Sinta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k M. Adiputra memindahkan halaman Sita ke Sinta: di Indonesia lebih dikenal sebagai Sinta
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: gambar rusak
Baris 1:
:{{arti lain|Artikel ini mengenai tokoh SitaSinta dari wiracarita Ramayana. Untuk tokoh lain, lihat [[SitaSinta Vermeulen]], untuk penyanyi lihat [[SitaSinta Nursanti]]}}
{{TMH Infobox|
| Image = SitaSinta Ram.jpg
| Nama = SitaSinta
| Caption = SitaSinta dan [[Rama]]
| Devanagari = सीता
| Ejaan_Sanskerta = Sītā
Baris 10:
| Pasangan = [[Rama]]
}}
'''SitaSinta''' ([[{{Sanskerta]]: '''|सीता'''; ''|Sītā'', juga dieja ''Sinta'')}} adalah tokoh protagonis dalam [[wiracarita]] ''[[Ramayana]]''. Ia merupakan istri dari [[Sri Rama]], tokoh utama kisah tersebut. Menurut pandangan [[Hindu]], SitaSinta merupakan inkarnasi dari [[Laksmi]], dewi keberuntungan, istri [[Dewa]] [[Wisnu]].
 
Inti dari kisah ''Ramayana'' adalah penculikan SitaSinta oleh [[Rahwana]] raja [[Kerajaan Alengka]] yang ingin mengawininya. Penculikan ini berakibat dengan hancurnya Kerajaan Alengka oleh serangan Rama yang dibantu bangsa [[Wanara]] dari [[Kerajaan Kiskenda]].
 
Dalam tradisi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], SitaSinta lebih sering dieja dengan nama '''Sinta'''.
 
== Arti nama ==
Dalam [[bahasa Sanskerta]], kata ''SitaSinta'' bermakna "kerut". Kata "kerut" merupakan istilah puitis pada zaman [[Kerajaan India Kuno|India Kuno]], yang menggambarkan aroma dari kesuburan. Nama SitaSinta dalam ''[[Ramayana]]'' kemungkinan berasal dari Dewi SitaSinta, yang pernah disebutkan dalam [[Rigweda]] sebagai dewi bumi yang memberkati ladang dengan hasil panen yang bermutu.
 
Seperti tokoh terkenal dalam legenda [[Hindu]] lainnya, SitaSinta juga dikenal dengan banyak nama. Sebagai puteri [[Raja]] [[Janaka]], ia dipanggil '''Janaki'''; sebagai puteri [[Mithila]], ia dipanggil '''Maithili'''; sebagai istri [[Rama|Raama]], ia dipanggil '''Ramaa'''. Karena berasal dari [[Kerajaan Wideha]], ia pun juga dikenal dengan nama '''Waidehi'''.
 
== Asal usul ==
''[[Ramayana]]'' menceritakan bahwa SitaSinta bukan putri kandung [[Janaka]]. Suatu ketika [[Kerajaan Wideha]] dilanda kelaparan. Janaka sebagai raja melakukan upacara atau ''[[yadnya]]'' di suatu area ladang antara lain dengan cara membajak tanahnya. Ternyata mata bajak Janaka membentur sebuah peti yang berisi bayi perempuan. Bayi itu dipungutnya menjadi anak angkat dan dianggap sebagai titipan [[Pertiwi]], dewi bumi dan kesuburan.
 
SitaSinta dibesarkan di istana Mithila, ibu kota Wideha oleh Janaka dan Sunayana, permaisurinya. Setelah usianya menginjak dewasa, Janaka pun mengadakan sebuah [[sayembara]] untuk menemukan pasangan yang tepat bagi putrinya itu. Sayembara tersebut adalah membentangkan busur pusaka maha berat anugerah [[Dewa]] [[Siwa]], dan dimenangkan oleh [[Sri Rama]], seorang pangeran dari [[Kerajaan Kosala]]. Setelah menikah, SitaSinta pun tinggal bersama suaminya di [[Ayodhya]], ibu kota Kosala.
 
== Masa pembuangan ==
[[Berkas:Rama exile eia.jpg|kiri|180px|jmpl|[[Rama]], [[Laksmana]], dan SitaSinta saat menjalani kehidupan di hutan.{{br}}(Lukisan dari Museum Seni San Diego)]]
Selanjutnya dikisahkan, ibu tiri [[Rama]] yang bernama [[Kaikeyi]] lebih menginginkan putra kandungnya, yaitu [[Bharata (Ramayana)|Bharata]] yang menjadi raja Ayodhya, bukan Rama. Kaikeyi pun mendesak [[Dasarata]] agar membuang Rama ke hutan selama 14 tahun.
 
Dasarata yang terikat sumpah terpaksa menuruti permintaan istri keduanya itu. sebagai putra yang berbakti, Rama pun menjalani keputusan itu dengan ikhlas. SitaSinta yang setia mengikuti perjalanan Rama, begitu pula adik Rama yang lahir dari ibu lain, yaitu [[Laksmana]]. Ketiganya meninggalkan istana Ayodhya untuk memulai hidup di dalam hutan.
 
Di dalam hutan belantara dan pegunungan, Rama, SitaSinta, dan Laksmana banyak bergaul dengan para pendeta dan brahmana sehingga menambah ilmu pengetahuan dan kepandaian mereka.
 
== Penculikan oleh Rahwana ==
[[Berkas:Ravi Varma-Ravana SitaSinta Jathayu.jpg|jmpl|ka|[[Rahwana]] menculik SitaSinta dan membunuh [[Jatayu]] - oleh [[Raja Ravi Varma]].]]
[[Rahwana]] adalah raja bangsa [[Rakshasa]] dari [[Kerajaan Alengka]]. Pasukannya yang bertugas di Janastana habis ditumpas [[Rama]] karena mereka gemar mengganggu kaum brahmana. Rahwana pun melakukan pembalasan ditemani pembantunya yang bernama [[Marica]].
 
Mula-mula Marica menyamar menjadi seekor kijang berbulu keemasan dan menampakkan diri di depan pondok Rama. Menyaksikan keindahan kijang tersebut, SitaSinta menjadi tertarik dan ingin memilikinya. Karena terus didesak, Rama akhirnya mengejar dan berusaha menangkapnya.
 
Tiba-tiba terdengar suara jeritan Rama di kejauhan. SitaSinta pun menyuruh [[Laksmana]] untuk menyusul suaminya itu. Namun Laksmana yakin kalau kijang tersebut adalah jelmaan raksasa yang sekaligus meniru suara jeritan Rama. SitaSinta marah mendengar jawaban Laksmana dan menuduh adik iparnya itu berkhianat dan memiliki maksud kurang baik.
 
Laksmana tersinggung mendengar tuduhan SitaSinta. Sebelum pergi, ia lebih dulu menciptakan pagar gaib berupa garis pelindung yang mengelilingi pondok tempat SitaSinta menunggu. Setelah kepergian Laksmana muncul seorang [[brahmana]] tua yang kehausan dan minta diberi minum. Namun ia tidak dapat memasuki pondok karena terhalang pagar gaib Laksmana.
 
SitaSinta yang merasa kasihan mengulurkan tangannya untuk memberi minum sang brahmana tua. Tiba-tiba brahmana itu menarik lengan SitaSinta dan membawanya kabur. Brahmana tersebut tidak lain adalah samaran Rahwana. Ia menggendong tubuh SitaSinta dan membawanya terbang di udara.
 
Suara tangisan SitaSinta terdengar oleh seekor burung tua bernama [[Jatayu]], yang bersahabat dengan [[Dasarata]] ayah Rama. Jatayu menyerang Rahwana namun ia justru mengalami kekalahan dan terluka parah. SitaSinta tetap dibawa kabur oleh Rahwana namun ia sempat menjatuhkan perhiasannya di tanah sebagai petunjuk untuk Rama.
 
== Dalam istana Alengka ==
[[Berkas:Hanuman sita eia.jpg|ka|240px|jmpl|SitaSinta saat ditawan di Taman Asoka di Alengka <span class="plainlinks">(Lukisan karya [http://www.exoticindiaart.com/artist/AR006/ Kailash Raj])]]</span>Sesampainya di istana [[Kerajaan Alengka]] yang terletak di kota Trikuta, SitaSinta pun ditawan di dalam sebuah taman yang sangat indah, bernama Taman Asoka. Di sekelilingnya ditempatkan para raksasi yang bermuka buruk dan bersifat jahat namun dungu. Selama ditawan di istana Alengka, SitaSinta selalu berdoa dan berharap [[Rama]] datang menolongnya.
 
Pada suatu hari muncul seekor [[Wanara]] datang menemuinya. Ia mengaku bernama [[Hanoman]], utusan Sri Rama. Sebagai bukti Hanoman menyerahkan cincin milik SitaSinta yang dulu dibuangnya di hutan ketika ia diculik Rahwana. Cincin tersebut telah ditemukan oleh Rama.
 
Hanoman membujuk SitaSinta supaya bersedia meninggalkan Alengka bersama dirinya. SitaSinta menolak karena ia ingin Rama yang datang sendiri ke Alengka untuk merebutnya dari tangan Rahwana dengan gagah berani. Hanoman dimintanya untuk kembali dan menyampaikan hal itu.
 
== Ujian kesucian ==
Berkat bantuan [[Sugriwa]] raja bangsa Wanara, serta [[Wibisana]] adik Rahwana, [[Rama]] berhasil mengalahkan [[Kerajaan Alengka]]. Setelah kematian [[Rahwana]], Rama pun menyuruh [[Hanoman]] untuk masuk ke dalam istana menjemput SitaSinta. Hal ini sempat membuat SitaSinta kecewa karena ia berharap Rama yang datang sendiri dan melihat secara langsung tentang keadaannya.
 
Setelah mandi dan bersuci, SitaSinta menemui Rama. Rupanya Rama merasa sangsi terhadap kesucian SitaSinta karena istrinya itu tinggal di dalam istana musuh dalam waktu yang cukup lama. menyadari hal itu, SitaSinta pun menyuruh Laksmana untuk mengumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya dan membuat api unggun. Tak lama kemudian SitaSinta melompat ke dalam api tersebut. Dari dalam api tiba-tiba muncul [[Dewa Brahma]] dan [[Dewa Agni]] mengangkat tubuh SitaSinta dalam keadaan hidup. Hal ini membuktikan kesucian SitaSinta sehingga Rama pun dengan lega menerimanya kembali.
 
== Kehidupan selanjutnya ==
Setelah pulang ke [[Ayodhya]], Rama, SitaSinta, dan Laksmana disambut oleh Bharata dengan upacara kebesaran. [[Bharata (Ramayana)|Bharata]] kemudian menyerahkan takhta kerajaan kepada Rama sebagai raja. Dalam pemerintahan Rama terdengar desas-desus di kalangan rakyat jelata yang meragukan kesucian SitaSinta di dalam istana [[Rahwana]].
 
[[Rama]] merasa tertekan mendengar suara sumbang tersebut. Ia akhirnya memutuskan untuk membuang SitaSinta yang sedang mengandung ke dalam hutan. Dalam pembuangannya itu, SitaSinta ditolong seorang [[resi]] bernama [[Walmiki]] dan diberi tempat tinggal.
 
Beberapa waktu kemudian, SitaSinta melahirkan sepasang anak kembar diberi nama [[Lawa]] dan [[Kusa]]. Keduanya dibesarkan dalam asrama Resi Walmiki dan diajari nyanyian yang mengagungkan nama [[Rama]]candra, ayah mereka.
 
Suatu ketika Rama mengadakan upacara ''[[Aswamedha]]''. Ia melihat dua pemuda kembar muncul dan menyanyikan sebuah lagu indah yang menceritakan tentang kisah perjalanan dirinya dahulu. Rama pun menyadari kalau kedua pemuda tersebut yang tidak lain adalah Lawa dan Kusa merupakan anak-anaknya sendiri.
 
== Akhir riwayat ==
Atas permintaan [[Rama]] melalui [[Lawa]] dan [[Kusa]], SitaSinta pun dibawa kembali ke [[Ayodhya]]. Namun masih saja terdengar desas-desus kalau kedua anak kembar tersebut bukan anak kandung Rama. Mendengar hal itu, SitaSinta pun bersumpah jika ia pernah berselingkuh maka bumi tidak akan sudi menerimanya.
 
Tiba-tiba bumi pun terbelah. [[Dewi]] [[Pertiwi]] muncul dan membawa SitaSinta masuk ke dalam tanah. Menyaksikan hal itu Rama sangat sedih. Ia pun menyerahkan takhta Ayodhya dan setelah itu bertapa di Sungai Gangga sampai akhir hayatnya.
 
Versi di atas masih diperdebatkan tentang keasliannya. Sebagian berpendapat bahwa, Rama dan SitaSinta hidup berbahagia setelah kembali ke Ayodhya. Tidak ada lagi pembuangan terhadap SitaSinta. Kisah SitaSinta ditelan bumi dalam ''[[Ramayana]]'' dianggap sebagai tambahan yang ditulis orang lain, bukan hasil karya [[Walmiki]].
 
Mereka yang menolak versi di atas berpendapat bahwa Rama dan SitaSinta hidup berbahagia dan memerintah Kerajaan Ayodhya selama 11.000 tahun (konon angka ini dianggap lazim pada zaman tersebut, yakni zaman [[Treta Yuga]]). SitaSinta hanya hidup selama beberapa tahun saja di dalam istana Rahwana, sehingga dapat dianggap sebagai suatu masalah yang sangat kecil jika dibandingkan dengan lamanya mereka hidup.
 
== Versi pewayangan ==
Versi ''[[Ramayana]]'' di atas cukup berbeda jika dibandingkan dengan kisah dalam [[wayang|pewayangan]], terutama yang berkembang di [[Jawa]]. Dalam versi ini, SitaSinta disebut dengan gelar lengkap '''Rakyan Wara Sinta'''. Uniknya, ia juga disebut sebagai putri kandung [[Rahwana]] sendiri.
 
Rahwana versi Jawa dikisahkan jatuh cinta kepada seorang pendeta perempuan bernama [[Wedawati]]. Namun Wedawati menolak cintanya dan memilih bunuh diri. Rahwana pun bertekad akan mencari dan menikahi [[reinkarnasi]] Wedawati.