Stasiun Bojonegoro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 44:
[[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS) mengajukan konsesi untuk pembangunan jalur baru setelah meraih keuntungan pada tahun 1890-an. Akhirnya, perusahaan ini mendapat konsesi pembangunan jalur kereta api baru yang melayani rute Gundih–Gambringan–Bojonegoro–Surabaya pada tanggal 1 September 1897.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/38898570|title=Perkembangan kota dan arsitektur kolonial Belanda di Surabaya, 1870-1940|last=Handinoto.|date=1996|publisher=Diterbitkan atas kerjasama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Kristen PETRA Surabaya dan Penerbit ANDI Yogyakarta|isbn=9795333739|edition=Ed. 1., cet. 1|location=Yogyakarta|oclc=38898570}}</ref>
Stasiun ini mulai beroperasi pada tanggal 1 Maret 1902, sebagai bagian dari pengoperasian jalur kereta api ruas
Ke arah timur dari jalur 2 dahulu terdapat jalur rel menuju [[Stasiun Rembang|Rembang]] yang sudah tidak dioperasikan sejak tahun 2001. Jalur tersebut dipakai untuk mengangkut [[kuarsa|pasir kuarsa]] dari [[Stasiun Jatirogo]] sebelum berhenti beroperasi. Jalur ini merupakan gabungan dari dua operator, yaitu [[Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij]] (SJS) dan NIS. Saat itu, jalur milik SJS meliputi Rembang–Jatirogo, sedangkan Jatirogo–Bojonegoro merupakan jalur milik NIS.<ref name=":0">{{cite book|title=Verslag der Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij|author=Samarang–Joana Stoomtram|publisher=SJS}}</ref><ref>{{cite book|title=Indische Spoorweg-Politiek|last=Reitsma|first=S.A.|publisher=Landsdrukkerij|year=1920}}</ref>
|