Umi Dachlan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mundugumor (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: gambar rusak Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 1:
{{short description|Pelukis Abstrak (1942-2009)}}
{{Infobox artist
| name = Umi Dachlan
| image =
| image = [https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Umi_Dachlan_1.jpg#/media/File:Umi_Dachlan_1.jpg]
| caption = '''Umi Dachlan, ca. 1968'''
| birth_name = Umajah Dachlan
| other_names = Umayah Dachlan ([[EYD]])
| birth_date = {{birth date|1942|8|13|df=y}}
| birth_place = [[Cirebon]], [[Jawa Barat]],<br> [[Hindia Belanda]]
| known_for = Pelukis Abstrakabstrak, Dosen [[Institut Teknologi Bandung|ITB]]
[[Hindia Belanda]] {{negara|Holland}}
| death_date = {{death date and age|2009|1|1|1942|8|13|df=y}} (66 years)
| known_for = Pelukis Abstrak, Dosen [[Institut Teknologi Bandung|ITB]]
| death_place = [[Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| death_date = {{death date|2009|1|1|df=y}} (66 years)
| death_placenationality = [[BandungIndonesia]], [[Jawa Barat]],<br>
[[Indonesia]]
| nationality = [[Indonesia]]n
}}
'''Umi Dachlan''' (nama lahir '''Umajah Dachlan''', [[EYD]]: '''Umayah Dachlan''') ({{lahirmati|Cirebon|13|8|1942||1|1|2009}})<ref name=":0" /> adalah seorang pelukis perempuan terkemuka Indonesia.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://archive.ivaa-online.org/khazanahs/detail/32|title=Pameran Besar Seni Lukis Indonesia ke II 1976|last=|first=|date=1976|website=Arsip IVAA|publisher=Dewan Kesenian Jakarta|access-date=23 Maret 2018}}</ref> Ia merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung dan juga menjadi menjadi wanita pertama yang menjadi dosen di almamaternya. Karyanya dikenal dengan mencampurkan [[Ekspresionisme abstrak|Ekspresionisme Abstrak]] dengan pendekatan [[Lirisismelirisisme]].<ref>[https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=363196 <nowiki>Indonesian Women Artists - The Curtain Opens. Carla Bianpoen, Farah Wardani, Wulan Dirgantoro and Heather Waugh. Yayasan Senirupa Indonesia, 2007, p.251. {{</nowiki>ISBN 978-9791656207<nowiki>}} </nowiki>]</ref>
 
== HidupKehidupan ==
Perempuan dengan nama asli Umajah Dachlan ini sudah menunjukan bakat melukisnya sejak kecil. Hal ini ditunjukan dengan kegemarannya menggambar. Umi Dachlan menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Seni Rupa & Desain, [[Institut Teknologi Bandung]] (FSRD-ITB), pada tahun 1968.<ref name=":0">{{Cite news|url=https://news.detik.com/jawabarat/1061936/umi-dachlan-pelukis-abstrak-dari-bandung-tutup-usia|title=Umi Dachlan, Pelukis Abstrak dari Bandung Tutup Usia|date=1 Januari 2009|work=[[Detik.com|detikcom]]|publisher=|access-date=23 Maret 2018}}</ref> Semasa kuliah, ia sering bekerja sebagai co-desainer/desainer pada satu grup kerja bidang seni rupa. Setelah lulus, ia sering bekerja komisi menggambar mural untuk berbagai institusi, seperti Kantor Pertamina Dumai, Museum Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat di Bandung, dan bersama Ahmad Sadali dan rekan-rekan di [[Kompleks Parlemen Republik Indonesia|Gedung MPR/DPR]] di Jakarta.<ref name=":1" />
 
Kepribadian Umi Dachlan digambarkan sebagai pengasuh, tegas dan tulus oleh teman-teman dan rekan-rekannya. Dia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di rumah impiannya di Jalan Tamansari di Bandung, dikelilingi oleh beberapa teman dan keluarga terdekatnya. Rekan seniman dan desainer interior Profesor Imam Buchori Zainuddin mendesain rumahnya, ia juga bekerja di ITB.<ref>Rumah Nyeni Umi Dachlan. Journal asri, No 170, Mei 1997, halaman 36-42.</ref> Rumah itu melambangkan dua kesenangan terbesarnya, alam dan musik, yang sangat penting bagi karya seninya.<ref name="Metaphors 2020" />
 
Umi tidak menikah selama hidupnya dan meninggal dunia di rumahnya di Bandung pada usia 66 tahun dalam tidurnya.<ref name=":0" /> Jenazahnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Jabangbayi, Kesambi, Cirebon.<ref>[https://m2indonesia.com/tokoh/sastrawan/umi-dahlan.htm Umi Dahlan by Ulfah Nurhazizah, M2Indonesia, 16. October 2015]</ref>
 
== Karya ==
Karier kesenimanan Umi dimulai dengan studi mengenai prinsip dan teknik seniman dan dosen seni ITB, [[Ahmad Sadali]].<ref name=":2">{{Cite web|url=https://www.artandmarket.net/profiles/2018/8/20/umi-dachlan-a-new-pulse-in-the-post-war-bandung-art-scene|title=Umi Dachlan: An Underrated Bandung Artist. A female talent among Indonesian post-war abstraction artists.|last=Chingyi|first=Chua|date=2018-08-20|website=Art & Market|language=en-US|access-date=2020-02-25}}</ref> Ia juga dibimbing oleh [[Abdul Djalil Pirous|A.D. Pirous]], [[Mochtar Apin]], [[Popo Iskandar]], [[Srihadi Soedarsono]], dan [[Yusuf Affendi]].<ref name=":2" /> Ia disegani dan disukai banyak rekan seperti [[Heyi Ma'mun]], Sam Bimbo, Seriawan Sabana dan [[Sunaryo (pelukis)]].
Setahun setelah lulus kuliah, ia diangkat menjadi dosen di Fakultas Seni Rupa, ITB. Pada tahun yang sama, ia juga menerima [[Hadiah Memorial Wendy Sorensen]] untuk lukisan terbaik.<ref name="Metaphors 2020">{{Cite web|url=http://www.artagendasea.org/umi-dachlan|title=Umi Dachlan|website=Art Agenda, S.E.A.|language=en-US|access-date=2020-02-25|archive-date=2020-02-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20200225060518/http://www.artagendasea.org/umi-dachlan |url-status=dead }}</ref> Wendy Sorensen adalah istri Abel Sorensen, seorang arsitek penting dalam sejarah Indonesia, yang ditunjuk oleh Presiden Sukarno untuk merancang Hotel Indonesia untuk Asian Games ke-4 tahun 1960. <br>
Baris 39 ⟶ 36:
Sementara Umi Dachlan sangat dipengaruhi oleh fakultasnya di ITB, Bandung, ia juga memiliki banyak kontak artistik dengan pusat seni besar kedua di Indonesia, [[Akademi Seni Rupa Indonesia]] (ASRI) di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta. Sejak berdirinya Republik Indonesia setelah Perang Dunia II, kedua lembaga ini mencerminkan dua kutub diskusi yang disebut "East versus West". ITB dipimpin oleh pelukis Belanda [[Ries Mulder]], yang lembaganya sering dikritik, sedangkan ASRI dipandang sebagai cerminan seni asli Indonesia yang sebenarnya. Pada tahun 1974, konflik East versus West dan fokus pada bentuk seni klasik seperti lukisan dan patung menyebabkan berdirinya [[Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia]] (GSRB), yang dipandang sebagai awal Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Banyak seniman individu ITB yang tidak melihat karyanya sebagai cerminan Timur versus Barat, termasuk A.D. Pirous dan Umi Dachlan yang dekat dengan banyak Seniman ASRI, seperti [[Fadjar Sidik]], [[Handrio]] dan [[Nasirun]], yang kemudian memiliki beberapa karya selanjutnya, Umi Dachlan juga beberapa kali dipamerkan di Galeri dan Museum di Jogjakarta sejak tahun 1968, termasuk di [[Museum Affandi]].
 
===Karya TenggahTengah (1977-1987)===
Dia belajar dan sering bepergian ke luar negeri untuk meningkatkan keterampilan dan pengalamannya. Pada tahun 1969 salah satu pameran pertamanya di luar negeri membawanya, dan beberapa rekan pelukis, ke New York sebagai bagian dari Delegasi Ibu Suharto untuk mewakili Indonesia pada peringatan 25 tahun PBB. Selama perjalanan ini, ia mengenal bentuk-bentuk seni Amerika, termasuk [[Ekspresionisme abstrak]], sebuah bentuk seni pasca-Perang Dunia II yang sudah mapan saat itu, dengan tokoh-tokoh walikota seperti [[Jackson Pollock]], Mark Rothko, Willem de Kooning, Franz Kline, Frank Stella atau Robert Motherwell.
 
Baris 48 ⟶ 45:
Karya-karyanya pada periode ini mencerminkan prinsip-prinsip filsafat Islam dan diekspresikan melalui hubungan spiritualnya dengan alam dan musik. Apalagi selama periode ini, karyanya telah dibandingkan dengan pelukis Eropa seperti Antoni Tàpies, Jean Fautrier dan [[Picasso|Pablo Picasso]], dan yang paling menonjol dengan [[Marc Rothko]], karena mereka berbagi banyak perhatian metafisik dan spiritual dengan pelukis master Amerika Serikat. Mirip dengan penduduk asli Kudditji Kngwarreye, yang juga sering dibandingkan dengan Rothko oleh pengunjung asing,<ref>[https://www.kateowengallery.com/artists/Kud37/Kudditji-Kngwarreye.htm A Rothko-esque Quality. Kate Owen Gallery, Rozelle, NZW, Australia]</ref> dia mungkin tidak menyadari perbandingan ini, mencari imajinasi abstraknya sendiri.
 
===Karya Akhirakhir (1988-2009)===
 
Setelah kematian mentornya Ahmad Sadali pada tahun 1987, ia berkembang menjadi gayanya sendiri. Pada tahun 1992, dia pergi haji di Arab Saudi dan melihat padang pasir. Hajinya menambahkan warna-warna hangat dan bersahaja ke langit-langit artistiknya. Lukisannya ''Five Pillar'' dari 1996 tampaknya mencerminkan [[Rukun Islam]]. Setelah itu, lukisannya tampak menunjukkan warna yang lebih hangat, mirip dengan pelukis besar Spanyol Antoni Tàpies. Dalam tahun-tahun berikutnya, dia juga memulai seri ''matador'', yang berkaitan dengan ''kerbau'', yang membuatnya terpesona. Umi Dachlan juga memulai dengan elemen yang lebih figuratif, seperti seri ''matador'' antara 1993 dan 2007, yang menggambarkan pertarungan antara banteng dan matador, topik yang dia sebut sebagai Dis-Harmoni di dunia. Pada tahun 2000, kritikus seni dan seniman, [[Mamannoor]] menulis sebuah buku yang mengiringi pameran besar Solo Andi Galeri di Jakarta, 4 karya matadornya yang berbeda, dan total 75 karyanya ditampilkan. (lihat: Bibliografi)
 
Baris 55 ⟶ 51:
 
== Penghargaan ==
* Best Painting: Wendy Sorensen Memorial Award, New York, America Serikat (1968)<br>
* Anggota staff Design Center [[Expo '70]], Osaka (1970)<ref name="Ensiklopedia V" /> <br>
* Pertamina Award, Jakarta (1973)<br>
* Best Women Painter: Badan Koordinasi Organisasi Wanita - BKOW (1981)<br>
* Penghargaan dari alma mater ITB Bandung (1982)<ref>"Umi Dachlan: Imagi dan Abstraksi" Monograf dari Mamannoor, Andi Galeri, Jakarta, 2000 hal.50 (Bahasa Indonesia)</ref><br>
* Award from Radio Hilversum, Belanda (1986)<br>
* [[Ford Foundation]] Award (1991)<br>
* [[Satyalancana Karya Satya]] dari Presiden Republik Indonesia, [[Susilo Bambang Yudhoyono]] untuk servis 30 tahun (2007)
 
== Pameran ==
Baris 162 ⟶ 158:
 
=== Monograf ===
* "Umi Dachlan: Imagi dan Abstraksi". Monograf dari Mamannoor, Andi Galeri, Jakarta, 2000. Bahasa Indonesia dan Inggris, 101 plat, 172 halaman<br>
* "Mythomorphic". Monograf dari Selasar Sunaryo Art Space, 2009. Bahasa Indonesia, 55 halaman<br>
* "Umi Dachlan: Metaphors For Humanity". Monograf dari Vivian Yeo dan Jin Wen, Editorial Art Agenda S.E.A, Jakarta, 2021. Bahasa Indonesia, Cina dan Inggris, 170 plat, 248 halaman<br>
 
=== Referensi ===
Baris 170 ⟶ 166:
 
=== Video dan Internet ===
* "From Dusk to Dawn: Umi Dachlan & Fernando Zobel". Art Agenda S.E.A, 13. Juli 2023. [https://www.youtube.com/watch?v=b1krO4cu4z4 Umi Dachlan & Fernando Zobel]<br>
 
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Wanita Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Perempuan Pekerja Seni]]
[[Kategori:Pelukis Indonesia]]
[[Kategori:Ekspresionisme abstrak]]
[[Kategori:Pelukis Indonesia asal Bandung]]
[[Kategori:Seniman wanita Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]