Batalyon Raider: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mommy Debby (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Mommy Debby (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 7:
Dari sinilah muncul suatu fakta bahwa sesungguhnya semua perlengkapan termasuk seragam, baret dan brevet seorang prajurit Infanteri TNI AD modern sekarang adalah kelengkapan dan seragam pasukan RAIDER di masa lalu. Brevet Yudha Wastu Pramuka, baret hijau berlogo senapan silang lambang korps Infanteri adalah perlengkapan seragam seorang Raider di masa lalu. Pada waktu itu seragam PDL pasukan batalyon Raider adalah Loreng Macan Tutul. KOSTRAD dan prajurit Infanteri non Raider tidak menggunakan seragam ini karena KOSTRAD telah mempunyai PDL khusus tersendiri sedangkan Infanteri reguler yang bernaung di bawah KODAM masih memakai PDL ABRI hijau polos tanpa kamuflase. Baru pada tahun 1970 PDL “IFGABA” (Infanteri Gaya Baru) benar – benar ada dan dipakai satuan tempur AD. PDL “IFGABA” kemudian digantikan oleh loreng Malvinas dari Inggris yang berlaku untuk semua angkatan sampai sekarang.
 
'''Batalyon Raider''' adalah pasukan elite [[TNI Angkatan Darat]] yang berada di bawah Pasukan Komando. Secara umum, batalyon Raider tak berbeda dengan prajurit [[Batalyon Infanteri]], namun kemampuan individu Raider lebih baik dari prajurit [[Infanteri]]. Gagasan untuk membentuk pasukan elite di seluruh Kodam digulirkan pada tanggal [[22 Desember]] [[2003]], oleh [[Jenderal]] [[TNI]] [[Ryamizard Ryacudu]], yang kala itu menjabat [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]. Langkah Jenderal TNI Ryamizard ditindaklanjuti dengan meningkatkan kualifikasi 10 pasukan infanteri reguler menjadi Raider, salah satunya dilatih kemampuan antiteror di [[Pusdikpassus]] milik [[Kopassus]]. Pasukan ini dibentuk untuk meningkatkan daya cegah [[TNI]]. Sebab, batalyon Raider mampu beroperasi dalam unit kecil, rahasia dan mendadak. Biasanya, dalam satu Kodam memiliki satu unit pasukan '''Raider'''.
 
Setiap batalyon raider terdiri atas 747 personel. Mereka memperoleh pendidikan dan latihan khusus selama enam bulan untuk perang modern, anti-gerilya, dan perang berlarut. Tiap-tiap batalyon ini dilatih untuk memiliki kemampuan tempur lebih dari batalyon infanteri biasa. Mereka dilatih untuk melakukan penyergapan dan mobil udara, seperti terjun dari [[Helikopter]]. 50 orang personel di antara 747 orang personel dalam satu batalyon Raider memiliki kemampuan anti teror dan keahlian-keahlian khusus lainnya. Keahlian tersebut mereka dapatkan setelah mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh [[Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus]] yang bertempat di [[Batujajar, Bandung|Batujajar]], [[Jawa Barat]]. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan pasukan raider.<ref>[https://muhfarhanblog.wordpress.com/2017/06/06/sejarah-yonif-raider-tni-angkatan-darat/ "Sejarah Batalyon Raider TNI Angkatan Darat"]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Waktu pendidikan ==