Marilyn Monroe: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20230809)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
Baris 245:
Lois Banner menyatakan bahwa ia sering kali memplesetkan statusnya sebagai simbol seks dalam film-film dan penampilan publiknya.{{sfn|Banner|2012|p=244}} Monroe menyatakan bahwa ia dipengaruhi oleh [[Mae West]], mengatakan bahwa ia "mempelajari beberapa trik darinya – yang menekankan tawa, atau candaan, seksualitasnya sendiri".{{sfnm|1a1=Churchwell|1y=2004|1p=63 for West|2a1=Banner|2y=2012|2p=325}} Pada 1950-an, ia juga belajar komedi di kelas-kelas yang diberikan oleh mime dan penari Lotte Goslar, yang dikenal karena penampilan panggung komedinya, dan telah menemaninya pada tempat-tempat pengambilan gambar film untuk mengajarinya.{{sfn|Banner|2012|pp=170–171}} Dalam ''Gentlemen Prefer Blondes'', salah satu film dimana ia memerankan seorang pirang bodoh yang sangat khas, Monroe berkata "Aku bisa jadi pintar pada hal penting, namun kebanyakan pria tak menyukainya" sesambil menambahkan kalimat karakternya dalam naskah.{{sfn|Banner|2012|p=201}}
 
Dyer menyatakan bahwa citra bintang Monroe utamanya terbentuk dari [[sorotan laki-laki]] dan bahwa ia biasanya memerankan "seorang gadis", yang terdefinisi lewat gendernya, dalam film-filmnya.{{sfn|Dyer|1986|pp=19, 20}} Peran-perannya hampir selalu menjadi gadis paduan suara, sekretaris atau peragawati; pekerjaan-pekerjaan dimana "wanita tampil untuk kesenangan pria."{{sfn|Dyer|1986|pp=19, 20}} Sarjana film [[Thomas Harris]], yang juga menganalisis citra publik Monroe pada 1957, menyatakan bahwa akar kelas pekerjannyapekerjaannya dan kurangnya keterlibatan keluarga membuatnya tampil lebih seksual, "gagasan teman sepermainan", berseberangan dengan tokoh sezamannya, [[Grace Kelly]], yang juga dikenal sebagai orang berambut pirang atraktif, namun karena ia berasal dari kalangan kelas atas, ia lebih tampak sebagai aktris tersofistikasi, yang tak dapat diterima bagi sebagian besar penonton laki-laki.{{sfn|Harris|1991|pp=40–44}}
 
{{quote box