Sewu Dino: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Rudyindarto (bicara | kontrib)
Tag: menambah plot atau sinopsis dalam jumlah besar
Baris 44:
'''''Sewu Dino''''' (dari bahasa Jawa: ''sewu [[wikt:dina#bahasa_Jawa|dina]]'' /​ {{J|ꦱꦺꦮꦸꦢꦶꦤ}}, {{lang-id|Seribu Hari}}) adalah sebuah [[film horor|film hantu]] Indonesia tahun 2023 yang disutradarai oleh [[Kimo Stamboel]] berdasarkan cerita viral berjudul sama karya SimpleMan. Film yang ditayangkan di bioskop Indonesia pada 19 April 2023 ini dibintangi oleh [[Mikha Tambayong]], [[Gisellma Firmansyah]], [[Rio Dewanto]], [[Marthino Lio]], [[Givina Lukita Dewi]], [[Agla Artalidia]], [[Pritt Timothy]], dan [[Karina Suwandi]].
 
== PlotAlur ==
Demi pengobatan bapaknya yang sakit-sakitan, Sri Rahayu, seorang wanita sederhana yang tinggal di sebuah desa di [[Jawa Timur]], memutuskan untuk melamar sebagai pembantu di kediaman keluarga Atmojo. Meskipun Sri tidak memiliki gelar sarjana, dia langsung saja diterima kerja oleh Mbah Karsa Atmojo, karena keunikannya sebagai anak yang lahir di Jumat [[Kliwon]], hari keramat dalam budaya Jawa. Bersama dengan Erna dan Dini, mereka diantarkan oleh Sugik, supir keluarga Atmojo, menuju sebuah gubuk di tengah hutan. Sri sadar bahwa tangannya saat ini mempunyai lambang keluarga Atmojo, begitu pula dengan Erna, Dini, dan Sugik.
Di tengah kesulitan ekonomi, Sri ([[Mikha Tambayong]]) diterima bekerja di keluarga Atmodjo dengan bayaran tinggi, karena ia memiliki keunikan: lahir pada hari Jumat Kliwon. Bersama Erna ([[Givina Lukita Dewi]]) dan Dini ([[Agla Artalidia]]), mereka dibawa ke sebuah gubuk tersembunyi di tengah hutan. Di gubuk tersebut, Sri, Erna dan Dini ditugaskan untuk memandikan Della Atmodjo ([[Gisellma Firmansyah]]), cucu dari Karsa Atmodjo ([[Karina Suwandi]]), yang tidak sadarkan diri karena terkena kutukan Sewu Dino (Seribu Hari). Mereka tidak bisa lari dari gubuk tersebut karena terikat perjanjian mistis dengan Karsa Atmodjo, dan mereka harus menyelesaikan ritual tersebut hingga hari ke-1000. Jika mereka melanggarnya, kematian akan menanti mereka.
 
Di sana, mereka bertemu dengan Mbah Tamin, dukun yang bekerja untuk keluarga Atmojo. Beliau memberitahu bahwa tugas mereka saat ini adalah untuk menjaga Della Atmojo, cucu Mbah Karsa, yang kena [[santet]] Sewu Dino ("seribu hari") beberapa tahun yang lalu. Della kerasukan arwah bernama Sengarturih, dan hanya bisa ditenangkan dengan ritual pemandian bernama Basuh Sedo. Namun, Basuh Sedo sendiri hanyalah penangkal sementara; satu-satunya cara agar Della bisa terbebas dari rasukannya adalah dengan melakukan ritual khusus pada hari ke-1000. Saat ini adalah hari ke-996, sehingga mereka perlu menenangkan Della selama empat hari. Dini, yang sudah pernah bekerja untuk keluarga Atmojo, ditugaskan untuk memimpin dan menuturkan Sri dan Erna bagaimana cara pembasuhan tersebut. Mbah Tamin memperingatkan bahwa pekarangan gubuk sudah dipagari secara mistis untuk mencegah Sengarturih kabur. Karena Sri, Erna, dan Dini sudah terikat secara rohani dengan Mbah Karsa, mereka juga tidak akan bisa melampaui pagar tersebut.
 
Hari-hari berikutnya, Sri, Erna, dan Dini bergantian melakukan Basuh Sedo. Namun, kejadian-kejadian aneh mulai menimpa mereka. Sri memimpikan sebuah gubuk di tengah ladang tebu. Sri mendengar suara Della dari dalam, tetapi gubuk tersebut dijaga oleh seorang lelaki yang menghadangnya saat dia mencoba masuk. Kaset yang berisi petunjuk Basuh Sedo selalu mulai di tengah jalan setiap kali ritual hendak dilakukan. Pada hari ke-999, Sugik berkunjung sebentar untuk menggali liang lahat di depan gubuk, membuat Erna berpikir bahwa keluarga Atmojo berencana untuk menumbalkan mereka agar Della bisa kembali.
 
Pada hari ke-1000, ember yang digunakan untuk Basuh Sedo bocor di tengah jalan. Ketika Sri berhasil mencari penggantinya, Della sudah kabur dari gubuk. Mengingat perkataan Mbah Tamin, mereka bertiga berpencar untuk memastikan bahwa pagar yang ditanamkan untuk mengurung Sengarturih masih tegak. Saat memeriksa, Dini dipukul hingga pingsan dari belakang, sementara Sri diserang oleh Della. Mbah Tamin datang dan berhasil mengikat Della, namun dia ditusuk oleh Erna. Diungkapkanlah bahwa Erna selama ini telah menyabotase ritual Basuh Sedo, karena dia sudah muak dengan pekerjaan mereka dan ingin keluar. Ketika Erna hendak membunuh Sri, dia menyerang balik hingga Erna tewas karena tertusuk kayu.
 
Mbah Karsa mendatangi gubuk untuk memulai ritual penjemputan arwah Della dan dapat membujuk Sri yang hendak pergi untuk tinggal dan membantu proses ritual. Mbah Tamin menjelaskan bahwa "mimpi" Sri mengenai gubuk bukanlah mimpi, melainkan bukti kemampuannya memasuki Alam Sukma, dimana Della telah disekap oleh penyantetnya, Sabdo Kuncoro. Sementara Dini melakukan Basuh Sedo untuk menenangkan Sengarturih, Sri akan ke Alam Sukma untuk membebaskan arwah Della sebelum matahari terbenam. Di Alam Sukma, Sri berhadapan dengan Sabdo yang mengklaim bahwa Atmojo telah menyerang terlebih dahulu. Dia dapat mengalahkannya sebelum membebaskan Della. Di dunia nyata, Sabdo diserang oleh Sengarturih saat meratapi kegagalan santetnya.
 
Dalam [[epilog]], Mbah Karsa memberikan Sri uang sebesar 10 juta rupiah sesuai dengan kontrak pekerjaan mereka, tetapi Sri menolak. Saat perjalanan pulang, Sugik memberitahu Sri bahwa pilihannya untuk menolak uang tersebut adalah benar, karena semua orang yang menerima uang dari Mbah Karsa, seperti dirinya sendiri, akan selamanya terikat untuk melayani keluarga Atmojo. Sugik menjelaskan bahwa keluarga Atmojo membunuh seluruh keluarga Sabdo, dan atas dasar itulah mengapa Sabdo menyantet Della. Sugik mengingatkan Sri bahwa, kedepannya, Mbah Karsa akan terus merayunya dengan uang 10 juta agar dia mau kembali bekerja untuknya.
 
Di adegan ''mid-credits'' pertama, diungkapkan bahwa Sabdo tewas dipenggal oleh Sengarturih. Di adegan ''mid-credits'' kedua, Sugik meninggalkan uang 10 juta di depan pintu rumah Sri. Setelah memindahkannya ke jalan, Sri mengamati bahwa lambang keluarga Atmojo di tangannya hilang.
 
== Pemeran ==