Kabupaten Sumenep: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 103.105.32.36 (bicara) ke revisi terakhir oleh JumadilM
Tag: Pengembalian
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
Baris 7:
| translit_lang1_type2 = [[Bahasa Madura#Sistem Penulisan|Alfabet Madura]] <sup>[[Suku Madura|3]]</sup>
| translit_lang1_type3 = [[Abjad Arab|Huruf Hijaiyah]] <sup>[[Arab-Indonesia|4]]</sup>
| translit_lang1_type4 = [[Aksara Han|Hanzi]] {{Template:nobold|{{font|size=95%|dan}}}} [[Hanyu Pinyin|Pinyin]] <sup>[[Tionghoa Madura|5]]</sup>
| translit_lang1_type5 = [[Aksara Lontara|Lontara’ Bugis]] <sup>[[Suku Bugis|6]]</sup>
| translit_lang1_info = {{resize|11pt|ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦯꦺꦴꦔꦼꦤ꧀ꦤꦼꦥ꧀}}
Baris 133:
Prof. Aminudin Kasdi dalam buku ''perlawanan penguasa Madura atas hegemoni Jawa'' menerangkan jika sebelum jatuh ketangan Mataram, Sumenep dan beberapa kerajaan kecil lainnya berada dalam wilayah kekuasaan [[Kesultanan Demak|Demak]] dan kemudian [[Kesunanan Giri|Giri]].
 
Kala itu, kerajaan Sumenep menjalin hubungan baik dengan daerah-daerah di pesisir utara Jawa, baik dalam hal perdagangan dan ikatan keluarga. Lebih-lebih pada akhir abad ke-16 saat hampir seluruh Penduduk Madura memeluk agama islam, hubungan penguasa Madura dengan penguasa Jawa terutama giri semakin erat. Meski demikian, pada masa itu sama sekali tak ada campur tangan dari penguasa-penguasa Jawa. Hingga kemudian pada paruh pertama Abad ke-17 muncul kekuatan baru di Jawa bagian tengah, yakni Mataram Islam.
 
Dibawah kuasa [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]], Kerajaan Mataram melakukan ekspansi besar-besaran ke wilayah timur Jawa, termasuk Pulau Madura. Sejarawan Belanda, H.J. de Graaf dalam bukunya, Kerajaan-kerajaan di Madura ditaklukkan oleh [[Kesultanan Mataram|Mataram]] pada tahun 1624 meski mendapat perlawanan besar dari penduduk Kerajaan Pamekasan dan Sumenep.
Baris 151:
=== DIBAWAH BENDERA JEPANG ===
 
Tak jauh beda dengan daerah lainnya di Indonesia, Sumenep juga pernah berada dalam kuasa pemerintah meliter Jepang. Bupati atau kenco dijabat oleh R.A.A Samadikoen Prawoto Adikoesoemo. Dalam sebuah makalah yang berjudul ''Perjuangan Rakyat Sumenep'' yang disusun oleh [[Legiun Veteran Republik Indonesia|LVRI]] pada tahun 1980, selama pendudukan Jepang, hampir sebagian besar penduduk Sumenep mengalami kekurangan pangan dan penderitaan karena perang. Saat itu penduduk Sumenep banyak diwajibkan menanam [[Jarak (tumbuhan)|pohon jarak]] dan umbi-umbian. Industri garam berhenti total karena meletusnya perang dunia II.
 
Dimasa pendudukan Jepang, di Sumenep terdapat beberapa sekolah pribumi yang dapat ditempuh selama tiga tahun yang dikenal dengan istilah ''Shoto Kokumin Gakko''. Selain itu terdapat juga Sekolah Pelayaran guna memperkuat angakatan laut Jepang. Beberapa pulau di timur Sumenep juga dibangun pangkalan udara darurat . Selama pendudukan Jepang, perairan Sumenep cukup mendapat perhatian karena merupakan salah satu pintu masuk menuju selat Madura.
Baris 551:
* [[Achsanul Qasasi]], Presiden Madura United FC
* [[Imam S Arifin]], Penyanyi Dangdut
* [[Nyai Hj Dewi Khalifah]], Wabup Sumenep/Ketua PC Muslimat NU
 
== Olahraga ==