Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 30:
Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah [[#Allah|Allah]] serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan hukum-hukum-Nya.{{sfnm|1a1=Cornell|1y=2007|1p=6|2a1=Syalabi|2y=1985|2p=28}} Pengertian “berserah diri” dalam Islam kepada Tuhan bukanlah sebutan untuk paham [[fatalisme]], melainkan sebagai kebalikan dari rasa berat hati dalam mengikuti ajaran agama dan lebih suka memilih jalan mudah dalam hidup.{{sfn|Cornell|2007|p=6}} Seorang muslim mengikuti perintah Allah tanpa menentang atau mempertanyakannya, tetapi disertai usaha untuk memahami hikmahnya.{{sfn|Cornell|2007|p=6}}
 
Istilah "Islam" juga dapat diartikan sebagai [[agama]] yang diberikan oleh Allah kepada [[Muhammad|Nabi Muhammad]] sebagai jalan keselamatan di dunia dan akhirat yang ajarannya dilandasi oleh [[#Tauhid|tauhid]] dan diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan manusia.{{Sfn|Hambali|2017|p=17}}
 
{{Teks quran blok|s=2|tanpa nomor=y
Baris 85:
|attr={{cite quran|style=ref|4|131}}}}
 
Ajaran ketakwaan Islam yang terkandung dalam Al-Qur'an dan [[sunnah]] (perilaku kehidupan Nabi Muhammad) dapat diklasifikasikan berdasarkan hadis berikut ini menjadi iman, islam, dan ihsan. Umar bin al-Khatthab berkata,
 
{{blockquote|1=Pada suatu hari kami berkumpul bersama Rasulullah ﷺ‎ , tiba-tiba datang seorang laki-laki yang bajunya sangat putih, rambutnya sangat hitam. Tidak kelihatan tanda-tanda kalau dia melakukan perjalanan jauh, dan tak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Laki-laki itu kemudian duduk di hadapan Nabi ﷺ‎ sambil menempelkan kedua lututnya pada lutut Nabi ﷺ‎ . sedangkan kedua tangannya diletakkan di atas paha Nabi ﷺ‎ . Laki-laki itu bertanya, "Wahai Muhammad beritahukanlah aku tentang Islam."
Baris 187:
{{Utama|Muhammad|hadis}}
 
Sejarah dan keyakinan muslim menggambarkan Muhammad sebagai seorang manusia dan [[nabi]] yang memiliki jasa yang besar.{{sfn|Esposito|1988|p=7}} Biografi mengenai kehidupan awalnya tidak banyak diketahui; yang lebih banyak adalah catatan riwayat tentang kehidupannya setelah menjadi [[Nabi dan Rasul|nabi dan rasul]] pada usia empat puluh tahun pada tahun [[610]].{{sfn|Esposito|1988|p=7}} Al-Qur'an menjadi sumber informasi utama mengenai kehidupan Nabi Muhammad.{{sfn|Esposito|1988|p=7-8}} Di samping itu, [[#Hadis|hadis]] dan [[sirah nabawi]] (sejarah kehidupan kenabian) lebih jauh menggambarkan kedudukan dan perannya pada masa awal Islam.{{sfn|Esposito|1988|p=8}} Muhammad berperan sebagai penerima wahyu dari Allah dan sekaligus sebagai panutan agar semua muslim berusaha menirunya.{{sfn|Esposito|1988|p=8}}
 
=== Sebelum mendakwahkan Islam ===
 
Muhammad bin Abdullah (putra Abdullah) lahir pada tahun [[570]] M di [[Makkah]] (sekarang masuk [[Arab Saudi]]).{{sfnm|1a1=Esposito|1y=1988|1p=8|2a1=Sinai|2a2=Watt|2y=2020}}{{efn|{{harvcoltxt|Al-Mubarakfuri|2017|hlm=64}} menyebutkan angka tahun kelahiran [[571]] M, lengkapnya [[20 April|20]] atau [[22 April]] 571.}} Ayahnya yang merupakan seorang pedagang meninggal sebelum kelahirannya.{{sfnm|2a1=Al-Mubarakfuri|2y=2017|2p=63|1a1=Esposito|1y=1988|1p=8}} Ibunya, Aminah, meninggal saat Muhammad masih berusia enam tahun.{{sfnm|1a1=Esposito|1y=1988|1p=8|2a1=Al-Mubarakfuri|2y=2017|2p=69}} Di permulaan masa mudanya, Muhammad tidak memiliki pekerjaan tetap di [[Makkah]] yang merupakan kota perdagangan yang sedang berkembang; banyak yang menyebutkannya bekerja sebagai penggembala kambing.{{sfnm|1a1=Al-Mubarakfuri|1y=2017|1p=73|2a1=Esposito|2y=1988|2p=8}} Pada usia 25 tahun Muhammad dipekerjakan oleh seorang janda kaya, [[Khadijah binti Khuwailid]], untuk mengawasi angkutan dagangnya ke wilayah [[Syam]] (sekarang mencakup [[Yordania]], [[Lebanon]], [[Suriah]], dan [[Palestina]]).{{sfnm|1a1=Esposito|1y=1988|1p=8|2a1=Al-Mubarakfuri|2y=2017|2p=74|3a1=Sinai|3a2=Watt|3y=2020}} Muhammad membuat Khadijah terkesan atas hasil pekerjaannya yang mendatangkan keuntungan yang belum pernah ia dapatkan sebanyak itu–selain juga keterangan pembantu Khadijah yang menyertai perjalanan dagang itu tentang perilaku Muhammad–sampai Khadijah menawarkan diri kepada Muhammad untuk menikah.{{sfnm|1a1=Sinai|1a2=Watt|1y=2020|2a1=Al-Mubarakfuri|2y=2017|2p=74}} Saat menikah, Khadijah disebutkan telah berusia empat puluh tahun, tetapi pernikahan itu membuahkan dua anak laki-laki (Al-Qasim dan Abdullah, meninggal saat kanak-kanak) dan empat anak perempuan (Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]]).{{sfnm|1a1=Esposito|1y=1988|1p=8|2a1=Al-Mubarakfuri|2y=2017|2p=75|3a1=Sinai|3a2=Watt|3y=2020}} Fatimah, putri bungsu Muhammad, adalah yang paling dikenal, yang menikahi sepupu Muhammad, [[Ali bin Abi Thalib]], [[Khulafaur Rasyidin|khalifah]] (“penerus”; penerus Nabi Muhammad sebagai pemimpin) keempat menurut Islam sunni dan imam sah pertama menurut [[Syiah]].{{sfn|Esposito|1988|p=8}}
 
Makkah merupakan pusat kemakmuran perdagangan.{{sfn|Esposito|1988|p=8}} Namun, masyarakatnya merupakan masyarakat kesukuan yang mudah bertikai.{{sfnm|1a1=Esposito|1y=1988|1p=8|2a1=Al-Mubarakfuri|2y=2017}} Beberapa peristiwa yang menunjukkan hal tersebut, yang juga melibatkan Muhammad, adalah [[Pertempuran Fujjar]], [[Hilful Fudul]], serta renovasi [[Ka'bah]] dan pemindahan [[Hajar Aswad]].{{sfn|Al-Mubarakfuri|2017}} Peristiwa-peristiwa tersebut dan kondisi sosiologis lainnya ikut mempengaruhi Muhammad, yang menjadi seorang pribadi yang sukses di tengah masyarakat Makkah.{{sfn|Esposito|1988|p=8}} Dia dihormati atas sifatnya yang bisa dipercaya dan keputusan-keputusannya terhadap persengketaan; dia dikenal dengan gelarnya ''al-Amīn'', “yang dapat dipercaya”.{{sfnm|1a1=Esposito|1y=1988|1p=8|2a1=Al-Mubarakfuri|2y=2017|2p=77-79}} Kejujuran itu lengkap dengan kesukaannya merenung yang akhirnya membuat dia terbiasa menyendiri di [[Gua Hira']]–yang berjarak hampir dua [[mil]] di utara Makkah–saat usianya mendekati empat puluh tahun.{{sfnm|1a1=Esposito|1y=1988|1p=8|2a1=Al-Mubarakfuri|2y=2017|2p=81}}
Baris 228:
Bukanlah hal yang mudah mendakwahkan pesan mengenai Tuhan Yang Maha Esa di Kota Makkah karena kota ini adalah pusat agama.{{sfnm|1a1=Al-Mubarakfuri|1y=2017|1p=92|2a1=Esposito|2y=1988|2p=10}} Muhammad mengawali dakwahnya secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun untuk menghindari hal yang akan memancing kemarahan penduduk Kota Makkah.{{sfn|Al-Mubarakfuri|2017|p=92}} Di antara yang pertama menerima ajakannya adalah [[Ali bin Abi Thalib]], sepupu dan menantunya yang saat itu masih kanak-kanak, dan [[Abu Bakar ash-Shiddiq|Abu Bakar]], mertuanya di kemudian hari dan khalifah pertama.{{sfnm|1a1=Esposito|1y=1988|1p=10|2a1=Al-Mubarakfuri|2y=2017|2p=92-3}} Setelah itu, dia secara bertahap berdakwah secara terang-terangan mulai dari keluarga terdekat dari [[Bani Hasyim]] sampai akhirnya kepada penduduk Makkah secara umum.{{sfn|Al-Mubarakfuri|2017|p=96-10}}
 
Meskipun ada sejumlah orang yang masuk Islam menerima dakwahnya, perlawanan yang dia terima selama dakwahnya sangat hebat.{{sfn|Esposito|1988|p=10}} Bagi masyarakat [[oligarki]] Makkah yang makmur dan kuat, pesan mengenai keesaan Tuhan, beserta penentangan terhadap gaya hidup Makkah yang tidak merata secara sosioekonomis, telah memunculkan penolakan langsung tidak hanya terhadap agama [[tradisi]] yang politeistik, tetapi juga terhadap kekuasaan dan hak istimewa yang telah mereka nikmati, serta mengancam kepentingan politik, sosial, dan ekonomi mereka.{{sfn|Esposito|1988|p=10}} Nabi Muhammad mencela transaksi-transaksi tidak benar, riba, serta pengabaian dan eksploitasi terhadap [[janda]] dan [[Yatim|anak yatim]].{{sfn|Esposito|1988|p=10}} Dia membela hak-hak orang-orang miskin dan orang-orang tertindas, menekankan bahwa orang-orang kaya memiliki kewajiban atas orang-orang miskin.{{sfn|Esposito|1988|p=10}} Sebagai bentuk komitmen atas kewajiban itu, ditetapkanlah [[zakat]] atas harta dan produk pertanian dan perkebunan.{{sfn|Esposito|1988|p=10}} Persis seperti [[Amos]] dan [[Yeremia]] sebelum dia, Muhammad merupakan seorang “pemberi peringatan” dari Tuhan untuk menegur para pendengarnya untuk [[Tobat|bertobat]] dan bertakwa kepada-Nya, karena hari penghakiman sudah dekat:
 
{{Teks quran blok |s=22
Baris 250:
=== Al-Qur'an ===
{{utama|Al-Qur'an}}
Al-Qur'an adalah pokok dari semua argumentasi dan dalil.<ref name=":2" /> Al-Qur'an adalah dalil yang membuktikan kebenaran risalah Nabi Muhammad, dalil yang membuktikan benar dan tidaknya suatu ajaran. Al-Qur'an juga merupakan kitab Allah terakhir yang menegaskan pesan-pesan kitab-kitab samawi sebelumnya. Allah memerintahkan dalam Al-Qur'an agar kaum Muslim senantiasa mengembalikan persoalan yang diperselisihkan kepada Allah dan Rasul-Nya:
 
{{Teks quran blok|s=4|a=59|t=Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.|attr={{Cite Quran|style=nosup|4|59}}{{sfn|Esposito|1988|p=10}}}}
Baris 256:
Mengembalikan persoalan kepada Allah, berarti mengembalikannya kepada Al-Qur'an.<ref name=":2" /> Sedangkan mengembalikan persoalan kepada Rasul berarti mengembalikannya kepada hadits/sunnah Rasul.
 
Meskipun Al-Qur'an menyatakan diri, “Inilah (Al-Qur'an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa,”{{Cite Quran|b=n|3|138}} yang disebutkan di dalamnya bukanlah aturan hukum yang komprehensif.{{sfn|Esposito|1988|p=79-80}} Bagian demi bagian Al-Qur'an diturunkan secara berkelanjutan selama rentang waktu 22 tahun lebih untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya.{{sfn|Philips|2006|p=19}}
 
=== Hadis/Sunnah ===
Baris 297:
Pada tahun [[622]], Muhammad dan pengikutnya berpindah ke [[Madinah]]. Peristiwa ini disebut [[hijrah]] dan menjadi dasar acuan permulaan perhitungan [[kalender Islam]], yaitu [[Kalender Hijriah]]. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang [[anshar]] (kaum muslimin dari Madinah) dan [[muhajirin]] (kaum muslimin dari Makkah), sehingga umat Islam semakin menguat. Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu mendapatkan kemenangan. Dalam fase awal ini, tak terhindarkan terjadinya perang antara Makkah dan Madinah.
 
Keunggulan diplomasi nabi Muhammad pada saat [[perjanjian Hudaibiyah]], menyebabkan umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Makkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Makkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika Muhammad wafat di usia yang ke-61, hampir seluruh [[Jazirah Arab]] telah memeluk Islam.
 
=== 632–661: Khalifah Rasyidin ===