Paus Benediktus XVI dan Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~cite
k ~cite
Baris 5:
 
==Imigrasi==
Paus Benediktus XVI menyerukan umat Kristiani untuk “membuka tangan dan hati mereka” terhadap imigran Muslim dan “berdialog” dengan mereka mengenai isu-isu agama. Paus mengatakan kepada para peserta bahwa [[Katolik Roma|Gereja Katolik]] "semakin sadar" bahwa "dialog antaragama adalah bagian dari komitmennya terhadap pelayanan kemanusiaan di dunia modern." Faktanya, “keyakinan” ini telah menjadi “makanan sehari-hari” bagi mereka yang bekerja dengan migran, pengungsi dan masyarakat keliling, katanya. Paus Benediktus menggambarkan dialog antara umat Kristen dan Muslim ini sebagai sesuatu yang "penting dan rumit". Banyak komunitas yang mengalami hal ini, katanya, ketika mereka berupaya “membangun hubungan saling pengetahuan dan rasa hormat dengan imigran (Muslim), yang sangat berguna dalam mengatasi prasangka dan pikiran tertutup”. Karena alasan ini, tambahnya, umat Kristiani “dipanggil untuk membuka tangan dan hati mereka kepada semua orang, apapun negara asal mereka, menyerahkan tugas merumuskan undang-undang yang tepat untuk meningkatkan kehidupan yang sehat kepada pihak berwenang yang bertanggung jawab atas kehidupan publik”.<ref>[http://www.catholic.org/international/international_story.php?id=19847 Buka tangan untuk imigran Muslim] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070222064653/http:/ /www.catholic.org/international/international_story.php?id=19847 |date=2007-02-22}}</ref>
 
Pada tanggal 11 September 2006, para pemimpin [[Islam di Italia|komunitas Muslim]] di [[Italia]] mendukung pernyataan Paus Benediktus XVI yang memperingatkan bahwa [[Afrika]] dan [[Asia]] merasa terancam oleh pengaruh Barat. materialisme dan sekularisme. “Kami setuju dengan Paus,” kata Roberto Piccardo, juru bicara kelompok Muslim terbesar di Italia [[UCOII]]. “Memang benar umat Islam dibingungkan oleh Barat yang tersandera sistem materialistis.” Mario Scialoja, mantan presiden [[Liga Muslim Dunia]], juga menyatakan dukungannya terhadap kata-kata Paus, dengan mengatakan bahwa "pengecualian Barat terhadap Tuhan mengarah pada model kehidupan yang salah."<ref>[http://www. adnki.com/index_2Level_English.php?cat=Religion&loid=8.0.338785577&par=VATIKAN: MUSLIM ITALIA MENYEDIAKAN KRITIK PAUS TERHADAP BARAT]{{Dead link|date=Oktober 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Pada 21 Oktober Vatikan untuk pertama kalinya merilis dokumen dalam [[Arab]], pidato perwakilan Vatikan UNESCO yang membahas masalah ilmiah dan etika.<ref>[http://www.int.iol.co.za/index. php?set_id=1&click_id=123&art_id=qw1161438121115B213 Vatikan merilis dokumen dalam bahasa Arab]</ref> Keesokan harinya Paus mengirimkan "salam ramah" kepada umat Islam saat mereka merayakan berakhirnya bulan suci ''[[Ramadan]]' '. “Saya dengan senang hati menyampaikan salam ramah kepada umat Islam di seluruh dunia yang hari-hari ini merayakan akhir bulan puasa Ramadhan,” kata Paus di Vatikan. “Saya menyampaikan kepada mereka semua harapan saya untuk ketenangan dan kedamaian”, tambahnya. <ref>[http://www.andnetwork.com/index?service=direct/0/Home/older.fullStory&sp=l54117 Paus Benediktus XVI mengirimkan 'salam ramah' kepada umat Islam]{{dead link|date=Maret 2018 | bot=InternetArchiveBot |perbaikan-percobaan=yes}}</ref>
 
Edisi Oktober 2006 dari ''[[La Civiltà Cattolica]]'' – majalah resmi Roma [[Jesuit]] yang dicetak dengan pengawasan dan otorisasi otoritas Vatikan – dibuka dengan editorial tentang Islam yang memberikan gambaran yang sangat menarik. gambaran rinci dan mengkhawatirkan tentang Islam fundamentalis dan teroris, yang di baliknya terdapat “negara-negara Islam yang besar dan kuat”: sebuah Islam yang bertujuan untuk menaklukkan dunia dan didorong oleh kekerasan “demi Allah”. dan seolah-olah hubungan ini adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari, yang mana Barat dan Gereja tidak boleh berbuat banyak atau bahkan tidak melakukan apa pun: hanya sedikit di tingkat praktis – cukup dengan mengabaikan sedikit saja tindakan-tindakan melawan terorisme yang direkomendasikan – dan tidak direkomendasikan pada tingkat teoretis. Pada bagian ini, editorial tersebut tampaknya mengatakan bahwa Islam adalah apa adanya dan harus diterima sebagaimana adanya.<ref>{{Cite web |url=http:/ /www.chiesa.espressonline.it/dettaglio.jsp?id=95604&eng=y |title=Jihad Menemukan Pengacara Aneh: "La Civiltà Cattolica" |access-date=2006-11-08 |archive-url=https:/ /web.archive.org/web/20070109022955/http://www.chiesa.espressonline.it/dettaglio.jsp?id=95604&eng=y |archive-date=2007-01-09 |url-status=dead }} </ref>
 
Pada tanggal 10 November 2006, Paus Benediktus mendesak umat Katolik Jerman untuk mendiskusikan iman mereka kepada [[Yesus Kristus]] secara terbuka dengan umat Islam yang tinggal di sana. Paus mengatakan Gereja Katolik Roma memandang umat Islam “dengan rasa hormat dan niat baik. Mereka sebagian besar berpegang pada keyakinan dan ritual agama mereka dengan sangat serius dan memiliki hak untuk melihat kesaksian kita yang rendah hati dan kuat bagi Yesus Kristus”, katanya setelah mencatat bahwa masyarakat Jerman modern sebagian besar telah mengalami sekularisasi. "Untuk melakukan hal ini secara meyakinkan, kita perlu melakukan upaya yang serius. Jadi, di mana pun terdapat banyak umat Islam, harus ada umat Katolik yang memiliki pengetahuan bahasa dan sejarah Gereja yang memadai sehingga mereka dapat berbicara dengan umat Islam."<ref>[https://www .washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/11/10/AR2006111000486.html Paus mendesak umat Katolik Jerman untuk berbicara dengan umat Islam]{{dead link|date=Juni 2021|bot=medic}}{{cbignore| bot=medic}}</ref> Pada bulan yang sama Paus menerima audiensi dengan seorang filsuf Muslim Aljazair yang terkenal karena komitmennya memerangi kebencian agama. “Saya terkesan dengan sambutan dan perhatiannya, saat bertatap muka,” [[Mustapha Cherif]], pakar Islam di [[Universitas Aljir]], mengatakan kepada Zenit News Service.<ref>[http://www.catholic.org/international/international_story.php?id=22005 Filsuf Muslim, Paus Benediktus mengadakan dialog] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061117233610/http://www.catholic .org/international/international_story.php?id=22005 |date=2006-11-17 }}</ref> Paus mengatakan dialog antara umat Kristiani, Muslim, dan [[Yahudi]] sangat penting dan mendesak umat Kristiani di Timur Tengah untuk tidak meninggalkan wilayah tersebut. “Dialog antar agama dan antar budaya bukan sekedar pilihan, namun merupakan kebutuhan penting di zaman kita”, katanya kepada anggota sebuah yayasan dialog antar agama. Umat ​​Kristen perlu menemukan "ikatan yang menyatukan" mereka dengan dua [[monoteisme|agama monoteistik] besar lainnya di dunia].<ref>{{Cite web |url=http://www.sabcnews.com/world/other/ 0,2172,143049,00.html |title=Dialog Muslim-Kristen-Yahudi penting: Paus |access-date=2007-02-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070929124932/ http://www.sabcnews.com/world/other/0,2172,143049,00.html |archive-date=2007-09-29 |url-status=dead }}</ref>
Baris 20:
Paus Benediktus XVI mengutuk [[perang pencegahan]]. Paus berpandangan bahwa invasi ke Irak "tidak memiliki pembenaran moral". Sebagai seorang [[Kardinal (Katolik)|kardinal]], Benediktus sangat kritis terhadap pilihan Presiden [[George W. Bush]] untuk mengirimkan pasukan ke jantung Islam untuk memaksakan [[demokrasi]]. “Kerusakannya akan lebih besar dari nilai-nilai yang ingin diselamatkan”, simpulnya. Ia juga mengatakan bahwa "Konsep perang preventif tidak muncul dalam ''Katekismus Gereja Katolik''."<ref>[http://www.niagarafallsreporter.com/gallagher259.html Kutukan terhadap perang preventif]</ref>
 
Vatikan mengutuk [[eksekusi Saddam Hussein]] sebagai peristiwa yang "tragis" dan memperingatkan bahwa hal ini berisiko mengobarkan semangat balas dendam dan menabur kekerasan baru di Irak. “Hukuman mati selalu menjadi berita tragis, sebuah alasan untuk bersedih, bahkan jika hukuman tersebut berkaitan dengan seseorang yang bersalah atas kejahatan berat,” kata juru bicara Vatikan Pastor Federico Lombardi. "Posisi Gereja (melawan [[hukuman mati]]) sudah sering ditegaskan kembali", katanya. “Pembunuhan terhadap pihak yang bersalah bukanlah cara untuk membangun kembali keadilan dan mendamaikan masyarakat. Sebaliknya, ada risiko bahwa hal itu akan menumbuhkan semangat balas dendam dan menabur kekerasan baru,” ujarnya.<ref>[https:/ /www.thestar.com/News/article/166507 Vatikan menyebut eksekusi Saddam 'tragis']</ref>
 
Pada [[Paskah]], Paus Benediktus XVI menyesali pembantaian yang terus-menerus di Irak dan kerusuhan di Afghanistan dan ia mengecam kekerasan atas nama agama.
Baris 34:
Paus bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran [[Manouchehr Mottaki]] pada bulan Desember dan menyerukan dialog untuk mengatasi konflik, yang tampaknya merujuk pada perselisihan [[Teheran]] dengan Barat mengenai program atomnya. Vatikan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Paus menyampaikan “harapan hangat” dengan Mottaki. “Permasalahan masyarakat selalu diselesaikan melalui dialog, saling pengertian dan dalam perdamaian,” kata Vatikan. Mottaki, dalam audiensi pribadi dengan pemimpin 1.000 juta umat Katolik Roma di dunia, menyampaikan surat kepada Paus dari Ahmadinejad. "Pesan tersebut sepenuhnya non-politis", Ehsan Jahandideh, juru bicara kantor kepresidenan seperti dikutip oleh kantor berita mahasiswa ISNA Iran. "Presiden telah menekankan dalam pesannya bahwa kerja sama agama-agama ilahi akan membantu menyelesaikan masalah umat manusia", itu kata.<ref>[http://za.today.reuters.com/news/newsArticle.aspx?type=topNews&storyID=2006-12-27T153242Z_01_BAN755946_RTRIDST_0_OZATP-POPE-IRAN-20061227.XML&archived=False Pope bertemu Mottaki Iran, mendesak dialog ] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060118143046/http://za.today.reuters.com/news/NewsArticle.aspx?type=topNews |date=2006-01-18 }}</ref>
 
Pada tanggal 4 Mei 2007, mantan presiden Iran [[Mohammad Khatami]] bertemu dengan Paus Benediktus dan mengatakan bahwa luka antara umat Kristen dan Muslim masih "sangat dalam", termasuk luka yang disebabkan oleh pidato kepausan yang kontroversial pada bulan September lalu. Khatami menjadi salah satu ulama Muslim paling terkemuka yang mengunjungi Vatikan sejak pidato kontroversial Paus di Regensburg yang membuat marah umat Islam karena terlihat menghubungkan Islam dan kekerasan. Vatikan mengatakan Khatami dan Paus bertemu selama sekitar 30 menit dan berbicara melalui penerjemah tentang "dialog" tersebut. antar budaya" untuk mengatasi ketegangan saat ini dan mendorong perdamaian. Dalam pembicaraan yang disebut ramah oleh juru bicara tersebut, mereka juga membahas masalah minoritas Kristen di Iran dan Timur Tengah serta mendorong upaya perdamaian seperti konferensi tentang masa depan Irak yang berlangsung di Sharm El-Sheikh, Mesir.<ref>[https:/ /news.yahoo.com/s/nm/pope_khatami_dc Luka Kristen-Muslim masih "sangat dalam": Khatami]</ref> Pada bulan Desember, Presiden Iran [[Mahmoud Ahmadinejad]] mengirimkan pesan Natal kepada Paus yang menyatakan bahwa ia berharap Pesta umat Kristiani akan "membawa kedamaian dan ketenangan, berdasarkan keadilan dan spiritualitas, kepada komunitas internasional." Ia mengatakan kepada Paus bahwa ia berharap tahun baru 2008 akan membawa "penghapusan penindasan, kekerasan, dan diskriminasi."<ref>[http://www.cwnews.com/news/viewstory.cfm?recnum=55582 Pemimpin Iran mengirimkan ucapan Natal kepada Paus]</ref>
 
==Mengenai konflik Timur Tengah==
Baris 78:
Paus Benediktus menyatakan penyesalannya atas segala pelanggaran yang diucapkan oleh kata-katanya: “Bapa Suci sangat menyesal karena beberapa bagian dari pidatonya mungkin terdengar menyinggung perasaan orang percaya," kata Kardinal Sekretaris Negara Tarcisio Bertone dalam sebuah pernyataan.<ref>[https://web.archive.org/web/20070312112038/http://www.telegraph.co.uk/news/main.jhtml? xml=%2Fnews%2F2006%2F09%2F16%2Fupope.xml Paus meminta maaf kepada umat Islam], ''[[Reuters]]'', 16 September 2006</ref><ref>[http://www.nbcnews.com /id/14861689 Paus 'dengan tulus menyesal' karena telah menyinggung umat Muslim], ''[[Associated Press|AP]]'', 16 September 2006</ref> Menurut CNN, komentar Vatikan bukanlah permintaan maaf yang sebenarnya.<ref>{{cite news|title=Paus menunjukkan keprihatinan namun tidak meminta maaf terhadap Islam komentar|work=CNN|date=16 September 2006|accessdate=1 September 2010|url=http://www.cnn.com/2006/ DUNIA/europe/09/16/pope.islam/index.html |archive-url = https://web.archive.org/web/20080518110124/http://www.cnn.com/2006/WORLD/europe/ 16/09/pope.islam/index.html |tanggal arsip = 18 Mei 2008}}</ref>
 
Pada tanggal 17 September 2006, dari balkon kediamannya di Castel Gandolfo di luar Roma, Paus Benediktus secara terbuka menyatakan bahwa ia 'sangat menyesal atas reaksi di beberapa negara' dan menekankan bahwa kata-kata yang 'dianggap menyinggung' bukanlah kata-katanya sendiri. , namun dikutip dari teks abad pertengahan, dan pidatonya dimaksudkan sebagai ajakan untuk berdialog saling menghormati dengan umat Islam, bukan sebagai upaya untuk menyinggung perasaan.<ref>{{cite news| url=http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/europe/5353208.stm | kerja=Berita BBC | title=Paus maaf telah menyinggung umat Islam | tanggal=17 September 2006 | accessdate=22 Mei 2010}}</ref> Beberapa hari kemudian Paus mengadakan pertemuan di kediaman musim panasnya di [[Castel Gandolfo]] dengan sekitar 20 diplomat Muslim. Pada pertemuan ini Paus Benediktus menyatakan "rasa hormat yang total dan mendalam terhadap seluruh umat Islam". Duta besar yang diundang antara lain [[Irak]], [[Iran]], [[Turki]], [[Maroko]], dan banyak negara serta Kelompok Islam lainnya.<ref>{{cite news|url=http:/ /edition.cnn.com/2006/WORLD/europe/09/25/pope.muslims/index.html|title=Pope: 'Rasa hormat yang total dan mendalam terhadap umat Islam|work=CNN|date=25 September 2006|accessdate= 1 September 2010 |archive-url = https://web.archive.org/web/20080413163557/http://edition.cnn.com/2006/WORLD/europe/09/25/pope.muslims/index.html |tanggal arsip = 13 April 2008}}</ref>
 
Bulan berikutnya Paus Benediktus XVI mengambil langkah lain untuk meredakan kemarahan dunia Islam atas pernyataannya tentang perang suci, dengan menambahkan teks aslinya yang menegaskan bahwa kutipan dari seorang kaisar Bizantium abad ke-14 bukanlah pendapat pribadinya. Dokumen asli mengatakan bahwa ucapan kaisar dibuat ''"agak kasar"''. Dalam versi baru, disebutkan bahwa kutipan tersebut dibuat dengan "''kasar yang menurut kami tidak dapat diterima.''" Benedict menambahkan dalam catatan kaki: "''Di dunia Muslim, sayangnya kutipan ini dianggap sebagai ekspresi pribadi saya. posisi ini, sehingga menimbulkan kemarahan yang dapat dimengerti. Saya harap pembaca teks saya dapat segera melihat bahwa kalimat ini tidak mengungkapkan pandangan pribadi saya terhadap Al-Quran, yang karenanya saya menghormati kitab suci sebuah agama besar.''" Dia mengatakan dia mengutip teks tersebut sebagai bagian dari pemeriksaan terhadap ''"hubungan antara iman dan akal"''.<ref>[http://www.twincities.com/mld/twincities/news/breaking_news/15716784.htm Paus menambahkan teks tentang Islam]</ref>