Suku Betawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Nyilvoskt memindahkan halaman Etnis Betawi ke Suku Betawi dengan menimpa pengalihan lama
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Fabi Fuu 76 (bicara | kontrib)
 
Baris 101:
 
===== Abad ke-20 =====
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Reuzenpoppen Ondel-ondel sieren de straat tijdens het religieuze feest 'selamatan' ter gelegenheid van de inwijding van de nieuwe vleugel van Hotel des Indes Java TMnr 10003392.jpg|jmpl|kiri|Ondel-Ondel menghiasi jalan selama festival ''[[selamatan]]'' saat peresmian sayap baru [[Hotel Des Indes]], 1923. Kesenian ondel-ondel pada zaman dahulu disebut barongan. Ini adalah salah satu pengaruh budaya Jawa-Bali, dilihat dari bentuk topengnya yang cenderung mirip dengan barong, tidak seperti sekarang yang sudah dirubah dan dimodernisasi. Pada zaman dahulu ondel-ondel dipercaya bisa mengusir roh jahat dan menjaga.]]
Pada zaman kolonial Belanda tahun [[1930]], kategori orang Betawi yang sebelumnya tidak pernah ada justru muncul sebagai kategori baru dalam data sensus tahun tersebut. Jumlah orang Betawi sebanyak 778.953 jiwa dan menjadi mayoritas penduduk [[Batavia]] waktu itu. Namun menurut Uka Tjandarasasmita penduduk asli Jakarta telah ada sejak 3500-3000 tahun sebelum masehi. [[Antropologi|Antropolog]] Universitas Indonesia lainnya, Prof. Dr. [[Parsudi Suparlan]] menyatakan, kesadaran sebagai orang Betawi pada awal pembentukan kelompok etnis itu juga belum mengakar. Dalam pergaulan sehari-hari, mereka lebih sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat tinggal mereka, seperti orang [[Kemayoran]], orang [[Senen]], atau orang Rawabelong.