teknologi|volume=10|issue=3|pages=43|doi=10.21831/cp.v1i1.9205|id=|accessdate=2021-12-03}}</ref> Kedua penalaran yang didasarkan dua keputusan dan dilaksanakan serentak (sekaligus), hal ini sering kali disebut [[silogisme]].<ref name=":4">{{cite book|last=Dewantara|first=Agustinus W.|date=2018|url=https://files.osf.io/v1/resources/t57qc/providers/osfstorage/5da93138f1b0a9000b62cfbb?format=pdf&action=download&direct&version=1|title=LOGIKA: Seni Berpikir Lurus|place=[[Madiun]]|publisher=Wina Press|isbn=9786239 156206|pages=72|coauthors=|access-date=2021-12-01|archive-date=2021-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20211201062123/https://files.osf.io/v1/resources/t57qc/providers/osfstorage/5da93138f1b0a9000b62cfbb?format=pdf&action=download&direct&version=1|dead-url=yes}}</ref>
 
Silogisme juga diartikan sebagai bagian dari deduktif, namun tidak pada setiap dua keputusan lalu dibuat silogisme dikarenakan diperlukan beberapa ketentuan yang harus dipatuhi. Silogisme bertujuan untuk membantu manusia dalam berpikir dengan cepat serta efisien. Silogisme dibagi menjadi dua macam yakni Silogisme Kategoris dan Silogisme Hipotetis.<ref name=":4" /><ref>{{Cite web|date=2020|title=Mengenal Apa Itu Silogisme dan Contohnya|url=https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-apa-itu-silogisme-dan-contohnya-1umOwpmbTfS/1|website=kumparan.com|language=id-ID|access-date=2021-12-03}}</ref>