Intervensi Amerika Serikat dalam Perang Saudara Suriah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bashar Al-Dewi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Bashar Al-Dewi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 94:
----------------------------
'''Korban Tahun (2015) :'''
'''Suriah :'''{{br}}200 tewas{{br}}'''Rusia :'''{{br}}23 tewas{{br}}9–15 [[Tentara Bayaran|PMC]] tewas{{br}}'''Iran :'''{{br}}9 tewas{{br}}2 [[Pesawat nirawak|Drone]] Jatuh|casualties3=3,847 Warga Sipil Tewas Akibat Serangan Udara Koalisi{{br}}6,100+ Warga Sipil Tewas Akibat Serangan ISIS}}PadaTak tanggallama 22setelah Septemberdimulainya 2014[[Perang Saudara Suriah]] pada tahun 2011, Amerikapemerintahan Serikat[[Obama]] secaramenjatuhkan resmisanksi melakukanterhadap intervensi[[Suriah]] dalamdan perangmendukung saudarafaksi dipemberontak [[Tentara Pembebasan Suriah]] dengan tujuansecara memerangidiam-diam ISISmemberi sebagaiwewenang bagiankepada dariTimber OperasiSycamore Inherentdi Resolvemana dalam[[Badan perangIntelijen internasionalPusat]] melawan(CIA) ISIS.mempersenjatai ASdan jugamelatih mendukungpara pemberontak. Setelah pendudukan [[ISIS]] di [[Suriah]] dantimur Pasukanpada Demokratikbulan Agustus 2014, [[Amerika Serikat]] melakukan penerbangan pengawasan di [[Suriah]] pimpinanuntuk Kurdimengumpulkan yanginformasi menentangintelijen mengenai [[ISIS]]. Pada bulan September 2014, koalisi pimpinan [[Amerika Serikat]]—yang melibatkan [[Britania Raya]], [[Prancis]], [[Yordania]], [[Turki]], [[Kanada]], [[Australia]], dan presidenlainnya—meluncurkan Suriahkampanye Basharudara almelawan [[ISIS]] dan [[Jabhat Al-AssadNusra]] di [[Suriah]].
 
Tak lama setelah dimulainya perang saudara pada tahun 2011, pemerintahan Obama menjatuhkan sanksi terhadap Suriah dan mendukung faksi pemberontak Tentara Pembebasan Suriah dengan secara diam-diam memberi wewenang kepada Timber Sycamore di mana Badan Intelijen Pusat (CIA) mempersenjatai dan melatih para pemberontak. Setelah pendudukan ISIS di Suriah Timur pada bulan Agustus 2014, Amerika Serikat melakukan penerbangan pengawasan di Suriah untuk mengumpulkan informasi intelijen mengenai ISIS. Pada bulan September 2014, koalisi pimpinan Amerika Serikat—yang melibatkan Inggris, Prancis, Yordania, Turki, Kanada, Australia, dan lainnya—meluncurkan kampanye udara melawan ISIS dan Front al-Nusra di Suriah.
 
Serangan rudal AS di Pangkalan Udara Shayrat pada tanggal 7 April 2017 adalah pertama kalinya AS dengan sengaja menyerang pasukan pemerintah Suriah selama perang, dan menandai dimulainya serangkaian aksi militer langsung oleh pasukan AS terhadap pemerintah Suriah dan sekutunya. melalui serangan udara dan penembakan pesawat, terutama untuk membela Pasukan Demokratik Suriah atau kelompok oposisi Tentara Bebas Suriah yang berbasis di al-Tanf. Pada pertengahan Januari 2018, pemerintahan Trump mengindikasikan niatnya untuk mempertahankan kehadiran militer secara terbuka di Suriah untuk mencapai tujuan politik AS, termasuk melawan pengaruh Iran dan menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Namun, pada tanggal 19 Desember, Presiden Trump secara sepihak memerintahkan penarikan 2.000–2.500 pasukan darat AS di Suriah pada saat itu, yang akan selesai pada tahun 2019. Dengan meningkatnya kekhawatiran mengenai potensi kekosongan kekuasaan, AS mengumumkan pada tanggal 22 Februari 2019 bahwa alih-alih melakukan penarikan total, pasukan darurat yang terdiri dari sekitar 400 tentara AS akan tetap ditempatkan di Suriah tanpa batas waktu, dan penarikan mereka akan dilakukan secara bertahap dan berdasarkan kondisi, dan kembali lagi ke Suriah. terhadap kebijakan kehadiran militer Amerika yang terbuka di negara tersebut.