Peristiwa Rengasdengklok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penyempurnaan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Perbaikan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 9:
Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota [[PETA]] mendukung rencana tersebut.<ref>{{Cite web|last=Gitiyarko|first=Vincentius|date=2020-08-14|title=Peristiwa Rengasdengklok: Kisah Perjuangan Kaum Muda Memproklamasikan Kemerdekaan|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/peristiwa-rengasdengklok-kisah-perjuangan-kaum-muda-memproklamasikan-kemerdekaan/|access-date=2021-06-20|website=Kompaspedia|language=id}}</ref>
 
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, [[17 Agustus]] [[1945]]. Ada dua lokasi pilihan untuk pembacaan teks proklamasi, yaitu Lapangan IKADA (yang sekarang telah menjadi Lapangan Monas) atau rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Rumah Bung Karno akhirnya dipilih untuk menghindari kericuhan antara penduduk dan tentara Jepang karena tentara-tentara Jepang sudah berjaga-jaga di Lapangan IKADA setelah mendapat informasi ada sebuah acara yang akan diselenggarakan di lokasi tersebut. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok. Pada awalnya Bung Karno dan Bung Hatta ditempatkan di sebuah gubuk tua dipinggir kali dekat sawah yang tak layak kondisinya. Atas usulan KH. Darip pejuang dari Klender kepada Soekarni dan kawan-kawan agar Bung Karno dan Bung Hatta ditempatkan ditempat yang layak.“ Heii mengapa Bung Karno dan Bung Hatta kau tempatkan di tempat yang tidak layak”. Ucap KH. Darip.“ kami tempatkan Bung Karno dan Bung Hatta di tempat itu agar tidak terlacak keberadaannya oleh pasukan Jepang ataupun sekutu” ucap Soekarni.“tapi apakah Bung Karno dan Bung Hatta bisa fokus dalam merancang teks proklamasi, ingat saudara, ini akan menjadi sejarah awal mula kebangkitan Bangsa Indonesia, jika Bung Karno dan Bung Hatta tidak fokus dalam membuat teks proklamasi, maka makna kesakralan proklamasi tidak akan tersampaikan, dan semangat kemerdekaan tidak tersampaikan maksimal kepada seluruh rakyat Indonesia”. Ujar KH. Darip dengan menggebu-gebu.“ anda ada benarnya saudara, kalau begitu di mana kita akan menempatkan Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyusun teks proklamasi” balas Soekarni.“ bagaimana jika kita tempatkan Bung Karno dan rombongan ke rumah saudagar Tionghoa yang bernama Djiaw Kie Siong”. Celetuk salah satu seorang yang berada diruang itu. Akhirnya Bung Karno dan Bung Hatta dipindah tempatkan di rumah saudagar Tionghoa tersebut, lalu pada hari kamis tanggal 16 Agustus para pemuda mengibarkan bendera merah putih sebagai tanda persiapan kemerdekaan Indonesia.