Mao Zedong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231010)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231013sim)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
Baris 318:
Selama awal 1960-an, Mao menjadi prihatin dengan sifat Tiongkok pasca-1959. Dia melihat bahwa revolusi dan Lompatan Jauh ke Depan telah menggantikan elit penguasa lama dengan yang baru. Dia khawatir bahwa mereka yang berkuasa menjadi terasing dari orang-orang yang mereka layani. Mao percaya bahwa revolusi budaya akan menggoyahkan dan meresahkan "kelas penguasa" dan membuat Tiongkok tetap dalam keadaan "revolusi abadi" yang, secara teoritis, akan melayani kepentingan mayoritas, bukan elit kecil dan istimewa.<ref>{{harvnb|Feigon|2002|p=140}}</ref> Ketua Negara [[Liu Shaoqi]] dan Sekretaris Jenderal [[Deng Xiaoping]] menyukai gagasan bahwa Mao disingkirkan dari kekuasaan sebenarnya sebagai kepala negara dan pemerintahan Tiongkok tetapi mempertahankan peran seremonial dan simbolisnya sebagai Ketua Partai Komunis Tiongkok, dengan partai menjunjung tinggi semua kontribusi positifnya terhadap revolusi. Mereka berusaha meminggirkan Mao dengan mengambil kendali atas kebijakan ekonomi dan juga menegaskan diri mereka secara politis. Banyak yang mengklaim bahwa Mao menanggapi gerakan Liu dan Deng dengan meluncurkan [[Revolusi Kebudayaan|Revolusi Kebudayaan Proletarian Besar]] pada tahun 1966. Beberapa sarjana, seperti Mobo Gao, mengklaim bahwa kasus ini dilebih-lebihkan.<ref>For a full treatment of this idea, see {{Harvnb|Gao|2008}}</ref> Yang lain, seperti Frank Dikötter, berpendapat bahwa Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan untuk membalas dendam pada mereka yang berani menantangnya dalam Lompatan Jauh ke Depan.<ref>Jonathan Mirsky. [http://www.literaryreview.co.uk/mirsky_09_10.html ''Livelihood Issues.''] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100906144248/http://www.literaryreview.co.uk/mirsky_09_10.html|date=6 September 2010}} [[Literary Review]]</ref>
 
Revolusi Kebudayaan menyebabkan penghancuran banyak warisan budaya tradisional Tiongkok dan pemenjaraan sejumlah besar warga Tiongkok, serta menciptakan kekacauan ekonomi dan sosial secara umum di negara tersebut. Jutaan nyawa hancur selama periode ini, ketika Revolusi Kebudayaan menembus setiap bagian kehidupan Tiongkok, yang digambarkan oleh film-film Tiongkok seperti ''[[To Live (film 1994)|To Live]]'', ''The Blue Kite'', dan ''[[Farewell My Concubine (film)|Farewell My Concubine]]''. Diperkirakan ratusan ribu orang, mungkin jutaan, tewas dalam kekerasan Revolusi Kebudayaan.<ref name="maostats"/> Ini termasuk tokoh-tokoh terkemuka seperti Liu Shaoqi.<ref>{{Cite web|url=https://www.theatlantic.com/international/archive/2016/05/cultural-revolution-china/482964/|title=The Cultural Revolution's Legacy in China|last=Vasilogambros|first=Matt|date=16 May 2016|website=The Atlantic|access-date=28 November 2019}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://reviews.history.ac.uk/review/1179|title=Debating the Cultural Revolution in China |website=Reviews in History |access-date=28 November 2019}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Pye|first=Lucian W.|year=1986|title=Reassessing the Cultural Revolution|url=https://archive.org/details/sim_china-quarterly_1986-12_108/page/597|journal=The China Quarterly|volume=108|issue=108|pages=597–612|doi=10.1017/S0305741000037085|issn=0305-7410|jstor=653530|s2cid=153730706}}</ref>
 
Ketika Mao diberitahu tentang kerugian seperti itu, terutama bahwa orang-orang telah didorong untuk bunuh diri, dia diduga berkomentar: "Orang yang mencoba bunuh diri—jangan berusaha menyelamatkan mereka! ... Tiongkok adalah negara yang sangat padat penduduknya, bukan seolah-olah kita tidak dapat melakukannya tanpa beberapa orang."<ref>{{Harvnb|MacFarquhar|Schoenhals|2006|p=110}}</ref> Pihak berwenang mengizinkan Pengawal Merah untuk menyalahgunakan dan membunuh lawan rezim. [[Xie Fuzhi]], kepala polisi nasional berkata: "Jangan katakan bahwa mereka salah memukuli orang jahat: jika dalam kemarahan mereka memukuli seseorang sampai mati, maka biarlah."<ref>{{Harvnb|MacFarquhar|Schoenhals|2006|p=125}}</ref> Pada bulan Agustus dan September 1966, dilaporkan ada 1.772 orang yang dibunuh oleh Pengawal Merah di Beijing saja.<ref>{{Harvnb|MacFarquhar|Schoenhals|2006|p=124}}</ref>